Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan.
Mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh pancaindra
pendengaran yang terjadi pada waktu manusia dalam keadaan sadar akan
adanya rangsangan tersebut. Mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang
dilakukan dengan sengaja serta penuh perhatian terhadap apa yang didengar.
Sementara itu, menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi
dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih
ditekankan lagi.
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa
yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk
menguasai suatu bahasa. Menyimak menempati posisi yang penting bagi
individu dalam kehidupan sehari-hari baik itu di rumah atau di lingkungan
sekolah. Keterampilan menyimak berkembang secara natural sebelum siswa
memasuki usia sekolah. Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai
dengan menyimak rentetan bunyi yang didengarnya, belajar menirukan,
kemudian mencoba untuk menerapkan dalam pembicaraan.
B. Rumusan masalah

1. Pengertian menyimak intensif


2. Jenis-Jenis menyimak intensif

C. Tujuan masalah

1. Untuk mengatahui pengertian menyimak intensif


2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis menyimak intensif
3. Untuk mengetahui tujuan dari menyimak intensif

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menyimak intensif

Menyimak intensif merupakan suatu kegiatan yang berbeda atau bertolak


belakang dengan menyimak ekstensif. Apabila pada menyimak ekstensif
bahan simakan hanya dipahami garis-garis besarnya saja dan bersifat sepintas
sehingga tidak memerlukan bimbingan guru maka menyimak intensif justru
sebaliknya. Dalam menyimak intensif, penyimak memerlukan arahan dan
bimbingan yang ketat karena bahan-bahan yang harus disimak perlu dipahami
secara terperinci, teliti, dan mendalam. Dalam menyimak intensif, , guru
dapat mengarahkan para siswa pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari
program pengajaran bahasa, misalnya penekanan pada fonologi, kosakata,
kalimat, bahkan sampai pada wacana. . Sebaiknya latihan-latihan yang
intensif dilakukan sesuai dengan tujuan yang ditekankan pada proses belajar-
mengajar.
1. Salah satu contoh pelaksanaan menyimak intensif di kelas adalah: guru
memilih bahan simakan yang mengandung ciri kebahasaan tertentu
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
2. siswa disuruh menyimak rekaman tersebut yang mengandung beberapa
penghubung kalimat
3. memberi teks rekaman kepada siswa diminta untuk mengisi bagian
bagian yang kosong dalam teks tersebut berdasarkan hasil simakan.
Latihan tersebut merupakan salah satu contoh latihan menyimak intensif
yang sederhana. Perlu diingat, dalam memilih bahan-bahan yang akan
dipergunakan untuk latihan bagi para siswa harus memperhatikan tingkat
kemampuan siswa. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa jenis menyimak
intensif ini adalah menyimak kritis, menyimak konsentratif, dan menyimak
kreatif, menyimak eksplorasif, menyimak interogatif, menyimak selektif.
jenis –jenis menyimak tersebut akan dijelaskan berikut ini.

2
B. Menyimak kritis

Menyimak Kritis Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang


dilakukan secara kritis, di dalamnya terlihat adanya kehadiran prasangka yang
berperan sebagai pijakan dalam mengamati ketidaktelitian yang dilakukan
pembicara dalam menyampaikan data dan fakta yang memperkuat ide atau
gagasannya. Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh
informasi yang akurat tentang sesuatu sehingga menghasilkan satu
kesimpulan. Jadi, penyimak menilai segala apa yang digagaskan, diidekan,
atau diinformasikan pembicara sampai pada tingkat keterpercayaan
(reliabilitas), keterandalan (validitas), dan kebermanfaatan sebuah informasi.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam menyimak kritis, yaitu:
1. memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ujaran, kata, pemakaian kata, dan
unsur-unsur kalimat
2. menyimak untuk menentukan alasan “mengapa”
3. menyimak untuk membedakan antara fakta dan fantasi antara yang
berelevansi dan tidak berelevansi
4. menyimak untuk menarik kesimpulan-kesimpulan
5. menyimak untuk membuat keputusan-keputusan.
6. menyimak untuk menarik kesimpulan
7. menyimak untuk menemukan jawaban bagi masalah tertentu
8. menyimak untuk menentukan informasi baru atau informasi tambahan
bagi suatu topik
9. menyimak untuk menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan, idiom, dan
Bahasa yang
10. belum umum atau belum lazim di pakai
11. menyimak untuk bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan
keaslian, kebenaran,
12. adanya prasangka atau kecerobohan , kurang ketelitian, serta kekeliruan.
Dalam kegiatan menyimak kritis, sebaiknya para penyimak mempunyai
konsep

3
Empat konsep penting dalam menyimak kritis, yaitu:
1. Penyimak harus yakin bahwa sang pembicara telah mendukung serta
mendokumentasikan
2. masalah-masalah yang mereka kemukakan.
3. Penyimak bergharap agar sang pembicara mengemukakan masalah-
masalah khusus
4. Penyimak berharap agar sang pembicara mendemontrasikan keyakinannya
pada suatu topik tertentu.
5. Penyimak harus percaya dan menuntut dengan tegas agar sang pembicara
bergerak dari hal-hal umum ke hal-hal yang khusus.

