Anda di halaman 1dari 4

Nama : Choirul Majid

Nim : 21110016

Kelas : B

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU, MENGEMBANGKAN, DAN MENGAMALKANNYA

SERTA KEDUDUKAN ULAMA DALAM ISLAM

A. PENGERTIAN ILMU

Ilmu berasal dari kata ‫ علما‬-‫ يعلم‬-‫ علم‬yang artinya mengetahui, lawan dari kata ‫ جهل‬yang
artinya bodoh.Ilmu pengetahuan adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris, Science, yang
berarti pengetahuan. Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia yang berarti
pengetahuan. Namun pengertian yang umum digunakan ilmu pengetahuan adalah himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat diterima oleh
rasio.

• Imam Raghib al- Ashfahani dalam kitabnya, Mufradat Al –Qur’an, berkata, “ ilmu adalah
mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Ia terbagi dua: pertama, mengetahi inti
sesuatu itu (oleh ahli logika dinamakan ahli tashawwur). Kedua, menghukum
adanya sesuatu pada sesuatu yang ada (oleh ahli logika dinamakan tashdiq, maksudnya
mengetahui hubungan sesuatu dengan sesuatu).”
• Az-Zubaidi berkata dalam kamus Tajul-‘Arus, “Mayoritas ahli membedakan masing-
masing term itu. Bagi mereka ilmu adalah yamg paling tinggi karena ilmu itulah yang
mereka perkenankan untuk dinisbatkan kepada allah swt. Sementara, mereka tidak
mengatakan: ‘Allah arif’ atau ‘Allah syair’. Perbedaan-perbedaaan tersebut disebut dalam
karangan-karangan ahli bahasa.
• Al Manawi dalam kitab At-taufiq berkata , “ ilmu adalah keyakinan kuat yang tetap
sesuai dengan realita. Bisa juga bersifat yang membuat perbedaan tanpa kritik. Atau, ilmu
adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.”

B. PENGERTIAN MENUNTUT ILMU


Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah
laku dan perilaku kearah yang lebih baik, karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju
kebenaran dan meninggalkan kebodohan.

Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum beramal. Maksud dari beramal adalah
melakukan kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan manusia
dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan mengetahui ilmunya
pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan

C. KEWAJIBAN DAN KEUTAMAAN ORANG BERILMU

Dasar hukum menuntut ilmu yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits nabi Muhammad
saw. Banyak sekali hadits dan ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang menuntut ilmu. Di
dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban. Manusia diperintahkan
untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita bisa mencapai apa yang dicita-
citakan baik di dunia maupun di akhirat.

Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar
merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia bisa
meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang
sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai umat muslim haruslah lebih
memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam sudah dijelaskan keutamaan
bagi para penuntut ilmu.

Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran Q.S. Al-Mujadalah ayat 11:

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah


dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Arti Potongan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat
mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu.
Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan
hartanya apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari
ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

َ ‫َّللا َل ُه بِ ِه َطرِي ًقا إِ َلى ا ْل‬


‫ج َّن ِة‬ ُ َّ ‫ل‬ َ ‫ك َطرِي ًقا يَ ْل َتمِ ُس فِي ِه عِ ْل ًما‬
َ ‫س َّه‬ َ َ‫سل‬
َ ْ‫َو َمن‬

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut
ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk
menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa
dengan belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju
surga.

Di dalam kata-kata mutiara orang Arab juga menjelaskan tentang belajar:

ُ
ْ َّ‫ب ا ْلعِ ْل َم مِ نَ ا ْل َم ْه ِد إ ِ َلى الل‬
‫ح ِد‬ ِ ‫أ ْط ُل‬

Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”

D. KEDUDUKAN ULAMA DALAM ISLAM


Para ulama itu adalah pewaris Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar
tidak juga dirham, yang mereka wariskan hanyala ilmu, dan samar bagi setiap muslim akan
kedudukan ulama dan tokoh agama, serta tingginya kedudukan, martabat dan kehormatan
mereka dalam hal kebaikan mereka sebagai teladan dan pemimpin yang diikuti jalannya serta
dicontoh perbuatan dan pemikiran mereka. Para ulama bagaikan lentera penerang dalam
kegelapan dan menara kebaikan, juga pemimpin yang membawa petunjuk dengan ilmunya,
mereka mencapai kedudukan al-Akhyar (orang-orang yang penuh dengan kebaikan) serta derajat
orang-orang yang bertaqwa. Dengan ilmunya para ulama menjadi tinggi kedudukan dan
martabatnya, menjadi agung dan mulia kehormatannya.

Anda mungkin juga menyukai