BAHASA INDONESIA
MENYUSUN KARANGAN
Disusun Oleh :
Om Swastiastu
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “MENYUSUN
KARANGAN”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah “BAHASA INDONESIA”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulisan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Om Santih, Santih,Santih Om
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2. 2 Perencanaan Karangan............................................................................... 4
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Mengarang adalah pekerjaan merangkai atau menyusun kata, frasa, kalimat, dan alinea
yang dipadukan dengan topic dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa
karangan.Dalam praktiknya, kegiatan mengarang terbagi atas dua golongan besar, yaitu
mengarang fiksi dan non-fiksi. Untuk menulis karangan non-fiksi, faktor bakat tidaklah
dominan seperti halnya menulis karangan fiksi. Faktor terpenting bagi penulis karangan non-fiksi
adalah sikap rasional dan daya intelektual didukung oleh pengetahuan tentang ilmu karang-
mengarang.
Untuk menyajikan suatu topik, seorang penulis akan menggunakan cara atau teknik
tertentu yang disesuaikan dengan pokok bahasan dan tujuan yang hendak dicapai.
Sehingga, sebelum penulis memulai kegiatan mengarangnya diperlukan kemampuan dan
pengetahuan dasar mengenai cara penyusunan karangan yang baik dan benar.
Tesis dalam penulisan karangan ilmiah merupakan langkah awal penulisan. Tesis
dibentuk berdasarkan topik dan tujuan. Setelah topic dan tujuan ditetapkan dengan jelas, penulis
merumuskan topik dan tujuan ke dalam tesis.
1
7. Apa fungsi tesis?
1. Untuk mengetahui pengertian topic, fungsi topic, dan cara menentuan topik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Finoza (1993:189), ”Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi
dan teratur tentang suatu topik atau pokok gagasan. Mengarang adalah pekerjaan merangkai
atau menyusun kata, frasa, kalimat, dan alinea yang dipadukan dengan topik dan tema
tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karangan (bandingkan dengan pekerjaan
merangkai bunga dengan hasil akhir berupa karangan bunga)”. Pada dasarnya, istilah
mengarang sama dengan istilah menulis. Hanya saja ada beberapa pendapat yang
membedakan antara istilah mengarang dengan menulis. Istilah mengarang di gunakan pada
penulisan karya fiksi atau nonilmiah,sedangkan istilah menulis lebih digunakan pada
penulisan karya ilmiah atau bonfiksi.
3
Karangan narasi, eksposisi, dan persuasi sering ditemui sebagai karangan yang utuh dan
berdiri sendiri. Sedangkan, karangan deskripsi dan argumentasi, jarang tampil sebagai
karangan yang utuh. Kedua bentuk karangan ini sering merupakan bagian dari karangan lain.
Keahlian untuk memadukan beberapa jenis karangan tentu tidak diperoleh dengan
mudah. Latihan yang intensif dan terus-menerus merupakan syarat mutlak. Satu hal lagi
pedoman yang harus diikuti oleh calon penulis adalah keharusan mengetahui ciri setiap jenis
karangan sebelum mengombinasikannnya.
a. Proses kreatif
Menulis merupakan proses kreatif. Proses kreatif ada 4 tahap yaitu pertama tahap
persiapan, kedua tahap inkubasi (pendadaran), tahap ketiga iluminasi atau kejelasan,
tahap keempat terivikasi.Karangan mempunyai karakteristik umum yaitu objektif artinya
setiap pernyataan (kata, frasa, kalimat, paragraf) dapat diukur. Logis artinya
menggunakan penalaran yang sistematis dari topik permasalahan, tujuan, analisis atau
pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran. Empirik artinya menggunakan data
yang diperoleh melalui pengalama , pengamatan, atau pengertian.
b. Perencanaan karangan
Perencanaan karangan adalah proses awal mengarang sampai dengan penulisan
akhir.Perencanaan ini mencakup prapenulisan, pengorganisasian keseluruhan penulisan,
penulisan penyuntingan, dan presentasi.
1. Tahap penulisan :
Menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis.
Tema adalah pokok persoalan,permasalahan,atau pokok pembicaraan yang mendasari
suatu karangan, sedangkan topik adalah pokok persoalan atau hal yang dikembangkan
4
atau dibahas dalam karangan. Sedangkan,judul adalah kepala karangan atau nama sebuah
karangan.
Dalam memilih tema (Widyamartaya,1984), hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas.
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat dikembangkan
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
MengumpulkanBahan
Setelah mengumpulkan tema, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan
eksistensi tulisan.
Menyeleksi Bahan
Perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui
klasifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Beberapa petunjuk dalam menyeleksi bahan
Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan
a. Catatan hal penting semampunya.
b. Jadikan pembaca sebagai kebutuhan.
c. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah
5
1. Bagian pelengkap pendahuluan (halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi,
daftar gambar, daftar tabel)
1. Bagian naskah utama.
a) Pendahuluan :
(i) Latar belakang menguraikan kesenjangan antara kondisi ideal dengan fakta
(i) Masalah berupa pertanyaan yang timbul sebagai konsekuensi pembahasan
pada latar belakang, misalnya “bagaimana menjembatani konsep ideal dan
fakta”
(ii) Tujuan menjelaskan upaya yang hendak dicapai
(iii) Pembatasan masalah menjelaskan bagaimana menjawab masalah dan tujuan
yang hendak dicapai atau ruang lingkup yang hendak dibahas, dan metode
pembahasan yang digunakan.
a) Bahasan utama:
(i) Deskripsi teori menggambarkan teori variabel pertama dan variabel kedua
(i) Metode penelitian menjelaskan jenis metode yang diguanakan (misalnya:
deskriptif kualitatif, analisis kuantitatif fungsi x terhadap
(ii) Deskripsi data yang sudah diolah
(iii) Analisis data dilakukan dengan metode penelitian diatas
(iv) Hasil analisis menyajikan temuan yang diperoleh melalui analisis data
b) Kesimpulan dan saran :
(i) Kesimpulan menyajikan penafsiran atas hasil analisis
(i) Saran (rekomendasi)menyajikan usulan pada seseorang, sekelompok orang,
pemimpin lembaga untuk melakukan suatu perbaikan atas kekurangan yang
ditemukan dalam penelitian atau pembahasan.
(ii) Pelengkap kesimpulan (daftar pustaka, lampiran, indeks).
2. Penyuntingan (Editing) : penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan
penyuntingan bahasa.
3. Penulisan naskah yang sudah sempurna, tanpa kesalahan.
4. Presentasi yaitu menyajikan hasil akhir penulisan makalah atau skripsi
2.3 KerangkaKarangan
6
Menurut Keraf (1970:132), “Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.” Kerangka karangan
menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis
membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan tambahan. Jadi Kerangka karangan
adalah konsep yang berisi tentang poin utama dari sebuah gagasan untuk dijadikan karya
tulis yang disusun dengan runtut, logis, spesifik, terukur dan sistematis. Terdapat lima
model karangan yang sering. Kerangka karangan memiliki manfaat yaitu kerangka
karangan dapat membantu penulis dalam hal-hal berikut :
Lalu bagaimana membuat kerangka karangan yang baik? Kerangka karangan memiliki
beberapa syarat-syarat, yang apabila suatu kerangka karangan dapat memenuhi syarat-syarat
ini dapat idkatakan sebagai kerangka karangan yang baik. Adapun syarat-syarat kerangka
karangan yang baik yaitu:
Dalam penyusunan kerangka karangan yang baik tidak sekali dibuat. Penulis selalu akan
berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama, sehingga diperoleh bentuk yang lebih
baik, demikian seterusnya. Untuk itu dapat dikemukakan beberapa langkah yang perlu
7
diikuti, terutama bagi mereka yang baru mulai menulis sebuah karangan. Langkah-langkah
sebagai tuntunan yang harus diikuti adalah sebagai berikut :
a. Rumuskan tema
a. Mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perician
dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini penulis boleh mencatat
sebanyak-banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu
langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tersebut
b. Penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah
kedua diatas. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
apakah topik tersebut mempunyai pertalian (relevansi) langsung dengan tesis atau
pengungkapan maksud. Jika tidak ada hubungannya maka topik tersebut dicoret
dari daftar diatas
semua topik yang tersisa dievaluasi lebih lanjut. Apakah ada dua topic atau lebih
yang sebenarnya merupakan hal yang sama, hanya dirumuskan dengan cara yang
berlainan. Jika terdapat hal seperti itu maka harus diadakan perumusan baru yang
mencakup semua topic tadi.
Apakah semua topik itu sama derajatnya, atau ada topik yang sebenarnya bawahan
atau perincian dari topiklain. Bila ada masukkanlah topik bawahan itu kedalam
topik yang dianggap lebih tinggi kedudukannya. Bila topik bawahan itu hanya satu
usahakan dilengkapi dengan topik-topik bawahan yang lain.
Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang kedudukannya sederajat,
tetapi lebih rendah dari topik-topik lainnya. Bila terdapat hal yang demikian, maka
usahakan cari satu topik yang lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi
c. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat terperinci maka langkah
kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih
rendah tingkatannya.
d. Langkah terakhir. Sesudah semuanya sudah siap, yaitu menentukan pola susunan yang
palingcocok untuk mengurutkan semua perincian dari tesis atau pengungkapan
maksud sebagai yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas.
2.4 Topik Karangan
8
Menurut Widjono (2007:243) “Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi
mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik
merupkan inti bahasan yang menjiwai seluruh karangan.” Salah satu hal yang harus
dilakukan penulis sebelum memulai menulis karangannya ialah menentukan topik
pembahasan dengan mempertimbangkan topik yang baik, menarik untuk ditulis dan dibaca,
penulis menguasai dengan baik, topik harus terbatas (pembatasan mencakup: konsep,
variabel, data, lokasi pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data), dan topik harus
didukung oleh data yang valid,andal, dan terpercaya. Topik karangan memiliki fungsi topik:
a. Bidang keahlian
a. Bidang studi yang dialami
b. Pengalaman penulis
c. Bidang kerja atau profesi
d. Karakter penulis
e. Temuan yang pernah diteliti
f. Kualifikasi pengalaman
g. Kemampuan memeuhi tuntunan masyarakat pembacanya
h. Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya.
i. Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan
pembacanya
Sedangkan topik yang baik bagi pembaca yaitu sesuai dengan:
9
a. Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan
akademik, dan profesi
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya
c. Pengembangan dan peningkatan karier dan profesiny
d. Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan
e. Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya
f. Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Finoza (1993:189), ”Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi
dan teratur tentang suatu topik atau pokok gagasan. Mengarang adalah pekerjaan merangkai atau
menyusun kata, frasa, kalimat, dan alinea yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu untuk
memperoleh hasil akhir berupa karangan (bandingkan dengan pekerjaan merangkai bunga
dengan hasil akhir berupa karangan bunga)”. Pada dasarnya, istilah mengarang sama dengan
istilah menulis. Hanya saja ada beberapa pendapat yang membedakan antara istilah mengarang
dengan menulis. Istilah mengarang di gunakan pada penulisan karya fiksi atau
nonilmiah,sedangkan istilah menulis lebih digunakan pada penulisan karya ilmiah atau
bonfiksi.Mengarang adalah pekerjaan merangkai atau menyusun kata, frasa, kalimat, dan alinea
yang dipadukan dengan topic dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa
karangan.Dalam praktiknya, kegiatan mengarang terbagi atas dua golongan besar, yaitu
mengarang fiksi dan non-fiksi. Untuk menulis karangan non-fiksi, faktor bakat tidaklah
dominan seperti halnya menulis karangan fiksi. Faktor terpenting bagi penulis karangan non-fiksi
adalah sikap rasional dan daya intelektual didukung oleh pengetahuan tentang ilmu karang-
mengarang.
3.2 Saran
11
Kami selaku penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca maupun
pendengar. Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca maupun pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
http://fkipmtka3.blogspot.com/2015/12/menyusun-karangan-yang-baik-dan-benar.html
https://rudijunti20.blogspot.com/2018/01/makalah-penyusunan-karangan.html?m=1
https://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian
12