C. Menyimak konsentratif

Menyimak konsentratif sering juga disebut a study type listening atau


menyimak sebagai kegiatan menelaah. Satu fase dari kegiatan menyimak
yang baik adalah perlunya konsentrasi terhadap apa yang disimak, supaya
dapat menangkap hal – hal tersebut baik dalam bentuk informasi maupun
dalam bentu lain, tumpuan kearah itu tidak menyimpang dari isi atau ide yang
sebenarnya. Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga
disebut a study-type listening atau sejenis telaah Menyimak konsentratif ialah
kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk
memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak.
Menyimak konsentratif pada dasarnya adalah bagian dari menyimak
komprehensif.Penggolongan menyimak konsentratif kedalam menyimak
komprehensif berkaitan dengan aktivitas yang terjadi pada menyimak
konsentrasi yang fokusnya menelaah pembicaraan/hal yang
disimaknya. Tujuan utama menyimak konsentratif adalah tertangkapnya
berbagai informasi yang disampaikan oleh penutur sehingga ide dari
pembicara dapat dipahami dengan baik.
Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif adalah :
1. Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan
2. Mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, waktu, urutan
serta
Sebab-akibat

4
3. Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu
4. Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam
5. Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran maupun
pengorganisasianya
6. Memahami urutan ide-ide sang pembicara
7. Mencari dan mencatat fakta-fakta penting

D. Menyimak kreatif

Menyimak kreatif bisa didefinisikan sebagai kegiatan menyimak yang


memiliki tujuan yakni, pengembangan imajinasi dan kekreatifan seorang
penyimak. Untuk melibatkan unsur kreatif dalam menyimak, ada berbagai hal
yang bisa dilakukan, di antaranya adalah hal-hal di bawah ini.
1. Peniruan atas pelafalan bahasa lain (baik bahasa asing ataupun daerah).
Contohnya adalah bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa
Melayu, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Rusia, dan lain-lain.
2. Penyampaian/pengemukaan pendapat/gagasan yang serupa dengan
seorang pembicara akan tetapi mempergunakan struktur serta pemakaian
kata/kalimat yang tidak boleh sama
3. Pengontruksian suatu pesan/amanat yang sudah disampaikan
4. Penyusunan atas sekumpulan petunjuk/nasihat yang didasarkan atas bahan
simakan/materi yang sudah disimak sebelumnya
E. Menyimak eksplorasif

Menyimak Eksploratif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan


penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Sebagai salah satu jenis
menyimak intensif, menyimak eksploratif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Menyimak Eksploratif adalah Menyimak Pemahaman
Pemahaman ialah suatu aspek pikiran tentang suatu objek. Pemahaman
merupakan hasil dari proses memahami terhadap suatu bahan simakan.
Kita dikatakan memahami objek jika melakukan kegiatan menyimak
seluruh objek itu.
b. Pada dasarnya orang yang melakukan jegiatan menyimak eksploratif
bertujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik.

5
Menyimak Eksploratif prioritas utamanya adalah memahami makna
pembicaraan. Menyimak Eksploratif ialah Memahami Bahasa Formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal (resmi),
misalnya ceramah, diskusi, dan temu ilmiah. Bahasa yang digunakan pada
kegiatan tersebut adalah bahasa resmi atau bahan baku yang lebih
menekankan pada makna.
c. Menyimak Eksploratif Memerlukan Konsentrasi Tinggi. Konsentrasi ialah
memusatkan perhatian baik pikiran, perasaan, ingatan pada satu Objek.
Agar dapat melakukan konsentrasi yang tinggai maka perlu dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:
1. Menjaga pikiran agar tidak terpecah
2. Perasaan tenang dan tidak bergejolak
3. Perhatian terpusat pada objek yang sedang disimak
4. Kita harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat
menganggu kegiatan menyimak, baik internal maupun eksternal.
Untuk dapat menyimak eksploratif, kita harus memiliki modal,
pengetahuan, pengalaman, dan konnsep-konsep tentang segala sesuatu.
Semakin kaya kita akan informasi, pengetahuan, pengalaman, dan konsep-
konsep, semakin besar pula kesiapan kita untuk mengolah gagasan-gagasan
yang tertuang dalam bahan simakan.
Ciri-ciri menyimak eksploratif, yaitu:
a. Memahami apa yang disimak

b. Penuh konsentrasi

c. Pemahaman terhadap materi simakan akan menghasilkan sebuah produk

d. Memberikan penilaian terhadap bahan yang disimak dan untuk

melakukan penilaian seorang penyimak harus melakukan eksplorasi

pengetahuan terkait dengan bahan simakan.

6
F. Menyimak interogatif

Menyimak interogatif ( interrogative listening ) adalah sejenis kegiatan


menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara
karena menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta
mengarahkan perhatianya pada pemerolehan informasi dengan cara
menginterogasi atau menanyai sang pembicara.
Dengan mengharapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang di
ajukan kepada pembicara, penyimak mengharapkan dapat memperoleh
informasi atau pengetahuan sebanyak mungkin dari segala aspek pokok
pembicaraan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penyimak
dalam kegiatan menyimak interogatif ini dapat mencakup apa, siapa,
mengapa, dimana, ke mana, untuk apa, benarkah, dan sebagainya.
G. Menyimak selektif

Betapa pun efektifnya menyimak pasif, yang telah kita bicarakan di muka,
biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan. Ciri-ciri
keaktifan atau aktivisme yang khas tidak membiarkan kita untuk berpuas hati
mempergunakan teknik atau cara pasif serupa itu, walaupun kita mempunyai
kondisi-kondisi ideal untuk berbuat sedemikian rupa. Akan tetapi, sebagai
tambahan terhadap masalah-masalah psikologis yang dijelmakan oleh
aktivisme kita, terdapat dua alasan yang kuat mengapa kita perlu melengkapi
menyimak pasif itu dengan menyimak selektif. Pertama, kita jarang sekali
mendapat kesempatan untuk berpartisipasi secara sempurna dalam suatu
kebudayaan asing. Oleh karena itu, hidup kita yang bersegi dan bersisi ganda
itu turut menganggu kapasitas kita untuk menyerap, dan kedua, kebiasaan-
kebiasaan kini cenderung membuat kita menginterpretasikan kembali
ransangan-rangsangan akustik yang disampaikan oelh telinga ke otak kita dan
kita memperoleh suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya
terhadap Bahasa asing.
Memang , menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak
pasif, tetapi justru memperlengkapinya. Kita harus berupaya untuk

7
memanfaatkan kedua teknik tersebut. Dengan demikian, berarti kita
mengimbangi isolasi kultural dari masyarakat Bahasa asing itu dan tendesi
kita untuk menginterpretasikan kembali semua yang telah kita dengar
dengan bantuan Bahasa yang telah kita kuasai. Satu-satunya cara yang
mungkin membuat kita terbiasa dengan bentuk akustik Bahasa ialah
mendengarkanya atau menyimaknya secara selektif. Pertamakali lakukan
pada satu ciri, kemudian pada ciri –ciri yang lainya. Hanya dengan cara inilah
kita berharap dapat mendengar Bahasa asing secara wajar.
Andai kata kita harus menyimak secara cerdas –cermat aneka ragam ciri
bahasa, kita perlu mengikuti suatu aturan urutan yang akan dapat menolong
kita untuk menemukan cara kita sendiri menggarap unsur-unsur yang seolah-
olah tidak teratur dan tidak berurutan itu

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menyimak intensif merupakan suatu kegiatan yang berbeda atau bertolak


belakang dengan menyimak ekstensif. Apabila pada menyimak ekstensif
bahan simakan hanya dipahami garis-garis besarnya saja dan bersifat sepintas
sehingga tidak memerlukan bimbingan guru maka menyimak intensif justru
sebaliknya. Dalam menyimak intensif, penyimak memerlukan arahan dan
bimbingan yang ketat karena bahan-bahan yang harus disimak perlu dipahami
secara terperinci, teliti, dan mendalam. Dalam menyimak intensif, , guru
dapat mengarahkan para siswa pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari
program pengajaran bahasa, misalnya penekanan pada fonologi, kosakata,
kalimat, bahkan sampai pada wacana. Sebaiknya latihan-latihan yang intensif
dilakukan sesuai dengan tujuan yang ditekankan pada proses belajar-
mengajar. bahwa jenis menyimak intensif ini adalah menyimak kritis,
menyimak konsentratif, dan menyimak kreatif, menyimak eksplorasif,
menyimak interogatif, menyimak selektif.
B. Saran

Akhirnya makalah kami dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami


menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kesalahan dan tentu
belum sempurna. Karena itu kami membuka pintu saran dan kritik yang
membangun agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik
lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Logan, Lilian M [et all]. 1972. Creative Communication: teaching the language
arts. Toronto: Mc Graw-Hill Ryerson Ltd.
Loban, Walter [et all]. 1969. Teaching language and literature. New York:
Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
Hamid, A. (2015). Strategi pembelajaran menyimak. Jurnal Al Bayan UIN Raden
Intan, 7 (2), 1-27.
Tarigan, H.G. (2015). Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Hijriah, U. (2016). Menyimak strategi dan implikasinya dalam kemahiran
berbahasa. Lampung: IAIN Raden Intan Lampung.
Cahyaningrum, D. (2017). Pembelajaran bahasa Inggris pada konteks EFL:
Pemanfaatan reciprocal peerteaching untuk pembelajaran keterampilan
menyimak dan penguasaan soft skills. Lingua, XIII (1), 13-24.

10

Anda mungkin juga menyukai