Anda di halaman 1dari 13

Pengembangan

paragraf
Here starts the
lesson!
Kelompok 3 :
1. Aulia nissa zaimuri (208110079)
2. Dion paruruk (
3.Tareq (
4.Winda (
Apa itu paragraf?
paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topic, Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.

Jadi,dapat disimpulkan bahwa paragraf mempunyai gagasan utama yang


dituangkan dalam bentuk kalimat topik dan didukung oleh kalimat-kalimat
penjelas, sehingga menjadi sebuah paket informasi yang dapat dipahami atau
diterima oleh para pembaca. Bagi penulis, gagasan utama merupakan pengendali
isi paragraf, sedangkan bagi pembaca, gagasan utama menjadi kunci
pemahaman.
Unsur-usur paragraf
1. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf, Kalimat topik merupakan kalimat
terpenting dan harus ada dalam setiap paragraf. Jika dalam satu paragraf tidak terdapat kalimat topik, maka ide
paragraf itu juga tidak ada.

Kalimat topik memiliki ciri sebagai berikut : a.


Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut. b.
Merupakan kalimat lengkap yang berdiri sendiri. c.
Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain. d.
Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau kata penghubung/transisi.

2. kalimat penjelas atau pendukung sesuai dengan namanya adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan atau
mendukung ide utama paragraf.

Kalimat penjelas memiliki ciri sebagai berikut: a.


Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti). b.
Arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf.
c. Pembentukkannya sering memerlukan kata sambung atau frasa penghubung atau
transisi. d. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.
Fungsi paragraf

a. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu pokok


pikiran dengan yang lain, karena setiap paragraf hanya mengandung satu pokok
pikiran.

b. Memisahkan dan menghasilkan perhatian secara wajar dan formal untuk


memungkinkan pembaca berhenti lebih lama di akhir kalimat. Perhentian
tersebut memungkinkan terjadinya pemusatan pikiran pada pokok pikiran yang
diungkapkan dalam paragraf .
Ciri-ciri paragraf yang baik
● Sebuah paragraf dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria yang dipersyaratkan.
Kriteria tersebut adalah:
(1) kesatuan atau kohesi, Sebuah paragraf dikatakan utuh apabila pengembangannya atau
kalimat yang membangunnya selalu mengacu kepada suatu topik.
(2) penyatuan atau koherensi, adalah kerapatan hubungan antar kalimat yang membangun
suatu paragraf, harus mempunyai hubungan timbal balik secara baik, padu, dan teratur.
(3) kecukupan pengembangan, adalah pemanfaatan ide penjelas sedemikian rupa dalam
menginformasikan pokok pikiran paragraf secara utuh. Aspek kecukupan pada sebuah
paragraf dapat diamati dari kalimat penjelas yang membangun paragraf tersebut.
(4) keterpolaan susunan atau susunan yang terpola.
Pola pengembangan paragraf
● 1. Teknik Membuka Paragraf

Teknik membuka paragraf adalah cara mengolah dan membuat kalimat pertama dengan sedemikian rupa. Jika
sebuah paragraf terdiri dari enam kalimat, maka teknik membuka ditujukan pada kalimat nomor satu. Artinya,
kalimat pertama tersebut harus diciptakan sedemikian rupa hingga mampu merangsang, mengarahkan, dan memandu
menulis untuk melahirkan kalimat” selanjutnya. Agar kalimat pertama tersebut dapat ditulis dengan lancar, buatlah
kalimat pertama tersebut dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Tesis (Te) Bukalah paragraf dengan kalimat pertamanya dalam bentuk tesis atau pernyataan.
b. Omongan (o) Awalilah paragraf dengan kalimat pertamanya dalam bentuk kalimat yang memuat kutipan
omongan (o) seseorang.
c. Pembuatan (P) Bukalah paragraf dengan kalimat pertama yang memuat deskripsi dari suatu perbuatan atau
peristiwa.
d. Kurosioritas (k) adalah kalimat yang dapat membangkitkan rasa keingintahuan, mampu mensugesti pembaca,
sehingga pembaca terbangkit emosinya untuk mngetahui lebih lanjut.
e. Perumpamaan atau umpama (u) adalah suatu ekspresi berbahasa dengan menggunakan perumpamaan, yaitu
kalimat yang bermakna tidak langsung atau bermakna konotatif, misalnya dengan menggunakan peribahasa,
petatah-petitih, idiom, dan istilah.
f. Alkisah (A) adalah berkisah, yaitu mengungkapkan kembali segala sesuatu yang mengingatkan penulis pada
masa yang telah lalu.
g. Pertanyaan adalah pernyataan yang menghendaki jawaban.
Teknik mengembangkan paragraf
Teknik pengembangan paragraf adalah teknik pengelolaan persoalan yang ingin
disampaikan. Pokok pikiran yang hendak disampaikan, selanjutnya dikelola sedemikian
rupa dan dikembangkan dengan pola-pola tertentu yang relevan. Pola tersebut dapat berupa
pengembangan:

(1) Pengembangan paragraf dengan pola kronologis (K), Pengembangan kronologis adalah
pengembangan paragraf yang dilakukan dengan memperhatikan pengurutan atau urutan.
(2) Pengembangan paragraf dengan pola ruang (R), Pengembangan ruang adalah pola
pengembangan paragraf dengan menitik beratkan pada pendeskripsian kondisi, bentuk,
atau letak obyek yang diamati.
(3) Pengembangan paragraf dengan pola logis (L), Pola pengembangan logis adalah pola
pengembangan paragraf yang didasarkan kepada dialektika berpikir.
1) Pengembangan Paragraf dengan pola
Mengemukakan Contoh
● Berikut adalah contohnya :

Penggunaan bahasa Indonesia pada papan nama merek usaha cukup memperhatikan.
Kepribadian ini karena pada umumnya bahasa iklan tersebut tidak sesuai dengan ejaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Nama-nama seperti : Pondok Indah Mall, Blok M Plaza, Citra Grand Centre, Singgalang
Real Estate, Penjahit Tailor, Juwita shoes, dan lain-lain sebagainya sudah sering
dipampangkan dengan megahnya. Tidak malu menggunakan bahasa yang demikian? Atau,
Tidakkah ada ungkapan yang tepat untuk mempromosikan usaha dagang tersebut dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar? Terlalu miskinkah bahasa kita? Jawaban pertanyaan
tersebut terpulang kepada kita semua.
2) Pengembangan Paragraf dengan Pola
Menampilkan Fakta
● Fakta adalah kenyataan-kenyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya. Melalui fakta-fakta itu,
diharapkan pembaca memahami dengan mudah apa yang dimaksud oleh sebuah paragraf.

Contoh:

Bandung dikenal juga dengan sebutan “Paris Van Java”. Daerah ini banyak dikunjungi wisatawan dalam dan
luar negeri. Sampai tahun 1970-an, kota Bandung sangat cocok dengan wisatawan manca negara, terutama
wisatawan yang berasal dari Eropa. Hal ini disebabkan karena hawanya yang sejuk dan nyaman, bahkan
terkadang dingin. Di beberapa tempat seperti Dago dan Ledeng sering dipasang tugu pemanas untuk
melawan udara yang dingin. Menyenangkan suasana kala itu. Kini, setelah 25 tahun iklim Bandung sudah
sangat jauh bedanya. Bandung sekarang tidak lagi sejuk. Suhu udara sering menigkat terus. Kenaikan suhu
ini antara lain disebabkan karena kepadatan penduduk, penebangan pohon pelindung, bertambahnya
kendaraan bermotor, menjamurnya rumah kaca yang menjulang ke angkasa, dan lain sebagainya. Akibat
suhu yang meningkat ini, banyak gedung perkantoran, pasar swalayan, dan rumah penduduk yang
menggunakan alat pendingin (AC) untuk melawan gerahnya udara. Berbedanya Bandung yang dulu dengan
Bandung yang sekarang adalah hal yang wajar.
3) Pengembangan Paragraf dengan Pola
Mengemukakan Alasan
● Pengembangan paragraf dengan mengemukakan alasan dapat membawa pembaca kepada cara berpikir
kritis.

Contoh:

Tidak selamanya bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Pada
jenjang pendidikan tertentu dapat digunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar. Biasanya, bahasa
daerah digunakan pada jenjang pendidikan dasar (SDK dan SD kelas rendah).

Penggunaan bahasa daerah dilakukan karena murid tidak begitu mengenal bahasa Indonesia. Mereka tidak
dapat memahami dengan cepat segala informasi yang disampaikan dengan bahasa Indonesia. Bila murid
memahami informasi yang disampaikan dengan bahasa Indonesia, untuk apa dipaksakan penggunaan
bahasa tersebut! Bukankah proses belajar mengajar adalah kegiatan pemindahan informasi dari guru ke
murid! Oleh sebab itu, kemudian memilih bahasa pengantar yang tepat dalam kegiatan kependidikan perlu
dimiliki guru.
4) Pengembangan Paragraf dengan Pola
Bercerita
● Paragraf-paragraf yang membangun karya sastra, seperti, cerpen, novel, dan roman adalah paragraf
yang dikembangkan dengan cara bercerita.

Contoh:

Di dinginnya pagi, bergelimpangan beberapa mayat, tangisan anakanak dan perempuan muda.
Pemandangan yang sangat memprihatinkan itu sudah sejak dari tadi diperhatikan Giring-giring Perak. Dia
merasa hatinya amat iba. Luluh lantak perasaannya. Bagi yang kematian ibu, alangkah sepinya hidup
mereka. Sepi sekali. Tidak seperti anak-anak lain, yang setiap hari didendangkan dengan lagu cinta,
disuapkan dengan kasih sayang. Bagi yang kematian ayah, siapa lagi yang mencarikan mereka nafkah?
Siapa lagi yang akan melindungi? Apalagi hidup dalam zaman Minangkabau yang keras dan hampi-hampir
tidak beradab seperti saat ini. Ah,... dia merasa hiba melihat nasib anak-anak itu. Dan karenanya, dia
menyesali dirinya. Kenapa dia harus terlambat datang malam tadi.
TRIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai