Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Nama : Muhammad Iqbal


Nim : 858053527
Mata Kuliah : Keterampilan Menulis/PDGK4305

1. Jelaskan secara singkat dan dengan bahasa sendiri perbedaan antara karangan ilmiah
dan karangan sastra!

Perbedaan utama antara karangan ilmiah dan karangan sastra adalah tujuan dan gaya
penulisannya. Karangan ilmiah ditulis untuk menyampaikan informasi dan data secara
obyektif dan logis, sementara karangan sastra lebih fokus pada unsur kreatif, emosional, dan
artistik untuk menghibur atau menginspirasi pembaca. Karangan ilmiah bersifat lebih teknis
dan berdasarkan fakta, sementara karangan sastra lebih bebas dan memungkinkan penulis
menggunakan imajinasi dan bahasa figuratif .

2. Menurut saudara apakah kegiatan dalam fase prapenulisan, penulisan dan


pascapenulisan diperlukan dalam mengarang? Jelaskan alasan saudara!

Kegiatan dalam fase prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan sangat penting dalam
mengarang. Berikut adalah alasan mengapa setiap fase ini diperlukan:

1. Prapenulisan:
 Perencanaan: Fase prapenulisan memungkinkan penulis merencanakan secara
cermat topik, tujuan, dan struktur tulisannya. Ini membantu dalam mengorganisasi
ide-ide dan materi yang akan dimasukkan ke dalam karangan.
 Penelitian: Prapenulisan sering melibatkan penelitian untuk mengumpulkan
informasi dan data yang diperlukan untuk mendukung argumen atau tema karangan.
Ini penting dalam karangan ilmiah atau non-fiksi.
 Penentuan Audiens: Penulis dapat menentukan siapa target audiensnya, sehingga
bisa menyesuaikan bahasa, gaya, dan kontennya sesuai dengan pembaca yang dituju.
2. Penulisan:
 Eksekusi Ide: Fase penulisan adalah langkah di mana penulis mengekspresikan ide-
ide mereka dalam bentuk tulisan. Inilah saatnya untuk mengorganisasi,
mengembangkan, dan merinci konsep-konsep yang telah direncanakan sebelumnya.
 Bahasa dan Gaya: Penulis memilih bahasa, gaya, dan struktur yang sesuai dengan
tujuan karangan dan audiensnya. Fase penulisan memungkinkan penulis untuk
mengungkapkan diri mereka dengan cara yang efektif dan memikat pembaca.
3. Pascapenulisan:
 Revisi: Fase pascapenulisan melibatkan revisi dan penyuntingan karangan. Penulis
meninjau kembali tulisannya, memeriksa kesalahan tata bahasa, gaya, dan konten
yang mungkin perlu diperbaiki.
 Umpan Balik: Penulis dapat meminta umpan balik dari orang lain, seperti rekan
penulis atau penyunting, untuk memperbaiki karangan dan memastikan pesannya
efektif tersampaikan.
 Penerbitan: Dalam beberapa kasus, pascapenulisan juga melibatkan tahap
penerbitan jika karangan tersebut akan diterbitkan secara resmi.

Secara keseluruhan, ketiga fase ini saling terkait dan saling mendukung. Prapenulisan
membantu penulis merencanakan dan mengumpulkan bahan, penulisan adalah langkah di
mana ide-ide dikembangkan, dan pascapenulisan membantu menyempurnakan karangan
sebelum disampaikan kepada pembaca. Semua tahap ini berperan penting dalam
menghasilkan karangan yang baik dan efektif.

3. Apa yang dimaksud dengan diksi atau pilihan kata? Rumuskan dengan bahasa saudara
sendiri!

Diksi atau pilihan kata adalah cara penulis memilih kata-kata tertentu dalam menulis untuk
menyampaikan pesan atau maksud mereka. Ini seperti memilih bahan-bahan dalam memasak.
Misalnya, kita bisa menggunakan kata-kata yang sederhana atau kata-kata yang lebih rumit,
kata-kata yang formal atau informal, atau kata-kata yang mengandung nuansa positif atau
negatif. Semua ini adalah bagian dari cara penulis menciptakan gaya dan nuansa tertentu
dalam tulisannya. Jadi, diksi adalah tentang bagaimana penulis memilih kata-kata untuk
menciptakan efek yang diinginkan dalam tulisannya.

4. Mengapa dalam mengarang seorang penulis harus menggunakan kalimat efektif?

Penggunaan kalimat efektif dalam mengarang adalah penting karena hal ini berdampak
langsung pada pemahaman dan daya tarik karangan. Berikut beberapa alasan mengapa penulis
harus menggunakan kalimat efektif:

1. Pemahaman: Kalimat efektif membantu pembaca memahami pesan atau informasi


dengan lebih baik. Kalimat yang jelas dan terstruktur dengan baik mengurangi
kemungkinan terjadinya kebingungan atau salah tafsir.
2. Ketertarikan Pembaca: Kalimat yang dirancang secara efektif bisa membuat karangan
lebih menarik. Penulis dapat menggunakan variasi panjang kalimat, gaya bahasa, dan
struktur untuk menjaga minat pembaca dan mencegah kebosanan.
3. Keteraturan: Kalimat yang efektif membantu menciptakan alur cerita yang lancar.
Mereka memungkinkan penulis menghubungkan ide-ide dengan baik, sehingga karangan
terasa lebih teratur dan terpadu.
4. Pengaruh Emosional: Penulis dapat menggunakan kalimat efektif untuk
mengkomunikasikan emosi dan suasana hati dalam karangan. Ini membantu menciptakan
koneksi emosional dengan pembaca, terutama dalam karangan sastra.
5. Kekuatan Argumen: Dalam karangan ilmiah atau argumen, kalimat yang efektif
membantu memperkuat argumen penulis. Mereka dapat digunakan untuk menyusun
premis, membuktikan poin, dan merumuskan kesimpulan yang kuat.
6. Kemudahan Membaca: Kalimat efektif juga menciptakan kualitas keterbacaan. Ini
mempermudah pembacaan dan mengurangi kebingungan, sehingga karangan lebih
mudah diikuti.

Jadi, penggunaan kalimat efektif adalah kunci dalam memastikan karangan berhasil dalam
menyampaikan pesan, mempertahankan minat pembaca, dan mencapai tujuan penulisan yang
diinginkan.

5. Sebutkan syarat paragraf yang baik dan jelas!

Paragraf yang baik dan jelas memiliki beberapa syarat kunci, termasuk:

1. Idea Utama yang Jelas: Setiap paragraf harus memiliki satu ide utama atau topik yang
jelas. Ini adalah gagasan pokok yang hendak disampaikan dalam paragraf.
2. Kalimat Topik: Paragraf dimulai dengan kalimat topik yang mengenalkan ide utama.
Kalimat ini seharusnya memberi tahu pembaca tentang apa yang akan dibahas dalam
paragraf.
3. Kalimat Pendukung: Setelah kalimat topik, paragraf mengandung kalimat-kalimat
pendukung yang mengembangkan dan menjelaskan ide utama. Kalimat-kalimat ini harus
terkait erat dengan kalimat topik.
4. Kohesi: Paragraf harus memiliki kohesi, yang berarti kalimat-kalimatnya saling
terhubung dan membentuk alur pemikiran yang logis. Penggunaan kata penghubung,
seperti "selain itu," "sebagai hasilnya," dan "sebaliknya," membantu menciptakan kohesi.
5. Kekonsistenan: Paragraf yang baik adalah yang konsisten dalam gaya, waktu, dan sudut
pandang. Ini membantu pembaca untuk mengikuti dengan baik.
6. Rincian dan Contoh: Untuk mendukung ide utama, paragraf dapat mencakup rincian,
fakta, atau contoh-contoh konkret. Ini membuat ide lebih konkret dan mudah dipahami.
7. Transisi: Paragraf yang baik menggunakan kalimat transisi untuk menghubungkan satu
paragraf dengan paragraf berikutnya. Ini membantu menciptakan alur pemikiran yang
halus dalam seluruh teks.
8. Panjang yang Sesuai: Paragraf yang baik tidak terlalu pendek atau terlalu panjang.
Mereka harus cukup panjang untuk mengembangkan ide dengan cukup rinci, tetapi tidak
terlalu panjang sehingga pembaca kehilangan minat.
9. Tujuan Jelas: Paragraf harus memiliki tujuan yang jelas, apakah itu untuk menjelaskan,
menggambarkan, membandingkan, atau menguraikan sesuatu. Penulis harus memiliki
tujuan yang jelas dalam penulisan paragraf tersebut.
10. Kesesuaian dengan Konteks: Paragraf harus relevan dengan konteks keseluruhan
dokumen atau tulisan. Mereka harus mendukung tema atau pesan yang lebih besar.

Paragraf yang memenuhi syarat-syarat ini membantu memastikan bahwa pembaca dapat
dengan mudah memahami dan mengikuti pemikiran penulis, sehingga pesan atau informasi
yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai