Anda di halaman 1dari 14

MENGKONSTRUKSI ARTIKEL DENGAN

MEMPERHATIKAN FAKTA DAN KEBAHASAAN

1. PENYUSUNAN ARTIKEL SESUAI FAKTA

2. PENYUSUNAN ARTIKEL DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK


KEBAHASAAN
Analisis Unsur Kebahasaan Artikel
Adverbia
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adverbia merupakan kata yang memberikan
keterangan pada verba, adjektiva, atau kalimat, misalnya sangat, lebih, tidak.
Adverbia disebut juga kata keterangan
 Penggunaan mempermudah penulis mengekspresikan sikap eksposisi . Eksposisi
merupakan sikap menguraikan atau mempaparkan suatu maksud dan tujuan.
Adverbia terbagi atas delapan jenis
 Adverbia Kualitatif
Menerangkan makna kualitas suatu benda ataupun objek. Contoh: Sasa merupakan anak
paling rajin di kelas ini
 Adverbia Kualitatif
Menerangkan makna jumlah atau kuantitas suatu benda. Contoh: Arisan itu hanya diikuti
sedikit peserta saja
 Adverbia Limitatif
Menerangkan keterangan waktu pada suatu pembatasan. Contoh: Setiap harinya kami
mengikuti les tambahan sampai jam lima sore
 Adverbia Frekuentif
Menerangkan tingkat keseringan suatu perbuatan.. Contoh: Aku sering melihat orang
yang kuat memanggul beban berat seperti karung beras di pasar
 Adverbia Kewaktuan
Menerangkan keterangan waktu pada suatu peristiwa tertentu. Contoh: Pak Amir baru
saja pulang dari Pulau Karimun Jawa
 Adverbia Kecaraan
Menerangkan adanya keterangan cara dalam melakukan suatu hal. Contoh: Ibu
menyiapkan acara ulang tahun ayah secara diam-diam
 Adverbia Konstrastif
Menerangkan adanya pertentangan makna antara satu hal dengan hal lain. Contoh:
Jangankan membaca buku sastra, bahkan buku pelajaran saja jarang ia baca
 Adverbia keniscayaan
Menerangkan adanya kepastian akan terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Contoh:
Kita pasti bias meraih impian
Konjungsi
 Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa
yang sederajat yaitu dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta
kalimat dengan kalimat. Konjungsi yang digunakan untuk menyampaikan ururtan
argumentasi, seperti pertama, kedua, ketia, dan berikutnya.
 Konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, seperti selai itu,
sebagai contoh, misalny, padahal, dan justru. Konjungsi yang digunakan untuk
menyatakan hubungan sebab akibat seperti, dan sebelumnya. Ada pula konjungsi
yang digunakan untuk menyatakan harapan, seperti supaya dan agar
Kosakata
 Kosakata adalah perbendharaan kata. Penulis artikel memerlukan kosakata yang
menarik. Dengan kosakata yang menarik, artikel yang disajikan pun akan menarik.
Aspek yang mempengaruhi penggunaan kosakata agar sebuah artikel menjadi
menarik
 Istilah Umum
Suatu bidang tertentu memiliki istilah-istilah khusus. Istilah khusus juga menunjukkan
sikap terpelajar. Namun artikel yang dimuat di media massa akan dibaca oleh oleh
pembaca umum, naka dari itu, untuk mempermudah pemahaman pembaca
gunakan bahas umum atau menambahkan keterangan pada penggunaan bahasa
khusus
 Aktual
Unsur kebaruan suatu artikel dapat berupa kebaruan informasi maupun kebaruan
opini penulis. Gagasan tersebut dapat diungkapkan dengan menggunakan
kosakata yang aktualdengan peristiwa mutakhir (up to date)
 Fenomenal
Disampaikan dengan kosakata yang sedang popular atau kontroversial di khalayak
media akan membuat artikel lebih menarik. Penulis bisa membuat judul yang relevan
dengan menggunakan kosakata yang fenomenal. Contohnya, judul salah satua
artikel dalam mediadaring mojok.co, yakni : Hidup Kreatif dan ‘Bodo Amat’
 Keterangan Oposisi
Merupakan keterangan berupa frasa yang menerangkan suatu subjek maupun
objek, keterangan ini diapit oleh tanda koma, tanda pisah, atau tanda kurung
Contoh: Pak Hardi, kepala sekolah kami, memberikan pidato ucapan selamat jalan
pada acara perpisahana. Frasa kepala sekolah merupakan keterangan oposisi dari
subjek kalimat, yakni Pak Hardi
PENYUSUNAN ARTIKEL SESUAI FAKTA
Menulis artikel dimulai dengan pemaparan fakta sebagai data dari apa yang akan
ditulisnya. Dari data yang ada itulah penulis bisa memberikan pendapat,
pandangan, gagasan, atau bahkan interpretasi dari fakta yang ada pada data
tersebut. Agar tidak dibingungkan oleh istilah fakta, interpretasi dan opini, berikut
perbedaan ketiga istilah tersebut :
 Fakta adalah kenyataan yang ada sesuai dengan data yang sebenarnya.
 Interpretasi adalah hasil pemikiran berupa penafsiran, pengertian atau
pemahaman.
 Opini adalah pendapat atau pandangan seseorang atau kelompok terhadap
masalah atau peristiwa yang terjadi.
Bagaimana Penyusunan
Artikel Sesuai Fakta
Pada proses penulisan artikel, kebiasaan yang ada berkisar antara 300 sampai 1000 kata. Secara garis
besar, langkah-langkah menulis artikel dapat kita bagi menjadi beberapa poin penting berikut ini:
1. Tentukan Tema : Penulisan artikel disarankan untuk memilih tema yang spesifik. Semakin spesifik sebuah tema yang
digagas, semakin menarik minat pembaca.
2. Tetapkan Tujuan Penulisan : Kebanyakan artikel, apalagi dalam artikel jenis deskripsi dan narasi, tidak menyatakan
tujuan penulisan secara jelas melainkan terselubung dalam paragraf. Karena itu, menghindari kesia-siaan, tetapkan
tujuan penulisan. Penetapan tujuan ini, tergambar pada pokok pikiran yang tergambar nyata dalam rangkaian
paragraf.
3. Rumuskan Ide Pokok atau Masalah Dalam Bentuk Pertanyaan : Dalam penulisan artikel, pertanyaan yang menjadi ciri
rumusan masalah ini, sering muncul tersirat ketimbang tersurat, khususnya pada artikel jenis deskripsi dan narasi.
4. Kembangkan Tema dan Pembahasan Sesuai Dengan Jenis Artikel : Fokus pada pembahasan tema, jangan melebar
pada kalimat rancu dan bermakna ganda. Hal ini untuk menghindari kebingungan pembaca terhadap isi sebuah
artikel.
5. Buatlah Kesimpulan : Pada paragraf akhir, pertemukan pembaca dengan sebuah kesimpulan dari bahasan yang
ada. Hal ini membantu pembaca mengunci pemahaman terhadap tema pokok yang digagas oleh penulis artikel.
PENYUSUNAN ARTIKEL DENGAN
MEMPERHATIKAN ASPEK
KEBAHASAAN
 Karakteristik Penulisan Artikel
 Mengacu Pada Teori
Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan
masalah.
 Fungsi teori :
a. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
b. Dijadikan data sekunder / data penunjang (data utama: fakta)
c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan
mendeskripsikan suatu gejala
d. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
 Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.
 Logis
Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri,
diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
 Lugas
Dengan paparan yang lugas, kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat akan terhindarkan. Penulisan
yang bernada sastra cenderung tidak mengungkapkan sesuatu secara langsung (lugas).
 Formal
Tingkat keformalan bahasa dalam artikel ilmiah dapat dilihat pada lapis kosakata, bentukan kata, dan kalimat.
Kosakata yang digunakan cenderung menggarah pada kosakata ilmiah teknis, yang jarang dipahami oleh
masyarakat umum. Perlu kecermataan dalam memilih kosakata untuk artikel ilmiah. Keformalan kalimat dalam artikel
ilmiah ditandai oleh :
a. Kelengkapan unsur wajib(subjek dan Predikat)
b. Kebenaran isi
c. Tampilan esai formal
 Jelas
Ketidakjelasan pada umumya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang. Dalam kalimat panjang, hubungan
antar gagasan menjadi tidak jelas. Oleh sebab itu, dalam artikel ilmiah disarankan tidak digunakan kalimat yang terlalu
panjang. Kalimat panjang boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam menyusun kalimat sehingga hubungan
antar gagasan dapat diikuti secara jelas. Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-
jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam
benak pembaca.
 Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan
apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.
 Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur,
kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib
 Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku.
 Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh
kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.
 Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas, pokok
masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
 Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur /
standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
 Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung
tetap harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai