Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH HADIS TARBAWIH

"Cita-Cita Dan Harapan Pelajar"

Dosen Pengampu : Zakiah. M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 6 (enam) :


1. Putri Marina (23561050)
2. Tiara Utari (22561064 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr., Wb.
Segala puji atas kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul : Cita –cita dan harapan
pelajar yang dibimbing oleh Bapak Zakiah. M.Ag

Dalam proses penyajiannya, makalah ini berusaha disusun dengan baik dengan
sejumlah sumber yang kami gunakan untuk membantu dalam memahami materi yang
menjadi fokus kajian ini. Kemudian, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Selain itu, kami
juga mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini kedepannya dan
membangun pola pikir yang baik dan benar.Demikianlah makalah ini kami susun, kami
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr., Wb.

Curup, 16 September 2023

Pemakalah

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2
A. Cita-Cita Pelajar
B. Tujuan Pendidikan
C. Kesuksesan Ilmu
D. Mejadi Ulama
BAB III PENUTUP ...................................................................................................17
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 17
DAFTARPUSTAKA……………………………………………………..…….......18

BAB I

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cita-cita, tujuan, dan harapan setiap anak didik sejak kecil perlu ditumbuhkan
dalam pendidikan, agar sejak dini anak didik terarah, kemampuan, hobi dan bakatnya
terutama pada jenjang pendidikan yang akan dilaluinya. Setiap aktivitas yang dilalukan
manusia harus ada harapan dan tujuan, tak ada manfaatnya sebuah aktivitas tak ada arah
tujuan yang dicita-citakan, apalagi berurusan dengan pendidikan. Manusia yang hidup
memang harus mempunyai cita-cita, tujuan dan harapan yang menggairahkan semangat
kerja , semangat usaha, dan semnagat belajar dan bekerja. Tak berarti orang hidup tanpa
cita-cita, tanpa tujuan, dan tanpa harapan dampaknya membuat lemah semangat belajar
dan semnagt etos kerja. Sebagian orang mengatakan, bahwa hidup tanpa cita-cita
bagaikan langit tanpa bintang. Cita-cita yang digantung seorang pelajar hendaknya lebih
tinggi dan lebih besar, jangan lebih kecil. Cita-cita yang besar iniah yang akan membuat
seseorang menjadi besar. Syair Arab mengatakan:
ُّ ‫ي‬
‫والز َح ِل‬ َّ ‫ َو ِه ًّمتُهُ فَ ْوق الثُّ َر‬# ‫ال‬
ِ َ‫ُكنْ َر ٌجالً ِر ْحلُهُ ت َْحتْ ا ْل ِجب‬
Jadilah engkau seorang sekailpun kakinya di bawah gunung, tetapi cita-citanya di
atas bintang tsuraya dan zuhal.
Untuk mendalami hadis tentang cita-cita dan harapan bagi pelajar berikut ini akan
dipaparkan secara tematik yaitu cita-cita pelajar, ingin menjadi mukmin yang kuat dan
kesuksesan ilmu sehingga menjadi orang yang berguna.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu cita-cita pelajar?
b. Apa tujuan pendidikan?
c. Apa itu kesuksesan ilmu?
d. Bagaimana mejadi ulama?
C. Tujuan Masalah
a.Untuk mengetahui hadist cita-cita
b.Untuk mengaetahui tujuan pendidikan
c. Untuk mengetahui kesuksesan ilmu
d. Untuk mengetahui menjadi ulama

BAB II

4
PEMBAHASAN
A. CITA-CITA PELAJAR
a. Hadist cita-cita
ً‫اال‬bb‫اهُ هللاُ َم‬bbَ‫ ٌل اَت‬b‫ َد ِإالَ فِي ا ْثنَتَ ْي ِن َر ُج‬b ‫س‬ َ ‫ا َل النَّبِ ٌّي‬bbَ‫ ق‬: ‫ال‬bbَ‫ ُعو ٍد ق‬b ‫س‬
َ ‫ ِه َو‬b ‫لَّى هللا َعلَ ْي‬b ‫ص‬
َ ‫لَ َم الَ َح‬b ‫س‬ ْ ‫عَنْ َع ْب ِدهللاِ بْنَ َم‬
ِ ‫ق َو َر ُج ٌل اتَاهُ هللا ا ْل ِح ْك َمةَ فَ ُه َو يَ ْق‬
)‫ضي بِ َها َويُ َعلِّ ُم َها ( متفق عليه‬ ُ َ‫ف‬
َ ‫سلِّطَ َعلَى َهلَ َكتِ ِه فِى‬
ِّ ‫الح‬

b. Kosakata ( mufrodat)
1. ‫س َد‬
َ ‫ َل َح‬: Tidak ada iri yang diperbolehkan, maksud iri disini adalah ghitbah
tidaksyar'i yaitu berharap memiliki nikmat yang dimiliki orang lain
ُ َ‫ ف‬: Dikuasakan, dimungkinkan dibelanjakan
2. َ‫سلِّطَ َهلَ َكتِه‬
3. ‫ق‬
ِّ ‫الح‬
َ ‫ فِي‬: Pada berbagai kebaikan
4. َ‫ ال ِح ْك َمت‬: Ilmu yang bermanfaat, ilmu syar', Al-Qur'an
5. ‫ضي بِ َها‬ ِ ‫ َي ْق‬: Mengamalkan, berhukum dan berfatwa sesuai dengan tuntutannya.
c. Terjemahan
Dari abdullah bin Mas'ud berkata : rasullulah SAW bersabda: "Tidak iri (hasut)
yang diperbolehkan, kecuali pada orang; seseorang yang diberi kekayaan oleh Allah, lalu
dia kuasakan atas kebelanjaaanya pada jalan kebenaran. Dan seorang yang diberi hikmah
(Ilmu yang bermanfaat) oleh allah SWT, ia amalakan dan ia ajarkannya kepada orang
lain". (HR. Muttafaq Alayh).
d. Penjelasan (Srarah Hadus)
Hadis ini menjelaskan ada dua hasut (iri hati) yang diperbolehkan dalam islam.
Pertama, harta benda seseorang yang didermakan di jalan Allah. Kedua, ilmu
pengetahuan yang dimilki seseorang dan kemudian diamalkan dan dajarkan. Hasut atau
iri disini diartikan ghitbah yang diperbolehkan bukan Syar'i yang terlarang. Ghitbah .
َ ِ‫تَ َمنِّى ا ْل َم ْر ِءأنْ لَهُ ِم ْثلُل َه ِذ ِه النِّ ْع َم ِة َم َع بَقَا ِئ َها ل‬
‫صا ِحبِ َها‬
Cita-cita seseorang memiliki nikmat ini seutuhnya serta utuhnya nikmat itu bagi
pemiliknya
Berbeda iri atau hasut syar'i yang terlarang, yaitu:
‫ال النِّ ْع َم ِة ِمنْ َغ ْي ِر ِه‬ َ ‫تَ َّمنِّى‬
ِ ‫زَو‬
Mengharapkan lenyapnya nikmat dari orang lain
Iri Ghitbah seperti di atas diperintahkan bagi setiap orang karena termasuk bagian
dari berbalap dalam kebaikan ( fastaqul hayrat), terutama bagi pelajar perlu mempunyai
cita-cita yang tinggi supaya dapat memotivasi hidup dalam perjuangan mencapai cita-cita

5
yang tinggi itu. Dalam pepata arab sebagaiman di atas dikatakan "Jadilah engkau
seseorang manusia sekalipun kakinya di bawah gunung tetapi cita-citanya di atas binta
sturayyu dan zuhal". Dalam mendidik anak sejak kecil perlu ditumbuhakan cita-cita, agar
dapat mendorong lebih giat belajarnya dan terarang jenjang serta jurusan pendidikan yang
akan diempuh.
Iri ghitbah identik dengan cita-cita atau harapan yang menjadi orang sukses
seperti oarang lain yang telah sukses. Cita-cita yang diinginkan konkrit karena telah
melihat bukti nyata ditengah-tengah masyarakat. Sebagimana yang telah disebutkan
dalam hadis ada dua macam bentuk iri atau cita-cita yang diinginkan, yaitu:
1. Ingin menjadi seseorang yang sukses dalam harta
Pada hadis di atas disabdakan Nabi SAW:
‫ق‬
ٌ ‫الح‬ ُ َ‫َر ُج ٌل أتَا هُ هللا َما الَ ف‬
َ ‫س ْلطَ َعلَى َهلَ َكتِ ِه ِفى‬
"Ssungguhnya seseorangyang diberi kekayaan harta oleh Allah, lalu dikuasakan
atas belanjakannya pada jalan kebenaran."
dalam Bukhari dan Ahmad riwayat Ibnu Umar menggunakan redaksi:
‫فَ ُه َو يُ ْنفِقُهُ اَنآ َء النَّ َها ر‬
"ia dermakan seanjang malam dan sepanjang siang."

Harta itu didermakan di jalan kebaikan sepanjang waktu, seluruh hartanya baika
yang kecil maupun yang besar didermakn di jalan Allah. Bukan untuk maksiat dan bukan
untuk disia-siakan yang tidak ada manfaat dunia akhirat.
Seseorang boleh berkeinginan menjadi seseorang yang sukses dalam usaha, sukses
dalam materi, kemudian ia bisa membelanjakannya ke jalan kebaikan dan kebenaran.
Dalam Islam harta itu selain dibelanjakan untuk kepentingan pribadi juga kepentingan
keluarga secara seimbang dan adil. Harta itu selain dibelanjakan untuk keluarga juga
untuk kepentingan sosial di jalan Allah. Seorang anak boleh mempunyai cita-cita ingin
menjadi pengusaha yang sukses yang mendermkan hartanya ke jalan kebaikan seperti
orang itu. Anak juga boleh mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang dokter, insyinyur,
menteri, gubernur, bahkan presiden sekalipun, dan lain-lain. Harta dan jabatan itu nanti
akan dibelanjakan ke jalan kebaikan atau untuk membantu sosial keagamaan seperti
membantu pembangunan mesjid, mushola, pesantren, madrasah, fakir miskin, dan yatim
piatu.
2. Ingin Menjadi Orang Sukses dalam Ilmu
Rasullulah SAW. Menjelaskan yang diperbolehkan kedua sebagai berikut
6
ِ ‫َر ُج ٌل اَتَاهُ هللا ال ِح ْك َمةَ فَ ُه َو َي ْق‬
‫ضي بِ َها َويُ َعلِّ ُم َها‬
"Dan seseorang yang diberi hikmah (ilmu yang bermanfaat) oleh Allah SWT, ia
amalkan dan ia ajarkan kepada oranglain."
Cita-cita kesuksesan ilmu dalam Hadis di atas jatuh pada urutan kedua sesuai
dengan cita-cita dan keinginan manusia pada umumnya. Mayoritas memreka lebih
berpihak pada sukses dalam materi atau jabatan daripada ilmu., padahalah kesuksesan
ilmu ini sebagian kunci kesuksesan yang lain termasuk materi juga. Cita-cita menjadi
ilmuan dan ulama sebagai kunci suatu kesuksesan atau keberhasian baik duniawi
amaupuk ukhrawi.
Iri yang diperbolehkan kedua adalah bercita-cita ingin seperti orang yang diberi
ilmu yang banyak dan bermanfaat, diamalkan dan diajarkan kepada orang lain. Makna al-
hikamh dalam Hadis di atas diartikan juga Al-Qur'an sebagiamana riwayat Ibnu Umar:
‫ فَ ُه َويَقُو ُم ِب ِه اَنَاء اللَّ ْي ِل َو انَا َءالنَّ َهار‬, َ‫َر ُج ٌل اَتَاهُ هللا القُ ْراَن‬
"Seseorang diberi Al-Qur'an oleh Allah SWT, ia beribadah dengannya sepanjang
malam dan siang".
Orang itu disibukkan membaca Al-Qur'an siang malam baik dibaca di dalam
maupun di luar shalat. Cita-citanya ingin menjadi penghafal Al-Qur'an atau ahli membaca
Al-qur'an yang dibaca terus-menerus. Dua perowi di atas dapat dikompromikan cita-cita
yang diingankan adlah ahli membaca Al-Qur'an sekaligus ahli ilmu yang paham
kandungan Al-Qur'an mengamalkan ilmunya dan mengamalkan kepada orang orang lain.
Ini adalah cita-cita yyang paling tinggi dan yang paling baik diantara sekalian cita-cita
karena dapan menggabungkan dua cita-cita unggulan yakni Ilmu dan Al-Qur'an.
Keduanya saling sinergi Al-Qur'an ahli ilmu dan ilmu memperkuat kebenaran Al-Qur'an.
Disamping itu keduanya menjadi kunci keberhasilan kesuksesan lain baik kesuksesan
duniawi dan ukhrawi.
5. Pelajaran yang Dipetik dari Hadis
a. Iri hati di sini dimaksudkan Ghitbah, yang memiliki cita-cita kebaikan seperti
yang dimiliki orang lain adalah suatu anjuran dalam agama dan bagian dari berlomba
dalam kebaikan (fastabiqul Khoirat).
b. Anjuran memiliki cita-cita tinggi bagi para pelajar agar dapat memotivasi
meraihnya dengan belajar yang sungguh-sungguh.
c. Dengki yang tercela mengharapkan hancurnya nikmat orang lain adalah sebuah
penyakit sosial yang berbahaya dan mengancam tegaknya persatuan uamt.
d. Anjuran bersifat murah tidak bakhil terhadap harta yang telah diberikan Allah.
7
e. Anjuran mempelajari ilmu yang bermanfaat diamalkan dan dianjarkan.
f. Biografi Singkat Perawi Hadis Sahabat
Dia adalah Abu Abdurrahman Al Hudzali Al Makki Al Muhajirin Al Badri,
pemimpin bani Zuhrah.Dia sosok imam yang memiliki segudang ilmu dan
berpemahaman mendalam.Dia termasuk salah sahabat yang pertama kali masuk Islam,
penghulu para ulama, pejuang perang Badar, sahabat yang melakukan hijrah dua kali,
memperoleh harta rampasan pada waktu perang Yarmuk, memiliki banyak keistimewaan,
dan banyak meriwayatkan ilmu.Ibnu Mas’ud wafat di Madinah dan dikubur di Baqi’ pada
tahun 32 Hijriyah dalam usia 63 tahun.1
B. TUJUAN PENDIDIKAN
‫ف َوفِي‬ ٌ ‫وي َخ ْي ٌر َوَأ َح‬
َ ‫ؤ ِم ِن‬bb‫ب اِلَى هللاِ ِمنَ ال ُم‬
ِ ‫ ْي‬b ‫الض‬ ُّ َ‫سلَّ َم ال ُمؤ ِمنُوا ْلق‬ ُ ‫عَنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َر‬
َ ‫سول هللا َعلَ ْي ِه َو‬
‫ٌك ِّل َخ ْي ٌر‬
َ ‫ستَ ِعنْ ِباهَّلل ِ َوالَ تَ ْع َج ْز َوِإنْ َأ‬
ْ‫ا َذا َولَ ِكن‬bb‫صابَكَ ش َْي ٌء فَالَ تَقُ ْل لَ ْو انِّي فَ َع ْلت َكان َكاذا َو َك‬ ْ ‫ص َعلَي َما يَ ْنفَ ُع َك َوا‬
ْ ‫اح ِر‬
ْ
‫قُ ْل قَ َد ُر‬
َ ‫هللاِ َو َما شَا َء فَ َع َل فَاِنَّ لَ ْو تَ ْفت َُح َع َم َل‬
)‫ش ْيطَا ِن (رواه مسلم‬
1. Kosakat (Mufrodat)

ُّ َ‫ ا ْلق‬: Kuat baik jasmani maupun rohani lawan dari al-dho'if


‫وي‬
‫ ِّل‬b‫ َوفِي ُك‬: pada masing-masing dari keduanya yakni mukmin kuat dan mukmin
lemah
‫ص‬
ْ ‫اح ِر‬
ْ : usakan sungguh-sungguh
‫ تَ ْف َج ْز‬: lemah
‫صابَ َك ش َْي ٌء‬ َ َ‫ َواِنْ ا‬: dan jika engkau ditimpa musibah
‫ قُ ْل قَ َد ُرهللا‬: katakanlah itu sudah ketentuan Allah
ِ َ‫ش ْيط‬
‫ان‬ َ ‫ تُ ْفت َُح َع َم َل ال‬: membuka perbuatan setan
2. Terjemahan
Dari Abu Hurairah r.a berkata :Rasullulah SWA bersabda: "Seorang mukmin yang
kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang sungguh-sungguh mengerjakan
sesuatu yang berguna bagi enkau, mintalah bantauan pada Allah dan janganlah engaku
lemah. Jika engaku terkena musibah janganlah engakau mengatakan: andaikan
sayaberbuat niscaya begini. Akan tetapi katakkanlah : Telah ditakdirkan Allah dan

1
Marimba, Ahmad D. 1974. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-
Ma'arif.hal 112-113

8
sesuatu yang dikehehndaki Allah pasti terjadi. Sesungguhnya kata "andai kata"
mmembuka perbuatan setan." (HR. Muslim).
3. Penjelasan
Pesan penting dari hadis di atas adalah membentuk manusia yang kuat atau
berkualitas baik dari segi jasmani maupun rohani.mukmin berkualitas ini lebih baik dan
lebih dicintai Allah SWT daripada mukmin yang lemah.
ٌ ‫وي َخ ْي ٌر َوَأ َح‬
‫ب اِلَى هللا‬ ُّ َ‫ال ُمؤ ِمنُوا ْلق‬....ِ
"mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah..."
Al-Qhurthubiy menjelaskan makna mukmin kuat dalam kitab Dalil All-Falihin
adalah mukmin yang kuat badan dan jiwanya serta kuat cita-citanya untuk melaksanakan
tugas-tugas ibadah seperti haji, berpuasa, dan amar ma'ruf anhi mungkar. Al-Sundiy
pensyarah Sunan Ibnu Majah menjelaskan makna mukmin yangkuat adalah kuat dalam
berbuat kebaikan , kuat bertahan dalam melakasanakan taat, kuat sabar ketika tertimpa
musibah dan bangkit menagtur maslahat dengan memperhatikan berbagi sebab dan
berpikir tentang akibat. Imam Al-Nawawi dalam Syarah Muslim menyatakan makna kuat
disini adalah memiliki jiwa yang kuat bercita-cita dalam rusan akhirat, segera berjiahad
atau berjuang melawan musuh, kuat bercita-cita dalam amar ma'ruf nahi mungkar, sabar
atas segala penderitaan, mencintai shalat puasa dan ibadah lain, serta memeliharanya
sebaik mungkin.
Hadis di atas mendidik manusia agar menjadi orang yang kuat baik kuat fisik,
mental, jasmani dan rohani. Sebagaiman firman Allah SWT dalam Q.S Al-Anfaal (8):60.
‫ ِرينَ ِمنْ دُونِ ِه ْم اَل‬b‫آخ‬ َ ‫ ُد َّو ُك ْم َو‬bَ‫ ُد َّو هَّللا ِ َوع‬bَ‫ ِه ع‬bِ‫ونَ ب‬bُ‫ل ت ُْر ِهب‬b ْ ‫ا‬b‫ دُّوا لَ ُه ْم َم‬b‫َوَأ ِع‬
ِ ‫ا ِط ا ْل َخ ْي‬bَ‫ َّو ٍة َو ِمنْ ِرب‬bُ‫تَطَ ْعتُ ْم ِمنْ ق‬b‫اس‬
َ‫سبِي ِل هَّللا ِ يُ َوفَّ ِإلَ ْي ُك ْم َوَأ ْنتُ ْم اَل تُ ْظلَ ُمون‬
َ ‫تَ ْعلَ ُمونَ ُه ُم هَّللا ُ يَ ْعلَ ُم ُه ْم ۚ َو َما تُ ْنفِقُوا ِمنْ ش َْي ٍء فِي‬
"Dan siapkanlah untuk menghadpi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan kuda-kuda yang di tambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah, msuhmu dan orang-orang."
Bahkan secara khusu Al-Qur'an mengingatkan mendidik anak keturunan masa
depan yang kuat dan berkualitas sebagaiman firman Allah dalam Q.S.an-Nisa (4): 9:
‫س ِديدًا‬ ِ ً‫ش الَّ ِذينَ لَ ْو ت ََر ُكوا ِمنْ َخ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬
َ ‫ض َعافًا َخافُوا َعلَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّقُوا هَّللا َ َو ْليَقُولُوا قَ ْواًل‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainyameninggalkan di
belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraa )
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar."

9
Tujuan kepribadian islam membentuk kepribadian anak didik yang kuat jasmani,
rohani, dan nafsaninya (jiwa) yakni kepribadian Muslim yang dewasa. Sesuai dengan
penegertian pendidikan agaa Islam itu sendiri yaitu, bimbingan atau pertolongan yang
dilakukan secara sadar oleh si pendidik yang terhadp perkembangan jasmani dan rohani si
terdidik ke arah kedewasaan menuji terbentuknya kepribadian Muslim.

‫َوفِي ٌك ِّل َخ ْي ٌر‬


"dan masing-masing adalah baik."
Maksudnya masing-masing dari mukmin qawiy dan mukmin dha'if adalah baik,
karena keduanya masih mempunayai iman walau kadar imannya berbeda dan kadar
dha'ifnya berkurang. Kemudian nabi menjelaskan kiat-kiat menjadi mukmin kuat sebagai
berikut:
ْ ‫ص َعلَي َما َي ْنفَ ُع َك َوا‬
‫ستَ ِعنْ بِاهَّلل ِ َوالَ تَ ْع َج ْز‬ ْ ‫اح ِر‬
ْ
"Usahakan sungguh sungguh mengerjakan sesuatu yang berguna bagi engkau,
mintalah bantuan kepada Allah dan janganlah engkau lemah."
Maknanya mukmin kuat hendaknya menggabungkan antara usaha dan tawakal.
Usaha lahirdan batin berusaha melakukan sesuatu yang bermanfaat disertao dengan
berdo'a mohon pertolongan kepada Allah agar dapat melaksankannya dengan baik
kemudian diserahkan kepada Allah. Al- Nawawi memberikan syarah pada Hadis ini,
usahakan sungguh-sungguh dalam melaksanakan dan mencintai taat kepada Allah dan
mohonlah pertolongan kepada Allah untuk dapat melaksanakannya. Janganlah engkau
lemah dalam melaksanakan taat dan malas meminta pertolongan untuk dapat
melaksankannya. Usahakan sunggu-sungguh untuk mendapatkan sesuatu yang
bermanfaat baik dalam urusan agama, keluarga dan akhlak yang baik. Minta tolonglah
kepad-Nya kemudian serahkan kepada-Nya jangan hanya kepada ushamu. Barang siapa
ditolong oleh Allah pasti ia tertolong.
Jangan engaku lemah untuk melakukan semua itu. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulakan bahwa orang mukmin kuat adalah yang menggabungkan antara usaha dan
berdo'a, antara percaya diri dan percaya kepada Allah, antara usaha lahir dan batin.
Berbeda dengan mukmin yang lemah bermalas-malasan tidak ada usaha dan tidak mau
bekerja dan tidak minta pertolongan kepada Allah atau hanya menunggu takdir Allah
tanpa ada usaha sungguh-sungguh. Lanjut sabda nabi SAW kiat orang mukmin kuat
sebagai berikut:
َ ‫َوِإنْ َأ‬
‫صابَ َك ش َْي ٌء فَالَ تَقُ ْل لَ ْو انِّي فَ َع ْلت َكان َكاذا َو َكا َذا‬
10
"Jika engkaau terkena sesuatu musibah, jangan engkau mengatakan Andaikan
saya berbuat begini niscaya begini."
Ini merupakan sabda Nabi untuk menjadi mukmin yang kuat. Jika kamu tertimpa
musibah atau suatu bencana yang kamu katakan, andai kata saya belajar saya lulus, andai
kata saya rajin saya sukses, andai kata saya tidak keluar saya selamat, andai kata... Anadai
kata..itu semua ungkapan orang lemah bauka orang kuat. Maksud andai kata disini adalah
menyesalli perbuatan yang telah lewat untuk mwnhindar atau menolak takdir. Orang kuat
kan mengatakan:
‫َولَ ِكنْ قُ ْل قَ َد ُرهللاِ َو َما شَا َء فَ َعل‬
"Akan tetapi katakanlah: telah ditakdirkan Allah dan sesuatu yang dikehendaki
Allah pasti terjadi."
Semuayang terjadi sudah takdir atau ketentuan Allah. Dalam kitab Riyadh al-
Slaihin dibaca: ِ‫ ْل قَ َد ُرهللا‬b ُ‫ ق‬maknanya sama katakanlah sudah ditakdirkan Allah. Semua
musibah yang menimpa kepadanya telah ditentukan Allah da diserahkan kepada-Nya,
tidak ada penyesalan kemudian karena sudah ada usaha yang maksimal. Orang mukmin
yang kuat bersunguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan sunnah Allah,
kemudian diserahkan kepada Allah. Orang mukmin kuat merasa tenang menghadapi
musibah, bersyukur ketika selamat dari musibah dan tenang jika tertimpa musibah karena
banyak berserah diri kepada ketentuan Allah.2
Kata "andaikan" tidak menolong untuk mengurangi penderitaan, malah akan
menimbulkan penyesalan belaka berbeda dengan penyerahan takdir, kalimat itu akan
memutuskan godaan setan sebagaimana sabda Nabi berikutnya:
َ ‫فَاِنَّ لَ ْو تَ ْفت َُح َع َم َل‬
‫ش ْيطَا ِن‬
"sesungguhnya kata "andai kata" membuka perbuatan setan."
Kata "andai kata " maknanya menyesali perbuatan ang telah lewat membuka
perbuatan setan yaitu menolak takdir Allah kemudian tergoda dan membuat orang itu
menjadi lemah dan steess, tidak membuatmaju dan kuat. Al-Qadhi Iyat mengatakan
sebagian ulama mengatakan: larangan berkata andaikan atau andai kata di sini bagi orang
yang berkeyakinan secara mantap bahwa ia melakukan suatu perrbuatan begini pasti
selamat. Adapun orang yang mengembalikan semua ini kehendak dari Allah, bahwa

2
http.cara-global.blogspot.co.id/2011/02/abdullah-bin-masud.html, diakses tanggal
09/18,2023 pukul 19.30 wib

11
musibah tidak akan menimpa kepada melainkan kehendak Allah tidak termasuk larangan
dengan alasan kata Abu Bakar As-Shidiq ketika dalam gua bersama Nabi:
َ ‫أح َد ٌه ْم َرفَ َع َرأ‬
(‫سهُ لَ َر انَآ‬ َ َّ‫) لَ ْو اَن‬

"Andai kata salah diantara mereka mengangkat kepalanya niscaya melihat kita,"
Al-Qadhi menjawab, sebagian hujah di atas lemah karena pemberitaan Abu Bakar
As-Sidiq di atas untuk ke depan bukan karena menolak takdir setelahnya. Demikian juga
hadis-hadis Nabi yang menggunakan kata andai kata (lau). Semuanya menujuk dan
menata masa depan yangg lebih baik bukan menolak takdir.
Orang mukmin yang kuat mengetahui kegagalan itu takdir Allah dan ia tidak
putus rahmatya. Disitulah timbul jiwa optimis untuk melanjutkan perjuangan utnuk
meraih tujuan dan cita-citanya dengan semangat baru yang bersandar pada rahmat-Nya.
Hadis di atas mendidik kepada kita agar supaya tidak lemah semangat dalam perjuangan
hidup dan selalu melakukan perbaikan-perbaikan, sesuai dengan sunatulloh yang berlaku
pada makhluknya sehingga mencapai tujuan pendidikan yaitu kepribadian muslin yang
lahir dari batin, jasmani dan rohani.
4. Pelajaran yang Dipetik dari Hadis
a. Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia mukmin yang berkualitas
jasmani dan rohani.
b. Mukmin berkualitas adalah mukmin yang mampu ber-mujahadah
(mengendalikan) hawa nafsu dan taat berbuat manfaaat baik untuk dirinya dan orang lain.
c. Muknin berkualitas iamnnya menggabungkan usaha lahir dan batin, berusaha
keras dan memohon pertolongan kepada Allah.
d. Mukmin berkualitas ketika tertimpa musibah berusaha antara mengobati dan
berserah diri kepada takdir Tuhan tanpa penyesalan.
5. Biografi Singkat Perawi Hadis Sahabat
Menurut pendapat mayoritas, nama beliau adalah 'Abdurrahman bin Shakhr ad
Dausi. Pada masa jahiliyyah, beliau bernama Abdu Syams, dan ada pula yang
berpendapat lain. Kunyah-nya Abu Hurairah (inilah yang masyhur) atau Abu Hir, karena
memiliki seekor kucing kecil yang selalu diajaknya bermain-main pada siang hari atau
saat menggembalakan kambing-kambing milik keluarga dan kerabatnya, dan beliau
simpan di atas pohon pada malam harinya. Tersebut dalam Shahihul Bukhari, bahwa Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memanggilnya, “Wahai, Abu Hir”.

12
Ahli hadits telah sepakat, beliau adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan
hadits. Abu Muhammad Ibnu Hazm mengatakan bahwa, dalam Musnad Baqiy bin
Makhlad terdapat lebih dari 5300 hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu.
Selain meriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau Radhiyallahu
'anhu juga meriwayatkan dari Abu Bakar, Umar, al Fadhl bin al Abbas, Ubay bin Ka’ab,
Usamah bin Zaid, ‘Aisyah, Bushrah al Ghifari, dan Ka’ab al Ahbar Radhiyallahu 'anhum.
Ada sekitar 800 ahli ilmu dari kalangan sahabat maupun tabi’in yang meriwayatkan
hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dan beliau Radhiyallahu 'anhu adalah orang
yang paling hafal dalam meriwayatkan beribu-ribu hadits. Namun, bukan berarti beliau
yang paling utama di antara para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Imam asy Syafi’i berkata,"Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu adalah orang yang
paling hafal dalam meriwayatkan hadits pada zamannya (masa sahabat).”
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu masuk Islam antara setelah perjanjian
Hudaibiyyah dan sebelum perang Khaibar. Beliau Radhiyallahu 'anhu datang ke Madinah
sebagai muhajir dan tinggal di Shuffah.
Amr bin Ali al Fallas mengatakan, Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu datang ke
Madinah pada tahun terjadinya perang Khaibar pada bulan Muharram tahun ke-7 H.
Humaid al Himyari berkata,"Aku menemani seorang sahabat yang pernah
menemani Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam selama empat tahun sebagaimana
halnya Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.” Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
mendo’akan ibu Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, agar Allah memberinya hidayah untuk
masuk Islam, dan do’a tersebut dikabulkan. Beliau Radhiyallahu 'anhu wafat pada tahun
57 H menurut pendapat yang terkuat.

C. KESUKSESAN ILMU
‫ا‬bb‫ا فِ ْي َه‬bb‫و نُ َم‬bb‫ةٌ َم ْل ُع‬bَ‫و ن‬b
ْ b‫ا َم ْل ُع‬bbَ‫سلَ َم يَقُ ْو ُل اَآل اِنَّ ال ُد ْني‬
َ ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫س ْو ُل هللا‬ َ ‫عَنْ اَبِي ه َُر ْي َرةَ يَقُ ْو ٌل‬
ُ ‫س ِمعْتُ َر‬
‫اِالَّ ِذ ْك ُر هللاِ َو َما‬
)‫ حديث حسن‬:‫َواالَهُ َوعَا لِ ُم اَ ْو ُمتَ َعلِّ ٌم ( رواه الترمدي وقال‬
1. Kosakata
ٌ‫ َم ْل ُع ْو نَة‬: terkutuk, terlaknat, jauh dari rahmat Allh
ُ‫ا َواالَه‬bbb‫ َو َم‬: dan sesuatu yang dicintai-Nya (taat kepada-Nya), sesuatu yang
mendekati atau menyerupai zikir seperti ingat kebaikan dan mematuhi perintah serta
larangan.
13
2. Terjemahan
Dari Abu Hurairah r.a. Berkata aku mendengar Rasullulah SAW bersabda:
"Ingatlah bahwa dunia ini terkutuk dan semua yang ada di dalamnya juga terkutuk,
kecuali dizikrullah dan sesuatu yang dicintai-Nya, orang alim (orang yang berilmu, dan
orang yang belajar ilmu." (HR. al-Tirmidzi dan ia berkata Hadis ini Hasan)
3. Penjelasan (Syarah Hadis)
Hadis ini bimbingan Rasullulah SAW terhadap umatnya, bagaimana bersahabat
dengan dunia atau harta benda yang ada di sekitarnya. Dunia dan harta benda tidak
seluruhnya membahagiakan manusia dan tidak seluruhnya menyelamatkan manusia dari
penderitaan. Oleh karena itu, dunia dan harta benda yang telah dimiliki akan diminatai
pertanggung jawaban disisi Allah nanti, dari mana dan untuk apa harta itu dimiliki. Jika
diperolehnya dengan benar dan dibelanjakannya dengan benar bahkan di jalan Allah
maka ia akan mendapatkan limpahan pahala yang benar, tetapi jikan sebaiknya, cara
memperoleh dan membalanjakannya tidak benar atau di jalan setan bukan di jalan Allah
akan mendapatkan ancaman yang besar pula.
Pada hadis di atas menjelaskan bagaiman kaitannya dengan pelajar yang menuntut
ilmu atau para guru yang mengajarkannya. Bolehkah menunutut ilmu atau
mengajarkannya dengan motivasi ingin mendapatkan atau ingin mencapai harta benda
dunia.
Rasullah SAW
‫اَآل اِنَّ ال ُد ْنيَا َم ْل ُع ْو نَةٌ َم ْل ُعو نُ َما فِ ْي َها‬
"Ingatlah, bahwa dunia ini terkutuk, dan semua yang ada didalamnya juga
terkutuk."
Kata ingatlah ( ‫ )اَآل‬huruf pembuka (istiftah) faedahnya untuk memperkuat isi
kalimat setelahnya, agar audiensi lebih memerhatikan apa yang kan disampaikan. Maksud
dunia ini terkutuk adalah dibenci oleh Allah atau diajuhkan oleh rahmat Allah. Demikian
juga isinya seperti kemewahan harta benda, jabatan dan wanita atau semuanya terkutuk.
Dalam kitab Tuhfat al-Ahwadzy, al-Manawiy menjelaskan makna terkutuk ( mal'uanh)
adalah ditinggalkan dan dijauhi atau ditinggalkan para nabi dan orang-orang pilihan
sebagaimana disebutkan dalam khabar. "bagi mereka dunia dan bagi kami akhirat." dunia
ini terlaknat karena ia menipu hawa nafsu seseorang dengan kehidupan dan kelezatannya
kemudian memalingkkannya dari ibadah.
Harta benda pada umumnya menjauhkan Allah, melupakan Allah dan tidak
mendamaikan persaudaraan. Harta yang seperti ini tidak memenangkan hati dan tidak
14
membahagiakan dunia akhirat. Bahkan akan merusak dan membinasakan pemiliknya.
Kecuali yang disabdakan Rasullulah dalam sabda berikutnya, yaitu:
‫اِالَّ ِذ ْك ُر هللاِ َو َما االَهُ َوعَا لِ ُم اَ ْو ُمتَ َعلِّ ٌم‬
"Kecuali zikrullah dan sesuatu yang dicintai-Nya, orang alim (orang yang
berilmu)dan orang yang belajar ilmu."
Sebagian riwayat seperti riwayat Ibnu Majah dabaca nashab/fatah dan
menggunakan waw pada lafal 'aliman wa mata'alimun dihubungkan ( di-'athafkan) pada
lafal dzikrulah yang menjadi mutasna bi illa. Maknanya dunia terkutuk dan dunia yang
tercela selain tiga hal sebagai berikut:
a. Dunia yang disertai zikir kepada Allah, artinya dunia yang mengingat kepada
Allah. Misalnya memiliki harta kekayaan dikeluarkan zakat dan sedekahnya. Harta yang
dikeluarkan zakat dan sedekahnya tidak dikutuk Tuhan tetapi justru dicintai-Nya.
b. Sesuatu yang mendekati zikir atau yang dicintai Allah, yakni amal shaleh dan
sesamanya seperti menjalankan segala perintah dan menjauhkan segala larangan-Nya. Al-
Madzar mengatakan maksud sesuatu yang dicintai Allah adalah dunia yang menjadi cinta
kepada Allah dan membuat saling mencintai antara dua orang, itulah makna dunia yang
tidakterkutuk.
c. Orang alim atau orang yang mencari ilmu, maksudnya ilmu yang bermanfaat
yakni ilmu yang diamalkan dan diajarkan, diamalkan untuk dirinya dan diajarkan kepada
orang lain. Hanya ilmu yang bermanfaat yang bisa menyelamatkan dari dunia terkutuk.
Hadis diatas sama sekali tidak mencela dunia dan tidak melarang manusia untuk
mencari dunia, tidak melarang pengajarnya atau pencari ilmu mencari dunia, akan tetapi
justru membimbingmanusia untuk mencari dunia dengan cara yang baik dan
membelanjakannya ke jalan yang bai pula. Cara yang baik dan jalan yang baik pula yang
diridhai Allh atau yang diperbolehkan oleh hukum syara'. Dalam bahasa hadis harta
dunia yang disertai ingat kepada Allah dan yang mendekatkannya. Hadis di atas juga
membimbing manusia mencari harta dunia dengan cara mempelajari ilmu pengetahuan
atau mengajarkannya.
4. Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Hadis
a. Anjuran menuntut ilmu dan mengajarkannya
b. Menuntut ilmu dan mengajarkannya untuk bekerja secara profesional da halal
tidak termasuk dunia yang tercela.
c. Kesuksesan dunia tidak menghalangi keikhlasan tidak menuntut ilmu dan
mengajarkannya asal berniat mencari ridha Allah dan untuk kemaslahatan umat.
15
d. Menuntut ilmu dan mengajarkannya untuk mencari pekerjaan dunia menjadi
terkutuk jika tidak diertai zikir atau melaksakan perintah Allah.
e. Anjuran mencari kesuksesan dunia dan kesuksesan akhirat secara seimbang
yang menjadi slah satu ciri ajaran agama Islam.3
D. MENJADI ULAMA
َ ‫سلَ َك طَ ِر ْيقًا يَ ْبتَ ِغي فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬
‫سلَ َك هللا‬ َ ْ‫سلَ َم يَقُ ْو ُل َمن‬
َ ‫صلَى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫س ْول هللا‬ ُ ‫س ِمعْتُ َر‬َ ‫عَنْ َأبِي الد َّْردَا ِء‬
ْ َ‫الع ْل ِم َواِنَّ ا ْل َعالِ َم لَي‬
‫ستَ ْغفِ ُرلَهٌ َمنْ فِى‬ ِ ‫ب‬ ِ ِ‫طال‬ َ ‫ض ُع َأ ْجنِتَ َها ِر‬
َ ِ‫ضا ًء ل‬ َ َ‫الجنَّ ِة َواِنَّ ال َماَل ِئ َكةَ لَت‬
َ ‫بِ ِه ِط ِر ْيقًا اِلَى‬
‫ساِئ ِر‬َ ‫ض ِل ا ْلقُ َم َر َعلَى‬ ْ َ‫ض ُل ا ْل َعالِ ِم َعلَى ا ْل َعابِ ِد َكف‬ْ َ‫ض َحتَّى ا ْل ِحيتَانُ فِي ا ْل َما ِء َوف‬ ِ ‫ت َو َمنْ فِي اَأل ْر‬ ِ ‫س َم َوا‬
َّ ‫ال‬
‫سةُاَأل ْنبِيَا ِءاِّنَّ اَأل ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِّرثُوا ِد ْينَا ًرا وآل ِد ْر َه ًما َو َّرثُواا ْل ِع ْل َم فَ َمنْ َأ َخ َذ بِ ِه َأ َخ َذ‬
َ ‫ب ِإنَّ ا ْل ُعلَ َما َء َو َر‬
ِ ‫ا ْل َك َوا ِك‬
)‫بِ َحظِّ َوافِ ٍر (أخرجه الترمذي‬
1. Kosakata mufrodat
َ‫سلَك‬
َ : Menempuh, masuk, berjalan. Kata salaka dengan makna sahhalla Allah
mudahkan
‫ ِط ِر ْيقًا‬: Suatu jalan baik dekat maupun jauh
‫ يَ ْبت َِغي فِ ْي ِه‬: mencari padanya
َ ‫ض ُع َأ ْجنِتَها‬ َ َ‫ لَت‬: Sunnguh meletakkan sayapnya karena hormat atau tawadhu
ُ‫ ا ْل ِحيتَان‬: Jamak dari kata al-hut diartikan ikan
‫ َعلَى ا ْل َعابِ ِد‬: Atas orang ibadah atau ahli ibadah
‫ب‬ِ ‫ساِئ ِرا ْل َك َوا ِك‬
َ : Sekalian bintang
‫ لَ ْم يُ َو ِّرثُو‬: Mereka tidak mewariskan
‫سةُاَأل ْنبِيَا ِء‬
َ ‫ َو َر‬: Pewaris, pengganti, penerus para Nabi
‫ َأ َخ َذ بِ ِه‬: Mengambilnya
‫ بِ َحظِّ َوافِ ٍر‬: Bagian yang sempurna
2. Terjemahan
Dari Abu Darda' r.a.: Aku mendengar Rasullulah SAW bersabda: "Barang siapa
yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudakan jalannya ke surga.
Sesungguhnya malaikat meletakan sayapnya karena rida terhadap penuntut ilmu dan
sesungguhnya orang berilmu dimohonkan pengampunan baginya oleh makhluk di langit
dan makhluk di bumi sehingga ikan-ikan di laut. Keutamaan orang berilmu terhadap
orang ibadah bagaikan keutamaan bulan terhadap sekalian bintang. Sesungguhnya ulama
pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinardan dirham

3
http.cara-global.blogspot.co.id/2011/02/abdullah-binmasud.html, diakses tanggal
09/18,2023 pukul 19.30 wib

16
sesungguhnya mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya berarti
mengabil bagian yang sempurna ( HR. Tirmidzi )
3. Penjelasan (Syarah Hadis)
Rasullulah SAW diutus oleh Allah SWT untuk memberikan petunjuk kepada
manusia ke jalan yang baik dan benar. Jalan kebhagiaan mereka dunia dan akhirat. Untuk
mencapai hal tersebut ilmu sebagai kuncinya harus dikuasai. Beliau sesaalu memberikan
motivasi menuntut ilmu, menjadi orang berilmu, atau yang mengajarkan ilmu atau yang
menjadi ulama atau peawaris Nabi. Hadis memberikan motivasi bagi mereka yang
menuntut , memiliki dan menyebarkannya. Ada beberapa motivasi bagi penuntut ilmu
atau alaim yang disebutkan dalam hadis sebagai berikut:
a. Dimudahkan Jalan Ke Surga, Sebagimana Sabda Beliau
َ َ‫سلَك‬
‫ط ِر ْيقًا يَ ْبت َِغي فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬ َ ْ‫َمن‬
"Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu"
Maksudnya brang siapa yang menempuh suatu jalan, berjalan atau masuk suatu
tujuan mencari suatu ilu, baik ilmu sedikit atau banyak, ilmu agama aupun ilmu umum.
At-Thibiy menjelaskan kata tharikan dan 'ilman mutlak mencakup segala jenisnya, ia
berbentuk isim nakirah kata benda yang bersifat umum). Thariqan diartikan suatu jalan,
menempuh suatu jalan dekat atau jauh, keluar dari rumah atau dari kampung halamannya,
keluar dari kota atau negerinya. Begitu juga dengan ilmu umum dan ilmu agama. Ilmu
umum sebagai wasilah atau pendukung ilmu agama pada umumnya bersifat fardhu
kifayah. Yang membedakan hanya secara fungsionalnya dan hukumnya.
b. Dihormati Para Malaikat, Senagaimana Tercermin dalam Hadis
َ ‫ض ُع َأ ْجنِتَ َها ِر‬
ِ ِ‫ضا ًء لِطَال‬
‫ب ال ِع ْل ِم‬ َ َ‫َواِنَّ ال َماَل ِئ َكةَ لَت‬
"Sesunguhnya malaikat meletakkan sayapnya karena rida terhadap penuntut
ilmu."
Maksud meletakkan sayapnya sudah dijelaskan pada Hadis yang sama pada bab
sebelumnya. Secara garis besar ada dua makna yakni majas (metafora). Dan makna
hakikat. Makna majas, malaikat hormat dan merendah terhadap para penuntut ilmu
sedangkan makna hakikat, para malaikat menghemparkan sayapnya untuk didinjak atau
diduduki para penuntut ilmu, karena rida terhadapnya.
c. Dimohonka Pengampunan Makhluk di Langit dan di Bumi
ِ ‫ت َو َمنْ فِي اَأل ْر‬
‫ض َحتَّى ا ْل ِحيتَانُ فِي ا ْل َما ِء‬ ْ َ‫َواِنَّ ا ْل َعالِ َم لَي‬
َّ ‫ستَ ْغفِ ُرلَهٌ َمنْ فِى ال‬
ِ ‫س َم َوا‬
"dan sesungguhnya orang berilmu dimohonkan pengampunan baginya oleh
makhluk dilangit dan makhluk di bumi sehingga ikan-ikan di laut."
17
Maksudnya odalah semua makhluk di langit , di bumi, di daratan, dan di laut
senuanya memohonkan pengampunan bagi orang alim. Al-Thibiy mengatakan, bahwa
orang alim disini dimaksudakn adalah orang mukmin yang istiqomah, artinya yang
konsisten pada ilmunya yakni mengamalkan ilmunya itu. Penyebutan ikan di laut
menolak dugaan bahwa makhluk di bumi jangan diduga hanya daratan saja, akan tetapi
meliputi makhluk yang di laut juga.
d. Sebagai Penerang
ِ ‫ساِئ ِر ا ْل َك َوا ِك‬
‫ب‬ َ ‫ض ِل ا ْلقُ َم َر َعلَى‬ ْ َ‫َوف‬
ْ َ‫ض ُل ا ْل َعالِ ِم َعلَى ا ْل َعابِ ِد َكف‬
."Keutamaan orang berilmu terhadap orang ibadah bagaikan keutamaan bulan
terhadap sekalian bintang."
Kedudukan orang ailm lebih utama dengan dengan ahli ibadah. Maksud orang
alim disini adalah orang yang disibukkan dengan ilmunya dan menyebarkannya setelah
mengamalkan baik yang fardhu maupun yang sunah-suanh. Adapun abid (ahli ibadah)
disibukakan dengan ibadah, seluruh waktunya diisi dengan ibadah-ibadah sunah
sekalipun dia mengetahui hal-hal yang menyebabkan keabsahannya. Perbandingan antara
keduanya bagaian perbandingan antara bulan purnama dan cahaya bintang-bintang,
kesempurnaan ibadahnya tidak menjalar terhadap orang alim, sedangkan orang alaim
cahanya menjalar kepada orang lain.
e. Pewaris Para Nabi
‫سةُاَأل ْنبِيَا ِءاِّنَّ اَأل ْنبِيَا َء‬
َ ‫ِإنَّ ا ْل ُعلَ َما َء َو َر‬
"Sesungguhnya ulama peawaris para nabi."
Maksunya adalah orang yang mengerti berbagai problema masyarakatnya dan
pengertian mereka tidak terbatas, pada hukum-hukum mereka pada hukum-hukum
agama, tetapi juga mencakup seluruh problem kehidupan. Bahkan mereka mampu
memimpin bangsa untuk mengangkat senjatadi hadapan penjaja. Mereka dapat menjalin
hubungan dengan lapisan masyarakat atas dasar "pikiran" dan "rasa" yang mendalam.
f. Ilmu Bagian yang Sempurna
‫فَ َمنْ َأ َخ َذ بِ ِه َأ َخ َذ ِب َحظِّ َوافِ ٍر‬
"Barang siapa yang mengambilnya berarti mengabil bagian yang sempurna".
Barang siapa yang mengambil warisaan ilmu berarti ia mengambil warisan yang
sempurna, tidak seperti warisan harta benda yang lenyap kemudian. Ilmu sebagi kunci
kesuksesan dunia dan akhirat, seseorang yang ingin memperoleh kebahagian dunia harus
disertai ilmu, seorang yang ingin mendapatkan kebahagian akhirat harus juga disertai
ilmu dan seseorang yang ingin mendapatkan segala kebahagiaan dunia akhirat harus
18
dosertai ilmu. Seseorang yang mendapatkan warisan ilmu akan memperoleh segala
kebahagiaan tersebut, tetapi seseorang yang yang hanya mendapatkan warisan harta
benda saja tanpa disertai warisan ilmu, harta itu tidak akan membahagiakan.
4. Pelajaan yang Dapat di Petik dari Hadis
a. Anjuran hormat kepada penuntut ilmu, tawadu' / rendah hati, rida, membantu,
mendo'akan, dan memohonkan pengampunan kepada-Nya.
b. Diantara keutamaan ilmu dapat menerangi pemiliknya ke jalan yang baik dan
benar.
c. Kemanfaatn ilmu disertai dengan amal perbuatan nyata dengan mencontoh
akhlak Rasullulah SAW.
d. Anjuran sukses dalam menuntut ilmu sehingga menjadi ulama pewaris para
nabi.
e. Kesuksesan ilmu dan menjadi ulama adalah kesuksesan sempurna.
5. Biografi Singkat Perawi Hadis Sahabat
Abu Darda' Uwaymir bin al-Anshary al-Khasrajy, masuk islam agak belakangan
dan dinegerinya dia adlah orang yang terakhir masuk Islam tetapi Isalmnya semakin
bagus. Dia sahabat yang ahli fiqhdan menjadi hakim. Nabi bersabda " ‫" ع َُو ْي ِم ْر َح ِك ْيم اُ َّمتِ ْي‬
umaymir adalah hakim semua umat.
Dia selalu menyertai Rasullulah dalam berbagai peperangan setelah perang uhud,
diangkat menjadi Hakim di Damaskus pada masa khalifah Ustan bin Affan. Kemudian
meninggal pada tahun 32 H dan meriwayatkan sebanyak 179 Hadis.4

4
Khan, Abdul Majid. 2012. Hadis Tarbawi: Hadis-HAdis Pendidikan. Jakarta: Kencana.hal
23-24

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasut dengan arti ghitbah, yakni keinginan atau cita-cita sukses seperti orang lain
yang telah sukses diperbolehkan pada dua hal yaitu: kesuksesan materi yang didermakan
ke jalan kebaikan dan kesuksesan ilmu yang diamalkan dan diajarkan. Seorang mukmin
kuat lebih baik dari mukmin lemah. Maksud mukmin kuat adalah mukmin kuat lahir
batin, kuat jasmani dan rohani. Mukmin lemah pun lebih baik dari pada tidak beriman,
tanda mukmin kuat ada usaha lahir batin yang seimbang dan sungguh-sungguh untuk
mencapai tujuan atau cita-cita yang diinginkan. Usaha lahir adalah usaha secara fisik
secara rasional sedangkan uasha batin adalah berdo'a serta mengahrap kemudahan dari
Allah SWT. Mukmin kuat memiliki azam yang cita-cita (azam) yang kuat,kegagalan
pertama akan menjadi pengalaman yang positif untuk mencapai kesuksesan nerikutnya.
Andai kata masih belum berhasil tidak menyesali uashanya, akan tetapi percaya akan
qada dan qadarnya Allah SWT. Tujuan pelajar akan menjadi orang mukmin yang kuat
bukan mukmin yang lemah.
Materi harta benda dunia dan isinya terlaknat oleh Allah artinya dijauhkan dari
rahmat Allah kecuali disertai zikir kepada Allah atau yang mendekatinya seperti amal
Shaleh yang membuat cinta kepada Allah dan cinta kepada sesamanya dan orang alim
sera orang yang belajar. Harta yang terlaknat adalah harta yang melupkan Allah, tidak
membuat cinta kepada Allah dan sesamanya. Kesuksesan ilmu sangat ketika dapat
membuat keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat.
Orang yang menempuh suatu jalan mencari ilmu dimudahkan ke jalan surag yakni
amal salleh. Banyak keutamaan ilmu diantaranya malaikat meletakkan sayapnya tidak
terbang karena hormat kepadanya, dimohonkan pengampunan oelh seluruh makhluk di
langit dan dibumi, sehingga ikan dilaut lebih unggul dibandingkan ahli ibadah bagaikan
perbandingan bulan terhadap bintang-bintang di langit, menjadi pewaris nabi, warisan
yang sempurna. Cita-citayang paling tinggi menjadi alimatau ulama.

20
DAFTAR PUSTAKA
http.cara-global.blogspot.co.id/2011/02/abdullah-binmasud.html, diakses tanggal
09/18,2023pukul 19.30 wib
http.cara-global.blogspot.co.id/2011/02/abdullah-bin-masud.html, diakses tanggal
09/18,2017 pukul 19.30 wib
Marimba, Ahmad D. 1974. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT.
Al-Ma'arif
Khan, Abdul Majid. 2012. Hadis Tarbawi: Hadis-HAdis Pendidikan. Jakarta:
Kencana

21

Anda mungkin juga menyukai