Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
"Cita-Cita Dan Harapan Pelajar" Shalawat dan salam senantiasa kami haturkan kepada baginda
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Makalah ini telah selesai kami susun semaksimal mungkin dengan bantuan beberapa sumber
untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadis Tarbawy. Dan tak lupa kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada bapak Dr. Mukhtar Masud, S.Ag, M.A selaku dosen pengampu mata kuliah
Hadis Tarbawy yang telah memberikan arahan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun, semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat ataupun inspirasi kepada pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....
DAFTAR ISI..
BAB I PENDAHULUAN..
Latar Belakang
Rumusan Masalah..
Tujuan..
12
1.3
BAB II PEMBAHASAN.
2.1
Cita-Cita Pelajar...
2.3
Kesuksesan Ilmu.
3.1 Kesimpulan..
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA..
12
19
19
20
21
BABI PENDAHULUAN
Seorang siswa memiliki mimpi mengenai cita-cita ke depan dan cita-cita tersebut akan
berkembang menjadi pekerjaan atau karier. Tahap awal memasuki persekolahan guru pun
selalu bertanya kepada setiap siswa mengenai cita-cita yang mereka inginkan saat besar nanti.
Rata-rata jawaban siswa bila ditanya mengenai "apakah cita-citamu setelah besar nanti?",
siswa menjawab “saya ingin menjadi dokter, polisi, arsitek, tentara". Jawaban itu yang
cenderung terlontar dari mulut siswa karena sosok tersebut yang sering dijumpai oleh siswa.
Usia pun bertambah dan semakin mantap pula cita-cita yang diinginkan.
Cita-cita, tujuan, dan harapan setiap anak didik sejak kecil perlu ditumbuhkan dalam
pendidikan, agar sejak dini anak didik terarah, kemampuan, hobi dan bakatnya terutama pada
jenjang pendidikan yang akan dilaluinya. Setiap aktivitas yang dilalukan manusia harus ada
harapan dan tujuan, tak ada manfaatnya sebuah aktivitas tak ada arah tujuan yang dicita-
citakan, apalagi berurusan dengan pendidikan. Manusia yang hidup memang harus
mempunyai cita-cita, tujuan dan harapan yang menggairahkan semangat kerja, semangat
usaha, dan semnagat belajar dan bekerja. Tak berarti orang hidup tanpa cita-cita, tanpa tujuan,
dan tanpa harapan dampaknya membuat lemah semangat belajar dan semnagt etos kerja.
Sebagian orang mengatakan, bahwa hi dup tanpa cita-cita bagaikan langit tanpa bintang. Cita-
cita yang digantung seorang pelajar hendaknya lebih tinggi dan lebih besar, jangan lebih kecil.
Cita-cita yang besar iniah yang akan membuat
ُك ن رجًال رحلة تحت الجبال وهمُتُه َفْو َق الَّثَر َّي والُّر َح ِل
Untuk mendalami hadis tentang cita-cita dan harapan bagi pelajar berikut ini akan dipaparkan
secara tematik yaitu cita-cita pelajar, ingin menjadi mukmin yang kuat
13 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapa diketahui bahwa makalah ini bertujuan,
BAB II PEMBAHASAN
َقاَل الَّنِبُّي صلى هللا َع َلْيِه َو سلم ال حسد إال في اثنتْيِن َر ُجٌل آَتاُه ُهَّللا َم ااَل َفُس ْلَط َع َلى هلكته في الَح ِّق: َع ْبِد ِهللا بن َم ْسُعوٍد َقاَل
َو َر ُجٌل آَتاُه ُهللا اْلِح ْك َم َة َفُهَو َيْقِض ي ِبَها َو ُيَع ِّلُمَها
()متفق عل
1) Tidak ada iri yang diperbolehkan, maksud iri disini adalah ghitbah tidaksyar'i yaitu berharap
memiliki nikmat yang dimiliki orang lain
2.1.3 Terjemahan
Dari abdullah bin Mas'ud berkata: rasullulah SAW bersabda: "Tidak iri (hasut) yang
diperbolehkan, kecuali pada orang, seseorang yang diberi kekayaan oleh Allah, lalu dia
kuasakan atas kebelanjaaanya pada jalan kebenaran. Dan seorang yang diberi hikmah (Ilmu
yang bermanfaat) oleh allah SWT, ia amalakan dan ia ajarkannya kepada orang lain" (HR.
