Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.
Berdasarkan KBBI, menulis adalah mengungkap gagasan, opini dan ide dalam rangkaian kalimat. Selain
itu, menulis juga membuat huruf dengan pena atau pensil, menyampaikan pikiran atau pandangan,
mengarang cerita dan menggambarkannya.
Karena itu, penulis juga akan dipengaruhi oleh isi hai, suasana hati dan latar belakangnya ketika menulis.
Sehingga, penting untuk menentukan genre, gaya bahasa hingga perspektif yang akan disampaikan
melalui tulisan.
Enre (1988:8) mengatakan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik ada enam hal yaitu:
•Tulisan yang baik adalah tulisan yang selalu mengikuti kaidah gramatikal
a. Kejelasan (clarity).
Asas kejelasan memberikan kemudahan bagi pembaca. Tulisan penulis dapat dibaca dan dimengerti
oleh pembaca. Tulisan tidak menimbulkan salah tafsir. Ide tidak samar-samar atau kabur. Mengutip
pendapat HW Fowler, asas kejelasan tampak pada tulisan yang menggunakan kata umum, bukan kata
khusus. Tulisan juga bersifat konkret (bukan abstrak), tunggal (bukan panjang lebar), pendek (bukan
panjang), menggunakan bahasa sendiri (bukan bahasa asing).
b. Keringkasan (consiseness).
Asas keringkasan harus diperhatikan penulis agar tidak membuang-buang waktu pembaca. Meskipun
demikian, bukan berarti tulisan harus pendek, melainkan tidak menggunakan bahasa yang berlebihan.
Tidak menghamburkan kata secara semena-mena, tidak mengulang, tak berputar-putar dalam
menyampaikan gagasan.
c. Ketepatan (correctness).
Asas ketepatan dapat menyebabkan asumsi penulis mengalami titik kesamaan dengan pembaca. Suatu
penulisan harus dapat menyampaikan butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan seperti yang
dimaksud penulisnya. Artinya, tidak terjadi kesalahan berasumsi hingga menimbulkan kesalahartian oleh
pembaca. Akibatnya, pesan penulis tidak dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
d. Kesatupaduan (unity).
Kesatupaduan gagasan pokok dalam tiap paragraf harus diperhatikan menulis dalam menguraikan
gagasan/pikiran. Pembaca dimudahkan dalam menangkap ide-ide penulis. Ide-ide utama dapat dengan
mudah ditangkap oleh pembaca dengan bantuan ide-ide penjelas.
e. Pertautan (coherence). Antarbagian tulisan harus bertautan satu sama lain (antar-alenia atau
kalimat). Tautan-tautan ini mempermudah pembaca untuk menangkap gagasan yang disampaikan
penulis.
f. Penegasan (emphasis).
Adanya penonjolan atau memiliki derajat perbedaan antarbagian dalam tulisan memberikan
kemudahan kepada pembaca dalam menangkap tekanan ide-ide tertentu. Dengan demikian, ide-ide
besar yang dimiliki penulis dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
4. Menulis pada hakikatnya merupakan sebuah proses yang terdiri atas beberapa tahap. Jelaskanlah
tahap-tahapan tersebut!
a. Tahap Pratulis
Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap ini terletak pada sebelum
melakukan penulisan. Di dalam tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis.
Mulai dari menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan topik dari segi
menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
b. Tahap Pembuatan
Draf Draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar. Pada kegiatan ini penulis lebih
mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat
dituangkan ke dalam tulisan.
c. Tahap Revisi
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang atau mengurangi yang lebih,
menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan penulisan, mengubah urutan
penulisan pokok-pokok pikiran, menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya.
penulis berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap fokus pada tujuan.
d. Tahap Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan membaca draf. Tulisan pada draf kasar
masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali
kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan
utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan.
e. Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini yang dilakukan
adalah memublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan misalnya mengirimkan kepada
penerbit, redaksi majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan berbagai
pembaca.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara
sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh
fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Jawab:
1. Identitas buku:
Penulis : Prof. Dr. Marimin Yamis, M.Hum., Prof. Dr. Iskandar Maeru, M.Hum., Dr. Wasid Asak, M.Si.
Jakarta 13220
Cetakan Pertama, Juni 2011
Jawab:
Yamis, M., dkk. 2011. Strategi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: CV Angkasa