KEBAHASAAN Analisis Unsur Kebahasaan Artikel Adverbia Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adverbia merupakan kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, atau kalimat, misalnya sangat, lebih, tidak. Adverbia disebut juga kata keterangan Penggunaan mempermudah penulis mengekspresikan sikap eksposisi . Eksposisi merupakan sikap menguraikan atau mempaparkan suatu maksud dan tujuan. Adverbia terbagi atas delapan jenis Adverbia Kualitatif Menerangkan makna kualitas suatu benda ataupun objek. Contoh: Sasa merupakan anak paling rajin di kelas ini Adverbia Kualitatif Menerangkan makna jumlah atau kuantitas suatu benda. Contoh: Arisan itu hanya diikuti sedikit peserta saja Adverbia Limitatif Menerangkan keterangan waktu pada suatu pembatasan. Contoh: Setiap harinya kami mengikuti les tambahan sampai jam lima sore Adverbia Frekuentif Menerangkan tingkat keseringan suatu perbuatan.. Contoh: Aku sering melihat orang yang kuat memanggul beban berat seperti karung beras di pasar Adverbia Kewaktuan Menerangkan keterangan waktu pada suatu peristiwa tertentu. Contoh: Pak Amir baru saja pulang dari Pulau Karimun Jawa Adverbia Kecaraan Menerangkan adanya keterangan cara dalam melakukan suatu hal. Contoh: Ibu menyiapkan acara ulang tahun ayah secara diam-diam Adverbia Konstrastif Menerangkan adanya pertentangan makna antara satu hal dengan hal lain. Contoh: Jangankan membaca buku sastra, bahkan buku pelajaran saja jarang ia baca Adverbia keniscayaan Menerangkan adanya kepastian akan terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Contoh: Kita pasti bias meraih impian Konjungsi Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat yaitu dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Konjungsi yang digunakan untuk menyampaikan ururtan argumentasi, seperti pertama, kedua, ketia, dan berikutnya. Konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, seperti selai itu, sebagai contoh, misalny, padahal, dan justru. Konjungsi yang digunakan untuk menyatakan hubungan sebab akibat seperti, dan sebelumnya. Ada pula konjungsi yang digunakan untuk menyatakan harapan, seperti supaya dan agar Kosakata Kosakata adalah perbendharaan kata. Penulis artikel memerlukan kosakata yang menarik. Dengan kosakata yang menarik, artikel yang disajikan pun akan menarik. Aspek yang mempengaruhi penggunaan kosakata agar sebuah artikel menjadi menarik Istilah Umum Suatu bidang tertentu memiliki istilah-istilah khusus. Istilah khusus juga menunjukkan sikap terpelajar. Namun artikel yang dimuat di media massa akan dibaca oleh oleh pembaca umum, naka dari itu, untuk mempermudah pemahaman pembaca gunakan bahas umum atau menambahkan keterangan pada penggunaan bahasa khusus Aktual Unsur kebaruan suatu artikel dapat berupa kebaruan informasi maupun kebaruan opini penulis. Gagasan tersebut dapat diungkapkan dengan menggunakan kosakata yang aktualdengan peristiwa mutakhir (up to date) Fenomenal Disampaikan dengan kosakata yang sedang popular atau kontroversial di khalayak media akan membuat artikel lebih menarik. Penulis bisa membuat judul yang relevan dengan menggunakan kosakata yang fenomenal. Contohnya, judul salah satua artikel dalam mediadaring mojok.co, yakni : Hidup Kreatif dan ‘Bodo Amat’ Keterangan Oposisi Merupakan keterangan berupa frasa yang menerangkan suatu subjek maupun objek, keterangan ini diapit oleh tanda koma, tanda pisah, atau tanda kurung Contoh: Pak Hardi, kepala sekolah kami, memberikan pidato ucapan selamat jalan pada acara perpisahana. Frasa kepala sekolah merupakan keterangan oposisi dari subjek kalimat, yakni Pak Hardi PENYUSUNAN ARTIKEL SESUAI FAKTA Menulis artikel dimulai dengan pemaparan fakta sebagai data dari apa yang akan ditulisnya. Dari data yang ada itulah penulis bisa memberikan pendapat, pandangan, gagasan, atau bahkan interpretasi dari fakta yang ada pada data tersebut. Agar tidak dibingungkan oleh istilah fakta, interpretasi dan opini, berikut perbedaan ketiga istilah tersebut : Fakta adalah kenyataan yang ada sesuai dengan data yang sebenarnya. Interpretasi adalah hasil pemikiran berupa penafsiran, pengertian atau pemahaman. Opini adalah pendapat atau pandangan seseorang atau kelompok terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi. Bagaimana Penyusunan Artikel Sesuai Fakta Pada proses penulisan artikel, kebiasaan yang ada berkisar antara 300 sampai 1000 kata. Secara garis besar, langkah-langkah menulis artikel dapat kita bagi menjadi beberapa poin penting berikut ini: 1. Tentukan Tema : Penulisan artikel disarankan untuk memilih tema yang spesifik. Semakin spesifik sebuah tema yang digagas, semakin menarik minat pembaca. 2. Tetapkan Tujuan Penulisan : Kebanyakan artikel, apalagi dalam artikel jenis deskripsi dan narasi, tidak menyatakan tujuan penulisan secara jelas melainkan terselubung dalam paragraf. Karena itu, menghindari kesia-siaan, tetapkan tujuan penulisan. Penetapan tujuan ini, tergambar pada pokok pikiran yang tergambar nyata dalam rangkaian paragraf. 3. Rumuskan Ide Pokok atau Masalah Dalam Bentuk Pertanyaan : Dalam penulisan artikel, pertanyaan yang menjadi ciri rumusan masalah ini, sering muncul tersirat ketimbang tersurat, khususnya pada artikel jenis deskripsi dan narasi. 4. Kembangkan Tema dan Pembahasan Sesuai Dengan Jenis Artikel : Fokus pada pembahasan tema, jangan melebar pada kalimat rancu dan bermakna ganda. Hal ini untuk menghindari kebingungan pembaca terhadap isi sebuah artikel. 5. Buatlah Kesimpulan : Pada paragraf akhir, pertemukan pembaca dengan sebuah kesimpulan dari bahasan yang ada. Hal ini membantu pembaca mengunci pemahaman terhadap tema pokok yang digagas oleh penulis artikel. PENYUSUNAN ARTIKEL DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK KEBAHASAAN Karakteristik Penulisan Artikel Mengacu Pada Teori Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah. Fungsi teori : a. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan b. Dijadikan data sekunder / data penunjang (data utama: fakta) c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala d. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis. Berdasarkan fakta Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan konkret. Logis Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal. Lugas Dengan paparan yang lugas, kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat akan terhindarkan. Penulisan yang bernada sastra cenderung tidak mengungkapkan sesuatu secara langsung (lugas). Formal Tingkat keformalan bahasa dalam artikel ilmiah dapat dilihat pada lapis kosakata, bentukan kata, dan kalimat. Kosakata yang digunakan cenderung menggarah pada kosakata ilmiah teknis, yang jarang dipahami oleh masyarakat umum. Perlu kecermataan dalam memilih kosakata untuk artikel ilmiah. Keformalan kalimat dalam artikel ilmiah ditandai oleh : a. Kelengkapan unsur wajib(subjek dan Predikat) b. Kebenaran isi c. Tampilan esai formal Jelas Ketidakjelasan pada umumya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang. Dalam kalimat panjang, hubungan antar gagasan menjadi tidak jelas. Oleh sebab itu, dalam artikel ilmiah disarankan tidak digunakan kalimat yang terlalu panjang. Kalimat panjang boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam menyusun kalimat sehingga hubungan antar gagasan dapat diikuti secara jelas. Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih- jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca. Objektif Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan. Sistematis Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib Sahih / Valid Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku. Seksama Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya. Tuntas Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas. Bahasanya Baku Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional) Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.