Disusun oleh :
Dwi Atika 180106003
Ratri Wulandari 180106011
Rumantika 180106012
6. Otonomi
Keperawatan memiliki kemandirian,wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur
kehidupan profesi,mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar
asuhan keperawatan melalui proses keperawatan,penyelenggaraan pendidikan,riset
keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepMenKes
No.1239 Tahun 2001 ).
Contoh:
Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberitahu sebelumnya
Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui
klien dalam membuat suatu pilihan.
Memberitahukan klien bahwa keadaannya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.
Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki
informasi tersebut.
Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudah tidak
bersedia menjelaskannya.
Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
Contoh: Seorang perawat sedang bertugas sendirian di suatu unit RS, kemudian
ada seorang klien baru masuk bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan
perawat tersebut. Agar perawat tidak menghindar dari satu klien ke klien yang lainnya
maka perawat seharusnya dapat mempertimbangkan faktor2 dalam situasi tersebut,
kemudian bertindak pd prinsip keadilan.
Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh: Seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian tranfusi
darah bertentangan dengan keyakinannya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit
hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan
pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tidak mau dilakukan tranfusi darah. Pada
suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk dan terjadi perdarahan hebat, dokter
seharusnya menginstruksikan untuk memberikan tranfusi darah. Dalam hal ini, akhirnya
tranfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficience, walaupun sebenarnya pada
saat yang bersamaan terjadi penyalahgunaan prinsip maleficience.
Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi
akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi,
mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran
merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
Contoh: Ny. Ita seorang wanita lansia usia 60 tahun, dirawat diRS dengan
berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil. Suaminya yang juga ada dalam
kecelakaan tersebut masuk ke RS yang sama dan meninggal. Ny. Ita bertanya berkali-kali
kepada perawat tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada
perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami Ny. Ita kepada Ny. Ita, perawat
tidak diberi alasan apapun untuk petunjuk tersebut dan menyatakan keprihatinannya
kepada perawat kepala ruangan, yang mengatakan bahwa intruksi dokter harus diikuti.
Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan
perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat
adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
Contoh :
Menjalin hubungan saling percaya antara perawt dengan pasien
Memberi Penghargaan pada pasien
Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah bagi pasien.
Memberi kebebasan melakukan ibadah
Membuat pasien sejahtera
Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang
klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
a) Bersikap professional,
b) Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional,
c) Memberi pelayanan asuhan keperawatan professional, dan
d) Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.
e) Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dengan kaidah suatu profesi dalam
bidang kesehatan, yaitu :
a) Sistem pelayanan atau asuhan keperawatan
b) Pendidikan atau pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut
c) Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan keperawatan registrasi
atau legislasi), dan
d) Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan terarah sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mengetahui definisi, ciri profesi kita dapat menganalisis bahwa keperawatan
di indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi. Karena memiliki ciri-ciri dari profesi
yaitu mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan
tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi,
memiliki perhimpunan/organisasi profesi, pemberlakuan kode etik keperawatan, otonomi,
dan motivasi bersifat altruistik.
B. Saran
Setelah mengetahui tentang keperawatan sebagai profesi perawat diharapka untuk
lebih meningkat kulitas kerja sebagai perawat dan mampu menjadi perawat yang profesional
dibidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://gustinerz.wordpress.com/2011/01/23/keperawatan-sebagai-profesi-2/
http://www.g-excess.com/3264/kode-etik-dalam-keperawatan-indonesia/