2. Dalam menulis atau mengarang, topik yang dipilih, sasaran, dan tujuan
penulisan sangat mempengaruhi bentuk tulisan yang dihasilkan. Karangan
dapat kita klasifikasikan menjadi dua macam, yaitu karangan ilmiah dan
karangan non-ilmiah, termasuk di dalamnya karya sastra. Karangan ilmiah
(scientific paper) dapat didefinisikan sebagai tulisan atau karangan yang
menyajikan hasil riset atau pemikiran keilmuan. Sedangkan karya atau
karangan sastra dapat didefinisikan sebagai tulisan atau karangan kreatif yang
merefleksikan kehidupan nyata dan mengandung keindahan.
4. Konsekuensi dari pandangan menulis sebagai sebuah proses ialah bahwa untuk
menghasilkan tulisan yang baik kebanyakan orang melakukannya berkali-kali.
Merancang, menulis, menyunting, memperbaiki, menulis lagi, membaca ulang,
dan memperbaiki lagi, hingga tulisan yang dihasilkan dianggap layak dan
final.
7. Karangan itu dapat kita klasifikasikan menjadi dua macam, yaitu karangan
ilmiah dan karangan non-ilmiah, termasuk di dalamnya karya sastra.
9. Topik adala arah kita menulis, yang akan menjiwai sebuah tulisan. Tanpa topik
yang jelas, maka sebuah karangan akan kehilangan fokus. Oleh kerena itu,
ketika telah menemukan sebuah topik tulisan, periksalah topik tersebut dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan pemandu berikut ini.
a. Apakah topik itu penting dan layak untuk dibahas?
b. Apakah topik itu bermanfaat untuk dibahas?
c. Apakan topik tersebut menarik bagi pembaca?
d. Apakah materi tentang topik itu dikuasai dengan baik?
e. Apakah bahan atau informasi pendukung topik tersebut tersedia
cukup dan dapat diperoleh?
f. Apakah jangkauan bahasan tentang topik itu tidak terlalu luas atau
terlalu sempit?
10. Kata atau rangkaian kata bukan sekedar rangkaian bunyi atau huruf. Kata
adalah simbol bahasa yang bermakna. Di dalam sebuah kata terkandung unsur-
unsur berikut.
a. Makna yang mengacu pada suatu konsep atau gagasanyang mewakili
lambang dalam suatu benda, peristiwa atau gejala.
b. Nilai rasa (emosi), yang berkaitan dengan cita rasa positif-negatif,
santun-kasar, gembira-sedih, dan suka-duka.
c. Bentuk, keselarasan bentuk kata (dasar atau berimbuhan) atau frase
dengan posisinya dalam sebuah wacana atau konteks.
12. Paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin rangkaian
beberapa kalimat, atau seperangkat kalimat yang mengacu pada satu topik.
Setiap paragraf boleh saja terdiri atas satu kalimat, dua kalimat, tiga kalimat,
bahkan lebih dari lima kalimat pun diperbolehkan, asalkan kalimat-kalimat
dalam satu paragraf tersebut tidak berbicara masalah atau topik yang lain.
13. Struktur Paragraf ada dua yaitu:
a. Kalimat topik
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan
pengarang.
Ciri-ciri kalimat topik adalah:
1. Mengandung permasalahan yang potensialuntuk diperincidan
diuraikan lebih lanjut.
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan
dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau frase transisi.
b. Kalimat penegas
Kalimat penegas adalah unsur paragraf yang keempat, selain kalimat
topik, kalimat penjelas, dan transisi.
17. Surat didefinisikan (1) sebagai kertas dan sebagainya yang bertulis (berbagai-
bagai isi maksudnya), (2) secarik kertas dan sebagainya sebagai tanda atau
keterangan; kartu, (3) sesuatu yang ditulis; yang tertulis; tulisan.
20. Kata deskripsi berasal dari kata bahasa latin describere yang berarti
menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah
suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,
mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra
penulisnya.
21. Narasi adalah suatu bentuk waacana yang berusaha mengisahkan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau
mengalami sendiri peristiwa itu.
22. Untuk menyusun paragraf narasi dan memperbaiki paragraf, diperlukan daya
kreativitas dari calon penulis paragraf narasi. Kreativitas ini dimulai dari
mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai
dengan menggunakan “rumus” 5W + 1H, yang biasa dirangkai menjadi adik
simba yaitu:
1. (What) apa yang akan diceritakan,
2. (Whare) di mana seting/lokasi ceritanya,
3. (When) kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
4. (Who) siapa pelaku ceritanya,
5. (Why) mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
6. (How) bagaimana cerita itu dipaparkan.
24. Karangan Eksposisi atau karangan bahasan yaitu karangan yang menjelaskan
sesuatu dengan cara merumuskan pengertian, memerinci, dan menguraikan,
membandingkan, memberi contoh, menyimpulkan, dan menafsirkan sesuatu.