Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN KARANGAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Diana Falentina Simamora (1801010092)
Reni Manurung (1801010098)
Mawar Sijabat (1801010099)
Friska Agustina Gulo (1801010100)
Tiurma Indah Sitorus (1801010130)

DOSEN PENGAMPU :Dr. Jumaria Sirait, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PRODI


PERGURUAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) STAMBUK 2018 –
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR
KATA PENGANTAR

Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. makalah ini akan membahas tentang
Perencanaan karangan. Atas terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama penulis
haturkan kepada:
Ibu Dr. Jumaria sirait,M.PD selaku dosen pembimbing mata kuliah pendidikan Bahasa Indonesia
kelas rendah.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan
kekurangan yang menyebabkan makalah yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Harapan penulis atas terbentuknya makalah ini, semoga makalah ini memberikan
informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Pematangsiantar, Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….…i
Daftar Isi…………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….....1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah……………………………………………………………..1
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah……………………………………………………………1
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………2
2.1 Definisi Perancanaan Karangan…………………………………………………………..2
2.2 Tahapan Pembuatan Perancanaan Karangan……………………………………………...2
1. Prapenulisan……………………………………………………………………...2
2. Penulisan…………………………………………………………………………2
3. Penyuntingan…………………………………………………………………….2
 Topik Karangan………………………………………………………….3
 Judul Karangan…………………………………………………………..3
 Tujuan Penulisan…………………………………………………………3
 Bahan Penulisan…………………………………………………………..4
 Kerangka Karangan……………………………………………………….5
 Penyuntingan (Revisi)…………………………………………………….8
Bab III Penutup…………………………………………………………………………………9
Kesimpulan…………………………………………………………………………….9
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………10
ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penulisan karangan formal, seperti makalah penelitian, tesis, atau karangan ilmiah lainnya,
menuntut beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, dan teknik
penyajian. Karena itu, karangan formal, terutama yang cukup panjang, perlu direncanakan dengan baik
terlebih dahulu.
Tentu saja kita tidak perlu berusaha payah membuat perencanaan atau kerangka karangan, jika
hanya akan menulis surat pribadi kepada teman atau menulis karangan pendek yang bahannya sudah
siapa dikepala. Dalam hal seperti ini, kegiatan menulis merupakan kegiatan tunggal, dan kerangka
karangan cukup dalam pikiran saja. Tetapi, jika kita akan menyusun tesis atau makalah ilmiah sebaiknya
kita rencanakan lebih dahulu.
Secara teoritis, proses penulisan meliputi 3 tahapan utama, yaitu tahap pra penulisan, tahap
penulisan, dan tahap revisi. Ini tidak berarti bahwa kegiatan-kegiatan kita lakukan secara terpisah-pisah.
Pada tahap prapenulisan kita membuat persiapan-persiapan yang akan dipergunakan pada tahap
penulisan. Dengan kata lain, kita merencanakan karangan.
Berikut ini akan kita bahas cara merencanakan karangan langkah demi langkah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan - permasalahan yang muncul adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan karangan?
2. Tahapan apa saja yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan karangan?
3. Bagaimana cara membuat karangan yang baik dan benar?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, makalah ini dibuat bertujuan :
1. Untuk mengetahui definisi dari perencanaan karangan beserta tahapannya.
2. Agar dapat merencanakan pembuatan karangan dengan baik dan benar.
3. Untuk memahami cara pembuatan karangan yang baik dan benar.

1.4 Manfaat Pembuatan Makalah


Manfaat dari penyusunan makalah ini:
1. Pembaca dapat merencanakan pembuatan karangan dengan baik untuk memudahkan dalam
pembuatan karangan.
2. Pembaca dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam membuat perencanaan karangan yang terdiri
atas tahap prapenulisan, tahap penulisan dan revisi atau penyuntingan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perencanaan Karangan


Perencanaaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan menulis
bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah direncanakan. Dengan begitu, penulis
benar-benar siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan.
Perencanaan karangan ilmiah adalah proses awal mengarang sampai dengan penulisan akhir.
Perencanaan ini mencakup prapenulisan, pengorganisasian keseluruhan penulisan, penulisan,
penyuntingan, dan presentasi.[1]

2.2 Tahapan Pembuatan Perencanaan Karangan


Tahapan-tahapan pembuatan perencanaaan karangan adalah sebagai berikut:
Tahapan penulisan:

1) Prapenulisan:
Menurut Minto Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap prapenulisan
merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa langkah yaitu:
a. menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
b. menyusun ragangan (garis besar isi dan menyempurnakannya menjadi kerangka karangan
lengkap setelah datanya lengkap),
c. menetapkan landasan teoritis,
d. menetapkan sumber data (primer, sekunder) dan cara mengumpulkannya,
e. menetapkan metode pembahasan,
f. menyusun daftar pustaka sementara, dan
g. menjadwalkan pelaksanaaanya.

