Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP NILAI, NORMA


DAN ETIK
Di Ajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Etika Keperawatan

DOSEN PENGAJAR :

Dra. Hj. ATIT HADIATI, S.Kep., M.Kes

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

ANANDA FITRIANTY D ASRI NAZAH N A

DILA OKTOPIA DITO RAMADAN

FARIZKY SULAIMAN L ICHA NUR AINI

MAULIDA TSANY NABILA NISA A

NENG LENI PUJIANI NURUL AZIZAH

PIRMAN KHOERUDIN REGITA SILVIA D

RIZAL MAULIDANI SELVYA H

SITI AMELIA VIRNA FITRIANI

ZIHAN AJJIJA

TINGKAT 1 C KEPERAWATAN

POLTEKES TNI AU CIUMBULEUIT BANDUNG

2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyusun makalah mengenai “Persamaan dan
Perbedaan Konsep Nilai, Norma dan Etik” ini dapat terselesaikan.

Makalah ini di susun mengingat semakin meningkatnya intensitas


kegiatan penduduk dan industri yang meningkatkan kadar kerusakan
lingkungan. Selain itu makalah ini di susun sebagai bahan referensi khususnya
bagi mahasiswa maupun masyarakat umum mengenai amdal demi tercapainya
stabilitas lingkungan.

Akhirnya apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan, baik dari


segi isi maupun penulisan. Jadi besar harapan kami sudilah pembaca
memberikan kritik dan sara-saran yang konstruktif sehingga dapat menjadi
masukan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca.

Bandung, 15 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip – Prinsip Etik ............................................................................... 2


B. Perbedaan dan Persamaan Etika dengan Moral, Norma dan Nilai........... 5
C. Hubungan Etika dengan Moral, Norma dan Nilai.................................... 8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika, norma dan nilai merupakan salah satu khazanah intelektual
yang kehadirannya hingga saat ini dirasakan dan sangat diperlukan. Etika,
norma dan nilai secara historis dan teologis tampil untuk mengawal dan
memandu perjalanan manusia agar bias menjalani kehidupan sesuai
dengan aturan dan nilai yang berlaku.
Timbulnya kesadaran etika, norma dan nilai dan pendirian manusia
terhadap aturan adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia.
Etika, nilai atau norma, kesusilaan dan kesopanan adalah pola tindakan
yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap
perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak,
sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan
adalah menentang kesadaran itu.
Kesadaran hal-hal diatas adalah kesadaran manusia tentang dirinya
sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai
berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan
haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa
melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa persamaan konsep nilai, norma, etika dan moral?
2. Apa perbedaan konsep nilai, norma, etika dan moral?

C. Tujuan
Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan nilai,norma dan etika

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip - Prinsip Etik
Menurut Code for Nurses with Interpretive Statement (ANA,
1985), dalam Sumijatun (2011). Prinsip-prinsip etik meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1. Respek
Respek diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati klien
dan keluarganya (Sumijatun, 2011). Perawat harus menghargai nilai-
nilai yang dianut oleh pasien. Menurut Sumijatun (2011), penerapan
informed concent secara tidak langsung menyatakan suatu trilogy hak
klien yaitu hak untuk dihargai, hak untuk menerima dan hak untuk
menolak perawatan.
Contoh prinsip ini adalah ketika seorang pasien diberikan tindakan
yang memiliki risiko tinggi, perawat berkewajiban menyampaikan
tindakan yang akan diberikan dalam bentuk informed concent. Klien
berhak menolak atau menyetujui tindakan tersebut dan perawat harus
menghargai apa yang diputuskan oleh pasien. Namun perawat juga
harus menjelaskan kemungkinan yang bisa terjadi apabila tindakan
disetujui dan kemungkinan apa yang bisa terjadi jika tindakan tidak
disetujui. Hal ini dimaksudkan agar menjadi bahan pertimbangan oleh
klien.

2. Otonomi
Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan
membuat keputusan sendiri, meskipun demikian masih terdapat
berbagai keterbatasan, terutama yang terkait dengan situasi dan kondisi,
latar belakang individu, campur tangan hukum, dan tenaga kesehatan
profesional yang ada (Sumijatun, 2011). Contohnya adalah pada
seorang perawat dia memiliki otonomi untuk menetapkan intervensi
yang berkaitan dengan kondisi klien. Seorang klien juga memiliki
otonomi yang harus dihargai klien dalam memilih dan membuat
keputusan berkaitan dengan tindakan medis yang didapatnya.

3. Beneficence (kemurahan hati/maslahat)


Kemurahan hati atau maslahat berkaitan dengan kewajiban untuk
melakukan hal yang baik dan tidak membahayakan orang lain
(Sumijatun, 2011). Kemurahan hati dapat ditunjukan dengan bersikap
ramah atau menolong lebih dari sekedar memenuhi kewajiban dengan
mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan

2
kesehatannya. Contohnya adalah ketika seorang pasien menderita suatu
penyakit, perawat tidak hanya mengobati sakitnya namun secara
inisiatifnya sendiri perawat juga merawat psikologis kliennya.

4. Non-maleficence
Prinsip non-maleficence berkaitan dengan kewajiban perawat
untuk tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada kliennya
(Sumijatun, 2011). Menurut Sumijatun (2009) dalam Sumijatun (2011),
kerugian atau cedera dapat diartikan sebagai kerusakan fisik
sepertinyeri, kecacatan, kematian, atau adanya gangguan emosi seperti
perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi, dan adanya penyesalan.
Contohnya adalah ketika perawat memasang infus, prinsip steril
harus dijaga. Apabila tidak dijaga, klien akan menderita kerugian
seperti terjadinya infeksi, selain itu dari segi keuangan klien akan
dirugikan juga karena klien diharuskan membayar perawatan yang lebih
dari pada sebelum terjadinya infeksi.

5. Veracity (kejujuran)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan
suatu kebenaran dan tidak berbohong atau menipu orang lain
(Sumijatun, 2011). Terkadang dalam kondisi tertentu perawat tidak
menerapkan prinsip ini secara penuh, bahkan perawat tidak jarang
melakukan kebohongan yang tidak dikehendakinya.
Dalam menyampaikan kejujuran perawat juga dibatasi wewenang
tentang fakta yang boleh diasampaikan dan fakta yang mungkin tidak
sembarangan boleh diasampaikan. Contoh prinsip kejujuran yaitu
ketika seorang klien menanyakan tentang penyakitnya seorang perawat
memberikan tanggapan bahwa dia tidak berhak memberikan penjelasan
dan menyaran kanser tamemfasilitasi pasien untuk bertanya kepada
dokter yang menanganinya. Contoh kebohongan yang tidak
dikehendaki perawat namun terkadang dilakukan yaitu misalnya
pemberian medikasi plasebo, dimana perawat menyatakan bahwa obat

3
yang diberikan mengandung bahan untuk menghilangkan rasa sakitnya,
namun sebenarnya obat tersebut hanyalah vitamin biasa. Namun akibat
sugesti yang diberikan akan mampu menenangkan pasien.

6. Konfidensialitas (kerahasiaan)
Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat untuk
merahasiakan semua informasi tentang klien yang dirawatnya, dan
perawat hanya akan memberikan informasi tersebut pada orang yang
tepat (Sumijatun, 2011).Semua hal yang diketahui seorang perawat
tentang kondisi kesehatan kliennya harus tetap dijaga sesuai dengan
kode etik perawat. Perawat harus tetap setia pada janji yang telah
disepakati dengan klien dan mampu memegang rahasia. Contohnya
adalah seorangklien yang didiagnosakan kerpayudara, perawat
dantimmedis yang menangani klien ini tahu betul dengan kon disiklien
tersebut.
Perawat dan tim medis secara etik tidak dibenarkan membicarakan
klien ini diluar rumah sakit atau kepada orang ycang tidak berwenang
dan tidak bertanggung jawab kepada klien. Rahasia tentang klien ini
harus setia dijaga perawat untuk membina rasa saling percaya antara
pasien dengan perawat dan untuk melindungi apa yang menjadi
privasiklien.

