Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MENULIS KARANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu Hafidah Aisyiyah Ningrum, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Desi Fajriyanti ( 1911011002 )


2. Majida Aminah ( 1911011008 )
3. Sofia Jamilia ( 1911011017 )
4. Vyana Rysha Perdani ( 1911011025 )

Kelas : A2 Keperawatan

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Tidak lupa juga sholawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang menjadi tauladan dalam menuntut ilmu.

Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu persyaratan proses penilaian Mata Kuliah “ Bahasa Indonesia” yang saya
susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul “Menulis Karangan” dan dengan
selesainya penyusunan makalah ini, saya juga tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Ns. Awatiful Azza, M.Kep.,Sp.Kep.Mat. sebagai Dekan Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.
2. Diyan Indriyani, M.Kep.,Sp.Mat. sebagai Wakil Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.
3. Ns. Sasmiyanto, S.Kep.,M.Kes. sebagai Kepala Prodi S1 Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jember.
4. Ns. Yeni Suryaningsih, S.Kep.,M.Kep. sebagai Sekretaris Prodi S1 Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember.
5. Hafidah Aisyiyah Ningrum, M.Pd. sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh
karena itu kami sangat senang dan terbuka untuk menerima kritik dan saran untuk
perbaikan tugas makalah ini.

Jember, 31 Maret 2020

i
Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………...….…… i

Daftar Isi……………………………………………………..……. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………..………………... 1

1.1. Latar Belakang…………………………………….………. 1

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………. 2

1.3. Tujuan Pembahasan………………….…………………..… 2

1.4. Sistematika Penulisan ………………………...…………… 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………….. 3

2.1. Pengertian Tema Dan Topik………………………….……. 3

2.1.1. Tema………………………………………...………… 3

2.1.2. Topik………………………………………………….. 4

2.2. Pengertian Judul………………………………...………….. 4

2.3. Pola Susunan Kerangka Karangan…………………………. 5

2.4. Jenis-Jenis Karangan………………………………….……. 6

2.5. Struktur Menulis Karangan………………………….……. 8

2.5.1. Struktur Narasi…………………………………….….. 8

2.5.2. Struktur Teks Deskripsi……………….………………. 9

2.5.3. Struktur Karangan Eksposisi………………………….. 9

2.5.4. Struktur Teks Persuasi…………………………...……. 10

2.5.5. Struktur Teks Argumentasi…………………….………


11

BAB III PENUTUP……………………………………………….. 12

3.1. Kesimpulan…………………………………………..…….. 12

ii
3.2. Saran………………………………………………...……… 12

Daftar Pustaka……………………………………………………. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan


aktivitas berpikir. Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis
memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasaan dan kemauan yang
keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara
bersama dan berulang-ulang.

Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di samping dituntut


kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya,
misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis dan motivasi yang
kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki
tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa,
keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan.

Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar


dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang
disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan
dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari
topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting,
terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung
dalam melanjutkan tulisannya.

Mengingat hal ini sangatlah penting untuk dibahas, maka penulis mengambil
judul dalam makalah ini adalah ” Menulis Karangan ” yang akan dibahas dalam
bab selanjutnya.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tema dan Topik ?
2. Apa yang dimaksud dengan Judul ?
3. Bagaimana Pola Susunan Kerangka Karangan?
4. Sebutkan Jenis-Jenis Karangan?
5. Bagaimana Struktur Menulis Karangan?
  
1.3. Tujuan Pembahasan
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia
sehingga menjadi  baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana menulis karangan dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

1.4. Sistematika Penulisan


Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian
utama, dan bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover , kata pengantar dan daftar
isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Sistematika Penulisan
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari :
Pengertian Tema dan Topik, Pengertian Judul, Pola Susunan Kerangka
Karangan, Jenis-jenis Karangan, dan Struktur Menulis Karangan.
Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah
ini dan penutup dari penulis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tema Dan Topik

2.1.1. Tema

Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah
diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama
yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang,
tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam
tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan.
Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.

1) Syarat-Syarat Tema yang Baik


a. Tema menarik perhatian penulis.

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha


terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi,
penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu
sebaik-baiknya.

b. Tema dikenal/diketahui dengan baik.

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh


penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha
sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan
sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam.
Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah
yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup
menguraikan tema itu sebaik-baiknya

c. Bahan-bahannya dapat diperoleh.

Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup
tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan

3
penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai
sepenuhnya.

d. Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang
lingkupnya.

2.1.2. Topik

Pengertian topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti
tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
landasan penulisan suatu artikel.

1) Cara Membatasi Topik

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara


sebagai berikut:

1) Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.


2) Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan
sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah
rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3) Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4) Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut
atau tidak.

2.2. Pengertian Judul

1) Pengetian Judul

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita,
dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat
menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah
(lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang
mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga
miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.

4
Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan
isi bahasan.

2) Syarat-syarat pembuatan judul :


a. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau
ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga
menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau
karangan.
c. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa
yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang
singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.

Judul terbagi menjadi dua,yaitu :

1. Judul langsung

Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya
dengan bagian utama nampak jelas.

2. Judul tak langsung

Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap
menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

2.3. Pola Susunan Kerangka Karangan

Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur, biasanya


dipergunakan beberapa cara atau tipe susunan. Pola susunan yang paling utama
adalah pola alamiah dan pola logis. Pola alamiah dan suatu kerangka karangan
biasanya dida- sarkan atas urutan-urutan kejadian, atau urutan-urutan tempatatau
ruang. Sebaliknya pola logis walaupun masih ada sentuhan dengan keadaan yang
nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan pikiran manusia yang menghadapi
persoalan yang tengah digarap itu. , biasanya dipergunakan beberapa cara atau
tipe antara lain:

5
1. Pola Alamiah

Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan
keadaan yang nyata dialami. Susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian
utama yaitu:

a. Urutan waktu kronologis adalah urutan yang didasarkan urutan peristiwa


atau tahap-tahap kejadian
b. Urutan ruang (spasial) menjadi landasan yang paling penting, bila topik
yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang dan
waktu
c. Topik yang ada
2. Pola Logis

Macam-macam urutan pola logis yang dikenal adalah:

a. Urutan klimaks dan anti klimaks


b. Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan
urutan dari akibat ke sebab
c. Urutan pemecahan masalah
d. Urutan umum-khusus terdiri dari dua corak yaitu dari umum ke khusus dan
dari khusus ke umum
e. Urutan pamiliarita
f. Urutan akseptabilitas.

2.4. Jenis-Jenis Karangan

1. Karangan Narasi

Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang


biasanya disusun menurut urutan waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen,
novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.

a. Ciri-ciri atau karakteristik karangan narasi


1) Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
2) Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa
awal sampai akhir

6
3) Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
4) Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

Contoh Narasi :

Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa,


membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua
telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa
begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku
ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah
kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada
yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya.
Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri,
dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

2. Karangan Deskripsi

Karangan Deskripsi ialah karangan yang menggambarkan atau melukiskan


sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya
sendiri.

Contoh Deskripsi:

Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang
matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan,
mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung
berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke
ranting yang lain.

3. Karangan Eksposisi

Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi


keterangan, menjelaskan,cmemberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

Contoh eksposisi:

Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu


akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa

7
pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan
sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi
keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan
keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum
dalam laporan tersebut.

4. Karangan Persuasi

Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk


pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan
contoh konkrit.

Contoh Persuasi:

Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu
mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu,
kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.

5. Karangan Argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan


atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan
alasan, bukti, dan contoh nyata.

Contoh argumentasi:

Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena


dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan
sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat
kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal,
tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk
mendukung pembangunan di berbagai bidang.

2.5. Struktur Menulis Karangan

2.5.1. Struktur Narasi

Adapun struktur dari menulis narasi adalah sebagai berikut:

8
1. Pengenalan

Di bagian ini terkandung tentang pengenalan tokoh, suasana, latar dan lain
sebagainya.

2. Awal Pertikaian

Pada bagian ini berisikan tentang ilustrasi konflik utama yang dikemukakan
oleh penulis

3. Klimaks atau Puncak Pertikaian

Di bagian ini berisikan tentang ilustrasi konflik utama atau inti dari cerita

4. Antiklimaks atau Penyelesaian

Di bagian ini berisikan tentang penyelesaian masalah yang terjadi didalam


cerita dan pertanda akhir dari cerita.

2.5.2. Struktur Teks Deskripsi

Teks deskripsi memliki 3 unsur sebagai struktur pembangunnya. Struktur-


struktur tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Identifikasi, pada bagian ini berisikan penentuan dari identitas seseorang,


benda, atau objek lainnya.
2) Klasifikasi, merupakan unsur penyusun yang bersistem dalam suatu
kelompok menurut kaidah atau standar yang sebelumnya sudah ditetapkan.
3) Bagian Deskripsi, berisikan gambaran atau pemaparan tentang suatu
objek atau topik yang ada dalam paragraf tersebut.

2.5.3. Struktur Karangan Eksposisi

Adapun struktur karangan eksposisi diantaranya tesis, argumentasi dan


penegasan ulang.

a. Tesis, yaitu pembukaan yang berisi sudut pandang penulis terhadap topik
yang akan dibahas. Tesis dapat berisi teori yang nantinya akan dibahas atau
diperkuat oleh argumen.

9
b. Argumentasi, yaitu bagian berupa alasan yang berisi bukti yang dapat
memperkuat tesis. Argumentasi dapat berupa pendapat para ahli, hasil
penelitian, atau pernyataan umum yang berdasar pada referensi terpecaya.
c. Penegasan ulang, yaitu bagian akhir dari karangan eksposisi. Seperti
namanya, penegasan ulang berisi simpulan yang menegaskan kembali tesis
dan pembuktian atau penguatan yang terdapat pada argumentasi.

2.5.4. Struktur Teks Persuasi

Di luar judu, ada 3 (tida) struktur teks persuasi yang harus diikuti dalam
menyusun jenis teks ini. Ketiga bagian ini bukan mewakili banyaknya paragraf
dalam teks persuasi. Namun, ketiganya mewakili bagian atau struktur bacaaan.
Ketiga bagian struktur teks persuasi meliputi lead, batang tubuh, dan ending.
Berikut ini adalah struktur teks persuasi.

a. Tentukan Topik: hal pertama yang perlu dilakukan adalah menetukan topik
atau bahasan yang akan dibuat. Topik dapat membuat fokus sobat idschool
sehingga tidak terpecah memikirkan hal-hal lain.
b. Tentukan Tujuan: secara umum, teks persuasi memiliki tujuan utama untuk
meyakinkan pembaca. Hal ini terlalu luas, sehingga tujuan bacaan perlu
dikerucutkan lagi sesuai dengan topik bacaan yang akan diangkat.
c. Membuat kerangka paragraf: tujuan membuat kerangka paragraf adalah agar
paragraf lebih sistematis dan logis. Kerangka paragraf untuk teks persuasi
terdiri atas sebab – akibat. Paragraf bagian sebab berada di awal yang
kemudian diikuti akibat.
d. Mengumpulkan data: seperti tujuan utama teks persuasi yang digunakan
untuk meyakinkan pembaca, maka bukti atau data yang benar perlu
disertakan. Data yang tepat dan akurat dapat menambah kepercayaan
pembaca akan informasi yang disampaikan penulis.
e. Menyusun Paragraf: langkah yang terakhir adalah menyusun paragraf
berdasarkan kerangka paragraf yang telah dipersiapkan sebelumnya.

10
2.5.5. Struktur Teks Argumentasi

Secara garis besar, paragraf argumentasi atau teks argumentasi memiliki 3


struktur utama yang harus ada. Ketiga struktur tersebut adalah pendahuluan,
tubuh argumen, dan kesimpulan. Memiliki 3 struktur utama tidak berarti dalam
satu bacaan hanya terdapat 3 paragraf. Dalam satu bacaan teks argumentasi,
sangat memungkinkan memiliki lebih dari 3 paragraf. Beberapa paragraf dapat
mewakili pendahuluan, beberapa paragraf mewakili tubuh argumen, dan
beberapa paragraf lainnya mewakili kesimpulan.

Struktur Teks Argumentasi

Bagian pendahuluan dari teks argumentasi memuat argumen yang akan


disampaikan atau menunjukkan dasar dari sebuah argumentasi yang akan
disampaikan oleh penulis. Bagian ini perlu dibuat sangat menarik agar dapat
memikat perhatian pembaca.

Pada bagian tubuh argumen, isi yang disampaikan berfokus pada usaha untuk
membuktikan pendapat atau gagasan yang telah dituliskan pada bagian
pendahuluan. Tulisan dapat berupa alasan logis, fakta, atau data yang
mendukung pendapat yang akan disampaikan. Tulisan sebaiknya disampaikan
harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi,
eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikir yang logis. Sehingga, nantinya
dapat dicapai kesimpulan yang benar.

Struktur teks argumentasi yang terakhir adalah kesimpulan atau ringkasan.


Tujuan dari bagian ini adalah untuk menunjukkan kepada para pembaca bahwa
gagasan yang diberikan sesuai dengan kebenaran. Tulisan pada bagian
kesimpulan disampaikan melalui proses penalaran yang dapat diterima sebagai
sesuatu yang logis. Mencakup keseluruhan isi dari bacaan atau teks argumentasi
yang diberikan dari seluruh bagian.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik


kesimpulan bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai
dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-


garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-
ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka
karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak
keluar dari topik atau tema yang dituju.Pembuatan kerangka karangan ini sangat
penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak
bingung dalam melanjutkan tulisannya.

Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin
membuat suatu karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka
sebelum pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah
kerangka karangan agar pada karangan tersebut menjadi terarah dan tidak keluar
dari topik atau tema yang dituju.

3.2. Saran

Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan agar


mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan
teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.

Semoga makalah yang berjudul “Menulis Karangan” ini bermanfaat dan bisa
dijadikan suatu motivasi bagi yang membaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk, Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia.Jakarta: Pusat Pembinaan


dan Pengembangan Bahasa, 1991.

Amran S. Tasai, E Zaenal Arifin. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan


Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo, 2002.

Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta: Insan Mulia, 2002.

Yus Rusyana, Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang, 1982

Lamudin Finoza. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: DIKSI

Kunjana Rihardi. 2009. Penyuntingan BAHASA INDONESIA untuk Karang-


Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Erlangga

13

Anda mungkin juga menyukai