2) Penulisan:
a. Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan;
b. Penulisan tersebut mencakup:
• Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi,
daftar gambar, daftar tabel.
• Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan dan saran.

3. Penyuntingan (Editing)
Penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa. Dengan adanya tahap
penyuntingan (revisi), semua kesalahan dan kekurangan itu dapat diantisipasi. Dalam merencanakan
sebuah karangan supaya menghasilkan suatu karangan yang baik dan sistematis, terdapat langkah-
langkahnya yakni menentukan:

a. Topik Karangan
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi,
penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh karangan.
Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut.
Fungsi topik karangan:
• Mengikat keseluruhan isi
• Memudahkan pengembangan ide bagi penulis
• Memberikan daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca;

• Pemilihan topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
• Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis
• Menarik untuk ditulis dan dibaca
• Dikuasai dengan baik
• Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas
• Didukung data yang relevan;

b. Judul Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan nama
yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik
minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan
permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Syarat Judul yang Baik:
• Sesuai dengan topik
• Sesuai dengan isi karangan
• Berbentuk frasa bukan kalimat
• Singkat
• Jelas
• Menarik minat pembaca;

c. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis
dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat
menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan tujuan
penulisan, yaitu:
• Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada sebuah tema
karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis
tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat menentukan bahan yang
akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema
seluruh tulisan.
Ciri-ciri tesis yang baik:
a. (1). berisi gabungan rumusan topik;
b. (2). penekanan topik sebagai suatu pengungkapan pikiran;
c. (3). pembatasan dan ketetapan rumusan;
d. (4). berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek);
e. (5). menggunakan kata khusus dan denotatif (lugas);
f. (6). berupa pernyataan positif – bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru,
g. dan bukan kalimat negatif;
h. (7). dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan;
i. dan
j. (8). dapat diukur dan dibuktikan kebenarannya;

Contoh dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul:
Tema : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri
Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat diupayakan agar lebih diminati
oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya dengan menambah daya saing agar
lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?
Contoh kalimat tesis lainnya:
Topik : Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2003.
Tujuan : Membuktikan bahwa sepatu bata Indonesia diminati oleh Konsumen di Asean 2003.
Tesis : Pemasaran sepatu bata di Asean 2003 dapat ditingkatkan dengan mempertinggi daya saing
terhadap produk lain
• Pengungkapan maksud
Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide sentral. Jika tulisan
tidak mengembangkan gagasan tema maka tulisan dalam bentuk pernyataan.

d. Bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai
tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detail,
perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka,
kutipan, gagasan dan sebagainya.
• Bahan pustaka
Berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada du macam bahan
pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan sumber yang bersifat teori. Ini
biasanya digunakan untuk mencari definisi, pengertian, atau terminologi dan lain-lain dari bahan
penelitian. Yang kedua, bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk
studi tokoh atau pendapat seorang tokoh.
• Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan
kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis. Wawancara biasanya
digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang digunakan adalah alat perekam
semacam tape recorder dan kamera video. Alat tersebut digunakan untuk memudahkan penyalinan
kedalam bentuk tulis.
• Angket
Angket (quesioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini) orang tentang
sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.

e. Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita
menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan akan bersifat konseptual,
menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya.
Yang mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka pada
hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik yang lebih kecil

Fungsi Kerangka Karangan:


a. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-sub bahasan karangan, dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulisan
menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan
b. Mencegah pembahasaan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik
judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis
c. Memudahkan penulis menyusun secara menyeluruh
d. Mencegah ketidaklengkapan bahasan;

1) Tahapan Penyusunan Kerangka Karangan


a. Tahapan pertama: merumuskan topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik dan tujuan yang
ingin dicapai melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka
karangan hendaknya berbentuk pengungkapan maksud-tujuan atau tesis.
b. Kedua ialah mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian jelas dari
tesis atau pengungkapan maksud tadi (hal ini sering disebut dengan istilah inventarisasi). Pada
poin ini penulis diperbolehkan untuk mencatat sebanyak-banyaknya tema-tema yang terlintas
dalam benaknya, dan tidak perlu langsung melakukan evaluasi pada tema-tema tadi.
c. Ketiga ialah melakukan evaluasi pada semua topik bawahan yang sudah dia catat pada langkah
kedua tadi. Evaluasi itu bisa diadakan dalam beberapa tahap sebagai berikut:

• Apakah semua tema yang sudah dia catat memiliki pertalian (relevansi) langsung dengan
tesis atau pengungkapan maksud. Dan apabila sama sekali tidak mempunyai hubungan maka
topik tersebut dihapus dari daftar di atas.
• Semua tema yang masih tersisa kemudian dievaluasi lebih lanjut. Jika ada dua topik atau
lebih yang hampir sama, maka mesti dibuat perumusan baru yang mencakup semua tema
tadi.
• Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik memiliki derajat yang
sama, atau ada tema yang sejatinya merupakan rincian dari topik lain atau turunan dari topik
lain. Jika ada masukkanlah topik turunan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi
posisinya.
• Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang memiliki derajat yang sama, tapi
lebih rendah dari topik yang lain. Jika terjadi hal yang demikian, maka usahakanlah agar
mencari satu topik yang lebih tinggi lain yang akan membawahi topik-topik tadi.
2) Manfaat Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan- ketentuan tentang
pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis besar suatu karangan.
Adapun manfaat kerangka karangan adalah:
a. Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan
mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
b. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting.
c. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
d. Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperluka.

3) Bentuk Kerangka Karangan


Lazimnya kerangka kalimat berbentuk deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap
topik, subtopik, atau sub-subtopik seperti dibawah ini.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan
penalaran yang menimbulkan masalah.
B. Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan
akhirnya akan dijawab dalam kesimpulan.
C. Tujuan penulisan: isinya target yang ingin dicapai.
D. Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan
waktunya.
E. Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
F. Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan sistem pembahasan.

II. LANDASAN TEORI: Rumusan teori yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas, misalnya:
pengertian, bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.

III. HASIL PENELITIAN: Isinya adalah inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi teori, hasil dari
seluruh penelitian.

IV. PENUTUP: Berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.

V. DAFTAR PUSTAKA: Berisi referensi tentang penulisan.


Kerangka karangan yang terdiri dari angka romawi
Misalnya:
Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004
I. Penjualan yang Sedang Berlangsung
II. Peningkatan Penjualan
III. Prospek Penjualan 2004

Kerangka Karangan yang terdiri dari angka desimal


Misalnya:
Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004
1. Penjualan yang Sedang Berlangsung
1.1 Konsep Penjualan Tradisional
1.2 Kualitas Produk
1.3 Promosi

2. Peningkatan Penjualan Periode 2004


2.2 Strategi Penjualan
2.3 Kualitas Produk Standar Internasional
2.3 Promosi Multimedia

Kerangka karangan sistem lekuk dengan angka desimal


Misalnya:
Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan
1. Pendahuluan
2. Potensi Akademik Mahasiswa
2.1 Potensi Kecerdasan
2.2 Keahlian Bidang Studi
2.3 Tenaga Kerja Intelektual
3. Paradigma Kewirausahaan
3.1 Potensi Kewirausahaan
3.2 Sumber Kreativitas Baru
3.3 Budaya Kewirausahaan
4. Strategi Berwirausaha
4.1 Strategi Awal
4.1.1 Konsep
4.1.2 Modal
4.1.3 Produk
4.1.4 Pasar
4.2 Evaluasi Strategi Awal
4.3 Perencanaan dan Pengembangan Tahun Pertama
4.4 Evaluasi, Perencanaan, dan Pengembangan Tahun Kedua
5. Kesimpulan

Kerangka karangan sistem lurus dengan angka romawi dan desimal


Misalnya:

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Pembatasan Masalah
1.5 Manfaat Penelitian

BAB II
KERANGKA TEORI
1.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Deskripsi teoritik variabel pertama
2.1.2 Deskripsi teoritik variabel kedua
1.2 Kerangka Berpikir
1.3 Rumusan Hipotesis

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
1.2 Populasi dan Sampel
1.3 Variabel
1.4 Instrumen
1.5 Prosedur Pengukuran
1.6 Teknik Analisis
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1.1 Deskripsi Data
1.2 Pengujian Data
1.3 Hasil Pengujian

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

f. Penyuntingan (Revisi)
Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki
berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari karangan yang telah dibuat
meliputi:
a) Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk dilakukan
penambahan ataupun penggantian data.
b) Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan penulis menemukan
ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu dilakukan revisi.
c) Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan
ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa
diksi, alinea dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang
sesuai EYD.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan isi makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
 Perencanaan karangan adalah semua tahap persiapan penulisan dari awal mengarang
sampai terbentuk sebuah karangan.
 Tahap pembuatan perencanaan karangan ialah tahap prapenulisan, tahap penulisan dan
tahap penyuntingan (revisi).
 Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis.
 Tahap penulisan merupakan tahapan untuk menulis keseluruhan naskah secara
konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan.
 Tahap penyuntingan (revisi) yaitu tahapan yang terdiri atas penyuntingan naskah,
penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa.
 Untuk menyusun karangan yang baik perlu diperhatikan dalam memilih judul, topik,
tujuan penulisan, bahan penulisan, dan penyusunan kerangka karangan.
 Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan
bagaimana kita menyusun karangan itu.
 Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.

DAFTAR PUSTAKA

Hs, Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Perkembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta:
Grasindo, 2012.
Rahardi, R. Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga, 2009.
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Marahimin Ismail. 1994. Menulis Secara Populer. Jakarta : Pustaka Jaya.
Sarwono. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai