Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN MENULIS

Kelompok 1 :
1. Mardalena Sulisti (A1C019002)
2. Kalia Suma (A1C019004)
3. Leadyania Hasbilah Tazia
(A1C019006)
4. Vivien Rizkah Marianti Z
(A1C019008)
5. Millania Choirunnisa (A1C019010)
1. Proses Menulis
Pembicaraan mengenai proses menulis,sebagai
bagian tak terpisakan dari kemampuan
menggunakan bahasa. Menulis merupakan proses
menuangkan ide atau gagasan dalam wujud
lambang-lambang bahasa ortografis dan terstruktur
yang dapat dipahami.Secara luas pengertian
menulis dikemukakan bryne (1979),yakni sebagai
proses menuangkan buah pikiran kedalam bahasa
tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara
utuh,lengkap,dan jelas sehingga dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan
berhasil.Dengan kata lain,menulis sebagai proses
penuangan gagasan pikiran penulis,juga perlu
ditunjang dengan sarana bahasa yang dipahami
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis digunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung (tanpa tatap muka).
Hal ini sesuai dengan sifatnya merupakan tidak langsung,
produktif dan ekspresif. tarigan (1992:8) menegaskan bahwa
menulis, seperti halnya keterampilan berbahasa yang lain,
merupakan proses perkembangan, yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan modern. Artinya sebagai proses perkembangan
ketercapaiannya memerlukan pembelajaran, pengalaman,
ketekunan dan melalui latihan-latihan bahkan menutut waktu,
kesempatan dari penulisnya.
Leggelt (1982:174-229) mendeskripsikan proses dalam
menulis mencakup tahap pre-writing,writing dan revising. Hal
yang sama dikemukakan mason (a) pramenulis, (b) penyusun
buram, (c) revisi dan penyutingan, (d) publikasi dan kreasi.harsiati
lebih menekankan bahwa keempat kegiatan tersebut bersifat
linear dan silmultan terjadinya.Hanya saja penulis harus
memahami karakteristik kebutuhan pembacanya.Selanjutnya
Akhadia dkk (1993:2-5) lebih menitikberatkan kegiatan proses
menulis menjadi tiga tahap,yakni : (a )prapenulis ,
(b)penulisan, (c) tahap revisi tulisan.
Berdasarkan pendapat diatas ,dapat dikemukakan tentang tahap proses
menulis sebagai berikut :
• Tahap prapenulis
Tahap prapenulis merupakan tahap untuk menyiapkan hal-hal pokok yang
akan ditulis. Pada tahap ini penulis harus melakukan kegiatan, antara lain (1)
menentukan tema tulisan,baik dipilih sendiri maupun yang sudah ditentukan
atau karena pesanan, (2) memilih dan menentukan topic yang akan
ditulis,sebagai spesifikasi dari tema yang telah ditentukan, (3) membatasi
topik atau pokok persoalan yang akan ditulis sehingga permasalahannya dapat
lebih jelas, (4) menentukan tujuan penulis sebagai pengendalian tulisan secara
menyeluruh agar memiliki arah yang jelas pada saat penulisan , (5) pemilihan
dan menentukan bahan atau materi tulisan, (6) membuat karangka tulisan ,
(7) menyusun pola organisasi penulisan dan pengembangan paragraf.
• Tahap penulisan ( writing )
Pada tahap pelaksanaan penulisan ini, penulis mulai menggunakan bahan-
bahan tulisan yang sudah dikumpulkan.penulis melakukan pengembangan ide
tulisan,dimulai dengan pemilihan kata dan istilah yang tepat,penyusuhan
kalimat berdasarkan pilihan kata,dan menyusunnya menjadi paragraph yang
baik.
• Tahap revisi
Taharevisi adalah tahap penyempurnaan atas tulisan yang telah dibuat.
Perbaikan tulisan dilakukan dengan terlebih dahulu membaca ulang draf
tulisan –istilah mason,disebut buram – kasar yang sudah selesai tentunya.
2. Komponen Perencanaan Menulis
Dalam membuat perencanaan tulisan (karangan) formal, seorang
penulis perlu memahami terlebih dahulu beberapa hal dasar.
Pemahaman terhadap unsur dasar tersebut, diuraikan dalam
langkah-langkah perencanaan menulis berikut ini.
a. Tema
Tema adalah pokok pikiran atau pokok persoalan yang bersifat
netral yang digunakan sebagai dasar dalam menulis. Sebagai
sesuatu yang dipercakapkan atau suatu landasan dasar persoalan
yang akan dikembangkan menjadi pokok pembicaraan (topic)
oleh penulis. Keraf (1994) membedakan tema dari dua sudut
pandang, yakni dari sudut karangan yang telah selesai dan dari
sudut karangan yang belum selesai (proses penyusunan tulisan).
Dilihat dari sudut pandang yang telah selesai, tema merupakan
amanat utama yang disampaikan penulis melalui tulisannya
(karangannya). Dilihat dari proses penyusunan tulisan, tema
adalah pokok pikiran sebagai dasar cerita dalam tulisan yang
akan digunakan penulis untuk dikembangkan dalam topic.
Suatu tulisan (karangan) tanpa tema menjadi tidak
bermanfaat bagi khalayak pembaca. Suatu tema tulisan dapat
b. Topik
Topik adalah pokok pembicaraan. Dalam suatu tulisan, topik merupakan
pokok pembicaraan yang akan digarap atau dibahas dalam tulisan itu. Selain
merupakan pokok dalam tulisan, seperti makalah hasil penelitian, artikel untuk
presentasi ilmiah, dan skripsi, topic juga diperlukan sebagai pokok
pembicaraan kegiatan lisan, seperti diskusi, suatu uraian ilmiah ataupun
ceramah.
Topik dalam tulisan tidak perlu besar atau terlalu umum. Karena itu,
pembahasan pokok persoalan yang masih bersifat umum dapat dipersempit
atau dibatasi ruang lingkupnya sebelum tulisan dibuat.
Memahami dan menentukan topic perlu dipertimbangkan secara baik
sesuai dengan persoalan umum yang akan dibahas. Topik dalam menulis harus
dipertimbangkan atas hal-hal, sebagai berikut:
1. Topik harus berkaitan erat dengan fakta atau bahan yang akan ditulis
(dibahas).
2. Penentuan topik perlu dipikirkan kadar keterjangkauannya atau nilai
keilmiahannya (untuk tulisan ilmiah).
3. Topik tulisan yang kita buat dapat diperoleh dari pengalaman (membaca)
dan pengamatan lingkungan sekitar (observasi).
4. Topik yang dibuat harus dibatasi dan tidak terlalu luas.
5. Untuk memudahkan pembatasan topik dapat dilakukan dengan cara
membuat diagram pohon atau model piramida terbalik (Akhadiah dkk,
1993).
6. Topik yang terpilh harus dinyatakan dalam judul tulisan.
c. Judul
Judul adalah nama, lebel untuk suatu karangan,
judul tidak selalu sama dengan topik, tetapi merujuk
atau dinyatakan sesuai dengan topik
Beberapa acuan dala menentukan judul tulisan
formal atau ilmiah, antara lain :
1. Judul harus sesuai dengan topik atau uraian isi
tulisan
2. Judul sebaiknya dinyatakaj dalam brntuk frase
3. Judul ditulis secara singkat
4. Judul harus dinyatakan secara jelas bukan dalam
kiasan yang bermakna ganda
Contohnnya : “Robohnya surau kami” karya A.A Navis
dan “sengsara membawa nikmat” karya Tulis Sutan
Sati.
d. Tujuan
Tujuan penulisan merupakan penentu pokok yang akan
mengarahkan dan membatasi proses penulisan. Tujuan penulisan
dapat diredaksikan melalui dua cara, yakn dengan pola tesis dan
pola pengungkapan maksud. Jika suatu tulisan dimaksudkan untuk
mengembangkan gagasan umum atau tema seluruh tulisan,
tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk tesis. Namun, untuk tulisan
yang akan mengembangkan topik atau hal yang telah spesifik,
tujuan dapat diredaksikan dalam pernyataan maksud.
Contoh rumusan tujuan yang merupakan pola pengungkapan
dalam bentuk tesis dan pernyataan maksud:

1). Teknik pembuatan nata de coco (Topik)


Dalam makalah ini akan diuraikan langkah dan cara dalam
mempersiapkan, mengolah, atau membuat, dan mengemas
produk nata de coco (Pernyataan maksud)

2.) Budidaya Ikan Air Tawar (Topik)


Untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara membudidayakan
ikan air tawar (Pernyataan maksud)
Dalam tulisan ilmiah, seperti makalah dan
skripsi, tujuan penulisan biasanya dinyatakan dalam
kalimat pernyataan. Deskripsi tujuan penulisan
dirumuskan setelah judul tulisan jelas misalnya :
1). Budidaya Ikan Air Tawar di kota Curup Bengkulu
(Judul)
Untuk untuk mengetahui cara membudidayakan
ikan air tawar di kota Curup Bengkulu (Tujuan)

e. bahan penulisan
Bahan penulisan berkenaan dengan sumber
diperolehnya informasi atau data yang digunakan
untuk mencapai tujuan penulisan. Bahan atau
materi ini dapat diperoleh dengan cara, seperti
studi kepustakaan, pengamatan langsung, dan
dapat dengan mengadakan wawancara atau
melakukan penelitian lapangan
f. kerangka karangan
Pengertian kerangka karangan
• Kerangka Karangan
Ragangan kerja, berkenaan dengan spesifikasi topik menjadi
subtopik.
• Keraf (1994)
suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang akan digarap.
Manfaat penting adannya kerangka karangan (outline) bagi
seorang penulis :
1. Membantu penulis dalam menyusun karangan secara runtut
dan teratur.
2. Memudahkan penulis dalam menentukan sumber atau materi
secara cepat dan cermat.
3. Memudahkan penulis dalam menciptakan akhir tulisan yang
bervariasi.
4. Membantu penulis dalam menyusutkan menjadi kerangka
karangan yang baik jika menemui tulisan yang telah lengkap.
Bentuk kerangka karangan :
1. Kerangka topik
Kerangka yang dibuat atas dasar topik berupa
frase bukan kalimat lengkap.
2. Kerangka kalimat
Kerangka karangan yang dibuat/disusun dalam
bentuk kalimat berita yang lengkap sehingga dapat
diuraikan topik menjadi subtopik selanjutnya
menjadi sub-subtopik.

Pola penyusunan kerangka karangan analitis


merupakan penyusunan kerangka karangan yang
dapat dilakukan dalam bentuk organisasi yag
menguraikan pokok pembicaraan ke dalam bagian-
bagian, dan diuraikan lagi kedalam sub-sub bagian.
Tujuan pola analitis
Untuk menguraikan topik baik yang berbentuk
kerangka topik maupun kalimat topik.
Jenis pola analitis :
1. Pola analitis sebab-akibat
Mengarahkan penguraian topik pada pembagian
yang menggambarkan hubungan sebab-kibat.
Contoh:
Polusi dan akibatnya bagi kesehatan
1. Pendahuluan
2. Pengertian polusi
3. Macam-macam polusi
4. Dampak polusi bagi kesehatan
5. Pencegahn timbulnya penyakit akibat polusi
6. dan seterusnya
2. Analitis proses
Pola yang dipergunakan jika pembahasan topik yang diarahkan pada
bagian-bagian yang menggambarkan suatu proses.
Contoh :
Penguasaan bahasa anak
1. Pendahuluan
2. Pengenalan bunyi bahasa
3. Meniru (imitasi) bunyi dan suku kata
4. Melafalkan kata pendek
5. Pemahaman makna kata
6. dan seterusnya
3. Analitis klasifikasi
Digunakan apabila pembahasan topik didasarkan pda klasifikasi
tertentu.
Contoh :
Sejarah perkembangan bahasa
7. Masa prakolonial
8. Masa kolonial
9. Masa pergerakan nasional
10.Masa kemerdekaan
Contoh proses menyusun kerangka dari topik besar
menjadi topik kecil atau bagian-bagian rincian
Topik : Kemampuan Menulis
A. Hakikat Kemampuan Menulis
B. Proses Menulis
C. Komponen Kemampuan Menulis
D. Teknik Menilai Tulisan
• Dari kerangka diatas dapat dibuat subtopik, sebagai
berikut :
A. Hakikat Kemampuan Menulis
1. Pengertian Menulis
2. Tujua Menulis
3. Bentuk Tulisan
B. Proses Menulis
4. Prapenulisan
5. Penulisan
6. Revisi tulisan
C. Kompenen Kemampuan Menulis
1. Isi tulisan
2. Organisasi tulisan
3. Pilihan kata
4. Penggunaan Bahasa
5. Penggunaan unsur mekanik
D. Teknik Menilai tulisan
6. Teknik global/holistik
7. Teknik Analitik
Kerangka didalam subtopik dapat diuraikan lagi dalam sub
toik yang lebih rinci, Misalnya :
A. Hakikat Kemampuan Menulis
3. Bentuk Tulisan
a. Pemaparan
b. Pembahasan
c. Pengisahan
d. Pemerian
g. Organisasi karangan
Pengorganisasian kerangka karangan dapat dilakukan
dengan cara sistem lurus dan sistem lekuk baik dengan
penggunaan sistem campuran angka dengan huruf atau
sistem kode angka saja ayau sistem desimal.
Contoh penomoran kerangka - karangan :
Penanda organisasi kerangka tulisan harus
dialkuakn secara konsisten dan tetap. Untuk bentuk
lurus, organisasinya seperti halnya pada
pengkodean sistem desimal. Dalam sistem
penomoran atau kode dengan angka ketika mulai
menulis angka, eperti 1.1 atau 1.1.1 maka dibagian
setelah angka terakhir tidak diberi tanda titik.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai