Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN AKHIR FARMASETIKA I

DISUSUN

ANDRE RAMADAN : 21110041

DOSEN PENGAMPU: Apt. Lively Sergeonery S.Farm.,

M.Farm MATA KULIAH FARMASETIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SUMATERA BARAT

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelasaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya Penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di yaumil akhir kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah farmasetika yaitu,
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASETIKA I.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,
Penulis mengharapkan kritik serta saran dari ibu selaku dosen farmasetika, agar
laporan ini nanti nya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada laporan ini, penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
A. RESEP DAN COPY RESEP

1. Tujuan
 Mengetahui pembuatan Resep dan Copy Resep
 Mengetahuigolongan-golongan obat
 Mengetahui obat- obat wajid yang harus ada di apotik
 Mengetahui informasi atau pemerian obat
2. Alat dan Bahan
 Etiket biru dan putih
 Obat obatan
3. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pempuatan resep dan copy resep dengan
menggunakan obat obatan yang telah di sediakan. Resep adalah permintaan
tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker, baik dalam bentuk paper
maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat untuk pasien
sesuai peraturan yang berlaku (PERMENKES No.35 Tahun 2014). Tidak jarang
di jumpai pada beberapa kasus dimna resep obat tidak memenuhi
kelengkapannya. Oleh karena itu, di perlukan persyaratan pengkajian resep yang
bertujuan untuk mencegahterjadinya kelalaian pencantuman informasi, penulisan
resep yang baik dan penulisan resep yang tepat.
Pada praktikum ini juga di lakukan pembuatan persalinan resep dan dan
pembuatan Etiket. Salinan resep adalan salinan yang di buat oleh apoteker, bukan
hasil fotocopy. Pada Copy resep selain memuat semua keterangan yang termuat
di dalam resep asli, harus memuat pula: nama dan alamat apotek, nama dan
nomor SIPA, apoteker pengelola apotek, tanda tangan atau paraf apoteker
pengelola apotek,nomor resep dan tanggal pembuatan dan juga tanda “det”[detur]
(sudah di berikan) atau tanda “nedet” [ne detur] untuk obat yang belum diberikan
dan keterangan lain yang perlu sesuai ketentuan yang sudah di tetapkan. Salinan
resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter, penuilis resep, pasien, petugas
kesehatan, dan petugas yang sesuai berwewenang menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Etiket adalah kertas atau label yang berisi keterangan tentang pengonsumsian
obat dalam satu hari. Ada dua jenis etiket yaitu, etiket obat dalam (warna putih)
dan etiket obat luar (warna biru).
a. Resep
b. CopyResep
c. Etiket
d. Obat wajib apotek (DOWA)
 METHLYLPREDNISOLONE 4 mg
 CHLORAMPHENICOL 5 gram

Pada resep yang kami kerjakan obat wajid apotek hanya ada dua saja,
dan selain dua itu bukanlah obat wajib apotek.
e. Golongan obat

MEFENAMIC ACID 500 mg – Obat keras


METHYL FREDINISOLONE 4mg – Obat keras
METAMIZOLE SODIUM 500mg – Obat keras
CHLORAMPHENICOL 5mg – Obat keras
TETAGAM 1ml – Obat keras

 Obat keras
Obat keras ditandai dengan
lingkaran merah dengan garis
tepi berwarna hitam dan huruf
K di tengah yang menyentuh
garis tepi. Obat ini hanya bisa di dapatkan dengan resep dokter.
.

f. Informasi dan pemerian

 MEFENAMIC ACID
 Pemerian : Serbuk putih, atau hampir putih
 Sinonim : Acide metenamique, Acido mefenamico, Acidum
mefenamicam
 Bentuk : Tablet
 Suhu : 37 - 25
 Indikator : AnalgetikFarfisen
 Pemerian : Tablet atau kaplet
 Penyimpanan : Dibawah 30º, tempat kering, terhindar dari
cahaya
 Penggunaan : Oral
 Khasiat : Meredakan demam, sakit kepala, sakit gigi
 METTHYLPREDNISOLONE
 Pemerian :Putih atau hamper putih, serbuk Kristal
 Penyimpanan :Disimpan di tempat sejuk dan kering,
Terlindung dari cahaya
 Penggunaan :Oral
 Khasiat :Meredakan peradangan

 METAMIZOLR SODIUM
 PEMERIAN : Serbuk hablur, Sangat halus
 Sinonim : Metampiron
 Bentuk : Tablet , kaplet , injeksi
 Suhu : -+ 30
 Indikator : Analgetik , Amara

 TETAGAM
 Pemerian : Vaksin injeksi
 Sinonim : Tetanus imunnologlobilun
 Bentuk : Cair injeksi
 Suhu : 2-8
 indikator : Vaksin analgetik

 CHLORAMPHENICOL
 Pemerian : Serbuk hablur halus
 Sinonim : Chlomycetin plamit
 Bentuk : tetes salep mata
 Suhu : -+ 25
 Indikator : infeksi bakteri

B. CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT

1. Tujuan

 Menghitung dosis yang di perlukan untuk sediaan padat tablet, dan kaplet
 Mengetahui perhitungan dosis maksimum dan dosis lazim
 Mengetahui macam-macam dosis

2. Tinjauan pustaka

Obat merupakan suatu bahan atau panduan bahan-bahan yang


dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian
badan manusia termasuk obat tradisional. Bahan aktif obat agar
digunakan nyaman, aman, efesien dan optimal dikemas dalam bentuk
sediaan obat (BSO) atau disebut sediaan farmasi. Bentuk sediaan obat
(BSO) dapat mengandung satu atau lebih komponen bahan aktif. Formulasi
BSO memerlukan bahan tambahan contohnya antara lain bahan pelarut
atau bahan pelicin. Macam bahan tambahan tergantung macam bentuk
sediaan obat. Bahan tambahan bersifat netral

Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bnetuk.


Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat
yang tidak stabil jika berada dalam kesediaan tablet sehingga harus dalam
bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus
bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya
efek terapi yang diinginkan. Bentuk sediaan obat diperlukan agar
penggunaan senyawa obat atau zat berkhasiat dalam farmakoterapi dapat
digunakan secara aman, efesian dan memberikan efek optimal.
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi

Definisi menurut Ansel obat adalah zat yang digunakan untuk


diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit
pada manusia atau hewan.

Dalam keputusan menteri kesehatan RI No.193/kab/B.VII/71


dikatakan bahwa obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah danrohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan
manusia.

Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan


biologi.dalam WHO obat didefinisikan sebagai zat yang dapat
mempengaruhiaktivitas fisik atau psikis. Sedangkan pengertian umum,
obat adalah suatu substansi yang melalui efek kimianya membawa
perubahan dalam fungsi biologik

Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat hingga didapat


suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya
tercapai efek terapi yang diinginkan. umumnya bentuk sediaan obat
mengandung satu atau lebih senyawa obat atau zat berkhasiat dan bahan
dasar atau vehikulum yang diperlukan untuk formulasi tertentu.

I. MANFAAT BENTUK SEDIAAN OBAT


Bentuk sediaan obat dipilih agar:
1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
4. Sediaan yang cocok untuk :Obat yang tidak stabil, tidak larut
penyakit pada berbagai tubuh
5. dapat dikemas atau dibentuk lebih menarik dan
menyenangkan .
Dalam memilih bentuk sediaan obat, Perlu
diperhatikan :
1. sifat bahan obat
2. sifat sediaan obat
3. kondisi penderita
4. kondisi penyakite
5. harga

II. KRITERIA BENTUK SEDIAAN OBAT


Kriteria suatu bentuk sediaan obat secara umum adalah :
1. Aman
2. Stabil dalam penyimpanan dan menunjukkan kualitas fisik
yang baik selama penyimpanan sesuai dengan batasan
kadaluarsanya
3. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan
melepaskan zat aktif pada lokasi aksi atau tempat pelepasan
4. Mampu melindungi zat aktif dari kemungkinan degradasi
5. Efektif, efisien, ekonomis
6. Dikemas dalam kemasan yang sesuai
III. MACAM-MACAM BENTUK SEDIAAN OBAT
Sediaan obat memiliki macam-macam bentuk yang akan penulis
paparkan dibawah ini:

Bentuk Kesediaan Obat Padat


a. Pulvis dan Pulveres (serbuk)
Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau
tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk dan relatif stabil serta
kering. Serbuk dapat digunakan untuk obat luar dan obat dalam.
Serbuk untuk obat dalam disebut pulveres (serbuk yang terbagi
berupa bungkus- bungkus kecil dalam kertasdengan berat umumnya
300 mg sampai 500 mg dengan vehiculum umumyaSaccharum
lactis.) dan untuk obat luar disebut pulvis adspersorius (Serbuk
tabur).
Sifat pulvis untuk obat dalam:
Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan

bentuk sediaan obat rbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk
tablet tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak
menyenangkan,dirusak dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis
terapi yang rendah.
Sifat pulvis adspersorius:
Selain bahan obat, mengandung juga bahan
profilaksi atau pelicin bentuk luka terbuka sediaan harus
steril. Sebagai pelumas harus bebas dari organisme patogen

Bila menggunakan talk harus steril, karena bahan-bahan tersebut


seringterkontaminasi spora dan kuman tetanus serta kuman
penyebab gangren
b. Tablet
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara
kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau
cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan
atau tanpa zat tambahan.( Berat tablet normal antara 300-600mg )
Sifat:
1. Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.
2. Tidak tepat untuk:
-Obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan enzim
pencernaan
-Obat yang bersifat iritatif.
3. Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi
bioavailabil itas bahan aktif.
4. Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-
obat yang dapat berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya
dapat dihindari.
5. Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut kaplet
c. Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau
setengah padat dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus
cangkang yang umumnyaterbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut
dan dipisahkan dari isinya.
1. Kapsul Eunak ( Soft capsule ) berisi bahan obat berupa
minyak/larutan obat dalam minyak
2. Kapsul keras ( hard capsule berisi bahan obat yang kering
Bentuk Sediaan obat semi padat
d. Unguenta (salep)
Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar,
mudah dioleskan pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih
dahulu, dengan bahan obat yang terkandung harus terbagi rata atau
terdispersi homogen dalam vehikulum. Umumnya memakai dasar salep
hidrokarbon ( vaselin album dan vaselin flavum ), dan dasar salep dan
bentuk sediaan obatrbsi (adeps lanae, dan lanolin ).
Sifat :

-Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk


sediaan padat lainnya.
-Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
-Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga cocok untuk
dermatosisyang kering dan kronik serta cocok untuk jems kulit yang
bersisik dan berambut.
-Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh
e. Jelly (Gel)
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang
mencair waktukontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan
tipis, tidak berminyak. ada umumnya menggunakan bahan dasar
larut dalam air (PEG, CMG, tragakaola)
Sifat:
- Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
-Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
-Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok
untuk dermatosa
-Kronik
-Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat
memberikan efek
-Sistemik
f. Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga
memberikan peras aan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai
vehikulum dapat berupa emulsi o/w atau emulsi w/o.
Sifat:
-Bentuk sediaan obatrbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari
kulit
-Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air
dan mudah timbul jamur bila sedian di buka segelnya
-Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
-Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut
g. Pasta
Massa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat
yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar (40-60%), dengan
vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar tidak berlemak yang
dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun

Sifat :
-Obat dapat kontak lama dengan kulit
-Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah ( Sub akut atau
kronik )
-Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawa
-Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan dermatosa
yang eksudatif
-Untuk sesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula

Bentuk Sediaan Obat Cair

h. Solution

Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia

yang terlarut. Solute: Gas yang terlarut Solven: cairan

pelarut umumnya adalah air.

Sifat:

-Obat homogen dan bentuk sediaan obat-obat cepat

-Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita


yang sukar menelan, anak-anak dan manula

-Volume pemberian besar

-Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk
larutan.
-Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah
pemanis dan perasa.

i. Sirup
Sirup digunakan untuk:

a. Bentuk sediaan cair yang mengandung Saccharosa atau

gula ( 64-66%). b.larutan Sukrosa hampir jenuh dengan

air.

c.Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis,

termasuk suspensi oral.

Sifat:

-Homogen

-Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio. cocok


untuk anak-anak maupun dewasa.

Sirup kering:

Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau


granulayang terdiri dari bahan obat, pemanis, perasa,
stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut.

Apabila akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan


menjadi bentuk sediaan suspensi.

Sifat:

-Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia


lain yang tidak larut

-Dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam penyimpanan lama.

-Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak.


-Kecepatan abentuk sediaan obatrbsi obat tergantung pada besar
kecilnya ukuran partikel

-Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan +7 hari


pada suhu kamar, sedang pada lemari pendingin +14 hari

c. Suspensi

Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk


halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum,
umumnya mengandungstabilis ator untuk menjamin stabilitasnya,
penggunaannya dikocok dulusebelum dipakai.

Sifat:

-Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula

-Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari
solution

-Volume pemberiannya besar

-Kecepatan abentuk sediaan obatrbsi obat tergantung pada besar


kecilnya ukuran partikel yang terdispersi

d. .Elixira

Elixira merupakan sediaan yang berbentuk cair yang


mengandung air dan alkohol
Sifat:
-Cocok untuk penderita yang sukar menelan
-Karena mengandung alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak
tahan terhadap alkohol atau menderita penyekit tertentu
-Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk sediaan
sirup
e. Tingtura

Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan


tumbuhan atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan
berkhasiat obat mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar
tingtura tumbuhan lain mengandung 20% bahan tumbuhan.

Sifat:

-Homogen dan bahan obat lebih stabil

-Kadar alcohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan


mikroorganisme

-Karena Berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya matahari


dapat terjadi perubahan fotosintesis

f. Gargarisma

Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan

g. Guttae
Sediaan cair yang penggunaannya penetesan

a.Tetes Oral

Sifat:

-Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-


anak

-Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang


sesuai dengan

-Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika


antipiretika,vitamin, antitusif dan dekongestan.

b.Tetes Mata
-Harus steril dan jernih

-Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal

-Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet

c. Tetes Telinga

-Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang


mempunyai

-Kekentalan yang cocok ( misal gliserol, minyak nabati,


propilenglikol ) sehingga dapat menempel pada hang telinga.

d. Tetes Mata dan Telinga

e. Tetes Hidung

h. Lotion

Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit

Sifat:

-Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya.

-Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan


lapisan tipis komponen obat pada permukaan kulit

-Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan


pelarut lain yang cocok
Bentuk Sediaan Obat Gas

Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam


wadah yang diberi tekanan, berisi propelan yang cukup untuk
memancarkan isinya hingga habis, sedangkan cara penggunaanya
dengan ditekan pada tutup botol sehingga memancarkan cairan dan
atau bahan padat dalam media gas. produk aerosol dapat dirancang
untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar,
semprotan basah atau kering atau busa.

Macam-macam bentuk sediaan gas:

a. Lobalasi

Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau


mulut dengan caradihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada
cabang-cabang bronchusatau untuk efek sistemik lewat paru-
paru.

b. Spray

Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai


zat padat yang terbagi halus untuk digunakan secara topical,
saluran hidung, faring atau kulit

c. Injeksi

Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang


dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan
secara parenteral.

Sifat

-Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif, tidak


sadar, atau keadaan darurat.
-Obat bekerja dengan cepat
-Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung

-Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama


atau tidak stabil dalam larutan.

-Harga obat relatif lebih mahal

-Pemberian obat memerlukan spuit injeksi

3.Pembahasan

Pengertian dosis

 Dosis obat adalah sejumlah obat yang memberikan efek terapi pada
penderita dewasa, yang di sebut juga dosis lazim atau dosis medicinalis
atau dosis terapi

 Dosis maksimum adalah takaran terbesar yang dapatdi berikan kepada


orang dewasa untuk pemakaian sekali dalam sehari tanpa membahayakan

Dosis obat dapat di hitung berdasarkan

 Umur

 Berat badan

 Luas permukaan tubuh

Pada praktikum untuk mengukur dosis kita menggunkan umur pasien.


Rumus yang di gunakan adalah rumus Clark’s. Yaitu:

1) Untuk anak kurang dari 8 tahun

n x dosis maksimum dewasa


n+12
2) Untuk umur 8 tahun keatas
n x dosis maksimum dewasa
20

Keterangan n = umur anak


R/ Theopilin :150 mg

Pct :250 mg

M.F Pulv dtd no. X

Stdd

Pro: Nisa (10 tahun)

Berdasarkan resep obat di atas maka perhitungan dosis nya sebagai


berikut:

 Paracetamol ⁕ Theopilin
1 hari pakai = 3 x 100 mg

300mg

4.Jumlah sediaan yang di ambil


 Pct 250 mg = 250 x 10 = 2500 : 500 mg = 5 tablet
 Theopilin 150 mg = 150 x 10 = 1500 : 200 mg = 7,5 tablet
C. PEMBUATAN PULVERES (SERBUK)
1. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari cara
menghitung dosis obat dalam bentuk sediaan pulveres.
2. Tinjauan Pustaka
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan untuk pemakaian oral dalam atau untuk pemakaian luar. Bentuk
serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih mudah terdispersi daripada bentuk
sediaan padatan lainnya (seperti kapsul, tablet, pil). Anak-anak dan orang dewasa
yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam
bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum.
(Syamsuni 2006)
Keuntungan sediaan serbuk:
1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada sediaan yang di
Padatkan.
2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
3.Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak ditemukan
dalam sediaan serbuk
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat di buat dalam
bentuk serbuk
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat
dibuat dalam bentuk serbuk
6. Dokter lebih leluas dalam memilih dosis yang sesuai dengan penderita.

Kerugian sediaan serbuk:


1. Tidak tertutupnya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di
lidah, amis, dan lain lain.
2. Pada saat penyimpanannya biasanyaterjadi lembab atau basah

Syarat-syarat serbuk
 Kering
 Halus
 Homogen
 Memenuhi uji keseragaman bobogt (seragam dalam bobot) atau
keseragaman kandungan (seragam dalam zat yang terkandung) yang
berlaku untuk serbuk terbagi atau pulveres yang mengandung obat keras,
narkotika, dan psikotropika.

Uji keseragaman bobot untuk serbuk terbagi (pulveres)


 Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu.
 Campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus
 Hitung rata-ratanya
3. Pembahasan

R/ Theopilin :150 mg

Pct :250 mg

M.F Pulv dtd no. X

Stdd

Pro: Nisa (10 tahun)

Jumlah sediaan yang di ambil

 Pct 250 mg = 250 x 10 = 2500 : 500 mg = 5 tablet


 Theopilin 150 mg = 150 x 10 = 1500 : 200 mg = 7,5 tablet
Manfaat obat:
 Theophilin :Meredakan gejala akibat penyempitan saluran
pernafasan seperti sesak nafas biasanya pada penyakit
asma dan penyakit paru obstruksi kronis
 Paracetamol :Meredakan rasa nyeri di area tubuh dan berfungsi
sebagai obat penurun demam
Prosedur pembuatan pulveres
 Baca dan skrining resep terlebih dahulu
 Ambil sedian obat yang di butuh kan (Pct dan theophilin)
 Bersihkan lumping dan mortar
 Gerus terlebih dahulu obat dengan sedian paling banyak
 Gerus theophilin hingga halus
 Kemudian lanjut dengan menggerus paracetamol hingga halus
 Campur kedua obat hingga homogeny
 Kemudian keluarkan obat yang sudsh di campur dari dalam lumping dan
masukkan ke dalam kertas perkamen
 Bagi sama rata sesuai resep yang di berikan yaitu 10
 Bungkus obat dengan kertas perkamen dan berikan etiket putih pada
plastic klip (plastic obat)

Etiket

APOTIK BINA HUSADA


Jl.kenangan no 09
Telp:098587
SIA:77/SIA/DPMPTSPVII/2019
APA:
NO: 01 tgl:15 januari 2022
Nama : Nisa (10 tahun)
1 X Sehari 1 bungkus
Sesudah makan
D. CARA PEMBUATAN KAPSUL
1. Tujuan
Tujuan di lakukan praktikum ini yaitu agar praktikan dapat membuat sediaan
kapsul dengan baikdan benarsesuai dengan prinsip kerja serta fungsi dari masing-
masing obat, efek samping dan memberikan informasi mengenai obat tersebut kepada
pasien.

2. Tinjaun Pustaka
Kapsul adalah sedian padat yang terbungkus dalam satuan bentuk cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang terbuat dari galatin, tetapi dapat juga di buat
dari pati, atau bahan lainnya yang sesuai. Ukuran cangkang keras bervariasi dari
ukuran paling kecil (5) sampai (000).

 Keuntungan sediaan kapsul


o Bentuknya menarik dan praktis
o Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang
berasa dan berbau tidak enak
o Mudah di telan dan cepat hancur atau larut dalam perutr sehingga obat
cepat diabsorbsi
o Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang
berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien
o Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat
tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet

 Kerugian sediaan kapsul


o Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul
tidak dapat menahan penguapan
o Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab)
o Tidak bisa untuk zat-zat yang yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul
o Tidak bisa untuk balita
o Tidak bisa di bagi-bagi

 Macam-macam kapsul
o Kapsul keras
o Kapsul lunak

3. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita menggunakan resep yang sama pada saat
praktikum pembuatan pulveres

R/ Theopilin :150 mg

Pct :250 mg

M.F Caps dtd no. X

Stdd

Pro: Nisa (10 tahun)

Jumlah sediaan yang di ambil

 Pct 250 mg = 250 x 10 = 2500 : 500 mg = 5 tablet


 Theopilin 150 mg = 150 x 10 = 1500 : 200 mg = 7,5 tablet

Keterangan : Theopilin diganti dengan Cyproheptadine


Paracetamol diganti dengan sulcolon 500 mg

Prosedur:
 Siapkan mortir dan stemper
 Kemudian ambil seluruh bahan
 Gerus 5 tablet pct dan 7,5 theopilin hingga halus dan homogen
 Kemudian masukkan ke dalam kapsul sesuai dengan sediaan yang di
minta
 Kemudian masukkan ke dalam plastik klip
 Beri kan Etiket
PEMBUATAN BEDAK TABUR (PULVIS ADSPERSORIUS)
1. Tujuan
APOTIK BINA HUSADA  Praktikan mampu
Jl.kenangan no 09 mengetahui tujuan, manfaat, serta
Telp:098587 kegunaan pembuatan serbuk tabur
SIA:77/SIA/DPMPTSPVII/2019 (bedak)
APA:  Praktikan bisa
NO: 01 tgl:22 januari 2022 mengetahui alat maupun bahan apa
Nama : Nisa (10 tahun) saja yang akan di gunakan dalam
3 X Sehari 1 kapsul pembuatan bedak tabor
Sesudah makan  Praktikan mampu
membaca resep serbuk tabor
 Praktikan dapat
menghitung bahan yang digunakan
 Praktikan mampu dan bisa mengetahui langkah-langkah atau cara kerja
pembuatan bedak tabuk

2. Tinjauan pustaka
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical, dapat
dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk memudahkan
penggunaan pada kulit. Umumnya harus melewati ayakan 100 mesh agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian yang peka (1 mesh = dalam setiap panjang 1
inchi ada 100 lubang). Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal di
ayakan di haluskan lagi sampai seluruhnya terayak. Setelah semua serbuk
terayak, di campur dan di aduk lagi. Jangan digunakan serbuk sebelum tercampur
homogen seluruh nya.

Aturan pembuatan serbuk tabor yaitu:


1. Serbuk tabor yang mengandung lemak di ayak dengan ayakan No.44
2. Serbuk tabor yang tidak mengandung lemak di ayak dengan ayakan No.
100
3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya

Serbuk tabur harus dari butiran kasar yang di masukkan untuk obat luar. Talk,
kaolin dan bahan mineral lain yang diginakan untuk serbuk tabur harus bebas dari
bakteri Clostridium tetani dan Welchii dan Bacillus anthracis. Cara sterilisasi
serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada suhu 150ºC selama 1 jam.
Serbuk tabur tidak boleh di gunakan untuk luka terbuka.

BAHAN BAHAN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM BEDAK


TABUR
1. Zinci Oxidum (seng oksida).

Zinci Oxidum berupa serbuk amorf, sangat halus, putih, atau putih
kekuningan tidak berbau, lambat laun dapat menyerap CO2 dan
kelebaban dari udara membentuk ZnCO3, yang mengumpal. Sehingga
untuk memisahkannya ZnO dari ZnCO3 harus diayak dengan
pengayak nomor 60, bagian yang lolos dari ayakan yang ditimbang,
bagian yang tidak lolos ZnCO3, dibuang. Kelarutan tidak larut dalam
air dan dalam etanol, larut dalam asam encer. Oxydum zincicum sebagai
komponen bedak bekerja menyerap air, sehingga memberi efek
mendinginkan. Khasiat sebagai antiseptic ekstern dan menjaga
kelembaban kulit.
2. Talcum (Talcum venetum, Talk)
Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang
mengandung sedikit aluminium silikat. Pemberian serbuk hablur
sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada
kulit dan bebas dari butiran. Kegunaan sebagai pembawa dalam
bedak tabur. Komponen talcum mempunyai daya lekat dan daya slip
yang cukup besar.
3. Calamine
Kalamin, juga dikenal sebagai losion kalamin, adalah sebuah obat
yang dipakai untuk mengobati gatal yang rentan. Ini meliputi terbakar
sinar matahari, gigitan serangga, keracunan ivy, keracunan oak, atau
kondisi kulit yang rentan. Obat tersebut juga dapat mengobati iritasi kulit
4. Asam salisilat
Asam salisilat merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang
dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang
digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam
salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Disamping itu digunakan
pula garam salisilat

CARA MERACIK BEBERAPA BAHAN OBAT DALAM SERBUK TABUR

1. Asam salisilat, mentol, kamfer dan Balsam Peru dilarutkann terlebih


dahulu dengan etanol 95% beberapa tetes hingga larut, keringkan dengan
pembawanya (talcum). Untuk massa kamfer dan mentol tidak ikut diayak guna
mencegah penguapan.
2. Adeps lanae dicairkan dimortir panas, setelah cair ditambah talcum
aduk hingga merata.
3. Bila ada penambahan minyak menguap diteteskan dicampurkan dengan
serbuk tabur yang sudah diayak.
4. Zinc Oxyd diayak terlebih dahulu dengan pengayak nomor 60 baru
kemudian ditimbang.

3. Pembahasan

R/ Asam salisilat = 3%
Zinc oxside = 12%
Calamin = 10%
Talcum ad =15
Mf bedak tabur

Table Perhitungan
Asam salisilat 3% x 15 = 0,450
Zinc Oxide 12% x 15 = 1,800
Calamin 10% x 15 = 1,500
Talcum 1500 - ( 0,450 + 1,800 + 1,500) =11,250
Prosedur :

Dalam praktikum ini kita membuat bedak tabur, pada resep ini kita
siapkan alat dan bahan sesuai pesanan. Bahan-bahan yang di gunakan di
timbang menggunakan neraca analitik. Bahan yang akan di timbang, yaitu:
Asam salisilat 0,450 g, zinc oxide 1,800 g, calamine 1,500 g, dan talcum
11,250 g. sebelum ZnO ditimbang, ZnO diayak terlebih dahulu agar menjadi
halus menggunakan ayakan yang bernomor 44.
Setelah semua bahan di timbang, masukkan asam salisilat sebagai
bahan aktif yang bekerja sebagai anti fungi (anti jamur) kedalam lumping
dengan di beri perlakuan khusus yaitu di teteskan alkohol 70% sebanyak 4
tetes. Ini di lakukan dengan tujuan agar asam salisilat yang sebelumnya
berbentuk Kristal-kristal tercampur hingga homogen.
Kemudian ditambahkan Zinc oxide sebagai anti septik local (anti
bakteri pada bagian tertentu) kedalam lumping lalu gerus hingga homogen.
Kemudian , kemudian tambahkan Calamin sebagai obat untuk mengobati
gatal yang rentan seperti, terbakar sinar matahari, gigitan serangga, keracunan
ivy (sinar ultraviolet), keracunan oak, atau kondisi kulit yang rentan
(mengobati iritasi kulit). Kemudian tambahkan Talkum sebagai zat tambahan
sebanyak 11,450 g. Setelah semua bahan tercampur hingga homogen, ayak
sedian yang sudah di buat kemudian masukkan kedalam wadah.
Wadah yang berisi bedak tabur tersebut di tutup dengan rapat dan di
beri Etiket biru sebagai tanda bedak tabur tersebut untuk pemakaian luar.
Resep ini di tujukan untuk penyakit kulit seperti iritasi kulit.

E. PEMBUATAN SALEP

1. Tujuan
 Praktikan dapat membuat sedian salep seperti unguenta, krim, dan pasta dengan
baik sesuai dengan prinsip kerja
 Praktikum dapat mengetahui fungsi dari masing masing sedian, efek samping dan
mampu memberikan informasi terhadap pasien

2. Tinjauan pustaka
 Definisi salep
Menurut FI edisi III
Salep adalah sedian setengah padat yang mudah di oleskan dan di gunakan sebagai
obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen kedalam dasar salep
yang cocok.
Menurut FI edisi IV
Salep adalah sedian setengah padat yang di tujukan untuk pemakaian topical kulit
atau selaput lendir, salep tidak boleh berbau tengik kecuali dinyatakan laian, kadar
bahan obat dalam salep mengandung obat keras narkotika adalah 10%

Dasar salep digolongkan kedalam 4 kelompok besar, yaitu:


 Dasar salep Hidrokarbon
Bersifat lemak (bebas air), preparat yang berair mungkin dapat di campurkan
hanya dalam jumlah sedikit saja. Dasar Hidrokarbon dipakai terutama untuk
emolian
 Dasar salep Absorsi
Menjadi dua tipe
-memungkinkan pencampurannya larut berair
-yang sudah jadi emulsi air minyak
 Dasar salep yang dapat di bersihkan dengan air
Merupakan emulsi minyak dalam air yang dapat dicuci dari kulit dan pakain
dengan air
 Dasar salep larut air
Basis yang larut dalam air, biasanya disebut sebagai grea seless karena tidak
mengandung bahan berlemak

3. Pembahasan
Salep Whitefield
Tiap 10 gram mengandung:
R/ Acidum Salicylicum 500 mg
Vaselin flavum hingga 10 gram
Sulfur 400m mg

F. PEMBUATAN SOLUTION
G.
I. Tujuan
Untuk mengetahui cara untuk membuat dosis solution daan tau kegunaan dan
pembuatan sedian solution

II. Tinjaun pustaka


Sediaan obat dalam bentuk cairan terdapat dalam beberapa jenis tergantung
pada tujuan penggunaan sediaan cair tersebut.

Beberapa istilah obat dalam bentuk cairan sebagai berikut :

1. Lotio adalah obat cair yang digunakan untuk obat luar dengan cara
dioleskan.

Contoh : Caladin lotion, Caladryl lotion.

2. Solutio adalah larutan yang mengandung satu jenis zat terlarut. Solutio dapat
berupa obat dalam maupun obat luar. Contoh : Rivanol solutio, Etanol 70%, Betadine
solutio.

3. Mixtura : adalah larutan yang mengandung lebih dari satu jenis zat terlarut.

Mixtura dapat berupa obat dalam maupun obat luar contoh : OBH, Benadryl sirup dan
Kalpanax (obat luar).

4. Potio ( obat minum ) adalah sediaan obat cair yang digunakan secara oral bentuk
dapat berupa emulsi, solutio, mixtura, suspensi, sirup dan elixir.

Dalam membuat larutan kita harus memperhatikan sifat dari bahan- bahannya
apakah larut dalam air, alkohol, sirup atau pelarut yang tersedia dalam komposisi
resepnya. Untuk mengetahui berapa banyak pelarut yang dipergunakan dapat dilihat
pada monografi masing- masing zat yang terdapat dalam buku standar (Farmakope
Indonesia, Extra Pharmacopeae Martindal, Merck Index).
Melarutkan bahan obat dapat dilakukan dalam erlenmeyer, mortir atau dalam
beaker gelas dengan bantuan batang pengaduk tergantung pada sifat bahan obatnya.
Bila jumlah bahan yang akan dilarutkannya banyak dan pelarutnya terbatas, atau
dibutuhkan penggerusan terlebih dahulu maka melarutkannya dilakukan dalam mortir.
Bahan obat yang berupa kristal dapat dilarutkan dengan menggunakan erlemeyer,
tambahkan air/ pelarut sesuai dengan kelarutannya, kemudian dikocok hingga larut
atau dalam beker gelas kemudian diaduk dengan bantuan batang pengaduk.
Untuk bahan obat tertentu harus dilarutkan dalam lumpang seperti Succus
Liquiritiae(sari akar manis), harus digerus hingga halus dan dilarutkan dalam air
mendidih.
Soda kue (Natrii subcarbonas), harus dilarutkan dengan cara gerus tuang.
Natrii subcarbonas digerus ditambahkan air dan diaduk, bagian yang jernih dituang
kedalam botol, sisanya yang belum larut digerus kembali dengan air diaduk hingga
larut, demikian seterusnya.

III. Pembahasan
Resep
R/ Acidum salicylium 1%
Resorsinol 1%
Etanol 35% ad 120
Md.S cuci muka Sue
Pro: Tn . Rachmat Hidayat

Catatan: penimbangan bahan setengah dari sedian yang di tetap kan

Penimbangan bahan:
- asam salisilat 1% g/mlx60 ml =0,6 g
- resorcinol 1% g/mlx60 ml =0,6 g
- etanol 35% = 60 ml-(0,6+0,6)
= 58,8 ml

Cara pembuatan :
 acidum salicylicum ditimbang sebanyak 0,6 g tambahkan 22 ml etanol 95%
kocok hingga larut
 -timbang resorcinol 0,6 g dimasukkan kedalam Erlenmeyer ditambahkan air
sebanyak 16 ml aduk hingga larut masukkan dalam botol
 -larutan etanol 95% 22 ml tadi ditambahkan air 35 ml lalu diaduk masukkan
kedalam botol

Anda mungkin juga menyukai