Anda di halaman 1dari 11

”KASUS KELALAIAN DAN MALPRAKTEK KEPERAWATAN”

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses Penilaian


Salah Satu Mata Ajar “Ilmu Dasar Keperawatan ”

Dosen Pengampu: Ns. Sofia Rhosma Dewi, M.Kep

Disusun Oleh:
MOHAMMAD ZULKIFLI
1911011029

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada Ibu Ns. Sofia Rhosma Dewi, M.Kep. selaku dosen mata kuliah “Konsep
Dasar Keperawatan” yang telah membantu mengarahkan dan memberi batasan
penyusun materi makalah, serta terima kasih pula kepada seluruh pihak baik yang
secara langsung ataupun yang tidak langsung telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jember, 14 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kelalaian
B. Kasus Kelalaian
C. Definisi Malpraktek
D. Kasus Malpraktik
E. Penyelesaian Kasus

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat
pesat menujuperkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini merupakan
suatu perubahan yang sangatmendasar dan konsepsional, yang mencakup seluruh
aspek keperawatan baik aspek pelayanan atau aspek-aspek pendidikan,
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, sertakehidupan
keprofesian dalam keperawatan. Undang-Undang No. 23 tahun 1992
tentangkesehatan dan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang perkembangan
konsumen sebagai akibat kondisi sosial ekonomi yang semakin baik, termasuk
latar belakang pendidikan yang semakin tinggi yang berdampakpada tuntutan
pelayanan keperawatan yang semakin berkualitas. Dalam menjalankan profesinya
sebagai tenaga perawat professional senantiasa memperhatikan etika keperawatan
yang mencakup tanggung jawab perawat terhadap klien (individu, keluarga,
danmasyarakat). Selain itu, dalam memberikan pelayanan keperawatan yang
berkualitas tentunya mengacu pada standar praktek keperawatan yang merupakan
komitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktek
yang dilakukan oleh anggota profesi dalam hal ini perawat. Dalam menjalankan
tugas keprofesiannya, perawat bisa saja melakukan kesalahan yang dapat
merugikan klien sebagai penerima asuhan keperawatan, bahkan bisa
mengakibatkan kecacatan dan lebihparah lagi mengakibatkan kematian, terutama
bila pemberian asuhan keperawatan tidak sesuai denganstandar praktek
keperawatan. Kejadian ini di kenal dengan malpraktek.
B. Rumusan Masalah
1. Memecahkan kasus kelalaian
2. Memecahkan kasus malpraktek

C. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan tentang kelalaian


2. Menjelaskan tentang malpraktek
3. Mengetahui perbedaan kasus antara kelalaian dan malpraktek
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kelalaian
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktek artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar
sehingga mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud dengan kelalaian
adalah sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan
sikap hati,hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang
seseorang dengan sikap hati,hati tidak akan melakukannya dalam situasi
tersebut. Negligence, dapat berupa omission (kelalaian untuk melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu secara tidak hati-hati).
(Tonia,1994) .Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang
harusnya dilakukan pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau
melakukan tindakan dibawah standar yang telah ditentukan. Kelalaian praktek
keperawatana ialah seorang perawat tidak mempergunakan tingkat ketrampilan dan
ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien atau
orang yang terluka menurut ukuran lingkungan yang sama.

Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:


a. Malfeasance yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau tidak
tepat/layak, misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang
memadai/tepat.
b. Misfeasance yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat, misal: melakukan tindakan keperawatan
dengan menyalahi prosedurc.
c. Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan
kewajibannya, misal: pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi
tidak dilakukan.

Sampurno (2005), menyampaikan bahwa suatu perbuatan atau sikap tenaga


kesehatan dianggap lalai, bila memenuhi 4 unsur, yaitu:
a. Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau untuk
tidak melakukan tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan
kondisi tertentu
b. Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban
c. Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai
kerugian akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.
d. Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata, dalam hal ini
harus terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban
dengankerugian yang setidaknya menurunkan “Proximate cause”

B. Kasus Kelalaian

Tn.T umur 55 tahun, dirawat di ruang 206 perawatan neurologi Sumah Sakit AA,
Tn.T dirawat memasuki hari ketujuh perawatan. Tn.T dirawat di ruang tersebut
dengan diagnosa medis stroke iskemic, dengan kondisi saat masuk Tn.T tidak sadar,
tidak dapat makan, TD: 170/100, RR: 24 x/mt, N: 68 x/mt. Kondisi pada hari ketujuh
perawatan didapatkan Kesadaran kompos mentis, TD: 150/100, N: 68,
hemiparese/kelumpuhan anggota gerak dextra atas dan bawah, bicara pelo, mulut
mencong kiri. Tn.T dapat mengerti bila diajak bicara dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik tetapi jawaban Tn.T tidak jelas (pelo). Tetapi saat sore hari sekitar pukul
17.00 WIB terdengar bunyi gelas plastik jatuh dan setelah itu terdengar bunyi
seseorang jatuh dari tempat tidur, diruang 206 dimana tempat Tn.T dirawat. Saat itu
juga perawat yang mendengar suara tersebut mendatangi dan masuk ruang 206, saat
itu perawat mendapati Tn.T sudah berada dilantai bawah tempat tidurnya dengan
barang-barang disekitarnya berantakan. Ketika peristiwa itu terjadi keluarga Tn.T
sedang berada dikamar mandi, dengan adanya peristiwa itu keluarga juga langsung
mendatangi Tn.T, keluarga juga terkejut dengan peristiwa itu, keluarga menanyakan
kenapa terjadi hal itu dan mengapa, keluarga tampak kesal dengan kejadian itu.
Perawat dan keluarga menanyakan kepa!a Tn.T kenapa bapak jatuh, Tn.T
mengatakan “saya akan mengambil minum tiba-tiba saya jatuh, karena tidak ada
pengangan pada temapt tidurnya”, perawat bertanya lagi, kenapa bapak tidak minta
tolong kami” saya pikir kan hanya mengambil air minum”. Dua jam sebelum
kejadian, perawat merapikan tempat tidur Tn.T dan perawat memberikan obat injeksi
untuk penurun darah tinggi (captopril) tetapi perawat lupa memasng side drill
tempat tidur Tn.T kembali. Tetapi saat itu juga perawat memberitahukan pada pasien
dan keluarga, bila butuh sesuatu dapat memanggil perawat dengan alat yang tersedi.

C. Definisi Malpraktek

Anda mungkin juga menyukai