Anda di halaman 1dari 40

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Membaca Untuk Menulis

A ) Pengertian Membaca
Membaca berasal dari kata dasar baca, yang artinya memahami arti
tulisan.Pengertian membaca secara lebih umum menurut Hodgson dalam
bukunya Learning Modern Languages mengatakan, membaca merupakan
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca untuk
memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau
bahasa tulis.

B ) Manfaat Membaca
Manfaat dari membaca, yaitu:
1. Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan
2. Meningkatkan kemampuan berimajinasi
3. Dapat menemukan hal baru yang berbeda dari biasanya
4. Mampu mengubah sudut pandang
5. Menghilangkan stress dan beban pikiran
6. Mengembangkan kreativitas 
7. Membaca merupakan gerbang perubahan
8. Menguatkan kepribadian 
9. Mempertajam daya analisis
10. Mengembangkan pola piker

30
31

C ) Hubungan Membaca Dan Menulis


Antara menulis dengan membaca terdapat  hubungan yang sangat erat.
Hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah
hubungan penulis dan pembaca.
Tugas penulis adalah mengatur /menggerakan suatu proses yang
mengakibatkan suatu perubahan tertentu dalam bayangan /kesan pembaca.

D ) Ciri-Ciri Tulisan Yang Baik Dan Benar


Agar maksud dan tujuan penulis tercapai, penulis harus menyajikan tulisan
yang baik. Ciri-ciri tulisan yang baik itu, antara lain:
1. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis
mempergunakan nada yang serasi
2. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun
bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.
3. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk
menulis dengan jelas dan tidak samar-samar, memanfaatkan
stuktur kalimat, bahasa, dancontoh-contoh sehingga maknanya
sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis.
4. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk
menulis secara meyakinkan, menarik minat para pembaca
terhadap pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu
pengertian yang masuk akal dan cermat teliti mengenai hal itu.
5. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk
mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta
memperbaikinya.
6. Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam
naskah atau manuskrip, kesudian mempergunakan ejaan dan
tanda baca secara saksama, memeriksa makna kata dan hubungan
32

ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya


kepada para pembaca

2.2 MENULIS

A) Pengertian Menulis

Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,


membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si
penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa
diketahui banyak orang melalui tulisan yang dituliskan. Kemampuan
seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan sangatlah
berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu
atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. Namun, satu
hal yang penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang penulis
harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya.

B ) Menulis Proposal Penelitian

Proposal adalah laporan suatu rancangan kerja, usulan kepada seseorang,


suatu badan, atau pihak-pihak lain untuk melaksanakan suatu kegiatan.

Unsur-Unsur dalam Proposal:

1. Pendahuluan (Latar Belakang Masalah/Latar Belakang Kegiatan)


2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Sasaran (Peserta Kegiatan)
5. Pelaksanaan Kegiatan (Teknik Pelaksanaan)
6. Jadwal Kegiatan
33

7. Anggaran (Pembiayaan)
8. Penutup

Langkah-langkah menulis proposal:

1. Menentukan jenis kegiatan yang akan dilaksakan


2. Menyusun kerangka proposal
3. Menentukan data untuk setiap komponen yang telah ditentukan
4. Mengembangkan proposal berdasarkan kerangka dan data yang telah
dipersiapkan
5. Melakukan penyuntingan terhadap isi dan bahasanya 

C ) MenulisMakalah

Makalah merupakan salah karya tulis yang membahas tentang suatu topik
tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu masalah secara ilmiah.
Dalam kalangan pendidikan makalah juga dapat diartikan karya tulis pelajar
atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau
perguruan tinggi.

Makalah dipakai untuk karya tulis laporan penelitian sederhana dan dalam


pembuatan makalah harus memiliki konsep atau karakteristik pengangkatan
topik pembahasan masalah dengan melibatkan suatu kajian pustaka/literatur
dan atau merupakan laporan pelaksanaan kegiatan penelitian di lapangan.

Sistematika Penulisan Makalah

Secara garis besar penyusunan makalah berisi tiga pokok pembahasan,


yaitu:

1. Pendahuluan yang memuat tentang persoalan yang akan dibahas


34

2. Pembahasan makalah, berupa uraian yang relevan dengan ruang


lingkup masalah,
3. Penutup merupakan bab terakhir berisi penegasan inti makalah yang
dirumuskan dengan jelas, singkat, dan tegas

D ) Menulis Laporan

Pengertian Laporan adalah Pengertian laporan adalah bentuk penyajian


fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang
disajikan itu berkenaan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor.
Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan  untuk informasi
yang dibutuhkan.

Fungsi Laporan:

1. Sebagai bahan pertanggungjawaban


2. Alat menyampaikan informasi
3. Alat pengawasan
4. Bahan penilaian
5. Bahan pengambilan keputusan

Manfaat Laporan:

1. Dasar penentuan kebijakan.


2. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
3. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
4. Sebagai sumber informasi

Ciri-ciri Laporan:
35

1. Ringkas.
2. Lengkap
3. Logis.
4. Sistematis.

Langkah-langkah membuat laporan:

1. Menentukan masalah yang akan dilaporkan


2. Mengumpulkan bahan, data dan fakta
3. Mengklasifikasi data
4. Mengevaluasi dan mengolah data
5. Membuat kerangka laporan

E ) Ringkasan

Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, tetapi


dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli.
Perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap
dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.

Tujuan Ringkasan

Tujuan ringkasan adalah membantu seseorang memahami dan mengetahui


isi sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, seseorang
dibimbing dan dituntun untuk membaca karangan asil dengan cermat dan
menuliskan kembali dengan tepat.

Cara membuat ringkasan

1. Membaca naskah asli untuk menangkap kesan umum dan sudut


pandang pengarang.
2. Mencatat gagasan utama.
3. Membuat reproduksi, yakni dengan menyusun kembali suatu
karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan utama.
36

2.3 BERBICARA UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK

A ) Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan kepandaian manusia untuk mengeluarkan suara dan


menyampaikan pendapat dari pikirannya.Menurut bahasa akademik berarti
pendidikan atau proses belajar mengajar. Pengertian akademik itu sendiri
jika dilihat dari latar belakang terminologis adalah sebuah keadaan dimana
orang-orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, dan
atau ilmu pengetahuan sekaligus melakukan pengujian terhadapnya secara
jujur, terbuka, dan leluasa.

B ) Menganalisis Situasi Pendengar

Menganalisis situasi pendengar dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Data Umum

Jumlah, usia, pekerjaan, dan keanggotaan politik atau sosial.

2. Data khusus

pengetahuan, minat dan sikap pendengar

C ) Berbicara Untuk Seminar

Seminar adalah satu pertemuan di mana semua para pesertanya terlibat


aktif. Di dalam seminar yang dimaksud ini, tidaka da pembicara dan
peserta, seperti yang dikenal dalam seminar pada umumnya. Tidak ada
perbedaan antara pembicara dan peserta. Dengan demikian seminar
37

dibedakan dari kuliah, di mana ada seorang lektor membawakan suatu tema
atau ide, dan peserta kuliah mendengarkan dan bertanya.

Teknik berbicara dalam presentasi :

1. Pendekatan dan permulaan

2. Mengatasi kegugupan di depan panggung

3. Membuat ketertarikan pendengar

4. Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan, dan volume suara

5. Memercayai kemampuan sendiri

6. Memperbanyak perbendaharaan kata-kata

7. Memberi tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat ( antusias)

8. Tepat waktu

9. Memiliki kelancaran berbicara dan rasa humor

10. Berbicara dengan menyenangkan dan wajar

11. Menggerakkan tubuh secara alami

12. Memakai pakaian yang sopan

13. Penutupan dan Pengakhiran

Lima kesalahan besar selaku pembicara:

1. Kesalahan dalam menyiapkan bahan pembicaraan yang sesuai


dengan kebutuhan dan keinginan pendengar

2. Kekurangan dalam persiapan

3. Penyampaian materi pembicaraan yang terlalu banyak


38

4. Kesalahan dalam memelihara kontak mata

5. Pembicaraan yang tumpul

D ) Berbicara Dalam Situasi Formal

Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan dalam


situasi atau acara-acara formal. Berbicara formal dikelompokkan menjadi
dua yaitu monolog dan dialog. Berbicara monolog adalah berbicara satu
arah, artinya dalam kegiatan berbicara tersebut tidak terjadi interaksi antara
pembicara dengan pendengar.Kegiatan berbicara yang bersifat monolog;
pidato/sambutandan memandu. Memandu dapat berupa memandu acara
atau mewara dan memandu wisatawan. Kegiatan berbicara yang bersifat
dialog; wawancara dan diskusi.

Diskusi memiliki ragam antara lain seminar dan symposium (pertemuan


dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang
topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama. Untuk
memperoleh keterampilan berbicara formal diperlukan penguasaan terhadap
faktor-faktor yang menentukan keberhasilan berbicara. Faktor-faktor
tersebut adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan
meliputi keberaniaan, kelancaran, kenyaringansuara, pandangan, gerak-
gerik, penalaran dan sikap yang wajar.

Persiapan pembicaraan formal

1. Memilih topik pembicaraan

2. Menentukan tujuan, bahan dan kerangka

3. Menentukan tujuan

4. Mengumpulkan bahan

5. Menyusun kerangka
39

2.4 PENULISAN KARYA ILMIAH

A ) Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science)
dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah
apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960)
memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan
dan metode penulisannya.Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum
yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara
ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut
dapat di kategorikan karya

ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa data pribadi yang
subyektif dan tidak dapat di buktikan benar tidaknya serta tidak ditulis
secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.

B ) Ciri-Ciri Karya Ilmiah

1. Struktur Sajian

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.
Bagian awal merupakan pengantar kebagian inti, sedangkan inti merupakan
sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari
beberapa bab atau sub topik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan
tersebut.
40

2. Komponen dan Substansi

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua


karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar
pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.

3. Sikap Penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan
bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

4. Penggunaan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan
struktur yang baku.

C ) Syarat-Syarat Karya Ilmiah

1. Komunikasi
2. Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat
denotative.
3. Bernalar
4. Ekonomis
5. Berdasarkan landasan teoritis yang kuat.
6. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu.
41

7. Memiliki sumber penopang mutakhir.


8. Bertanggung jawab.

D ) Bahasa Baku dalam Karya Ilmiah 

Bahasa baku memiliki 3 sifat utama antara lain kemantapan dinami sini
diwujudkan melalui kaidah atau aturan kebahasaan yang bersifat tetap.
Bahasa baku tidak dapat berubah setiap saat. Namun kemantapan baku ini
bersifat dinamis artinya bahasa baku masih memungkinan adanya
perubahan yang bersistem dan teratur dibidang kosa kata dan peristilahan
serta mengizinkan perkembangan berjenis ragam yang diperlukan dalam
kehidupan modern. Sifat kedua, bahasa baku adalah sifat kecendikiaannya
terwujud pada kalimat, paragraf, dan kesatuan bahasa yang lebih besar yang
menunjukkan penalaran dan pemikiran yang logis, teratur dan masuk akal.
Sifat ketiga dalam bahasa baku adalah sifat penyeragaman kaidah.

E ) Jenis-Jenis Karya Ilmiah

1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat


mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori)
orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif,
baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di
laboratorium, atau pun studi kepustakaan.
42

2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah.
Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan
menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis
harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis.
Tesis juga bersifat argumentative.

3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti
kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu
pendidikan.

F ) Tahap-Tahap Penulisan Karya Ilmiah

1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah


2. Merumuskan masalah
3. Menelusuri topik
4. Mengidentifikasi pembaca karya ilmiah
5. Mengumpulkan informasi untuk penulisan karya ilmiah
6. Melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi untuk karya
ilmiah yang dibuat

G ) Karya Ilmiah Populer

Karya ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan


menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh
masyarakat dan menarik untuk dibaca. Perbedaan antara ilmiah populer
43

dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain) terletak pada
bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan
dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia
resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih
luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas
permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya. Berbeda
dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang
ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam. Sarana untuk
mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara
utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya
tulis non ilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah,
koran atau tabloid.

2.5 PENULISAN KARYA ILMIAH

A ) Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science)
dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah
apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960)
memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan
dan metode penulisannya.Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum
yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara
ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut
dapat di kategorikan karya

ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa data pribadi yang
subyektif dan tidak dapat di buktikan benar tidaknya serta tidak ditulis
secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
44

B ) Ciri-Ciri Karya Ilmiah

1. Struktur Sajian

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.
Bagian awal merupakan pengantar kebagian inti, sedangkan inti merupakan
sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari
beberapa bab atau sub topik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan
tersebut.

2. Komponen dan Substansi

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua


karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar
pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.

3. Sikap Penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan
bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

4. Penggunaan Bahasa
45

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan
struktur yang baku.

C ) Syarat-Syarat Karya Ilmiah

9. Komunikasi
10. Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat
denotative.
11. Bernalar
12. Ekonomis
13. Berdasarkan landasan teoritis yang kuat.
14. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu.
15. Memiliki sumber penopang mutakhir.
16. Bertanggung jawab.

D ) Bahasa Baku dalam Karya Ilmiah 

Bahasa baku memiliki 3 sifat utama antara lain kemantapan dinami sini
diwujudkan melalui kaidah atau aturan kebahasaan yang bersifat tetap.
Bahasa baku tidak dapat berubah setiap saat. Namun kemantapan baku ini
bersifat dinamis artinya bahasa baku masih memungkinan adanya
perubahan yang bersistem dan teratur dibidang kosa kata dan peristilahan
serta mengizinkan perkembangan berjenis ragam yang diperlukan dalam
46

kehidupan modern. Sifat kedua, bahasa baku adalah sifat kecendikiaannya


terwujud pada kalimat, paragraf, dan kesatuan bahasa yang lebih besar yang
menunjukkan penalaran dan pemikiran yang logis, teratur dan masuk akal.
Sifat ketiga dalam bahasa baku adalah sifat penyeragaman kaidah.

E ) Jenis-Jenis Karya Ilmiah

1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat


mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori)
orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif,
baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di
laboratorium, atau pun studi kepustakaan.

2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah.
Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan
menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis
harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis.
Tesis juga bersifat argumentative.

3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti
kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu
pendidikan.

F ) Tahap-Tahap Penulisan Karya Ilmiah

7. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah


47

8. Merumuskan masalah
9. Menelusuri topik
10. Mengidentifikasi pembaca karya ilmiah
11. Mengumpulkan informasi untuk penulisan karya ilmiah
12. Melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi untuk karya
ilmiah yang dibuat

G ) Karya Ilmiah Populer

Karya ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan


menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh
masyarakat dan menarik untuk dibaca. Perbedaan antara ilmiah populer
dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain) terletak pada
bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan
dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia
resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih
luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas
permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya. Berbeda
dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang
ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam. Sarana untuk
mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara
utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya
tulis non ilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah,
koran atau tabloid.
48

2.6 KALIMAT EFEKTIF

A ) Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


penutur/penulisannya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran
kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran
pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembaca secara tepat
sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya

B ) Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1. Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam
sebuah kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau pendek,
menggabungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan
satu sama lainnya, asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal.

2. KEPADUAN (KOHERENSI)

Yang dimaksud koherensi adalah hubungan yang padu antara unsur-unsur


pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata,
frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam
kalimat.
49

3. KEPARALELAN

Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya


unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa
yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, unsur
pertama menggunakan verba, unsur kedua dan seterusnya juga verba. Jika
bentuk pertama menggunakan

4. PENEKANAN

Yang dimaksud dengan penekanan adalah suatu perlakuan khusus


menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat
secara keseluruhan. Cara yang dipakai untuk memberi perlakuan khusus
pada kata-kata tertentu ada beberapa, yaitu:

a. Dengan meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat

b. Dengan melakukan pengulangan kata (repetisi)

c. Dengan melakukan pengontrasan kata kunci

d. Dengan menggunakna partikel/penegas

5. KEHEMATAN

Yang dimaksud dengan kehematan ialah menghindari pemakaian kata yang


tidak perlu. Hemat tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
memperjelas arti kalimat. Hemat disini berarti “ekonomis” tidak memakai
kata-kata mubazir, tidak mengulang-ngulang subjek, tidak menjamakkan
kata yang sudah berbentuk jamak.

6. KELOGISAN
50

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah mengupayakan agar ide kalimat


masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang
sistematis (runtut/teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Sebuah
kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda
baca, kata, dan frasa, dapat menjadi salah karena maknanya tidak masuk
akal atau lemah dari segi logika.

7. KETEGASAN

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan pononjolan terhadap ide


pokok dari kalimat.

C ) Syarat-Syarat Kalimat Efektif

Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki


beberapa syarat sebagai berikut:

1. Mudah dipahami oleh pendengar dan pembacanya


2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud
sang penulis.
3. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara
pikiran pendengar/pembaca dengan yang dipikirkan pembaca
atau penulisnya.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele

2.7 PILIHAN KATA ( DIKSI )

A ) Pengertian Diksi
Diksi merupakan salah satu istilah yang digunakan dalam dunia sastra.
Istilah diksi merujuk kepada berbagai macam makna kata atau pun kalimat
51

yang ada di dalam karya sastra. Penggunaan diksi biasanya dilakukan untuk
membuat karya sastra menjadi lebih menarik, lebih mudah difahami, dan
juga lebih sesuai dengan apa yang ingin digambarkan oleh si pengarang
karya sastra. Secara singkat, diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, pengertian diksi adalah
pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti apa yang
diharapkan).

B ) Syarat-Syarat Pemilihan Kata


Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka
diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti:
Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan
Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya
Menguasai berbagai macam kosa kata dan mampu memanfaatkan kata-kata
tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.

C ) Pembentukan Kata

Ada banyak ragam pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia. Sebagian


besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang
berbeda. Untuk memahami cara pembentukan kata-kata tersebut, kita
52

sebaiknya mengetahui lebih dahulu beberapa konsep dasar dan istilah


seperti yang dijelaskan dibawah ini.

1. Definisi istilah kata dasar (akar kata)

Kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan jaga


dapat dikempolokan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar
(kompleks).

2. Afiks (imbuhan)

Satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila


ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna dan
membentuk kata baru. Afiks tidak dapat membentuk kata sendiri
dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. Istilah afiks
termasuk prefix, sufiks dan konfiks.

3. Prefiks (awalan)

Afiks (imbuhan) yang melekat didepan kata dasar untuk


membentuk kata baru dengan arti berbeda.

1. Sufiks (akhiran)

Afiks (imbuhan) yang melekat dibelakang kata dasar untuk


membentuk kata baru dengan arti berbeda.

2. Konfiks (sirkumfiks/ simulfiks)


53

Secara silmutan (bersamaan), satu afiks melekat didepan kata dasar


dan satu afiks melekat dibelakang kata dasar yang bersama-sama
mendukung satu fungsi.

3. Kata turunan (kata jadian)

Kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang memdapat


imbuhan.

Afiks Bahasa Indonesia yang umum:

1. Prefiks: ber-, di-, ke-, me-, meng-, mem-, meny-, pe-, pem-, peng-,
peny-, per-, ser-
2. Sufiks: -an, -kan, -i, -pun, -lah, -kah, -nyah
3. Konfiks: ke – an, ber – an, pe – an, peng – an, peny - an

D ) Fungsi Pilihan Kata Atau Diksi

1. Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya expresifitas.


2. Tidak menimbulkan interpretasi yang berlainanan tara penulis atau
pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan keseuaian
kata tujuan agar tidak merusak suasana.
3. Menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah.
4. Mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh,
lebih jelas mendeskripsikan latar waktu ,latar tempat , dan latar
sosial dalam cerita tersebut.

E ) Penggolongan Diksi
54

1. Kata umum dan kata khusus

a. Kata umum adalah kata yang cakupan maknanya lebih luas dari
pada yang lain
b. kata khusus adalah kata yang cangkupannya lebih sempit dari
pada yang lain.

2. Kata populer dan kata kajian.

a. kata populer: kata-kata yang dipergunakan pada berbagai


kesempatan dalam komunikasi sehari-hari disemua lapisan
masyarakat.

b. kata kajian: kata-kata yang dipergunakan oleh para ilmuan atau


kelompok profesi tertentu dalam karangan ilmiah atau
perbincangan khusus.3.

3. Kata baku dan kata tidak baku.

a. Kata baku: kata yang sudah sesuai denga enjaan dan kaidah
bahasa Indonesia.
b. Kata tidak baku: Kata yang tidak mengikuti aturan ejaan atau
kaidah Bahasa Indonesia.

4. Kata asli dan kata serapan

a. Kata asli : kata yang tidak di serap dari bahasa asing


b. Kata serapan : kata yang diambil dari bahasa asing maupun
bahasa daerah
55

2.8 TATA PARAGRAF

A ) Pengertian Paragraf

Paragraf atau alinea ialah sekumpulan kalimat yang saling berkaitan


antar kalimat satu dengan kalimat lainnya. Paragraf dapat disebut juga
sebagai karangan singkat, hal ini karena dalam bentuk tersebut penulis
dapat menuangkan ide-ide sehingga membentuk suatu topik
pembicaraan.
Dalam satu paragraf terdapat beberapa kalimat, kalimat-kalimat itu
merupakan kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat
penjelas, serta kalimat penutup. Kalimat tersebut terangkai menjadi
suatu kesatuan yang membentuk sebuah gagasan. Panjang pendeknya
sebuah paragraf menjadi suatu penentu seberapa banyaknya ide pokok
paragraf yang diungkapkan.

B ) Ciri-Ciri Paragraf
1) Peletakan kata dalam kalimat pertama kedalam sebanyak lima spasi
bagi jenis karangan yang biasa,
2) Menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama,
3) Setiap paragraf menggunakan suatu kalimat topik dan selebihnya
adalah sebuah kalimat pengembang yang memiliki fungsi untuk
menjelaskan, mendeskripsikan, atau menerangkan pikiran utama
yang ada dalam kalimat utama,
4) Menggunakan pikiran penjelas yang dituangkan dalam kalimat
penjelas. Kalimat penjelas tersebut mempunyai isi tentang detail-
detail dari kalimat utama. Paragraf bukanlah sekumpulan dari
kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan
56

terdapat beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas tersebut


berisi tentang detail yang spesifik.

C ) Kegunaan Paragraf
1) Mengekspresikan suatu pikiran atau perasaan penulis dalam bentuk
tulisan ke dalam serangkaian kalimat yang disusun secara logis,
2) Membantu pembaca dalam memahami isi atau topik sesuai dengan
jalan pikiran penulisnya,
3) Memudahkan penulis dalam menyusun gagasan–gagasan yang ada di
dalam pikiran penulis,
4) Membantu penulis untuk mengembangkan idenya secara sistematis,
5) Memudahkan pengarang untuk mengembangkan topik–topik pada
paragraf menjadi sebuah karangan lengkap yang akan dibuat,
6) Paragraf dapat menjadi sebuah pengantar ide, transisi, isi atau
penutup pada sebuah karangan.

D ) Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf

1. Kesatuan Paragraf
Ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-
sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu
2. Kepaduan Paragraf
Adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat
yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik
tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang
membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami.
3. Kelengkapan Paragraf
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kalimat topik.
57

4. Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung
pada beberapa jauh /dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca
yang menjadi sasaran.

5. Pola Susunan Paragraf


Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola
yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyataan yang
lain dengan wajar dan logis. Pola susunannya bermacam-macam,
dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah. Antara lain :
a. Pola runtunan waktu,
b. Polauraian sebab akibat,
c. Pola perbandingan dan pertentangan,
d. Pola analogi,
e. Pola daftar, dan
f. Pola lain

E ) Letak Kalimat Utama Paragraf


1. Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat
utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya diikuti oleh
kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama. Ciri-
ciri paragraf deduktif :
a. Kalimat utama berada di awal paragraf,
b. Kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian
disusul dengan penjelasan.
2. Induktif
58

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat


yang berisi penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan
kalimat utama. Ciri-Ciri paragraf induktif :
a. Kalimat utama berada di akhir paragraph,
b. Kalimat disusun dari uraian/penjelasan bersifat khusus
diikuti dengan kalimat pernyataan umum.

3. Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan kalimat utama dan diakhiri pula dengan kalimat
utama. Ciri-ciri paragraf campuran :
a. Pikiran utama terletak diawal atau diakhir paragraf,
b. Kalimat berikutnya berisi penjelasan dan uraian yang
mendukung pikiran utama,
c. Akhir paragraf diakhiri dengan penegasan yang
mendukung pikiran utama.
4. Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di
tengah paragraf. Ciri-ciri paragraf ineratif :
a. Kalimat-kalimat penjelas terlebih dahulu, lalu diikuti
kalimat utamanya, dan diakhiri dengan kalimat-kalimat
penjelas lagi.

F ) Pola Pengembangan Paragraf


1. Klimaks-Anti klimaks
a. Klimaks
59

Klimaks adalah perincian gagasan cerita dari bawah menuju


gagasan cerita yang paling puncak.
b. Anti klimaks
Anti klimaks adalah variasi gagasan yang dimulai dari gagasan
cerita yang paling tinggi kemudian diikuti dengan gagasan yang
lebih rendah secara perlahan-lahan
2. Sudut Pandang
Pola sudut pandang ialah pola pengembangan paragraf yang
didasarkan pada persepsi berkaitan dengan posisi atau tempat
penulis pada sebuah teks.

3. Perbandingan dan Pertentangan


Perbandingan adalah upaya mengamati persamaan yang dimiliki
oleh dua benda atau lebih, sedangkan pertentangan lebih banyak
menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau lebih.
4. Analogi
Analogi adalah bentuk pengung kapan suatu objek yang
dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau
kemiripan.
5. Generalisasi
Sebuah gagasan dalam paragraf menjadi terang benderang ketika
diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi.
6. Klasifikasi
Klasifikasi adalah usaha mengelompokkan berbagai hal yang
dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu kategori.
7. Defini Luas
Paragraf ini menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah
yang menimbulkan kontroversi yang membutuhkan penjelasan.
2.9 TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH
60

A ) Ragam Bahasa Lisan

Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh
ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu
pemahaman.

Ragam lisan yang antara lain meliputi:


1. Ragam bahasa cakapan adalah ragam bahasa yang dipakai apabila
pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda,
lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak
resmi.
2. Ragam bahasa pidato adalah ragam bahasa yang digunakan saat
membacakan pidato dimuka umum.
3. Ragam bahasa kuliah adalah ragam bahasa yang digunakan pada saat
kuliah yaitu pada saat pembelajaran antar mahasiswa dan dosennya.
4. Ragam bahasa panggung adalah ragam bahasa yang digunakan
seseorang saat dipanggung ketika mengsi acara hiburan lain agar
bias diterima penonton.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :


1. Memerlukan kehadiran orang lain
2. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
3. Terikat ruang dan waktu
4. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
61

B ) Ragam Bahasa Tulis


Adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait
ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada
sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata.
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
1. Ragam bahasa teknis adalah ragam bahasa yang dilakukan mengenai
teknis atau cara penulisan yang dicontohkan misalnya laporan
penelitian, makalah, tesis, disertasi.
2. Ragam bahasa undang-undang adalah ragam bahasa yang
mnggunakan komunikasi yang resmi.
3. Ragam bahasa catatan adalah ragam bahasa yang singkat yang
diperuntukkan untuk pengingat sesuatu. Ragam bahasa surat adalah
ragam bahsa yang dituliskan pada sehelai kertas yang biasanya
diberitahukan mengenai kabar atau sejenisnya yang berfungsi untuk
memberikan informasi.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
1. Tidak memerlukan kehaduran orang lain.
2. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
3. Tidak terikat ruang dan waktu
4. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

C ) Ragam Bahasa Formal


Ragam formal digunakan dalam situasi resmi. Ragam formal atau ragam
baku yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan.

Ragam formal lisan digunakan untuk :


62

1. Berceramah ilmiah
2. Berpidato resmi
3. Berdiskusi formal
4. Berdebat resmi

Ragam formal tulis dipakai untuk :

1. Menulis surat resmi


2. Menulis makalah, artikel
3. Menulis proposal
4. Menulis laporan formal

Ciri-ciri Ragam Bahasa formal:

1. Menggunakan gramatikal secara eksplisit dan konsisten

2. Menggunakan imbuhan secara lengkap

3. Menggunakan kata ganti resmi

4. Menggunakan kata baku

5. Menggunakan ejaan yang disempurnakan

6. Menghindari unsur kedaerahan

D ) Ragam Bahasa Non Formal

Ragam nonformal tidak mutlak untuk menggunakan pemakaian kata baku.


Atau dalam hal ini ragam nonformal berciri tidak sesuai kaidah atau aturan
yang tetap. Ragam nonformal lisan dipakai untuk :

1. Berbicara sehari-hari dirumah


2. Bergunjing
3. Bercerita
63

4. Mengobrol

Ragam nonformal tulis dipakai untuk :

1. Menulis surat kepada kerabat


2. Menulis surat kepada teman
3. Menulis surat kepada pacar
4. Menulis catatan harian

Ciri-Ciri ragam bahasa nonformal:

1. Menggunakan gramatikal kurang konsisten

2. Menggunakan imbuhan yang kurang lengkap

3. Menggunakan kata ganti tidak resmi

4. Menggunakan kata tidak baku

5. Menggunakan ejaan yang belum disempurnakan

6. Menggunakan unsur kedaerahan

E ) Ragam Bahasa Ilmiah

Ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah :

1. Bahasa Indonesia ragam baku;

2. Penggunaan kalimat efektif;

3. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;

4. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari


pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;
64

5. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas


isi tulisan;

6. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.

F ) Ragam Bahasa Sastra

Ciri-ciri ragam bahasa sastra antara lain:

1. Menggunakan kalimat yang tidak efektif.


2. Menggunakan kata-kata yang tidak baku.
3. Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi.

G ) Ragam Bahasa Sosial Dan Fungsional

1. Ragam social adalah ragam bahasa yang sebagai norma dan


kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan
social yang lebih kecil masyarakatnya.

2. Ragam fungsional adalah ragam bahasa yang sering dikaitkan


dengan profesi lembaga.

2.10 SURAT DINAS

A ) Pengertian Surat Dinas

surat dinas adalah suatu surat resmi yang dibuat oleh sebuah instansi atau
lembaga dengan tujuan untuk keperluan dinas. Surat dinas isinya ditujukan
65

untuk keperluan kedinasan, baik itu pemerintah atau swasta. Karena fungsi
kedinasan tidak hanya berlaku di pemerintahan, akan tetapi berlaku juga di
instansi atau lembaga swasta. Biasanya isinya berupa urusan seperti
penyampain pengumuman, pemberian suatu izin, pemberian tugas dan lain-
lain.

Oleh karena itu jika terdapat surat yang dikirimkan dari satu pihak ke pihak
lain yang isinya berhubungan dengan kepentingan tugas ataupun kegiatan
dinas suatu instansi, maka surat seperti itu disebut surat resmi.

B ) Fungsi Surat Dinas

Beberapa fungsi dari surat dinas, yang diantaranya sebagai berikut ini:

1. Sebagai pedoman pekerjaan, seperti surat intruksi, surat pemberian


izin ataupun surat pengambilan keputusan.

2. Sebagai alat pengingat, karena surat ini dapat dijadikan arsip bagi
instansi.

3. Sebagai bukti perkembangan suatu instansi atau lembaga.

4. Sebagai alat bukti, terutama surat perjanjian

C ) Ciri-Ciri Surat Dinas

Adapun ciri dari surat dinas, yang diantaranya sebagai berikut ini:

1. Adanya kop surat dan nama instansi ataupun lembaga.

2. Adanya nomer surat dan lampiran.

3. Adanya salam pembuka maupun salam penutup.


66

4. Menggunakan bahasa resmi, karena surat dinas merupakan surat


resmi.

5. Adanya stempel instansi atau lembaga pada surat

D ) Bagian-Bagian Surat Dinas

1. Kop Surat atau kepala surat

Merupakan bagian teratas dari sebuah surat resmi, biasanya dipakai untuk
membedakan surat formal dan surat non formal. Kop surat terdiri dari logo,
nama dan alamat instansi atau lembaga.