Muttafaq Alayh).
Hadis ini menjelaskan ada dua hasut (iri hati) yang diperbolehkan dalam islam. Pertama,
harta benda seseorang yang didermakan di jalan Allah. Kedua, ilmu pengetahuan yang dimilki
seseorang dan kemudian diamalkan dan dajarkan. Hasut atau iri disini diartikan ghitbah yang
diperbolehkan bukan Syar'i yang terlarang. Ghitbah
تَع لى الَم ْر مان له مثل هذِه الَّنْع َم ِة َم َع َبَقا َبَها ِلَص ا ِح ية
"Cita-cita seseorang memiliki nikmat ini seutuhnya serta utuhnya nikmat itu bagi pemiliknya"
Iri ghitbah identik dengan cita-cita atau harapan yang menjadi orang sukses seperti oarang lain
yang telah sukses. Cita-cita yang diinginkan konkrit karena telah melihat bukti nyata ditengah-
tengah masyarakat. Sebagimana yang telah disebutkan dalam hadis ada dua macam bentuk iri
atau cita-cita yang diinginkan, yaitu:
baika yang kecil maupun yang besar diderman di jalan Allah. Bukan untuk
maksiat dan bukan untuk disia-siakan yang tidak ada manfaat dunia akhirat.
sukses dalam materi, kemudian ia bisa membelanjakannya ke jalan keba ikan dan kebenaran.
Dalam Islam harta itu selain dibelanjakan untuk kepentingan pribadi juga kepentingan keluarga
secara seimbang dan adil.
Harta itu selain dibelanjakan untuk keluarga juga untuk kepentingan sosial di jalan Allah.
Seorang anak boleh mempunyai cita-cita ingin menjadi pengusaha yang sukses yang
mendermkan hartanya ke jalan kebaikan seperti orang itu. Anak juga boleh mempunyai cita-
cita ingin menjadi seorang dokter, insyinyur, menteri, gubernur, bahkan presiden sekalipun,
dan lain-lain. Harta dan jabatan itu nanti akan dibelanjakan ke jalan kebaikan atau untuk
membantu sosial keagamaan seperti membantu pembangunan mesjid, mushola, pesantren,
madrasah, fakir miskin, dan yatim piatu
َر ُجل آتاه هللا الِح ْك َم َة َفُهَو َيْقِض ي ِبَها َو ُيَع ِّلُمَها
"Dan seseorang yang diberi hikmah (ilmu yang bermanfaat) oleh Allah SWT, ia amalkan dan ia
ajarkan kepada oranglain."
Cita-cita kesuksesan ilmu dalam Hadis di atas jatuh pada urutan kedua sesuai dengan cita-cita
dan keinginan manusia pada umumnya. Mayoritas memreka lebih berpihak pada sukses dalam
materi atau jabatan daripada ilmu.. padahalah kesuksesan ilmu ini sebagian kunci kesuksesan
yang lain termasuk materi juga. Cita-cita menjadi ilmuan dan ulama sebagai kunci suatu
kesuksesan atau keberhasian baik duniawi amaupuk ukhrawi
Iri yang diperbolehkan kedua adalah bercita-cita ingin seperti orang yang diberi ilmu yang
banyak dan bermanfaat, diamalkan dan diajarkan kepada orang lain. Makna al-hikamh dalam
Hadis di atas diartikan juga Al-Qur'an sebagiamana
َر ُجٌل آَتاُه ُهللا الُقْر آن َفُهَو َيُقوُم ِبِه آَناَء الَّلْيِل َو آَناَء الَّنَهاِر
Orang itu disibukkan membaca Al-Qur'an siang malam baik dibaca di maupun di luar shalat.
Cita-citanya ingin menjadi penghafal Al-Qur'an atau dalam ahli membaca Al-qur'an yang dibaca
terus-menerus. Dua perowi di atas dapat dikompromikan cita-cita yang diingankan adlah ahli
membaca Al-Qur'an sekaligus ahli ilmu yang paham kandungan Al-Qur'an mengamalkan
ilmunya dan mengamalkan kepada orang orang lain. Ini adalah cita-cita yyang paling tinggi dan
yang paling baik diantara sekalian cita-cita karena dapan menggabungkan dua cita-cita
unggulan yakni Ilmu dan Al-Qur'an. Keduanya saling sinergi Al-Qur'an ahli ilmu dan ilmu
memperkuat kebenaran Al-Qur'an. Disamping itu keduanya menjadi kunci keberhasilan
kesuksesan lain baik kesuksesan duniawi dan ukhrawi
2.1.5 Pelajaran yang Dipetik dari Hadis
1) Iri hati di sini dimaksudkan Ghitbah, yang memiliki cita-cita kebaikan seperti yang dimiliki
orang lain adalah suatu anjuran dalam agama dan bagian dari berlomba dalam kebaikan
(fastabiqul Khoirat).
2) Anjuran memiliki cita-cita tinggi bagi para pelajar agar dapat memotivasi meraihnya dengan
belajar yang sungguh-sungguh
3) Dengki yang tercela mengharapkan hancurnya nikmat orang lain adalah sebuah penyakit
sosial yang berbahaya dan mengancam tegaknya persatuan uamt.
4) Anjuran bersifat murah tidak bakhil terhadap harta yang telah diberikan Allah
Dia adalah Abu Abdurrahman Al Hudzali Al Makki Al Muhajirin Al Badri, pemimpin bani Zuhrah
Dia sosok imam yang memiliki segudang ilmu dan berpemahaman mendalam Dia termasuk
salah sahabat yang pertama kali masuk Islam, penghulu para ulama, pejuang perang Badar,
sahabat yang melakukan hijrah dua kali, memperoleh harta rampasan pada waktu perang
Yarmuk, memiliki banyak keistimewaan, dan banyak meriwayatkan ilmu Ibnu Mas'ud wafat di
Madinah dan dikubur di Baqi' pada tahun 32 Hijriyah dalam usia 63 tahun.
عن أبي هريرة قال قال رسول هللا عليه وسلم الُم ؤِم ُنو القوي خير وأحب إلى هللا من المو من الصْيِف َوِفي ُك ِّل َخ ْيٌر علي ما
ينفك واستعن باهلل وال تعجز وإن أصابك َش ْي ٌء فال تقل لو الي فعلَت َكان َكاَنا َو َكاَنا َو َلِكْن ُقْل َقَدر هللا وما ثناء َفَعَل َفِإَّن َلْو َتْفَتُح
)َع َم َل َشْيَطان (رواه مسلم
2) pada masing-masing dari keduanya yakni mukmin kuat dan mukmin lemah
3) usakan sungguh-sungguh
2.2.2 Terjemahan
Dari Abu Hurairah ra berkata Rasullulah SWA bersabda: "Seorang mukmin yang kuat lebih baik
dan lebih dicintai Allah daripada seorang sungguh- sungguh mengerjakan sesuatu yang
berguna bagi enkau, mintalah bantauan pada Allah dan janganlah engaku lemah. Jika engaku
terkena musibah janganlah engakau mengatakan: andaikan sayaberbuat niscaya begini. Akan
tetapi katakkanlah Telah ditakdirkan Allah dan sesuatu yang dikehendaki Allah pasti terjadi.
Sesungguhnya kata "andai kata" mmembuka perbuatan setan." (HR.Muslim)
223 Penjelasan
Pesan penting dari hadis di atas adalah membentuk manusia yang kuat atau berkualitas baik
dari segi jasmani maupun rohani. Mukmin berkualitas ini lebih baik dan lebih dicintai Allah
SWT daripada mukmin yang lemah.
Al-Qhurthubiy menjelaskan makna mukmin kuat dalam kitab Dalil All- Falihin adalah mukmin
yang kuat badan dan jiwanya serta kuat cita-citanya untuk melaksanakan tugas-tugas ibadah
seperti haji, berpuasa, dan amar ma'ruf anhi mungkar. Al-Sundiy pensyarah Sunan Ibnu Majah
menjelaskan makna mukmin yangkuat adalah kuat dalam berbuat kebaikan kuat bertahan
dalam melaksanakan taat kuat sabar ketika tertimpa musibah dan bungkit menagtur maslahat
dengan memperhatikan berbagi sebab dan berpikir tentang akibat
Imam Al-Nawawi dalam Syarah Muslim menyatakan makna kuat disini adalah memiliki jiwa
yang kuat bercita-cita dalam rusan akhirat, segera berjiahad atau berjuang melawan musuh,
kuat bercita-cita dalam amar ma'ruf nahi mungkar, sabar atas segala penderitaan, mencintai
shalat puasa dan ibadah lain, serta memeliharanya sebaik mungkin.
Hadis di atas mendidik manusia agar menjadi orang yang kuat baik kuat fisik, mental, jasmani
dan rohani. Sebagaiman firman Allah SWT dalam QS Al-Anfaal (8):60, َو َأِع ُنوا َلُهْم َم ا اْسَتَطْع ُتم ِم ْن َقْو ِة
َوِم ْن َر َباِط اْلَخ ْيِل ُتْر ِهُبوَن ِبِه َع ُد ّو ِهَّللا َو َع ُد َّو ُك ْم َو آَخ ِريَن ِم ْن ُدوِنِهْم اَل َتْع َلُم وَنُهْم
هَّللا َيْع َلُم ُهْم َوَم ا ُتنِفُقوا ِم ْن َش ْي ٍء ِفي َس ِبيِل ِهَّللا ُيوُف ِإَلْيُك ْم َو َأنُتْم اَل ُتْظَلُم وَن
"Dan siapkanlah untuk menghadpi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan kuda-
kuda yang di tambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah, musuhmu dan orang-orang"
Bahkan secara khusus Al-Qur'an mengingatkan mendidik anak keturunan masa depan yang
kuat dan berkualitas sebagaiman firman Allah dalam Q.S.an-Nisa (4): 9:
َو ْلَيْخ َش اَّلِذ يَن َلْو َتَر ُك وا ِم ْن َخ ْلِفِهْم ُذ ِّر َّيًة ِض َع اًفا َخ اُفوا َعليِهْم َفَلَيَّتُقوا َهَّللا َو ْلَيُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًد
Tujuan kepribadian islam membentuk kepribadian anak didik yang kuat jasmani, rohani, dan
nafsaninya (jiwa) yakni kepribadian Muslim yang dewasa Sesuai dengan penegertian
pendidikan agaa Islam itu sendiri yaitu, bimbingan atau pertolongan yang dilakukan secara
sadar oleh si pendidik yang terhadp perkembangan jasmani dan rohani si terdidik ke arah
kedewasaan menuju terbentuknya kepribadian Muslim.
Maksudnya masing-masing dari mukmin qawiy dan mukmin dha'if adalah baik, karena
keduanya masih mempunyai iman walau kadar imannya berbeda dan kadar dha'ifnya
berkurang. Kemudian nabi menjelaskan kiat-kiat menjadi mukmin kuat sebagai berikut:
"Usahakan sungguh sungguh mengerjakan sesuatu yang berguna bagi engkau, mintalah
bantuan kepada Allah dan janganlah engkau lemah "
Maknanya mukmin kuat hendaknya menggabungkan antara usaha dan tawakal Usaha lahirdan
batin berusaha melakukan sesuatu yang bermanfaat disertai dengan berdo'a mohon
pertolongan kepada Allah agar dapat melaksankannya dengan baik kemudian diserahkan
kepada Allah Al-Nawawi memberikan syarah pada Hadis ini, usahakan sungguh-sungguh dalam
melaksanakan dan mencintai taat kepada Allah dan mohonlah pertolongan kepada Allah untuk
dapat melaksanakannya. Janganlah engkau lemah dalam melaksanakan taat dan malas
meminta pertolongan untuk dapat melak sankannya. Usahakan sunggu-sungguh untuk
mendapatkan sesuatu yang bermanfaat baik dalam urusan agama, keluarga dan akhlak yang
baik. Minta tolonglah kepad-Nya kemudian serahkan kepada-Nya jangan hanya kepada
ushamu. Barang siapa ditolong oleh Allah pasti ia tertolong Jangan engaku lemah untuk
melakukan semua itu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa orang mukmin kuat adalah yang
menggabungkan antara usaha dan berdo'a, antara percaya diri dan percaya kepada Allah
antara usaha lahir dan batin. Berbeda dengan mukmin yang lemah bermalas-malasan tidak ada
usaha dan tidak mau bekerja dan tidak minta pertolongan kepada Allah atau hanya menunggu
takdir Allah tanpa ada usaha sungguh-sungguh, Lanjut sabda nabi SAW kiat orang mukmin kuat
sebagai berikut:
َوِإن َأَصاَبَك َش ْي ٌء فال تقل أْو اِّني فعلت كان َكاَذ ا َو َكاَنا
"Jika engkau terkena sesuatu musibah, jangan engkau mengatakan Andaikan saya berbuat
begini niscaya begini."
Ini merupakan sabda Nabi untuk menjadi mukmin yang kuat. Jika kamu tertimpa musibah atau
suatu bencana yang kamu katakan, andai kata saya belajar saya lulus, andai kata saya rajin
saya sukses, andai kata saya tidak keluar saya selamat, andai kata... Anadai kata.. itu semua
ungkapan orang lemah bauka orang kuat. Maksud andai kata disini adalah menyesali
perbuatan yang telah lewat untuk menghindar atau menolak takdir. Orang kuat kan
mengatakan:
"Akan tetapi katakanlah: telah ditakdirkan Allah dan sesuatu yang dikehendaki Allah pasti
terjadi."
Semuayang terjadi sudah takdir atau ketentuan Allah. Dalam kitab Riyadh al-Slaihin dibaca:
maknanya sama katakanlah sudah ditakdirkan Allah Semua musibah yang menimpa kepadanya
telah ditentukan Allah da diserahkan kepada-Nya, tidak ada penyesalan kemudian karena
sudah ada usaha yang maksimal Orang mukmin yang kuat bersunguh-sungguh untuk mencapai
suatu tujuan sesuai dengan sunnah Allah, kemudian diserahkan kepada Allah. Orang mukmin
kuat merasa tenang menghadapi musibah, bersyukur ketika selamat dari musibah dan tenang
jika tertimpa musibah karena banyak berserah diri kepada ketentuan Allah.
Kata "andaikan" tidak menolong untuk mengurangi penderitaan, malah akan menimbulkan
penyesalan belaka berbeda dengan penyerahan takdir, kalimat itu akan memutuskan godaan
setan sebagaimana sabda Nabi berikutnya: َفِإَّن َلْو َتْفَتُح َع َم َل َشْيَطاِن
Kata "andai kata "maknanya menyesali perbuatannya telah lewat membuka perbuatan setan
yaitu menolak takdir Allah kemudian tergoda dan membuat orang itu menjadi lemah dan
steess, tidak membuat maju dan kuat. Al- Qadhiiyat mengatakan sebagian ulama mengatakan:
larangan berkata andaikan atau andai kata di sini bagi orang yang berkeyakinan secara mantap
bahwa ia melakukan suatu perrbuatan begini pasti selamat. Adapun orang yang
mengembalikan semua ini kehendak dari Allah, bahwa musibah tidak akan menimpa kepada
melainkan kehendak Allah tidak termasuk larangan dengan alasan kata Abu Bakar As-Shidiq
ketika dalam gua bersama Nabi )لو أن أحدهم رفع رأسه لز (انا
"Andai kata salah diantara mereka mengangkat kepalanya niscaya melihat kita," Al-Qadhi
menjawab, sebagian hujah di atas lemah karena pemberitaan Abu Bakar As-Sidiq di atas untuk
ke depan bukan karena menolak takdir setelahnya. Demikian juga hadis-hadis Nabi yang
menggunakan kata andai kata (lau). Semuanya menujuk dan menata masa depan yangg lebih
baik bukan menolak takdir. Orang mukmin yang kuat mengetahui kegagalan itu takdir Allah
dan ia tidak putus rahmatya. Disitulah timbul jiwa optimis untuk melanjutkan perjuangan
utnuk meraih tujuan dan cita-citanya dengan semangat baru yang bersandar pada rahmat-Nya.
Hadis di atas mendidik kepada kita agar supaya tidak lemah semangat dalam perjuangan hidup
dan selalu melakukan perbaikan-perbaikan, sesuai dengan sunatulloh yang berlaku pada
makhluknya sehingga mencapai tujuan pendidikan yaitu kepribadian muslin yang lahir dari
batin, jasmani dan rohani
1) Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia mukmin yang berkualitas jasmani dan
rohani.
3) Muknin berkualitas iamnnya menggabungkan usaha lahir dan batin, berusaha keras dan
memohon pertolongan kepada Allah.
4) Mukmin berkualitas ketika tertimpa musibah berusaha antara mengobati dan berserah diri
kepada takdir Tuhan tanpa penyesalan.
Menurut pendapat mayoritas, nama beliau adalah 'Abdurrahman bin Shakhr ad Dausi. Pada
masa jahiliyyah, beliau bernama Abdu Syams, dan ada pula yang berpendapat lain. Kunyah-nya
Abu Hurairah (inilah yang masyhur) atau Abu Hir, karena memiliki seekor kucing kecil yang
selalu diajaknya bermain- main pada siang hari atau saat menggembalakan kambing-kambing
milik keluarga dan kerabatnya, dan beliau simpan di atas pohon pada malam harinya. Tersebut
dalam Shahibul Bukhari, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memanggilnya,
"Wahai, Abu Hir". Ahli hadits telah sepakat, beliau adalah sahabat yang paling banyak
meriwayatkan hadits. Abu Muhammad Ibnu Hazm mengatakan bahwa, dalam Musnad Baqiy
bin Makhlad terdapat lebih dari 5300 hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu
'anhu
َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َيُقوُل َسِم ْع ُت َر ُسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول اال ان الُّد ْنَيا َم ْنُعْو َنُه َم ْلُعوَن َم ا ِفيَها
2.2.1 Kosakata
2): dan sesuatu yang dicintai-Nya (taat kepada-Nya), sesuatu yang mendekati atau menyerupai
zikir seperti ingat kebaikan dan mematuhi perintah serta larangan.
2.2.2 Terjemahan
Dari Abu Hurairah r.a. Berkata aku mendengar Rasullulah SAW bersabda: "Ingatlah bahwa
dunia ini terkutuk dan semua yang ada di dalamnya juga terkutuk, kecuali dizikrullah dan
sesuatu yang dicintai-Nya, orang alim (orang yang berilmu, dan orang yang belajar ilmu." (HR.
al-Tirmidzi dan ia berkata Hadis ini Hasan)
Hadis ini bimbingan Rasullulah SAW terhadap umatnya, bagaimana bersahabat dengan dunia
atau harta benda yang ada di sekitarnya. Dunia dan harta benda tidak seluruhnya
membahagiakan manusia dan tidak seluruhnya menyelamatkan manusia dari penderitaan.
Oleh karena itu, dunia dan harta benda yang telah dimiliki akan diminatai pertanggung
jawaban disisi Allah nanti, dari mana dan untuk apa harta itu dimiliki. Jika diperolehnya dengan
benar dan dibelanjakannya dengan benar bahkan di jalan Allah maka ia akan mendapatkan
limpahan pahala yang benar, tetapi jikan sebaiknya, cara memperoleh dan membalanjakannya
tidak benar atau di jalan setan bukan di jalan Allah akan mendapatkan ancaman yang besar
pula.
Pada hadis di atas menjelaskan bagaiman kaitannya dengan pelajar yang menuntut ilmu atau
para guru yang mengajarkannya. Bolehkah menuntut ilmu atau mengajarkannya dengan
motivasi ingin mendapatkan atau ingin mencapai harta benda dunia.
Rasullah SAW
"Ingatlah, bahwa dunia ini terkutuk, dan semua yang ada didalamnya juga
isi kalimat setelahnya, agar audiensi lebih memerhatikan apa yang kan disampaikan. Maksud
dunia ini terkutuk adalah dibenci oleh Allah atau diajuhkan oleh rahmat Allah. Demikian juga
isinya seperti kemewahan harta benda, jabatan dan wanita atau semuanya terkutuk. Dalam
kitab Tuhfat al-Ahwadzy, al-Manawiy menjelaskan makna terkutuk (maluanh) adalah
ditinggalkan dan dijauhi atau ditinggalkan para nabi dan orang-orang pilihan sebagaimana
disebutkan dalam khabar. "bagi mereka dunia dan bagi kami akhirat." dunia ini terlaknat
karena ia menipu hawa nafsu seseorang dengan kehidupan dan kelezatannya kemudian
memalingkkannya dari ibadah.
Harta benda pada umumnya menjauhkan Allah, melupakan Allah dan tidak mendamaikan
persaudaraan. Harta yang seperti ini tidak memenangkan hati dan tidak membahagiakan dunia
akhirat. Bahkan akan merusak dan membinasakan pemiliknya. Kecuali yang disabdakan
Rasullulah dalam sabda berikutnya, yaitu:
"Kecuali zikrullah dan sesuatu yang dicintai-Nya, orang alim (orang yang berilmu)dan orang
yang belajar ilmu "
Sebagian riwayat seperti riwayat Ibnu Majah dabaca nashab/fatah dan menggunakan waw
pada lafal 'aliman wa mata'alimun dihubungkan (di-'athafkan) pada lafal dzikrulah yang
menjadi mutasna bi illa. Maknanya dunia terkutuk dan dunia yang tercela selain tiga hal
sebagai berikut:
1) Dunia yang disertai zikir kepada Allah, artinya dunia yang mengingat kepada Allah. Misalnya
memiliki harta kekayaan dikeluarkan zakat dan sedekahnya. Harta yang dikeluarkan zakat dan
sedekahnya tidak dikutuk Tuhan tetapi justru dicintai-Nya.
2) Sesuatu yang mendekati zikir atau yang dicintai Allah, yakni amal shaleh dan sesamanya
seperti menjalankan segala perintah dan menjauhkan segala larangan-Nya Al-Madzar
mengatakan maksud sesuatu yang dicintai Allah adalah dunia yang menjadi cinta kepada Allah
dan membuat saling mencintai antara dua orang, itulah makna dunia yang tidakterkutuk. )
3.Orang alim atau orang yang mencari ilmu, maksudnya ilmu yang bermanfaat yakni ilmu yang
diamalkan dan diajarkan, diamalkan untuk dirinya dan diajarkan kepada orang lain. Hanya ilmu
yang bermanfaat yang bisa menyelamatkan dari dunia terkutuk.
Hadis diatas sama sekali tidak mencela dunia dan tidak melarang manusia untuk mencari
dunia, tidak melarang pengajarnya atau pencari ilmu mencari dunia, akan tetapi justru
membimbingmanusia untuk mencari dunia dengan cara yang baik dan membelanjakannya ke
jalan yang bai pula. Cara yang baik dan jalan yang baik pula yang diridhai Allh atau yang
diperbolehkan oleh hukum syara'. Dalam bahasa hadis harta dunia yang disertai ingat kepada
Allah dan yang mendekatkannya. Hadis di atas juga membimbing manusia mencari harta dunia
dengan cara mempelajari ilmu pengetahuan atau mengajarkannya.
2) Menuntut ilmu dan mengajarkannya untuk bekerja secara profesional dan halal tidak
termasuk dunia yang tercela
3) Kesuksesan dunia tidak menghalangi keikhlasan tidak menuntut ilmu dan mengajarkannya
asal berniat mencari ridha Allah dan untuk kemaslahatan umat.
4) Menuntut ilmu dan mengajarkannya untuk mencari pekerjaan dunia menjadi terkutuk jika
tidak disertai zikir atau melaksakan perintah Allah.