Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN TUGAS 2/MATA KULIAH

MKWU4108/BAHASA INDONESIA
043820081_Moch Rafif Al Majid

Tugas Tutorial 2

1. Sebutkan & jelaskan ragam berbicara berdasarkan tujuannya!


2. Jelaskan perbedaan berbicqra ekspositf & berbicara Deskriptif!
3. Apa saja persiapan yang diperlukan agar seseorang dapat menyajikan pikiran & gagasan
secara oral?
4. Pada saat BErbicara formal harus memperhatikan kaidah penggunaan Bahasa Indonesia.
Kaidah apa saja yang harus diperhatikan? Jelaskan!
5. Jelaskan pengertian dari presentasi & sebutkan manfaatnya!

JAWABAN
1.) Akhir pembicaraan, pembicara menginginkan respons dari pendengar. Pada
umumnya tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan,
menstimulasikan dan meyakinkan atau menggerakan pendengarnya. Sejalan dengan
tujuan berbicara tersebut di atas dapat kita klasifikasi berbicara menjadi 5 jenis, yaitu
antara lain:

1. Berbicara menghibur, biasanya suasana santai, rileks dan kocak. Tidak berarti
bahwa berbicara menghibur tidak dapat membawakan pesan dalam berbicara
menghibur tersebut pembicara berusaha membuat pendengarnya senang gembira dan
bersukaria.
Contoh:
Jenis berbicara ini, antara lain lawakan, guyonan dalam ludruk, srimulat, cerita kaba
yan, cerita Abu Nawas dan lain-lain.

2. Berbicara menginformasikan. Dalam suasana serius, tertib dan hening. Berbicara


menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis dan tepat isi agar
informasi benar-benar terjaga keakuratannya.
Contoh:
1. Penjelasan menteri Sekneg sehabis sidang kabinet
2. Penjelasan menteri penerangan mengenai sesuatu kejadian, peraturan pemerintah,
dan sebagainya.

3. Berbicara menstimulasi, berbicara menstimulasi juga berusaha serius, kadang-


kadang terasa kaku, pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya dapat
disebabkan oleh wibawa, pengetahuan, pengalaman, jabatan atau fungsinya yang
memang melebihi pendengarnya. Berbicara menstimulasi, pembicara berusaha
membangkitkan semangat pendengarnya sehingga pendengar itu bekerja lebih tekun,
berbuat lebih baik, bertingkah lebih sopan, belajar lebih berkesenambungan.
Pembicara biasa dilandasi oleh rasa kasih sayang, kebutuhan kemauan, harapan, dan
inspirasi pendengar.
Contoh:
1. Nasehat guru terhadap siswa yang malas, melalaikan tugasnya
2. Pepatah petitih, pengajaran ayah kepada anaknya yang kurang senonoh
3. Nasehat dokter pada pasiennya

4. Berbicara meyakinkan, sesuai dengan namanya, bertujuan meyakinkan


pendengarnya, suasananya pun bersifat serius, mencekam dan menegangkan.
Pembicara berusaha mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju,
dari tidak simpati menjadi simpati dari tidak mau membantu menjadi mau membantu.
Pembicara harus melandaskan pembicaraannya kepada argumentasi dan nalar, logis
masuk akal, dan dapat bertanggungjawabkan dari segala segi.
Contoh:
1. Pidato petugas KBN didepan masyarakat yang anti keluarga berencana
2. Pidato petugas Depsos pada masyarakat daerah kritis tetapi segan
bertransmigrasi,

5. Berbicara menggerakkan, juga menuntut keseriusan baik dari segi pembicara


maupun dari segi pendengarnya. .Pembicara dalam berbicara mendengarkan haruslah
berwibawa, tokoh, idola, panutan masyarakat.
Misal:
- Bung Tomo dapat membakar semangat juang para pemuda pada peristiwa 10
November 1945 di Surabaya.

2.) Berbicara Deskriptif : Berbicara dengan menggambarkan atau memaparkan suatu


objek secara jelas dan terperinci.
Contoh Prosedur pemakain mesin cuci

Berbicara Ekspositif : salah satu bentuk berbicara yang menerangkan dan menguraikan
suatu pokok pikiran. Gaya penulisan ekspositoris (bersifat eksposisi) biasanya informatif,
yaitu gaya bahasa yang objektif atau tidak emosional

3.) persiapan persiapan yang di perlukan agar seseorang dapat menyajikan pikiran dan
gagasan secara oral :

Pertama, menganalisis tujuan dalam berbicara dapat dirumuskan sebagai proses


transfer pengetahuan secara akurat, menumbuhkan minat, mendorong
perubahan berperilaku dan merangsang imajinasi/kreativitas. Sebelum berbicara,
kita harus dapat menentukan tujuan apa yang akan ditekankan, sehingga
audiens dapat menerimanya dengan baik. Jika tujuan tersebut merupakan ajakan
perubahan berperilaku, maka pembicara harus memberikan gagasan dan ide-ide
untuk memperkuat perubahan tersebut.

Kedua, menentukan kata kunci artinya pembicara menentukan kata kunci secara
detail dengan cara menggarisbawahi setiap kata penting. Kata-kata penting yang
dipilih harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin disampaikan. Teknik untuk
dapat mengambil inti/penggalan teks adalah dengan mengidentifikasi tiga kata
yang mewakili ringkasan isinya. Cara ini dapat meningkatkan keakuratan
penafsiran, tetapi memerlukan kerja keras untuk berpikir tentang makna dasar
dibalik kata-kata kunci.
Ketiga, pemahaman suasana teks dapat membantu penafsiran dengan tepat.
Pemahaman suasana teks seperti riang, sopan, serius, kagum, dan humor harus
dimiliki oleh seorang pembicara. Masalah umum bagi seseorang yang belum
berpengalaman berbicara adalah belum mampu menentukan tempat pergantian
suasana hati. Apabila pergantian suasana tidak tepat, akan mengakibatkan
penafsiran yang berbeda.

Keempat, penggunaan bahasa tubuh (gesture) ketika berbicara akan membantu


penyampaian pesan secara jelas kepada audiens. Gesture berkaitan erat dengan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
nilai rasa, perasaan pikiran, dan pemaknaan sesuatu. Oleh karena itu, saat
berbicara gesture harus diperhatikan sesuai dengan proporsi dan
kebermanfaatannya. Hindarkan gerakan tubuh yang kurang mendukung
terciptanya suasana dalam berbicara.

Kelima, pemilihan strategi berbicara dapat dibedakan berdasarkan ada dan


tidaknya teks. Strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Impromptu (spontan). Artinya pembicara tidak ada persiapan untuk
bicara,jadi sifatnya spontan.
(2) Hafalan. Artinya sebelum bicara pembicara telah mempersiapkan naskah
pidatonya, kemudian menghafalkannya kata demi kata.
(3) Naskah. Artinya ketika bicara pembicara membacakan naskah/teks yang
telah disusunnya.
(4) Ekstemporan (tanpa teks). Artinya pembicara hanya membawa catatancatatan
penting yang akan disampaikan ketika dipanggung

4.) Kaidah adalah pedoman. Didalam Bahasa Indonesia kaidah adalah pedoman dalam
berbahasa. Kaidah dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :

 Kaidah Ejaan adalah seluruh peraturan tentang bagaimana menggunakan simbol-


simbol bunyi bahasa serta bagaimana hubungan antara simbol-simbol tersebut.
Kaidah Ejaan mengatur tentang penggunaan beragam simbol kebahasaan yang
berdimensi luas.
 Kaidah Morfologi adalah pedoman dalam pembentukan kata. Kaidah Morfologi
bagi menjadi beberapa yaitu : kaidah Kata Majemuk, Kaidah kata Imbuhan, kaidah
kata ulang.
 Kaidah Sintaksis adalah suatu pedoman dalam bahasa yang mengatur hubungan
kata dengan kata, atau satuan yang lebih besar, atau satuan-satuan yang lebih besar
itu dalam bahasa.
 Kaidah Semantik adalah suatu pedoman bagian tata bahasa yang meneliti makna
dalam bahasa tertentu.

5.) Presentasi adalah kegiatan berkomunikasi di depan khalayak umum untuk


menyampaikan sebuah gagasan. Presentasi berfungsi menyampaikan sebuah informasi
atau mendiskusikan sebuah kegiatan yang akan diadakan. Presentasi sangat diperlukan
dalam membahas sebuah agenda kegiatan, bisnis dan pembelajaran.
Manfaat dari presentasi adalah dapat memaparkan informasi yang ingin disampaikan
kepada orang lain, meningkatkan tingkat kepercayaan diri dalam berkomunikasi secara
interpersonal maupun umum, mengembangkan kemampuan menjelaskan suatu inti topik
yang sudah disusun agar dapat diterima lebih mudah oleh audiens, memperdalam berbagai
macam penggunaan kosakata, gaya bahasa dan kalimat yang digunakan pada media
presentasi maupun pada saat penyampaian lisan serta menambah wawasan berkaitan
dengan media modern presentasi yang baik dan sesuai dengan situasi.

Anda mungkin juga menyukai