Anda di halaman 1dari 24

SYARAT MENCARI ILMU

Oleh :
Muh Sarkowi, S.PdI, MM

STIE TRIANANDRA
JAKARTA
PENDAHULUAN
Sungguh agung dan mulia kedudukan seorang ahli ilmu di sisi
Allah SWT, Allah mengangkat derajat orang-orang yang
beriman dan orang-orang yang dianugerahi ilmu beberapa
derajat.
Allah firmankan:
ٍ ‫ﯾن أُوﺗُوا ا ْﻟ ِﻌ ْﻠ َم د ََر َﺟﺎ‬
‫ت‬ َ ‫ﯾَ ْرﻓَ ِﻊ ا ﱠ ُ اﻟﱠ ِذ‬
َ ‫ﯾن آ َﻣﻧُوا ِﻣ ْﻧ ُﻛ ْم َواﻟﱠ ِذ‬
Artinya: niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. (Almujadilah: 11)
Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
‫ﻓﺿل اﻟﻌﺎﻟم ﻋﻠﻲ اﻟﻌﺎﺑد ﻛﻔﺿل اﻟﻘﻣر ﻟﯾﻠﺔ ﺑدر ﻋﻠﻲ ﺳﺎ ﺋر اﻟﻛواﻛب‬
Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli
ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR.
Abu Dawud )
Hukum Menuntut Ilmu
 Menuntut ilmu hukumnya sangat wajib bagi setiap muslim
yang berakal, baik miskin atau kaya, orang kampung atau pun
orang kota, selama dia berakal sehat wajib hukumnya
menuntut ilmu. Dikatakan dalam Hadis :

‫طﻠب اﻟﻌﻠم ﻓرﯾﺿﺔ ﻋﻠﻲ ﻛل ﻣﺳﻠم‬


 “Menuntut ilmu itu sangat wajib bagi setiap muslim” (HR
Ibnu Majah)
 Dalam kajian hukum Islam, bahwa standar hidup yang ideal
bagi manusia adalah Haddul Kifâyah, Lâ Haddul Kafaf (batas
kecukupan, bukan batas pas-pasan)[1]. Dan kita tahu bahwa
kewajiban dalam menuntut ilmu dimulai dari rahim ibu
sampai liang lahat. Dengan demikian untuk memenuhi
standar hidup yang ideal hendaknya tidak hanya pas-pasan.

Dalam kitab “Ta’lim al-Muta’allim” yang ditulis oleh
Imam Al-Zarnuji, beliau menulis bahwa syarat-
syarat mencari ilmu menurut Imam Syafi’i dari
Imam Ali bin Abi Thalib yaitu:

‫ﺎن‬
ٍ َ ‫ﯾ‬َ ‫ﺑ‬‫ﺑ‬ِ ‫ﺎ‬ ‫ﮭ‬
َ ‫ﻋ‬
ِ ‫و‬
ْ ‫ﻣ‬ُ ‫ﺟ‬
ْ ‫ﻣ‬َ ‫ن‬ْ ‫ﻋ‬
َ ‫ْك‬
َ ‫ﯾ‬ ‫ﺑ‬
ِ ْ
‫ﻧ‬ ُ َ # ‫اَﻻَ ﻻَﺗَﻧَﺎ ُل ْاﻟ ِﻌ ْﻠ َم اِﻻﱠ ِﺑ ِﺳﺗ ﱠ ٍﺔ‬
‫ﺳﺄ‬
ٍ ‫ط ْو ِل زَ َﻣ‬
‫ﺎن‬ ُ ‫ َواِ ْرﺷَﺎدُ ا ُ ْﺳﺗَﺎ ٍذ َو‬# ‫ﺎر َوﺑُ ْﻠﻐَ ٍﺔ‬ ٍ َ‫ﺻ ِطﺑ‬
ْ ‫ص َوا‬ ٍ ‫ﺎء َو ِﺣ ْر‬ٍ ‫ذُ َﻛ‬
Ingatlah….. tidak akan kalian mendapatkan ilmu
yang manfaat kecuali dengan 6 syarat,yaitu :
1) cerdas , 2) semangat, 3) sabar, 4) biaya,
5) petunjuk ustadz/guru,
6) waktu yang lama
6 SYARAT YANG HARUS DI LENGKAPI PARA
PENCARI ILMU :

1. Dzakain (Cerdas)
Cerdas bukan diartikan harus mempunyai IQ yang sangat
tinggi, cukuplah mempunyai akal fikiran untuk menangkap
pengetahuan,
Kecerdasan ada dua macam. ( 1 ). pemberian (minhah) dari Allah
Swt, dalam hal ini dalah ilmu laduni. ( 2 ). muktasab (seseorang
bisa mengembangkan dan mengupayakannya) dengan cara
belajar di sekolah-sekolah .
Dalam rangka mendapatkan dzaka’ (Kecerdasan),
banyak hal yang dapat Anda lakukan, diantaranya:
 Sering membaca buku.
 Sering-seringlah menuliskan apa-apa yang Anda baca, dengar
dan saksikan. Belajarlah merapikan ide-ide dan pengetahuan
Anda. Tuangkanlah segala gagasan Anda dalam bentuk tulisan!
 Biasakanlah mengikuti dan melakukan diskusi-diskusi ilmiah!
Bukan diskusi penuh emosi, adu otot, debat kusir dan semacam-
nya tetapi, sekali lagi, diskusi ilmiah.
 Ajarankanlah apa-apa yang telah Anda ketahui kepada orang Iain
(tunaikanlah zakat ilmu Anda). Kalau dalam istilah guru kampung
saya: ilmu itu ibarat api (sebenarnya yang lebih pas sih cahaya,
nuur, tapi nggak mengapalah). Bila kita mempunyai api, lalu ada
orang lain datang membawa kayu dan meminta api kepada kita,
maka api itu akan semakin besar dan semakin banyak.
Kecerdasan bisa merupakan bagian dari pengaruh
keturunan jalur psikis. Dari ayah dan bunda yang
cerdas akan lahir anak-anak yang cerdas, kecuali
adanya sebab-sebab yang memungkinkan menjadi
penghalang transformasi sifat-sifat tersebut baik
situasi fisis maupun psikis. Sehat jasmani dan
lemah jasmani, makanan bayi dalam kandungan
maupun situasi psikis ayah bunda seperti semangat
dan himmah menuntut ilmu, melakukan kejahatan,
emosi, maupun warna pikiran akan ikut
memberikan pengaruh yang besar bagi keturunan.
Itulah buktinya bahwa dari ayah dan bunda yang
sama akan lahir anak-anak dengan kondisi fisik,
watak, sifat dan kecerdasan yang berbeda.
Yang perlu kita ingat bahwa yang diturunkan dari
orangtua adalah tingkat kecerdasannya saja
bukan kekayaan ilmu pengetahuan. Kekayaan
ilmu pengetahuan tidak ada jalan lain kecuali
belajar dengan baik. Sabda nabi SAW:
‫اﻧﻣﺎ اﻟﻌﻠم ﺑﺎ ﻟﺗﻌﻠم‬
“Bahwasanya ilmu itu diperoleh dengan (melalui)
belajar”. Al-Hadis
Dan yang menjadi masalah sekarang bagaimana
anak yang cerdas (karena keturunan) tetapi tidak
memiliki ketekunan dan kesungguhan dalam
menuntut ilmu, jawabannya sudah pasti bahwa
dia tidak akan menjadi orang pandai/‘Alim.
2. Khirshin (Semangat)
Mencari ilmu sama halnya dengan mencari
harta. Harus bersemangat.
ِ ‫اﻟﺼ‬
‫ﲔ‬ ِ ‫اُﻃْﻠُﺒـﻮا‬
ِّ ‫اﻟﻌ ْﻠﻢ وﻟَﻮ ﰲ‬
ََْ ُْ
“tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri
China”
Maksudnya adalah agar kita mempunyai
semangat dan motivasi yang tinggi dalam
mencari ilmu.
Khirsh adalah hasil dari kesadaran :

 Kesadaran akan kelemahan dirinya dalam ilmu


pengetahuan.
 Kesadaran bahwa dirinya mempunyai potensi untuk
mendapatkan ilmu.
 Kesadaran bahwa thalabul ’ilmi itu faridhah (wajib).
 Kesadaran bahwa dirinya-sebagai dai-harus
berbekal ilmu.
 Kesadaran bahwa dirinya termasuk dalam kategori
orang-orang yang “la yadri lakinnahu yadri
annahu la yadri “ (tidak mengetahui, tetapi
mengetahui bahwa dirinya tidak mengetahui).
Bukan orang-orang yang “la yadri wala yadri
annahu la yadri “ (tidak mengetahui, dan ia tidak
mengetahui bahwa dirinya tidak mengetahui).
Semangat
 Bahkan menurut Imam as-Syafi’i, dalam menuntut
ilmu janganlah langsung merasa puas terhadap apa
yang telah didapat dan jangan hanya menuntut
ilmu di satu daerah saja.
‫ﻗﺎل اﻻﻣﺎم اﻟﺷﺎﻓﻌﻲ ﻓﻲ ﻣدح اﻟﺳﻔر‬
‫ﺳﺎﻓر ﺗﺟد ﻋوﺿﺎ ﻋﻣن ﺗﻔﺎرﻗﮫ‬
‫واﻧﺻب ﻓﺎن ﻟذﯾذ اﻟﻌﯾش ﻓﻲ اﻟﻧﺻب‬
 Artinya: Pergilah kau, kan kau dapatkan pengganti
dari kerabat dan kawan
 Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah
lelah berjuang.
Semangat
 Rasulullah bersabda:
‫ وﻣن ﻛﺎن ﯾوﻣﮫ ﻣﺛل أﻣﺳﮫ ﻓﮭو‬،‫ﻣن ﻛﺎن ﯾوﻣﮫ ﺧﯾرا ﻣن أﻣﺳﮫ ﻓﮭو راﺑﺢ‬
‫ﻣﻐﺑون وﻣن ﻛﺎن ﯾوﻣﮫ ﺷرا ﻣن أﻣﺳﮫ ﻓﮭو ﻣﻠﻌون‬
 ada tiga kategori manusia: Beruntung: jika hari ini lebih baik dari
kemarin, Merugi: hari ini sama seperti kemarin, Celaka/Dilaknat:
hari ini lebih buruk dari kemarin.
 Rasulullah saw juga bersabda:

ِ ّ ‫ﻋﻠَﻰ َھ ْﻠ َﻛﺗِ ِﮫ ﻓِﻰ ا ْﻟ َﺣ‬


‫ﻖ‬ َ َ‫ َر ُﺟ ٌل آﺗَﺎهُ ﷲُ َﻣﺎﻻً ﻓ‬:‫ﺳدَ اِﻻﱠ ﻓِﻲ اﺛْﻧَﺗ َ ْﯾ ِن‬
َ ُ‫ﺳﻠﱠ َطﮫ‬ َ ‫ﻻَ َﺣ‬
{‫َو َر ُﺟ ٌل آﺗَﺎهُ ﷲُ ا ْﻟ ِﺣ ْﻛ َﻣﺔَ ﻓَ ُﮭ َو ﯾَ ْﻘ ِﺿ ْﻲ ِﺑ َﮭﺎ َوﯾُﻌَ ِﻠّ ُﻣ َﮭﺎ }رواه اﻟﺑﺧﺎري‬
 Tidak ada iri hati (yang diperbolehkan) kecuali terhadap dua
perkara, yakni : seseorang yang diberi Allah berupa harta lalu
dibelanjakanannya pada sasaran yang benar, dan
seseorang yang diberi Allah berupa ilmu dan kebijaksanaan lalu ia
menunaikannya dan mengajarkannya. (HR Al Bukhori)
3. Penuh Perjuangan dan Sabar
Sabar merupakan salah satu kunci untuk meraih
kebahagiaan dan ketenangan hidup. Karena Hidup di
dunia ini penuh dengan tantangan dan cobaan.
 Sabda nabi Saw:
 (‫اﻟﺼﺒﺮ ﺿﯿﺎء )رواه ﻣﺴﻠﻢ‬
“Bersabar adalah cahaya yang gilang-gemilang”. (HR.
Muslim).
 Sabar artinya tabah, tahan menghadapi cobaan.
Orang yang sabar tahan menerima hal-hal yang
tidak disenangi atau tidak mengenakkan dengan
ridha dan menyerahkan diri kepada Allah.
Sabar
Sabar,artinya tabah menghadapi cobaan dan
ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari
ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus
menuju penciptanya, oleh karena itu syetan
sangat membenci pada mereka, apa yang
dikehendaki syetan adalah agar tidak ada orang
yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan
mengajarkan pada umat bagaimana cara
beribadah dan orang yang akan menasehti
umat agar tidak tergelincir kemaksiatan
4.Bulghotin (Mempunyai Biaya)
Dalam pepatah jawa “Jer Basuki Mawa Bea”
mengharapkan sesuatu yang baik tentu ada biayanya.
Sekarang ini apa yang tidak memakai biaya..? sudah
selayaknya kita menghargai ilmu dengan
pengorbanan biaya. Mulai biaya transportasi, biaya
gedung, biaya bisyaroh guru dll. Meskipun begitu
jangan berkecil hati apabila kita tidak mempunyai
uang untuk membiayai pendidikan. Karena sekarang
banyak sekali beasiswa. Langkah kita mencari
beasiswa juga termasuk biaya "Ada kemauan pasti ada
jalanya".
Rasul menjanjikan kepada para
penuntut ilmu,

‫ان ﷲ ﺗﻛﻔل ﻟطﺎﻟب اﻟﻌﻠم ﺑرزﻗﮫ‬


“Sesungguhnya Allah pasti
mencukupkan rezekinya bagi orang
yang menuntut ilmu”
5. Petunjuk ustadz
Petunjuk ustadz, artinya orang mengaji harus
digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu
agama adalah warisan para nabi bukan barang
hilang yang bisa dicari di kitab-kitab, dalam
sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini
hadis atau sekedar kata-kata ulama]
barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya
adalah syetan, dan andai tidak ada sanad
[pertalian murid dan guru] maka akan berkata
orang yang berkata [tentang agama] sekehendak
hatinya.
Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan
penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan
puasa menyimakkan Al-Qur'an kepada jibril dan sebaliknya,
kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat
menyampaikan kepada para tabi'in, lalu para tabi'in
menyampaikan pada tabi'i at-tabi'in dan seterusnya kepada
ulama Salaf, lalu ulama Kholaf, lalu ulama Mutaqoddimin lalu
ulama Muta'akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang
ini, jadi ilmu agama Islam yang kita terima sekarang ini adalah
ilmu yang bersambung sampai Nabi Muhammad SAW,
kemudian malaikat Jibril dan sampai kepada Allah Subhanahu
Wa ta'ala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar
harus lewat bimbingan seorang guru, guru yang bisa
menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan
dalam sebuah ayat atau hadis, karena tidak semua yang tersurat
mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyataan.
 Sementara dalam menghormati guru,
Imam Ali bin Abi Thalib berkata:

ً ‫ﻣن ﻋﻠﻣﻧﻲ ﺣرﻓﺎ ﺻرت ﻟﮫ ﻋﺑدا‬


 Barang siapa mengajarkan kepadaku
satu huruf, maka aku menjadi hamba
baginya.
6. Waktu yang Lama
 Waktu yang Lama, artinya orang
belajar perlu waktu yang lama, bukan
berarti tanpa target,sebab orang belajar
harus punya target,tanpa target akan
hampa dan malaslah kita belajar.
 Maksudnya selesaikanlah pendidikan itu
samapai tuntas, jangan sampai berhenti
di tengah jalan
 Imam Syafi’I juga pernah curhat kepada gurunya
Imam Waki’ tentang susahnya mendapatkan ilmu:
‫ﺷﻛوت اﻟﻰ وﻛﯾﻊ ﺳوء ﺣﻔظﻲ‬
‫ﻓﺄرﺷدﻧﻲ إﻟﻰ ﺗرك ﺗرك اﻟﻣﻌﺎﺻﻲ‬
‫وأﺧﺑرﻧﻲ ﺑﺄن اﻟﻌﻠم ﻧور‬
‫وﻧور ﷲ ﻻ ﯾﮭدى ﻟﻌﺎﺻﻲ‬
 Aku mengadu kepada Imam Waki’i tentang susahnya
menghafal atau mendapatkan ilmu. Maka Imam
Waki’i memberiku petunjuk untuk meninggalkan
maksiat dan mengabarkan kepadaku bahwa ilmu
adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan
kepada orang yang bermaksiat
‫‪Imam Syafi’i pernah berkata Dalam‬‬
‫‪Sairnya:‬‬
‫وﻣـــن ﻟــم ﯾذق ﻣـــر اﻟﺗﻌﻠم ﺳـــﺎﻋﺔ =‬
‫ﺗﺟرع ذل اﻟﺟﮭـل طـــول ﺣﯾﺎﺗــﮫ‬
‫وﻣــــن ﻓﺎﺗــﮫ اﻟﺗﻌﻠﯾم وﻗـــــت ﺷﺑﺎﺑﮫ =‬
‫ﻓﻛﺑــــر ﻋﻠﯾﮫ أرﺑﻌـــــﺎ ﻟـــــوﻓﺎﺗﮫ‬
‫وذات اﻟﻔﺗﻰ – وﷲ – ﺑﺎﻟﻌﻠم واﻟﺗﻘﻰ =‬
‫إذا ﻟـــم ﯾﻛوﻧﺎ ﻻ اﻋﺗﺑـﺎر ﻟــذاﺗﮫ‬
 “Barang siapa tidak pernah merasakan
pahitnya belajar meski sekejap. Dia akan
menelan hinanya kebodohan sepanjang
hayatnya.
 Barang siapa yang ketinggalan belajar waktu
mudanya. Maka bertakbirlah 4 kali (shalat
mayit) untuk wafatnya (kematiannya).
 Jati diri seorang pemuda Demi Allah adalah
dengan ilmu dan taqwa. Jika keduanya tiada,
dia juga dianggap telah tiada” (Diwanus
Syafi’i, hal 29)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai