Anda di halaman 1dari 6

RAGAM MENYIMAK

1. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah jenis menyimak yang mengenai hal-hal yang
lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran. Pada umumnya menyimak ekstensif dapat
dipergunakan bagi dua tujuan yang berbeda.
Salah satu dari kegagalan pengajaran bahasa paling besar dan paling umum adalah bahwa apa-
apa yang diajari kepada para siswa secara keseluruhan tidak mencukupi untuk menggarap serta
menangani arus atau tumpukan rangsangan yang berhubungar dengan bahan simakan yang
datang kepadanya dari segala arah pada saat pertamakalinya dia menginjakkan kaki di negeri
asing (misalnya di Inggris bagi siswa yang belajar bahasa Inggris); Maka menyimak ekstensif
tipe ini akan dapat membantunya dengan baik. Bahan-bahan yang didengar dan disimaknya tentu
saja tidak perlu melulu merupakan suatu penyajian kembali apa-apa yang telah diketahuinya.
Menyimak ekstensif dapat pula memberi kesempatan dan kebebasa bagi para siswa mendengar
dan menyimak butir-butir kosa kata struktur-struktur yang masih asing atau baru baginya yang
terdapat dalam arus ujaran yang berada di dalam jangkauan dan kapasitasnya untuk
menanganinya.
Guru sendiri merupakan sumber modal dalam bercerita. Karena salah satu dari tujuan menyimak
ekstensif adalah menyajikan kembali bahan lama dengan cara baru, maka kerap kali baik sekali
bila hal ini dilakukan dengan pertolongan pita-pita otentik yang merekam pembicaraan dalam
masyarakat.
a. Menyimak Sosial
Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konvetsasional (conversational listening) atau
pun menyimak sopan (courtcous listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial
tempat orang-orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian
semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respons yang
wajar, mengikuti hal-hal yang nenarik, dan memperlihatan perhatian yang wajar terhada apa-apa
yang dikemukakan.
Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua
hal, yaltu:
1) Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan
dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud.
2) Menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses
komunikasi tersebut.
Orang-orang yang dapat menaati kedua hal tersebut di atas dikata kan sebagai anggota-anggota
masyarakat yang baik.
b. Menyimak Skunder
menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan yang menyimak secara
kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening). Berikut ini kita berikan
dua buah contoh.
a) Menyimak pada musik yang mengiringi ritme-ritme atau tari-tarian rakyat di sekolah dan pada
acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita menulis surat pada seorang teman
di rumah.
b) Menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti
melukis, hasta karya tanah liat, membuat sketsa, dan latihan menulis indah.
c. Menyimak Estentik
Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciational
listening) adalah fase terakhir kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak
ekstensif, mencakup:
a) Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan rekaman-rekaman.
b) Menikmati cerita, puisi teka-teki gemerencing irama dan lakon-lakon yang dibacakan atau
diceritakan oleh guru, siswa, atau aktor.
d. Menyimak Pasif
Cara yang seolah-olah tidak memerlukan upaya bagi anak-anak dari sejumlah penduduk pribumi
mempelajari bahasa asing dapat disebut sebagai menyimak pasif (passive listening). Yang
disebut menyimak pasif adalah penyertaan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya
menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar
kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. Sebenarnya otak kita bukan main
aktifnya dalam mendaftarkan bunyi-bunyi, bau-bauan, dan bentuk-bentuk, rupa-rupa, walaupun
pada saat kita seola mengarahkan perhatian pada hal lain, bahkan pada saat kita tidur nyenyak.
Kalau kita tahu bahwa tanpa upaya sadar pun otak kita dapat berbuat banyak dalam menguasai
suatu bahasa asing maka kita akan dapat memetik keuntungan dari sumber yang tersembunyi ini.
Kita hendaknya memberi kesempatan kepada otak kita untuk bekerja seefisien mungkin. atau
melakukan hal ini maka kita perlu mempergunakan teknik-teknjk tertentu yang bermanfa antara
lain :
a. Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak
b. Tenang dan santailah
c. Jangan memasang rintangan bagi bunyi
d. Berikanlah waktu yang cukup bagi telingan dan otak
e. Berilah kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara kita mengerjakan sesuatu yang
lain
Keempat kegiatan menyimak yang telah dibicarakan di atas – Menyiak sosial, Menyimak
sekunder, Menyimak estetik dan menyimak Pasif— kita masukak kedalam kelompok Menyimak
ekstensif.
2. Menyimak Intensif
Kalau menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih
umum serta tidak perlu di bawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif
diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.
Dalam hal ini haruslah diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut :
a) Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan pada butir –butir sebagai bagian dari
program pengajaran bahasa, atau
b) Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahan serta pengertian umum.
Jelas bahwa dalam butir kedua ini makna bahasa secara umum sudah diketahui oleh para siswa.
Di samping itu, masih ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan. Salah satu di antaranya
adalah formalitas bahasa, yaitu situasi tempatnya berada pada poros berikut ini:
slang — akrab — netral —formal

Kebanyakan kelas sedikit sekali mengingat latihan dan praktek dengan mempergunakan suatu
jenis bahasa selain daripada bahasa netral. Faktor lain yang juga harus dipahami adalah yang
menyangkut kecepatan pengutaraan: apakah itu suatu percakap yang cepat, atau suatu ujaran
yang diatur? Lebih jauh, apakah itu dipersiapkan dan dilalui ataukah mendadak tanpa persiapan?
Berapa orang ikut terlibat? Jelas bahwa semakin banyak terlibat maka semakin sulit jadinyaa.
Apak aksen si pembicara sudah biasa didengar oleh para siswa? Aksen-aksen bahasa regional
atau bahasa kelompok sangat membingungkan siswa pada pendengaran pertama, bahkan bagi
beberapa siswa mencemaskan. Sekali lagi, kekurangakraban dengan faktor-faktor ini benar dapat
mengganggu pemahaman siswa terhadap makna bagian tersebut.
1) Menyimak Kritis
Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk
mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan berar dan ujaran
seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang kuat yang dapat diterima oleh akal
sehat.
Secara agak teperinci kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak kritis adalah :
a) Memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ujaran yang tepat, kata, pemakaian kata, dan unsur-unsur
kalimatnya.
b) Menentukan alasan “mengapa”
c) Memahami aneka makna petunjuk konteks.
d) Membedakan fakta dan fantasi, yang relevan dan yang tidak relevan
e) Membuat keputusan-keputusan.
f) Menarik kesimpulan-kesimpulan
g) Menemukan jawaban bagi masalah tertentu.
h) Menentukan mana informasi baru atau informasi tambahan bagi suatu topik.
i) Menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan, idiom, dan bahasa yang belum umum, belum
lazim dipakai.
j) Bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan keaslian, kebenaran atau adanya prasangka
atau kecerobohan, kekurang telitian serta kekeliruan.
Empat konsep penting dalam menyimak kritis adalah :
1) Penyimak harus yakin bahwa sang pembicara telah mendukung serta mendokumentasikan
masalah-masalah yang meraka kemukakan
2) Penyimak mengharap agar sang pembicara mengemukaka masalah-masalah khusus.
3) Penyimak mengharap agar sang pembicara mendemonstrasikan keyakinannya pada suatu
topik tertentu.
4) Pembicara harus percaya dan menuntut dengan tegas agar sang pembicara bergerak dari hal-
hal umum ke hal-hal khusus.
2) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a study-type listening atau
menyimak yang merupakan sejenis telaah.
Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah:
a) Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.
b) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat. kualitas, waktu, urutan
serta sebab-akibat.
c) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu.
d) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.
e) Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran mau pun pengorganisasiannya.
f) Memahami urutan ide-ide sang penibicara.
g) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting

3) Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat
mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatit para penyimak terhadap bunyi, penglihatan,
gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang
disimaknya.
4) Menyimak Eksploratif
Menyimak eksplorasif. menyimak yang bersifat menyelidik atau exploratory listening adalah
sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah
dan lebih sempit.
Dalam kegiatan menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatian untuk menjelajahi
serta menemukan :
a) Hal-hal baru yang menarik perhatian.
b) Informasi tambahan mengenai suatu topik
c) Isyu, pergunjingan, atau buah mulut yang menarik.
5) Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiata menyimak intensif yang
menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir
dari ujaran sang pembicara karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanya
Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan
perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang
pembicara.
6) Menyimak Selektif
Ciri-ciri keaktifan atau aktivisisme yang khas tidak membiarkan kita untuk berpuas hati
mempergunakan teknik atau cara pasif itu walaupun misalnya kita mempunyai kondisi-kondisi
ideal untuk berbuat sedemikian rupa
Beberapa bahasa menuntut adaptasi atau penyesuaian tertentu tenhadap aturan prosedur yang
disarankan berikut ini, tetapi bagi sebagian terbesar ciri-ciri bahasa yang berurutan ini hendaklah
disimak secara selektif dalam urutan sebagai berikut ini :
a. Nada suara
Banyak orang beranggapan bahwa mereka tidak dapat menyimak pada suatu bahasa sampai
mereka mengerti kata-kata tetapi sesudah itu kegiatan menyimak terlalu terlambat.
Bila dengan menyimak secara secukupnya seseorang menjadi insaf dan tahu secara sadar atau
tidak sadar akan perbedaan-perbedaan yang bermakna, dan dapat menirunya serta
mengucapkannya kembali, maka itulah semua yang dibutuhkan oleh pemakai praktis suatu
bahasa.
b. Bunyi-Bunyi Asing
seseorang menyimak secara selektif pada aneka vaniasi nada suatu bahasa yang biasanya
memakan waktu palin seminggu atau lebih, maka bunyi-bunyi asing tertentu. baik konsonan
ataupun vokal tertentu sangat menanik perhatiannya.
Sesungguhnya, kita bahkan tidak mengetahui bagian-bagian mulut kita yang mana yang telah
bergerak. Semua kegiatan yang amat tratur rapi ini dikendalikan oleh otak kita, yang dapat kita
katakan telah di pasang untuk menghubungkan tanda-tanda antara impresi-impresi akustik dan
mekanijsme-mekanisme penggerak yang terlibat atau ikut serta dalam peniruan bunyi-bunyi itu.
c. Bunyi-Bunyi yang Bersamaan
Dapat dikatakan bahwa kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari bahasa-bahasa
bersifat sistematis. Bahasa-bahasa tidak lebih dari sistemis lambang yang amat rumit, amat
kompleks, dan haruslah merupakan sistem-sistem atau kita tidak akan pernah dapat
mengingatnya.
Bila kita terus menyimak aneka perangkai bunyi yang bersamaan baik konsonan ataupun vokal
maka kita segera melihat bahwa disamping hal tersebut mempunyai bunyi-bunyi yang beraneka
ragam. sebenarnya terdapat sejumlah bunyi distuigtif yang amat terbatas dalam beberapa bahasa
hanya kira-kira selusin, dan dalam bahasa-bahasa lainnya sekitar lima lusin, tetapi tanpa
menghiraukan jumlahnya toh jauh lebih sedikit daripada yang pertama sekali kita bayangkan.
d. Kata dan Fras-Frase
Bila seseorang mendengar berulang kali koinbinasi-kombinasi yang terdiri atas lima atau enam
suku kata, maka agaknya ini merupakan frase Tetapi apakah kombinasi-kombinasi yang sering
muncul serupa itu merupakan kata atau frase sebenarnya tidaklah terlalu banyak menarik
perhatian atau menjadi urusan pelajaran bahasa. Anak-anak sudah barang tentu tidak mengetahui
perbedaan-perbedaan antara kata-kata dan frase-frase dan juga kita tidak perlu membedakan
kesatuan-kesatuan serupa itu tatkala kita mulai berbicara. Salah satu dari frase-frase yang paling
penting dalam menyimak kata-kata secara selektif, atau menyimak frase -frase dan kalimat-
kalimat secara selektif, adalah mencoba memahami dari konteks apa makna yang dikandungnya.
e. Bentuk-Bentuk Ketatabahasaan
Dalam kebanyakan bahasa, apa yang kita sebut “kata” itu tidak selalu muncul dan kelihatan
dalam bentuk yang sama. Kadang-kadang suatu imbuhan dilekatkan pada kata itu
sedangkan dalam kasus lain kita mempunyai perbedaan yang sangat besar. Contoh dari bahasa
Inggris:
god : went (bukan go-ed*)
good : better (bukan good-er*)
Akan tetapi, apa pun perubahan yang terjadi, kita perlu memperhatian kepadanya dengan jalan,
menyimak secara selektif pada perangkat-perangkat modifikasi tersebut. Apabila kita
mempelajari lebih banyak lagi struktur ketatabahasaan suatu bahasa, maka hendaknya kita
menyimak secara selektif pada setiap tipe ciri ketatabahasaan seperti jenis kelamin, waktu,
modus, bentuk, susunan kata, frase, klau Setiap ciri ketatabahasaan, terutama sekali yang
mungkin menimbulkan kesukaran pada para pelajar, haruslah disimak secara selektif.
Tujuan Menyimak
Kalau ada orang bertanya: “Apa fungsi menyimak bagi Anda?’ maka secara praktis kita dapat
menjawaban, antara lain:
1) Saya menyimak untuk memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut-pautnya
dengan pekerjaan atau profesi saya.
2) Saya menyimak agar saya menjadi lebih efektif dalam hubungan-hubungan antar pribadi
dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat bekerja, dan dalam kehidupan masyarakat.
3) Saya menyimak untuk mengumpulkan data agar saya dapat membuat keputusan- keputusan
yang masuk akal.
4) Saya menyimak agar dapat memberikan responsi yang tepat terhadap segala sesuatu yang saya
dengar (Hunt, 1981 : 14).
Memang tujuan orang untuk menyimak sesuatu itu beraneka ragam antara lain:
(1) Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dan
bahan ujaran sang pembicara dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar.
(2) Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi
yang diujarkan atau yang diperoleh atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni);
pendeknya dia menyimak untuk menikmati keindahan audial.
(3) Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menikmati apa-apa yang dia simak
itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngau logis-tak logis, dan lain-lain); singkatnya, dia menyimak
untuk mengevaluasi.
(4) Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta mennghargai apa-apa yang
disimaknya itu (misalnya: pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi
panel, perdebataan). pendek kata orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.
(5) Ada orang yang nienyimak dengan maksud agar dia dapat mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
Banyak contoh ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua itu merupakan bahan
penting dan menunjangnya dalam mengkomunikasik ide-idenya sendini.
(6) Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan bunyi-
bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) mana bunyi yang tidak
membedakan anti; biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing
yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
(7) Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara
kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan
berharga.
(8) Selanjutnya ada lagi orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk meyakinkan dirinya
terhadap suatu masalah atau pendengaran yang selama ini dia ragukan; dengan perkataan lain,
dia menyimak secara persuasif.

Dari uraian di atas dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa pada dasarnya “menyimak” itu dapat
kita pandang dari berba segi misalnya sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan berkomunikasi,
sebagai seni, sebagai proses, sebagai suatu responsi, dan sebagai pengalaman kreatif. Dengan
perkataan lain hakikat menyimak itu mencakup keenam aspek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai