Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan

bermakna karena dapat menyatukan pemahaman anatar personal. Pada proses

kebidanan komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan metode

utama dalam memberikan asuhan kebidanan.

Dalam memberikan asuhan kebidanan seorang bidan harus

berkomunikasi dengan pasiennya agar pasien mengerti apa asuhan yang akan

diberikan bidan kepada pasien tersebut. Tidak hanya dalam konteks

kebidanan saja komunikasi itu penting tetapi dalam konteks lain juga

komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan berita atau pesan yang

akan disampaikan.

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan

hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara

umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita

semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.

Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang

kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi

secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,

melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang

membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang

sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam

1
komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka

yang terjadi adalah “dialog  antara orang satu”.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud konsep Komunikasi ?

B. Apa saja komponen dalam komunikasi ?

C. Apa saja bentuk komunikasi ?

D. Apa tujuan dan fungsi komunikasi ?

E. Apa aja jenis-jenis komunikasi?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penilisan makalah ini yaitu:


1. Tujuan khusus
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai syarat
terselesaikannya tugas mata kuliah komunikasi keperawatan yang
diberikan pada kami sebagai penulis.
2. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian komunikasi.
b. Mahasiswa dapat mengetahui komponen dalam komunikasi.
c. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk komunikasi.
d. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan fungsi komunikasi.
e. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis komunikasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsep komunikasi

Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan


bermakna. Pada proses kebidanan komunikasi menjadi penting karena
merupakan metode utama dalam memberikan asuhan kebidanan.
Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi :
A. Taylor (1993) mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran
informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau
arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara
pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan
pengetahuan.
B. Burgess (1988) mengemukakan komunikasi adalah penyampaian
informasi, makna, dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima
pesan. Hal ini berarti penerusan informasi dari pengirim pesan kepada
penerima pesan dalam komunikasi.
C. Yuwono (1985) mengemukakan komunikasi adalah kegiatan mengajukan
pengertian yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima
informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima
informasi.
Dari ketiga pengertian diatas intinya adalah komunikasi merupakan
seni penyampaiaan informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari
komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta membentuk
perilaku komunikasi atau penerima berita (pola, sikap, pandangan, dan
pemahamannya), kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
2.2 Komponen/Unsur dalam Komunikasi
Terdapat sepuluh komponen komunikasi /unsur komunikasi, berikut
ini penjelasannya.
A. Pengirim Pesan
Pengirim pesan atau komunikator yang menjadi sumber
komunikasi. Komunikasi bisa berjalan efektif, bila terjalin faktor

3
pemilihan simbol bermakna dan sikap komunikator. Pengirim pesan
harus mempunyai sikap positif. Sedangkan maksud pemilihan simbol
adalah bisa menyesuaikan target pendegarnya. Jadi, komunikator harus
memahami khalayak sasaran, pesan yang jelas, dan mengerti hasil yang
diinginkan.
B. Pesan
Pesan yang dikirimkan bisa bersifat verbal atau non verbal.
Supaya pesan bisa diterima dengan baik, maka komunikator harus
mengerti isi pesan, sasaran, kebutuhan khalayak, harapan, dan juga
kemungkinan respon yang diberikan oleh penerima pesan tersebut.
C. Encoding
Persiapan yang baik akan memberikan hasil komunikasi yang
memuaskan pula. Sebelum memberikan informasi kepada khalayak,
penting untuk memahami kebutuhan khalayak. Kemudian menggunakan
bahasa yang gampang dipahami atau dicerna semua kalangan.

D. Saluran atau Media Komunikasi

Pemilihan media komunikasi akan menentukan tingkat


kesuksesan komunikasi. Perhatikan sasaran Anda, dan pilihlah saluran
komunikasi yang tepat. Semisal, menggunakan media cetak, televisi,
internet dan sebagainya. Semakin tepat dalam pemilihan kebutuhan itu,
maka pesan akan sampai ke sasaran dengan efektif.

E. Decoding

Kondisi ini terjadi saat sasaran informasi sudah mendapatkan


pesan sebelumnya. Sayangnya, mereka belum bisa mencerna dengan
baik. Sehingga dibutuhkan kemampuan memadai, agar bisa memberikan
penjelasan yang lebih mudah dipahami.

4
F. Penerima Pesan atau Receiver

Tanpa adanya penerima pesan, maka tidak akan terjadi proses


komunikasi. Bila penerima pesan bisa memahami apa yang dimaksud
oleh komunikator, maka komunikasi itu dianggap berhasil. Karena itu,
pemberi pesan harus memahami berbagai kondisi dari penerima pesan.

G. Feedback atau umpan balik

Komunikasi akan berlangsung lebih efektif, bila ada umpan


balik dari penerima pesan. Sehingga komunikator juga menemukan hal
yang harus dikaji ulang, terkait materi informasi atau cara
penyampaiannya. Adanya umpan balik sebagai bukti, kalau pemberi
pesan bisa diterima informasinya. Tetapi ada bagian yang membuat
sasaran kurang memahaminya.

H. Konteks

Komunikasi yang berlangsung harus melihat konteks, sebelum


dilakukan. Sebagai contoh pertimbangan akan suasana, lingkungan dan
sebagainya. Sehingga tidak ada salah paham antara pemberi dan
penerima pesan. Karena dalam menjalin komunikasi tidak boleh
sembarangan, karena harus melihat kondisi dari lawan bicaranya.

I. Gangguan

Berbagai gangguan bisa terjadi saat terjadi komunikasi. Kondisi


itu bisa berupa gangguan semantik, gangguan psikologis, dan gangguan
mental. Sehingga akan mengganggu proses penerimaan pesan,
penafsiran, dan juga umpan baliknya.

J. Efek

Maksudnya adalah pengaruh atas komunikasi yang terjalin, bisa


berupa tingkah laku dari penerima pesan tersebut. Kalau ternyata

5
tindakan dari penerima pesan bertolak belakang dengan keinginan
komunikator, maka komunikasi selama itu dianggap gagal. Sebaliknya,
kalau penerima pesan mampu menunjukkan tingkah laku sesuai harapan,
berarti Anda sukses dalam berkomunikasi.

2.3 Bentuk Komunikasi


A. Komunikasi Antar Personal
Komunikasi ini lebih dikenal dengan Interpersonal: komunikasi
yang terjadi antar komunikator dengan komunikan secara langsung
dengan cara berhadapan muka atau tidak. Komunikasi seperti ini lebih
efektif karena kedua belah pihak saling melancarkan komunikasinya dan
dengan feedback keduanya melaksanakan fungsi masing-masing.
B. Komunikasi Kelompok
Yakni komunikasi yang terjadi antara seseorang dan kelompok
tertentu. Menurut David Krech dalam buku Individual In Society yang
diterbitkan Univercity Of California tahun 1882 halaman 456
dikemukakan bahwa komunikasi kelompok dapat dipetakan menjadi 3
kelompok komunikasi yaitu;
1. Small groups (kelompok yang berjumlah sedikit); yaitu komunikasi
yang melibatkan sejumlah orang dalam interaksi satu dengan yang
lain dalam suatu pertemuan yang bersifat berhadapan.
2. Medium groups (agak banyak); Komunikasi dalam kelompok
sedang lebih mudah sebab bisa diorganisir dengan baik dan terarah.
3. Large groups (jumlah banyak); merupakan komunikasi yang
melibatkan interaksi antara kelompok dengan individu, individu
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.

C. Komunikasi Massa
Komunikasi yang menggunakan media sebagai alat atau sarana
bantu, biasanya menggunakan media elektronik seperti Televisi, Radio,
Surat kabar, Majalah dan lain-lain. Karakteristik media massa antara lain:
1. Pesan-pesan yang disampaikan terbuka untuk umum.

6
2. Komunikasi bersifat heterogen, baik latar belakang pendidikan, asal
daerah, agama yang berbeda, kepentingan yang berbeda.
3. Media massa menimbulkan keserempakan kontak dengan sejumlah
besar anggota masyarakat dalam jarak yang jauh dari komunikator.
4. Hubungan komunkator-komunikan bersifat interpersonal dan non
pribadi.

2.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi


A. Tujuan Komunikasi
Manusia adalah mahluk sosial, sehingga membutuhkan
komunikasi dengan orang lain. Secara umum, terdapat empat tujuan
komunikasi yang biasanya terjadi.
1. Menemukan informasi yang dibutuhkan
Setelah menjalin komunikasi, kita bisa lebih memahami jati
diri sendiri, dan juga orang lain yang menjadi lawan bicara atau yang
diajak berkomunikasi. Aktivitas ini menjadikan seseorang mudah
mengetahui realitas di luar lingkungannya, yang selama ini terasa
asing, dan mungkin tidak mungkin dijamahnya. Sebagai contoh,
Anda ingin mengetahui makanan khas di Yogyakarta, dan cara
pembuatannya.
2. Menjalin hubungan dengan orang lain
Hubungan yang harmonis dimulai dari komunikasi yang baik.
Sebagai contoh Anda tinggal jauh dari keluarga. Kecanggihan
teknologi komunikasi sangat mendukung setiap orang terhubung
kapan saja dan di mana saja.
B. Fungsi Komunikasi
Secara Umum Fungsi Komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan pikiran atau perasaan
2. Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan
3. Mengajarkan atau memberitahukan sesuatu
4. Mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan
5. Mengenal diri sendiri
6. Memperoleh hiburan atau menghibur orang lain.

7
7. Mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang
8. Mengisi waktu luang
9. Menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan
10. Membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau
berperilaku sebagaimana diharapkan.

2.5 Jenis-jenis Komunikasi


A. Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal adalah proses penyampaian pikiran, pesan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol
yang menggunakan satu kata maupun lebih sebagai medianya. Media
yang sering dipakai yaitu bahasa. Karena, bahasa mampu
menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.
Jenis komunikasi verbal :
1. Berbicara dan menulis
Bericara adalah komunikasi verbal-vokal. Sedangkan menulis
adalah komunikasi verbal-nonvocal. Contoh komunikasi verbal-
vocal adalah presentasi dalam rapat dan contoh komunikasi verbal-
nonvocal adalah surat-menyurat bisnis.
2. Mendengarkan dan membaca
Mendengar dan mendengarkan berbeda, mendengar berarti
semata-mata memungut getaran bunyi sedangkan mendengarkan
adalah mengambil makna dari apa yang di dengar. Mendengarkan
melibatkan 4 unsur, yaitu mendengar, memperhatikan, memahami
dan mengingat. Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan
informasi dari sesuatu yang ditulis.
B. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal adalah kebalikan dari komunikasi verbal
yaitu proses penyampaian pesan kepada orang lain dengan tidak
menggunakan kata-kata. Semua gerakan tubuh manusia mempunyai
suatu makna dan tidak ada gerakan yang kebetulan. Contoh:
mengangkat alis diartika tidak percaya, memukul dahi karena lupa
sesuatu, mengetuk-ngetukkan jari tanda tak sabar.

8
Jenis Komunikasi Nonverbal :
1.   Sentuhan , sentuhan sebagai komunikasi verbal
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai
komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman,
menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-
elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini
menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang
penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada
sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
2. Kronemik, penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan
waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi
suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan
dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
3. Gerakan tubuh, meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan
sikap tubuh.
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh
meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh.
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata
atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk
mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan,
misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk
mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk
melepaskan ketegangan.
4. Proxemik, yaitu jarak, tempat atau lokasi posisi
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan
ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau
lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa
jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain,
menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan

9
perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan
simbol sosial.
5. Vokalik, unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara bicara
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam
suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini
disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara,
keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara,
intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi
seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur
vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus
dihindari.[5]
6. Lingkungan, diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak,
temperatur, penerangan, dan warna. Lingkungan juga dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya
adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna
C. Perbedaaan komunikasi verbal dan nonverbal menurut Malandro
dan Barker
1. Komunikasi verbal terstruktur >< sedangkan komunikasi nonverbal
tidak struktur
Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai hukum
atau aturan-aturan tata bahasa. Dalam komunikasi nonverbal hampir
tidak ada atau tidak ada sama sekali struktur formal yang
mengarahkan komunikasi. Kebanyakan komunikasi nonverbal
terjadi secara tidak disadari, tanpa urut-urutan kejadian, yang dapat
diramalkan sebelumnya. Tanpa pola yang jelas, perilaku nonverbal
yang sama dapat memberi arti yang berbeda pada saat yang
berlainan.
2. Komunikasi verbal bersifat Linguistik >< sedangkan komunikasi
nonverbal bersifat Nonlinguistik
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari anal usul, struktur,
sejarah, variasi regional dan ciri-ciri fonetik dari bahasa. Dengan
kata lain, linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa verbal,

10
yaitu suatu sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur
pemberian maknanya. Sebaliknya. pada komunikasi nonverbal,
karena tidak adanya struktur khusus, maka sulit untuk memberi
makna pada lambang. Belum ada sistem bahasa nonverbal yang
didokumentasikan, walaupun ada usaha untuk memberikan arti
khusus pada ekspresi-ekspresi wajah tertentu. Beberapa teori
mungkin akan memberikan pengecualian pada bahasa kaum tuna-
rungu yang berlaku universal, sekalipun ada juga lambang-
lambangnya yang bersifat unik.
3. Komunikasi nonverbal bersifat Sinambung (continuous) ><
komunikasi verbal Tidak Sinambung (discontinuous)
Komunikasi nonverbal dianggap bersifat sinambung,
sementara komunikasi verbal didasarkan pada unit-unit yang
terputus-putus. Komunikasi nonverbal baru berhenti bila orang yang
terlibat di dalamnya meninggalkan suatu tempat. Tetapi selama
tubuh, wajah dan kehadiran kita masih dapat dipersepsikan oleh
orang lain atau diri kita sendiri, berarti komunikasi nonverbal dapat
terjadi. Tidak sama halnya dengan kata-kata dan simbol dalam
komunikasi verbal yang mempunyai titik awal dan akhir yang pasti.
4. Komunikasi verbal didapat dengan cara Dipelajari >
Jarang sekali individu yang diajarkan cara untuk
berkomunikasi secara nonverbal. Biasanya is hanya mengamati dan
mengalaminya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa manusia lahir
dengan naluri-naluri dasar nonverbal. Sebaliknya komunikasi verbal
adalah sesuatu yang harus dipelajari.
5. Komunikasi verbal diproses oleh otak bagian Kiri >< komunikasi
nonverbal diproses oleh otak bagian kanan
Pendekatan neurofisiologik melihat perbedaan dalam
pemrosesan stimuli verbal dan nonverbal pada diri manusia.
Pendekatan ini menjelaskan bagaimana kebanyakan stimuli
nonverbal diproses dalam bagian otak sebelah kanan, sedangkan
stimuli verbal yang memerlukan analisis dan penalaran, diproses

11
dalam bagian otak sebelah kiri. Dengan adanya perbedaan ini, maka
kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan berbeda pula.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi merupakan seni penyampaiaan informasi (pesan, ide, sikap,


atau gagasan) dari komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta
membentuk perilaku komunikasi atau penerima berita (pola, sikap, pandangan,
dan pemahamannya), kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
Terdapat 10 komoponen komunikasi yaitu pengirim pesan,pesan , encoding,
saluran atau media komunikasi, decoding, penerima pesan atau receiver,
feedback atau umpan balik, konteks, gangguan dan efek.

Bentuk komunikasi ada 3 yaitu komunikasi Antar Personal (komunikasi


ini lebih dikenal dengan Interpersonal, komunikasi yang terjadi antar komunikator
dengan komunikan secara langsung dengan cara berhadapan muka atau tidak),
komunikasi Kelompok (komunikasi yang terjadi antara seseorang dan kelompok
tertentu) dan komunikasi Massa (komunikasi yang menggunakan media sebagai
alat atau sarana bantu, biasanya menggunakan media elektronik seperti Televisi,
Radio, Surat kabar, Majalah dan lain-lain)

Tujuan Komunikasi ialah untuk Menemukan informasi yang dibutuhkan


dan Menjalin hubungan dengan orang lain sedangkan fungsi komunikasi secara
umum yaitu menyampaikan pikiran atau perasaan, tidak terasing atau terisolasi
dari lingkungan, mengajarkan atau memberitahukan sesuatu, mengetahui atau
mempelajari dari peristiwa di lingkungan, mengenal diri sendiri, memperoleh
hiburan atau menghibur orang lain dan lainnya. Terdapat 2 jenis komunikasi yaitu
komunikasi verbal (proses penyampaian pikiran, pesan atau perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan simbol yang menggunakan satu kata
maupun lebih sebagai medianya) dan komunikasi nonverbal (proses penyampaian
pesan kepada orang lain dengan tidak menggunakan kata-kata).

13
3.2 Saran

Setelah mambaca makalah ini kami mengharapkan kita sebagai calon


tenaga kesehatan dapat memahami tentang cara berkomunikasi yang baik
terutama komunikasi kepada pasien, keluarga pasien, teman sejawat, atau orang
lain. Serta mengetahui hambatan yang dapat mempengaruhi komunikasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Christina lia uripni, untung sujianto, tatik indrawati. (2003). Komunikasi

kebidanan. EGC. Jakarta

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaFrafindo Persada,

1998.

Effendi, Onong Ucjhana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1984. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 1993.

Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpribadi.Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997.

http://efidrew.wordpress.com/2013/01/22/komunikasi-interpersonal/

http://www.sarjanaku.com/2012/09/pengertian-komunikasi-teori-fungsi.html

15

Anda mungkin juga menyukai