Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN

BERBICARA
Rizkia Husna (208110106)
Nadila Selvia DamaYanti (208110146)
Salsa Rabtrisia Kh (208110021)
Imely (208110102)
Miftahu Jannah An (208110163)
Pengertian Keterampilan Berbicara

Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda


yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible)
yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi
maksud dan tujuan gagasan atau ideide yang
dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku
manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis,semantik, dan linguistic.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan


bahwa berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk
mengkombinasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
mengembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang
pendengar atau penyimak
Tujuan
Bahasa sebagai sarana komunikasi, yaitu kita tahu bahwa bahasa
merupakan sarana kita untuk melakukan komunikasi satu sama lain.
b) Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi, yaitu dengan
bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu
ikatan, misalnya pekerjaan, integritas kerja suatu instansi atau
karyawan.
c) Bahasa sebagai sarana kontrol sosial, yaitu bahasaberfungsi untuk
mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam
omunikasi dapat saling memahami.
d) Bahasa sebagai sarana memahami dri, yaitu bahasa dalam
membangn karakter seseorang harus dapat memahami dan
mengidentifikasi kondisi dirinya sendiri.
e) Bahasa sebagai sarana ekspresi diri, yaitu yaitu bahasa dapat
digunakan untuk mengekspresikan diri misalnya menyatakan cinta
f) Bahasa sebagai sarana memahami orang lain, yaitu untuk menjamin
efektivitas
Faktor Penunjang Kegiatan Berbicara
Faktor kebahasaan, meliputi:
a) ketepatan ucapan,
b) penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang
sesuai,
c) pilihan kata,
d) ketepatan penggunaan kalimat serta tata
bahasanya,
e) ketepatan sasaran pembicaraan.
faktor nonkebahasaan, meliputi:
f) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
g) pendangan harus diarahkan ke lawan bicara,
h) kesediaan menghargai orang lain,
i) gerak-gerik dan mimik yang tepat,
j) kenyaringan suara,
k) kelancaran,
l) relevansi, penalaran,
m) penguasaan topik.

Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara


1) Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan
sendiri dan faktor yang berasal dari luar partisipan.
2) Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor
nonlinguistik, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan,
isyarat gerak bagian tubuh, dan
3) Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan
komunikasi, misalnya dalam keadaan marah, menangis,
dan sakit.
Jenis Keterampilan berbicara

● Bercerita
Bercerita adalah menuturkan suatu cerita secara lisan (walaupun bahan cerita
bisa berwujud karangan tertulis).

● Debat
Debat berarti bertukar pikiran secara terbuka untuk membahas masalah yang
masih merupakan pro dan kontra dengan memperhatikan aturan dan tata
tertib tertentu.

● Diskusi
Diskusi diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai
suatu masalah. Diskusi kelompok biasanya ditandai dengan lebih terbatasnya
jumlah peserta, tingkat keformalannya kurang menonjol. Diskusi panel biasanya
menghadirkan beberapa pembicara kunci atau para penyaji materi, kemudian
diikuti audiens. Dalam diskusi panel yang banyak berperan adalah para panelis
(para penyaji atau pembicara), audiens memang diberi kesempatan memberikan
pendapat atau tanggapan, tetapi jatahnya lebih sedikit.
• Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang
yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya
mengenai suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan
melalui radio atau ditayangkan pada layar televisi

• Pidato dan Ceramah


Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau
berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan
gambaran tentang suatu hal. Sedangkan ceramah merupakan
suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu
untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu.

• Percakapan
Percakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih.
Membangun komunikasi melalui bahasa lisan (melalui telepon,
misalnya) dan tulisan (di chat room). Percakapan ini bersifat
interaktif yaitu komunikasi secara spontan antara dua atau lebih
orang.
Strategi berbicara dalam situasi
formal dan non formal
Berbicara dalam situasi formal bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang pintar dan berpendidikan
tinggi mahir dan terampil berbicara. Buktinya, banyak sekali di antara kita khususnya pelajar yang masih
takut untuk berbicara di depan umum atau berbicara di depan banyak orang, bahkan di depan teman-
temannya. Terkadang ada orang mampu berbicara sangat lancer di luar situasi forma. Menurut Tarigan dkk.,
berbicara adalah keterampilan untuk menyampaikan pesan melalui bahasa secara lisan. Ditambahkannya,
pesan akan efektif diterima oleh pendengar apabila disampaikan dengan sajian nada yang runtut dan jelas.1
Sirait dalam Herdiansah menyebut, seorang public speaker papan atas, mendefinisikan public speaking
sebagai seni yang menggabungkan semua ilmu dan kemampu-an yang kita miliki.
Menurut Gamble dan Gamble, pemilihan topik yang tepat adalah
didasarkan kepada:
(1) Analisis diri anda untuk mengidentifikasi bahwa topik itu menarik minat
dan perhatian anda, dan secara khusus berada dalam penguasaan
pengetahuan anda;
(2) Analisis pendengar untuk mengidentifikasi hal-hal mengenai keinginan,
kebutuhan dan pengetahuan mereka yang berdampak pada pemilian topik;
(3) Identifikasi kejadian terhadap pembicaraan, termasuk setiap
permintaan khusus dari penyelenggara atau adanya peristiwa alam yang
menyebabkan timbulnya pembicaraan;
(4) Pilih area subjek pembicaraan umum dan kemudian dipersempit pada
subjek yang khusus sampai akhirnya pada subjek yang tersempit.
Pertama, menentukan tujuan. Pembicara harus dapat merumuskan secara jelas
tujuan umum, tujuan khusus dan ide sentral materi yang akan dibawakan.
Tujuan umum dapat berupa penyampaian informasi, membujuk, menyakinkan
atau memberi instruksi kepada pendengar. Tujuan khusus suatu pembicaraan
bergantung pada rumusan tujuan umum.

Kedua, mengumpulkan bahan atau materi pembicaraan. Mengumpulkan


bahan atau meteri pembicaraan dilakukan apabila penentuan tujuan
pembicaraan telah dinyatakan secara jelas. Bahan pembicaraan yang
dikumpulkan harus relevan dengan tujuan pembicaraan.

Menyusun Kerangka PembicaraanKerangka pembicaraan adalah suatu pola


atau acuan yang dipedomani oleh pembicara dalam menyusun dan
mengembangkan suatu gagasan pokok. Kerangka pembicaraan memang
sangat dibutuhkan apalagi pebicaraan yang sifatnya resmi atau formal.
Rambu-rambu yang harus
diprerhatikan dalam berbicara
formal
Adapun rambu-rambu yang harus diprerhatikan dalam berbicara formal, yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Mendengarkan dengan baik lawan bicara. Sikap ini sangat penting dalam berbicara karena apabila pembicara tidak
memperhatikan lawan bicara boleh jadi dia akan kehilangan focus pembicaraan.
2. Menggunakan kosa kata dan artikulasi yang jelas, nada yang pas dan intonasi yang yang baik
3. Menggunakan kata-NDWD VHSHUWL ¥NDPL atau NLWDµ NDUHQD NDWD-kata ini terdengar lebih sopan.
4. Tidak memotong alur pembicaraan orang lain. Beri waktu kepada orang lain untuk mengakhiri pembicaraannya,
dan setelah itu barulah kita mulai berbicara karena kita pasti memilki waktu dan kesempatan untuk berbicara.
5. Menggunakan kata-kata yang baku dan mudah dimengerti orang lain.
6. Berbicara harus menatap lawan bicara anda. Ketika berbicara kita harus
konsentrasi dengan baik kepada lawan bicara, jangan melihat ke arah lain
sehingga membuat lawan bicara tersinggung. Menatap lawan bicara ketika sedang
berbicara termasuk etika berbicara yang baik.
7. Suara harus terdengar jelas. Ketika berbicara, suara harus ditata agar pendengar
atau lawan bicara dapat menangkap dengan jelas apa yang sedang dibicarakan.
8. Menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. Ketika berbicara, seseorang
harus mengetahui subyek, predikat dan objek serta keterangan dalam kalimatnya.
9. Jangan menggunakan nada suara yang terlalu tinggi. Pada saat berbicara
gunakan nada suara yang datar saja, sehingga setiap orang dapat menangkap isi
pembicaraan dengan baik.
10. Pilih tema pembicaraan yang mudah dimengerti. Karena tujuan utama dalam
berbicara adalah untuk membuat pendengar atau lawan bicara dapat mengerti
apa yang sedang kita bicarakan, sebaiknya menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh orang lain.
Berdasarkan situasi, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu:
a. berbicara formal, yaitu kegiatan berbicara yang terikat pada aturan aturan,
baik aturan yang berkaitan dengan tatakrama maupun kebahasaan.
b. berbicara nonformal, yaitu kegiatan berbicara yang tidak terlalu terikat pada
aturan-aturan, kadang-kadang berlangsung secara spontan dan tanpa
perencanaan.

Berdasarkan alur pembicaraannya, berbicara dapat dikelompokkan menjadi


dua jenis, yaitu berbicara monologis, yaitu kegiatan berbicara yang
dilakukan searah. Pesan yang disampaikan pembicara tidak memerlukan
respons dari pendengar, misalnya pidato dan membaca puisi.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai