OLEH
MADE ARIMBAWA
NIM 859408368
SEMESTER 4
PDGK4101
KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA SD
1. Narasi ekspositoris dan narasi sugestif adalah dua jenis narasi yang berbeda dalam hal tujuan, gaya, dan cara
penyajian cerita. Berikut adalah penjelasan singkat untuk masing-masingnya:
Narasi Ekspositoris:
Definisi: Narasi ekspositoris bertujuan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan secara
jelas dan objektif. Tujuannya adalah memberikan penjelasan atau menguraikan suatu konsep,
ide, atau kejadian.
Gaya dan Struktur: Narasi ekspositoris biasanya menggunakan bahasa yang formal dan jelas.
Struktur ceritanya cenderung logis dan terorganisir dengan baik, dengan fokus pada memberikan
fakta, definisi, atau penjelasan.
Contoh: Artikel ilmiah, buku pelajaran, dan laporan penelitian sering menggunakan gaya narasi
ekspositoris untuk menyampaikan informasi dengan tepat dan sistematis.
Narasi Sugestif:
Definisi: Narasi sugestif bertujuan untuk merangsang imajinasi, perasaan, atau pemikiran
pembaca. Tujuannya adalah mempengaruhi pembaca secara emosional atau membuat mereka
terlibat dalam cerita dengan cara yang lebih personal.
Gaya dan Struktur: Narasi sugestif cenderung menggunakan bahasa yang lebih kreatif dan
deskriptif. Penulis mungkin fokus pada penggambaran detail, suasana, dan karakter untuk
menciptakan pengalaman membaca yang lebih mendalam.
Contoh: Cerita fiksi, puisi, dan narasi kreatif umumnya menggunakan gaya narasi sugestif.
Penulis sering menciptakan gambaran yang kuat dan mengkitalkan imajinasi pembaca untuk
terlibat dalam cerita.
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada tujuan dan pendekatan yang diambil dalam menyampaikan
cerita. Narasi ekspositoris lebih berfokus pada memberikan informasi objektif, sementara narasi sugestif
berusaha untuk menciptakan pengalaman yang lebih subjektif dan emosional bagi pembaca.
2. Seorang pembicara yang baik memiliki sejumlah keterampilan dan karakteristik yang mendukung
kemampuannya untuk berkomunikasi secara efektif. Berikut adalah beberapa hal yang harus dimiliki oleh
seorang pembicara yang baik:
1. Kemampuan Berbicara yang Jelas:
Mampu mengucapkan kata-kata dengan jelas dan terarticulasi.
Mengendalikan kecepatan bicara dan volume suara.
2. Kemampuan Mendengarkan:
Aktif mendengarkan pendengar dengan penuh perhatian.
Responsif terhadap pertanyaan atau tanggapan dari audiens.
6. Kemampuan Beradaptasi:
Fleksibel dalam merespons perubahan atau pertanyaan tak terduga.
Mampu membaca dan menyesuaikan diri dengan suasana atau respons audiens.
3. Ketika mendengarkan atau menyimak suatu rekaman, penting untuk mengadopsi sikap yang aktif dan
memastikan pemahaman yang baik. Berikut adalah tiga hal yang bisa lakukan:
1) Perhatikan dengan Seksama:
Fokus penuh pada rekaman yang sedang Kita dengarkan. Hindari distraksi dan usahakan untuk
memahami pesan atau informasi yang disampaikan.
Aktif mencatat poin-poin kunci atau detail penting.
4. Mendengarkan dengan baik membutuhkan keterlibatan aktif, dan langkah-langkah ini dapat membantu
meningkatkan efektivitas Kita dalam memahami dan merespons suatu rekaman.
Memilih tema yang mudah bisa menjadi langkah awal yang penting dalam proses menulis atau menyusun suatu
karya. Berikut adalah lima cara untuk memilih tema yang mudah:
Ingatlah bahwa mudah atau sulitnya suatu tema dapat bervariasi tergantung pada pengetahuan dan minat pribadi
Kita. Penting untuk memilih tema yang memungkinkan Kita untuk mengeksplorasi ide dengan antusiasme dan
memberikan nilai tambah kepada pembaca atau audiens Kita.
5. Menyimak dan berbicara adalah dua keterampilan berkomunikasi yang erat kaitannya dan saling
mempengaruhi. Hubungan antara menyimak dan berbicara dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dalam keseluruhan, kemampuan menyimak dan berbicara saling mendukung untuk membangun keterampilan
komunikasi yang holistik. Seseorang yang baik dalam kedua keterampilan ini cenderung menjadi komunikator
yang efektif dalam berbagai situasi.