7. Fidelity (kesetiaan)
Prinsip kesetiaan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tetap
setia pada kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat
(Sumijatun, 2011). Perawat harus setia menjaga dan menjalankan apa
yang sebelumnya telah menjadi kesepakatan bersama kliennya.
Contohnya adalah seorang klien yang telah membuat informed consent
bahwa dia tidak menyetujui tindakan yang diberikan, walaupun perawat
telah memberikan penjelasan tentang risiko yang mungkin terjadi jika
klien tidak menyetujui tindakan namun dia tetap tidak menyetujui
tindakan maka perawat harus setia menjaga kesepakatan tersebut.

4
8. Justice (keadilan)
Prinsip keadilan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk dapat
berlaku adil pada semua orang.Didalam pemberian pelayanan
keperawatan tidak boleh ada diskriminasi terhadap golongan, ras, suku,
agama, jabatan, pekerjaan dan lainnya. Contohnya adalah ketika ada
dua orang pasien yang memiliki keluhan sakit perut, dimana seseorang
pasien berpakaian jas kantor sedangkan pasien lainnya berpakaian
biasa, perawat tidak boleh memberikan pelayanan yang prima hanya
pada pasien yang memakai jas kantor saja, melainkan semua pasien
berhak dan wajib mendapatkan pelayanan semaksimal mungkin.

B. Perbedaan dan Persamaan Etika dengan Moral, Norma dan Nilai


Sebelum kita membahas perbedaan etika, moral, norma dan nilai,
ada baiknya kita membahas pengertiannya terlebih dahulu.

1. Pengertian etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan
cara berfikir. Dalam bentuk jamak “ta etha” artinya adalah adat
kebiasaan. Arti yang terakhir inilah menjadi latar belakang
terbentuknya istilahetika. Sehingga etika dapat diartikan sebagai ilmu
tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.
Bertens, 2007).

2. Pengertian moral
Moral berasal dari bahasa latin yaitu “mores” kata jamak dari mos
yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral
diartikan dengan susila sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide
yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan
mana yang wajar (K. Berrtens, 2007).

5
3. Pengertian Norma
Norma berasal dari bahasa latin yakni “norma” yang berarti
penyikut atau siku-siku, suatu alat perkakas yang digunakan oleh
tukang kayu. Dari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai
pedoman, ukuran atau kebiasaan. Jadi norma adalah sesuatu yang
dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Dengan
norma ini orang dapat menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan
(K. Bertens, 2007).

4. Pengertian nilai
Menurut Iskandar J. (1992) dalam Sumijatun (2011), nilai-nilai dan
orientasi nilai mengacupada konsepsi tentang hal-hala tau karakteristik
manusia yang dikehendaki dan terpuji. Nilai dan orientasi nilai
menampilkan gambaran tentang dunia yang seharusnya dan dijadikan
pedoman /cara orang-orang untuk melakukan tindakan secara normal.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat kita lihat bahwa etika


memiliki kedekatan pengertian dengan moral, sedangkan norma memiliki
kedekatan pengertian dengan nilai.Perbedaan etika dengan moral yaitu
etika semacam penelaah terhadap aktivitas kehidupan manusia sehari-hari,
sedangkan moralitas merupakan subjek yang menjadi penilai benar atau
tidak.

1) Beberapa perbedaan etika dan moral adalah sebagai berikut.


a. Moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang
kebenaran.
b. Moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika
berbuat atau bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam
pendidikan moral.
c. Moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam
“rel”kehidupan.
d. Moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati
rambu-rambu kehidupan

6
e. Moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan
etika berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
f. Moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika
memperhatikan dan mengikuti arah kompas dalam menjalani
kehidupan .
g. Moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta
kehidupan
h. Moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman
i. Moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
j. Moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika
sering berorientasi pada sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb.

2) Sedangkan perbedaan norma dan nilai yaitu sebagai berikut.


a. Nilai sudah berada lebih dulu dibandingkan dari pada norma
sedangkan norma berada setelah adanya nilai dan norma dibuat
untuk melaksanakan nilai.
b. Nilai bersifat implicit (tersamar) sedangkan norma bersifat eksplisit
(nyata, jelas, tegas).
c. Nilai belum memiliki sanksi sedangkan norma telah dilengkapi
dengan sanksi.
d. Nilai belum tertulis sedangkan norma bisa tertulis, bisa tidak tertulis.
e. Nilai berfungsi menjadi pedoman perilaku warga masyarakat
sedangkan norma berfungsi untuk mengatur dan membatasi perilaku
warga masyarakat.

3) Persamaan Etika dan Moral


Ada beberapa persamaan antara etika dan moral, yaitu sebagai berikut:
a. Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang
perbuatan, tingkah laku, sifat dan perangai yang baik.
b. Etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk
menakar martabat dan harkat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin

7
rendah kualitas etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok
orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
c. Etika dan moral seseorang atau sekelompok orang bukan merupakan
factor keturunan yang bersifat tetap, statis dan konstan, tetapi
merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk
pengembangan potensi positif tersebut diperlukan pendidikan,
pembiasaan dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari
keluarga, sekolah dan masyarakat yang secara terus menerus,
berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
d. Persamaan ketiga point tersebut di atas terletak pada fungsi dan
peran, yaitu menentukan hokum atau nilai dari suatu perbuatan
manusia untuk ditetapkan baik atau buruk.

Secara ringkas persamaan tersebut di atas terdapat dalam 3 hal, yaitu:

 Objek : perbuatan manusia


 Ukuran : baik dan buruk
 Tujuan : membentuk kepribadian manusia

4) Persamaan Nilai dan Norma


Nilai-nilai itu adalah penilaian dan norma norma itu adalah aturan,
jadi persamaan nilai dengan norma yaitu sama-sama penting dan sama-
sama harus dihargai nilai akan muncul karena adanya norma atau aturan
jadi dengan kita mentaati aturan-aturan yang ada maka kita
mendapatkan nilai.

C. Hubungan Etika dengan Moral, Norma dan Nilai


Nilai dan norma selalu berkaitan dengan moral dan etika, norma dan
nilai langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang cukup
erat, karena masing-masing akan menentukan etika seseorang. Hubungan
diantaranya dapat diringkas sebagai berikut.
1. Nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia (lahir dan batin).

8
a. Nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti
dan dihayati oleh manusia.
b. Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan dan segala
sesuatu pertimbangan batiniah manusia.
c. Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek dan
bersifat obyektif bila melekat pada sesuatu yang terlepas dari
penilaian manusia.
2. Norma merupakan wujud konkrit dari nilai yang menuntun sikap dan
tingkah laku manusia. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan
moral dan etika.
3. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan
tercermin pada sikap dan tingkah lakunya. Norma menjadi panutan
penuntun sikap dan tingkah laku manusia.
4. Moral dan etika sangat erat hubungannya. Etika adalah ilmu
pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip moralitas. Pada
hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa yang ada
serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas pelayanan/asuhan keperawatan yang di berikannya.
Oleh sebab itu, pemberian pelayanan/asuhan keperawatan harus
berdasarkan pada landasan hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan
perawatan di Indonesia sangat di perlukan untuk melaksanakan praktek
keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah di atur oleh organisasi
profesi, hanya saja kode etik yang di buat masih sulit di laksanakan di
lapangan karena bentuk kode etik yang masih ada masih belum dijabarkan
secara terperinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk tekhniknya.

B. Saran
Sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas kesehatan kita
harus mengetahui dengan pasti segala bentuk etika maupun isu etik
keperawatan, dan makalah ini merupakan salah satu bagian pembelajaran
yang sesuai.

10
DAFTAR PUSTAKA
K.Bertens,2007. BukuEtika, Jakarta : GramediaPustaka,1993
SamhisSetiawan.2019. persamaandanperbedaan.
https://www.gurupendidikan.co.id/moral-dan-etika/ Di akses pada tanggal 14
Februari 2020
FilLanisa.2015. etika,moral,normal,nilaidanprinsipetikperawat.
http://ikaduwanti.blogspot.com/2015/12/noma-0-false-false-false-en-us-zh-
cn.html?m=1 Di akses pada tanggal 14 Februari 2020
Ismani,Nila. 2001. Etikakeperawatan. Jakarta : Widya Medika

11

Anda mungkin juga menyukai