Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

KEWAJIBAN MENUNTUT ● Menjelaskan perintah menuntut ilmu

ILMU, MENGEMBANGKAN, ● Keutamaan orang menuntut ilmu


● Kedudukan ulama dalam islam
DAN MENGAMALKANNYA

Kelompok III : Dosen Pengampu:


DR.H.Sabdo.Sos.I
Ananda Rio

MENJELASKAN PERINTAH ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat

MENUNTUT ILMU
mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak
menuntut ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa
● Kewajiban Menuntut Ilmu Menurut Al-Quran Dan Hadist
menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya apalagi nasabnya.
Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits.
Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari
belajar manusia bisa meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:
manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang sebelumnya
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
Allah SWT menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Q.S. Al-Mujadalah ayat 11:
Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-
lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka siapa yang pergi untuk menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan belajar atau
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju
surga.
Perintah menuntut ilmu bagi seorang muslim, sudah secara gamblang dijelaskan dalam Al
Quran dan hadits. Hukumnya wajib bagi muslim laki-laki maupun perempuan sebagaimana MENUNTUT ILMU BAGI
MANUSIA
Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadits:
Artinya: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu
Ketika Allah Swt menciptakan Adam ‘alaihissalam, Allah mengajarkan ilmu
kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di
pengetahuan tentang al-asma’ (nama-nama) seluruh ciptaan-Nya, dengan
sekitar leher hewan." (HR Ibnu Majah). berbagai jenisnya, dan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda sebagai
bekal bagi Adam untuk mengelola bumi. Hal ini mencerminkan, betapa
Ilmu dalam pandangan Islam dianggap sebagai sebuah kebutuhan untuk mengetahui pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia. Maka, seseorang yang memiliki
kebenaran dan ditempatkan pada posisi yang tinggi. Bahkan hadits Imam Bukhari pernah ilmu pengetahuan yang menghadirkan kemaslahatan bagi umat manusia,
Allah Swt akan mengangkat derajatnya. Sebagaimana firman Allah dalam al-
mengatakan: Qur’an surat al-Mujadilah ayat 11:
"Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal, atau beraktivitas." (HR Imam Bukhari).
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
Mengutip dari Abdul Hamid M Djamil, Lc dalam buku bertajuk 'Agar Menuntut Ilmu Jadi lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
Mudah', disebutkan bahwa para ulama membagi lagi kategori wajib dalam menuntut ilmu kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
menjadi dua, yaitu : berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah : 11)
1. Wajib ‘ ain
2. Wajib Kifayah

Allah Swt. juga memuji orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan, sebagaimana tersurat Sebagaimana penjelasan tadi, dapat diketahui betapa luhur kedudukan
dalam surat Ali Imran ayat 18, yang artinya:
orang yang berilmu. Maka tidak heran, para ulama terdahulu
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para Malaikat dan menghabiskan sebagian besar waktunya demi melestarikan ilmu,
orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, yang Maha terutama ilmu syari’at Islam. Bahkan, di antara mereka ada yang rela tidak
Perkasa, Maha Bijaksana”
Di dalam surat az-Zumar ayat 9 Allah berfirman:
berkeluargan demi mengabdikan diri sepenuhnya untuk ilmu

“Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.”

Rasulullah Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam, juga memuji orang yang berilmu,
sebagaimana tersebut dalam beberapa haditsnya, seperti yang terdapat dapat kitab Adab ad-
Dunya wa ad-Din bab Adab al-‘Ilm, sebagai berikut:

“diriwayatkan dari Nabi Saw. beliau bersabda: Allah Swt memberi wahyu kepada Ibrahim as.:
sesunggunya Aku (Allah Maha) mengetahui, Aku (Allah) mencintai orang-orang yang
berilmu”

“Diriwayatkan dari Abu Umamah, berkata: Rasulullah Saw. ditanya tentang 2 orang, yang satu
orang alim dan yang satunya ahli ibadah. Rasulullah Saw. bersabda: keutamaan orang alim
terhadap ahli ibadah seperti keutamaanku terhadap orang yang paling rendah di antara kalian
KEDUDUKAN ULAMA DALAM Ulama adalah orang-orang terpilih. Allah memberi mereka ampunan dari empat puluh jenis dosa
sebelum Dia memberikan ampunan kepada orang awam barang satu dosa pun. Akan tetapi, yang

ISLAM paling utama di antara mereka adalah ulama yang mempunyai hati penyayang. Kelak di hari kiamat
ulama yang berhati penyayang ini memperoleh banyak keutamaan, hingga seseorang dari mereka
RASULULLAH Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Muliakanlah oleh kalian dibangkitkan dalam keadaan yang bercahaya. Cahayanya dapat menyinari apa yang ada di antara
para ulama, karena mereka adalah pewaris para nabi, barang siapa memuliakan timur dan barat; kemuliaan itu diperolehnya berkat ilmu dan amalnya.
mereka berarti ia memuliakan Allah dan Rasulnya.” (HR Imam Khathib melalui Jabir). Dalam hal ini Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-
Hadis ini menerangkan tentang keutamaan para ulama. Disebut di dalamnya bahwa Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir: 28).
mereka adalah pewaris para Nabi. Dikatakan demikian karena Nabi SAW wafat tidak
meninggalkan dinar atau kekayaan lainnya, melainkan hanya ilmu syariat. Oleh Juga dalam hadits yang lain beliau Saw. bersabda, “Orang alim yang mengamalkan ilmunya lebih
karena itu, barang siapa yanģ memahami ilmu syariat, berarti ia pewaris Nabi SAW.
Kita diwajibkan menghormati mereka karena menghormati mereka berarti sama baik daripada seribu orang ahli ibadah (yang tidak alim).” (HR Ad-Dailami melalui Ali k.w.). Orang
dengan menghormati Allah dan Rasul-Nya. ‘alim yang bermanfaat ilmunya jauh lebih utama daripada seribu orang ahli ibadah yang tidak alim.
Martabat para ulama yang beramal dengan ilmunya terletak di bawah tingkatan
martabat para nabi, menyusul kemudian para mukmin yang lain. Sebab para ulama Dan dalam hadits lain pun beliau SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas orang yang ahli
yang beramal adalah orang-orang yang menjembatani antara Nabi SAW. dengan ibadah (yang tidak alim) sama dengan keutamaan diriku (Nabi SAW) atas orang yang paling rendah
kaum muslimin. Dalam hal ini Allah Swt berfirman, di antara kalian. Sesungguhnya Allah Swt, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi hingga
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang menegakkan semut yang berada di liangnya serta ikan yang ada di laut, semuanya mendoakan orang yang
keadilan. Para malaikat dan orang-orang berilmu (juga menyatakan yang demikian mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR Turmudzi).
itu).” (QS Ali Imran, 3:18).

Dalam hadits ini disebutkan bahwa setiap hari Jumat semua penduduk surga berziarah kepada
Perumpamaan keutamaan yang dimiliki oleh orang ‘alim bila dibandingkan Allah. Kemudian Allah menyuruh mereka untuk meminta apa yang mereka inginkan, tetapi
dengan ahli ibadah, tetapi tidak ‘alim sama dengan perbedaan antara keutamaan mereka bingung tidak dapat menyebutkan apa yang harus mereka katakan. Akhirnya mereka
yang dimiliki oleh Nabi Saw. dan orang yang paling kecil dari kalangan bertanya kepada para ulama tentang apa yang harus mereka sebutkan kepada Allah, lalu para
sahabatnya. Tentu saja yang dimaksud dengan orang alim di sini ialah orang ‘alim ulama memberi saran kepada mereka, agar meminta kepada-Nya demikian dan demikian.
yang mengamalkan ilmunya. Hadits ini juga menerangkan tentang keutamaan para ulama dari yang lainnya. Mereka
memerlukan ulama tidak hanya di dunia saja, melainkan di akhirat pun mereka tetap
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Sesungguhnya ahli surga memerlukannya.
benar-benar memerlukan ulama di dalam surga. Demikian itu karena setiap jumat
mereka mengunjungi Allah Swt, lalu Allah Swt menawarkan kepada mereka:
“Mintalah kepada-Ku apa yang kalian kehendaki.” Lalu mereka berpaling kepada
para ulama seraya bertanya: “Apakah gerangan yang kami minta?” Maka para
ulama berkata kepada mereka: “Mintalah kepada-Nya demikian, demikian.”
Mereka masih tetap memerlukan para ulama sekalipun di dalam surga,
sebagaimana mereka memerlukan sewaktu di dunia.” (HR. Ibnu Asakir melalui
Jabir r.a.).

Pintu surga itu banyak, masing-masing pintu dinamai dengan nama sesuai amal
perbuatan orang-orang yang akan memasukinya. Orang yang ahli shaum, masuk
dari pintu Rayyaan ; orang yang ahli sedekah masuk dari pintu tersendiri;
KESIMPULAN
● Kesungguhan di dalam belajar serta memperdalam sebuah
ilmu bukan hanya dari sebbuah pelajar semata namun dalam
kesungguhan ini juga diperlukan kesungguhan dari tiga (3)
orang, yakni pelajar (murid), guru, serta orang tua. Apabila
murid, guru, serta orang tua sungguh-sungguh, insya Allah hal
tersebut akan berhasil, kesulitan menuntut ilmu, dalam belajar
akan bisa selesai.
● Manusia yang diperintahkan Allah untuk belajar serta
menuntut ilmu. Hanya saja memang kualitas terhadap akal
manusia itu dengan kapasitas yang berbeda-beda.
Kesungguhan inilah yang menjadi sebuah kunci. Dengan
kesungguhan tersebut, sesuatu yang sulit itu akan dimudahkan
oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Anda mungkin juga menyukai