Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cita-cita, tujuan, harapan, setiap anak didik sejak kecil perlu ditumbuhkan
dalam pendidikan, agar sejak dini anak didik terarah, kemampuan, hobi, dan
bakatnya terutama pada jenjang pendidikan yang akan dilaluinya. Setiap aktivitas
yang dilakukan manusia harus ada harapan dan tujuan, tak ada manfaatnya sebuah
aktivitas tak ada arah tujuan yang dicita-citakan, apalagi berurusan dengan
pendidikan. Manusia yang hidup memang harus mempunyai cita-cita, tujuan, dan
harapan yang menggairahkan semangat kerja, semangat usaha, dan semangat
bekerja. Tak berarti orang hidup tanpa cita-cita, tujuan, dan harapan dampaknya
membuat lemah semangat belajar dan semangat etos kerja. Sebagian orang
mengatakan bahwa hidup tanpa cita-cita bagaikan langit tanpa bintang. Cita-cita
yang digantung seorang pelajar hendaknya lebih tinggi dan lebih besar, jangan
lebih kecil. Cita-cita yang besar inilah yang akan membuat seseorang menjadi
besar. Syair Arab mengatakan :
ُّ  ‫ي‬
‫والز َح ِل‬ ِ َ‫ ْال ِجب‬ ‫ت‬
َّ ‫الثُّ َر‬ ‫فَوْ ق‬ ُ‫ َو ِه ًّمتُه‬ # ‫ال‬ ْ ْ‫تَح‬ ُ‫ ِرحْ لُه‬ ً‫ َر ٌجال‬ ‫ُك ْن‬
”Jika engkau seorang sekalipun kakinya di bawah gunung, tetapi cita-citanya di
atas bintang tsuraya dan zuhal”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu cita-cita pelajar?
2. Apa tujuan pendidikan?
3. Apa itu kesuksesan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui hadist tentang cita-cita
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan
3. Untuk mengetahui kesuksesan ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
1. Cita-cita Pelajar
a) Hadist tentang cita-cita
     ً‫ َماال‬ ُ‫هللا‬ ُ‫اَتَاه‬ ‫ َر ُج ٌل‬ ‫ ْاثنَتَ ْي ِن‬ ‫فِي‬ َ‫ِإال‬ ‫ َح َس َد‬ َ‫ال‬ ‫ َو َسلَ َم‬ ‫ َعلَ ْي ِه‬ ‫هللا‬ ‫صلَّى‬
َ  ‫النَّبِ ٌّي‬ ‫قَا َل‬ : ‫قَال‬ ‫ َم ْسعُو ٍد‬  َ‫ ْبن‬ ِ‫َع ْن َع ْب ِدهللا‬
ِّ
‫عليه‬ ‫متفق‬ ( ‫ َويُ َعل ُمهَا‬ ‫بِهَا‬ ‫ضي‬ ْ َ َ ْ ْ
ِ ‫يَق‬ ‫فه َُو‬ ‫ال ِحك َمة‬ ‫هللا‬ ُ‫اتَاه‬ ‫ َو َر ُج ٌل‬ ‫ق‬ ِّ ‫ال َح‬ ‫فِى‬ ‫هَلَ َكتِ ِه‬ ‫ َعلَى‬ َ‫فَ ُسلِّط‬
 
Dari abdullah bin Mas’ud berkata : rasulullah SAW bersabda:
“Tidak iri (hasut) yang diperbolehkan, kecuali pada orang: seseorang
yang diberi kekayaan oleh Allah, lalu dia kuasakan atas kebelanjaanya
pada jalan kebenaran. Dan seseorang yang diberi hikmah (ilmu yang
bermanfaat) oleh Allah SWT, ia amalkan dan ia ajarkannya kepada orang
lain”. (HR. Muttafaq Alayh).
b) Penjelasan Hadist
Hadist ini menje

Anda mungkin juga menyukai