2. Tanggal surat

Terdiri dari nama, tempat dan tanggal dibuatnya surat tersebut.

3. Nomor

Terdiri dari kode, nomor urut surat yang dikeluarkan, identitas instansi atau
lembaga dan tahun dibuatnya surat tersebut.

4. Lampiran

Lampiran yaitu lembaran tambahan yang akan dilampirkan, dapat berupa


lembaran kertas lain atau dokumen lain, Jika tidak ada lampiran biasanaya
diisi dengan tanda strip.

5. Perihal atau hal

Perihal merupakan isi pokok dari surat dinas, seperti misalnya ditujukan
kepada siapa atau untuk apa surat tersebut.
67

6. Alamat

Terdapat 2 (dua) macam penulisan alamat pada surat dinas, ada untuk
perorangan dan ada untuk instansi lain. Jika untuk surat rahasia kata
“kepada” tak perlu dipakai sebab sudah ditulis pada amplop. Jika untuk
surat dinas terbuka maka memakai “kepada” lalu langsung saja memakai
nama instansinya. Akan tetapi jika ditujukan bagi orang banyak harus
memakai kata “bapak”, “ibu” dan sebagainya dan kata “Yth” digunakan
jika surat ditujukan kepada orang ataupun suatu jabatan.

7. Salam pembuka

Salam pembuka dipakai untuk menunjukan sopan santun maupun rasa


hormat.

8. Isi surat

Isi dari surat haruslah sesuai dengan perihal.

9. Salam penutup

Salam penutup dipakai untuk menunjukan akhir dari isi surat.

10. Nama

Tulislah nama lengkap orang yang mengirim surat.

11. Tembusan

Tembusan yaitu pihak-pihak yang mendapatkan tebusan ataupun salinan


surat selain yang dialamatkan.

12. Inisial

Inisial ditempatkan pada bagian kiri dibawah tembusan surat (jika memang
ada). Inisial digunakan sebagai tanda pengenal, yang ditulis dengan cara
disingkat antara nama pengonsep surat dan pengetik surat.
68

E ) Jenis-Jenis Surat Dinas

Jenis – jenis surat dinas terdapat 10 macam,Berikut keterangan dari masing-


masing jenis surat dinas tersebut :

1. Surat pemberitahuan

Surat pemberitahuan adalah jenis surat dinas yang isinya mengenai


pemberitahuan yang ditujukan pada semua anggota lingkungan kerja agar
mereka mengetahui suatu hal atau informasi tertentu terkait apa yang perlu
diketahui.

2.  Surat undangan

Surat undangan adalah surat yang isinya berupa pemberitahuan yang


bersifat mengharapkan kehadiran seseorang atau sekelompok orang agar
dapat berpartisipasi dalam acara tertentu di tempat dan waktu tertentu.

3. Surat kuasa

Surat kuasa adalah surat yang isinya tentang pelimpahan wewenang dari
seorang pejabat kepada seseorang atau pejabat lain yang dapat dipercaya
untuk dapat bertindak mewakili orang yang memberi kuasa tersebut,
dikarenakan orang yang bersangkutan tidak dapat melaksanakannya sendiri.

4.  Surat keterangan

Surat keterangan adalah surat yang isinya berguna untuk menerangkan


tentang aktivitas seseorang atau sesuatu hal tertentu.

5. Surat memo atau nota dinas

Surat memo disebut juga sebagai nota dinas. Surat memo merupakan surat
khusus yang dipergunakan secara interen dalam suatu unit organisasi yang
dilaksanakan oleh pejabat kantor dengan isi yang cenderung singkat.
69

6. Surat edaran

Surat edaran dalah surat yang isinya ditujukan sebagai bentuk


pemberitahuan tentang sesuatu yang ditujukan pada beberapa orang atau
kepada banyak pihak sekaligus.

7. Surat pengantar

Surat pengantar adalah jenis surat dinas yang dipergunakan untuk


mengantar sesuatu dengan maksud agar orang yang menerimanya
mengetahui maksud sesuatu yang diterimanya.

8.  Surat perintah

Surat perintah adalah jenis surat dinas yang dikeluarkan oleh suatu instansi /
pihak yang berada di posisi / jabatan lebih tinggi yang ditujukan kepada
pihak / instansi yang lebih rendah

9. Surat instruksi

Surat instruksi berisi perintah serta petunjuk – petunjuk yang dibuat


berdasarkan pada peraturan dan kebijaksanaan pimpinan.

10. Surat tugas

Surat tugas adalah surat yang datang dari pihak yang lebih tinggi posisinya
untuk menugaskan kepada seorang atau sekelompok bawahan untuk dapat
melakukan pekerjaan tertentu

Anda mungkin juga menyukai