Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapakan
sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat disebut paragraf atau alinea.
Berdasarkan pengetian itu, paragraf dapat disebut sebagai untaian kalimat
yang berisi sebuah gagasan dalam karangan. Dengan pengertian itu,
sejalan dengan konsep untaian kalimat, paragraf yang ideal terdiri atas
sejumlah kalimat.
Jika paragraf terdiri atas sejumlah kalimat dan kalimat-kalimat
dalam paragraf itu berhubungan, dapat dikatakan bahwa menyusun
paragraf pada hakikatnya adalah menyusun sejumlah kalimat dalam
rangka menghubungkan sejumlah gagasan. Sehubungan dengan itu,
paragraf sering disebut sebagai karangan mini. Karena itu, tidaklah keliru
jika dinyatakan bahwa menyusun paragraf adalah menyusun karangan
mini.
Untuk membekali penyusunan paragraf yang baik, uraian yang
berisi pokok-pokok bahasan tentang paragraf berikut perlu dipelajari: (1)
persyaratan dan jenis-jenis paragraf yang mencakup paragraf induktif,
paragraf deduktif, dan paragraf campuran, (2) pengembangan paragraf
secara internal yang mencakup pengembangan gagasan utama ke dalam
gagasan penjelas dan penuangannya dalam paragraf, dan (3)
pengembangan paragraf secara eksternal.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan-rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf deskripsi?
2. Bagaimana langkah-langkah menulis paragraf deskripsi?

1
C. TUJUAN
Adapun tujuannya yaitu:
1. Kita dapat mengetahui pengertian paragraf deskripsi
2. Kita dapat mengetahui Macam-macam serta Ciri dan langkah-
langkah menulis paragraf deskripsi

D. MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
menulis paragraf deskripsi.
Dan makalah ini juga dapat bermanfaat bagi diri saya pribadi untuk
menambah pengetahuan penulis dalam menulis paragraf deskripsi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin “deskribere” yang berarti
menggambarkan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan
merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
Karangan jenis ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang
sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada
pembaca. Misalnya , suasana kampung yang begitu damai, tentram, dan
masyarakatnya yang saling menolong, atau suasana di jalan raya, tentang
hiruk-pikuknya lalu lintas dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi.
Perlu dipahami, sesuatu yang dapat dideskripsikan tidak hanya terbatas
pada apa yang kita lihat dan kita dengar saja, tetapi juga yang dapat kita
rasa dan kita pikir, seperti rasa takut, cemas, dan tegang.
Karangan deskripsi merupakan karangan yang kita susun untuk
melukiskan sesuatu dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya
khayal pada si pembaca. Untuk mencapai tujuan deskripsi itu, kita tuntut
untuk memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing
kesan serta citra drawi dan suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang kita
deskripsikan harus saji secara gemblang, hidup, dan tepat.
Disamping itu, penulis karangan deskripsi membutuhkan
keterlibatan perasaan. Dalam menulis deskripsi kita harus mampu
menghidupkan objek yang kita lukiskan yang sehidup-hidupnya, sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang kita lihat, dapat mendengar
apa yang kita dengar, dan dapat merasakan apa yang kita rasakan.

Karangan deskripsi merupakan penggambaran suatu keadaan


dengan kalimat-kalimat, sehingga menimbulkan kesan yang hidup.

3
Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan sehidup-hidupnya,
sehingga apa yang dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan
pembaca. Paragraf adalah kesatuan yang lebih tinggi dari kalimat.
Paragraf hanya terdiri dari satu tema. Paragraf bukan satu kalimat,
tetapi beberapa kalimat yang memiliki satu pokok pikiran. Pokok
pikiran dalam paragraf didukung oleh adanya kesatuan arti yang
bersumber dari beberapa kalimat. Jadi, paragraf bukan kumpulan dari
beberapa kalimat yang tidak memiliki kesatuan arti (Anwar Hasnun,
2006:25).
 Pertama, dilihat, didengar, dibaca dan dirasakan oleh pembaca.
 Kedua, adanya rincian terhadap objek yang dilukiskan. Rincian
tersebut dapat berupa ciri atau detail-detail sebuah Unsur-unsur
paragraf deskripsi dalam hal ini berarti bagian-bagian yang
membangun paragraf deskripsi. Unsur itu jugalah yang sekaligus
menjadi patokan penilaian suatu paragraf deskripsi, apakah
paragraf yang ditulis itu sempurna atau tidak. Wandono dalam
Siburian (2010:18) mengemukakan unsur-unsur karangan deskripsi
berikut ini.
1). Isi

Dalam paragraf deskripsi, isi merupakan aspek penilaian. Isi


mencakup topik dan urutan pengembangannya. Sebuah topik dapat
bersumber dari pengalaman, pengetahuan, imajinasi, pendapat dan
keyakinan, fakta. Jadi paragraph tersebut mungkin menyajikan
pendapat, keyakinan, fakta, pendapat sikap, tanggapan, imajinasi,
ramalan, dan sebagainya. Sebuah topik dalam paragraf dirumuskan
lagi ke dalam sub topik sehingga terbentuk kerangka yang baik, atau
urutan pengembangannya dalam sebuah paragraf.

Isi paragraf yang baik harus memperlihatkan urutan pengembangan


yang cukup mendetail, serta disusun dengan cermat dan logis. Dengan

4
demikian, susunan paragraf menjadi teratur dan penulis tidak keluar
dari sasaran yang telah dirumuskan.

2). Dalam sebuah paragraf organisasi isi perlu diperhatikan.


Organisasi isi dalam paragraf adalah mengolah bahan, mengaturnya,
mengembangkannya serta menyusunya dalam struktur yang logis.
Organisasi isi yang baik harus memperhatikan kohesi dan koherensi.
Kohesi dapat terlihat melalui penyusunan atau hubungan kalimat yang
logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraph menjadi
satu padu, utuh dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui
kata penghubung, kata ganti dan kata kunci (pengulangan kata yang
dipentingkan). Koherensi terlihat apabila kalimat yang satu dengan
yang alin jelas menunjukkan hubungan timbale balik yang logis serta
secara jelas membahas satu gagasan utama.

3). Diksi/ Pilihan Kata

Dalam paragraf deskripsi, diksi membuat karangan lebih menarik.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:264), diksi adalah
pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaanya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti
yang diharapkan).

Agar usaha mendayagunakan teknik penceritaan yang menarik


lewat pilihan kata maka diksi yang baik harus (1) tepat memilih kata
untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamatkan, (2) seorang
pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi dan nilai rasa pembacanya, (3) pilihan kata yang tepat
adan sesuai hanya mungkin kalau ia menguasai sejumlah besar kosa
kata (pembendaharaan kata).

5
4). Impresionisme

Paragraf deskripsi impresionisme memperlihatkan dua hal.


Pertama adanya objek yang dilukiskan. Objek yang dilukiskan itu
bersumber daari pengalaman, penamatan, imajinasi, dan sebagainya.
Dalam paragraf deskripsi pelukisan sebuah objek harus menarik
perhatian, sehingga benar-benar dapat objek. Objek yang dilukiskan
dai rincian tersebut akan memperlihatkan sebuah paragraf deskripsi
yang menarik. Dengan demikian sebuah karangan deskripsi dapat
memenuhi keberadaanya sebagai sebuah paragraf deskripsi yang khas.

Jadi, jelaslah bahwa sesuatu (objek) yang ingin dilukiskan haruslah


memiliki rincian yang dipandang menonjol mengenai objek itu.
Rincian terhadap objek tersebut juga dapat membedakan antara objek
yang dilukiskan dengan objek lainnya. Dengan demikian paragraf
deskripsi tersebut akan terlihat menarik.

Dalam penelitian ini, penilaian paragraf deskripsi menggunakan


unsur-unsur di atas sebagai deskriptor yang kemudian dikembangkan
menjadi indikator. Dengan indikator tersebut, maka data kemampuan
menulis paragraf deskripsi dapat diukur.

B. Macam-macam Paragraf Deskripsi

Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu


1. Paragraf deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau
tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari
berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran
dan perasaan pembaca.
Contoh :
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-
sebentar hiruk pikuk yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan
gegap gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati, pertanda
seorang raja rimbah alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.

6
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti.
Tak ada kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan
ada yang mengangkatnya.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api.
Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani
menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh
musuh lamnya “raja gulita”.
2. Paragraf deskripsi objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal
atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya
sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya. Agar suatu objek
mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus
melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya,
semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca.
Apabila objek yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya
dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek
rohani meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang
kerja dsb.

Contoh:
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia
memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang
melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya.
Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh
urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang
cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh
rintangan dan duri.

7
C. Ciri dan Langkah Paragraf Deskripsi

 Paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:


 menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
 penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan
melibatkan kesan indera,
 membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau
mengalami sendiri.
 Pola Pengembangan, Pola pengembangan spasial yaitu pola
pengembangan paragraf yang didasarkan ruang dan waktu
 Pola pengembangan sudut pandang atau objektif adalah pola
pengembangan paragraf yang didasarkan tempat dan posisi seorang
penulis dalam melihat sesuatu

Dengan demikian, dalam menulis deskripsi yang baik dituntut tiga


hal yaitu:
1. Kesanggupan berbahasa kita yang memiliki kekayaan
nuansa dan bentuk.
2. Kecermatan pengamatan dan keluesan pengetahuan kita
tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan.
3. Kemampuan kita memilih detail khusus yang dapat
menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsi

 Langkah-langkah paragraf deskripsi antara lain sebagai berikut:


(1) menentukan tema;
(2) menetapkan tujuan penulisan;
(3) mengumpulkan bahan;
(4) membuat kerangka karangan;
(5) mengembangkan kerangka karangan; dan
(6) merevisi karangan.

8
Langkah yang pertama adalah menentukan tema.
Pada kegiatan iniyang mula-mula dilakukan jika akan
menulis suatu karangan ialahmenentukan tema. Hal ini
berarti bahwa harus ditentukan apa yang dibahasdalam
tulisan. Tema adalah gagasan pokok yang hendak
disampaikan didalam penulisan. Gagasan atau ide pokok
dapat diperoleh dari pengalaman, hasil penelitian, beberapa
sumber, pendapat, dan pengamatan. Pernyataan tema
mungkin saja sama dengan judul, tetapi mungkin juga
tidak.
Langkah kedua adalah menetapkan tujuan
penulisan. Pada langkah ini setiap penulis harus
mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akan
dilaksanakannya. Perumusan tujuan penulisan sangat
penting dan harusditentukan lebih dahulu karena hal ini
merupakan titik tolak dalam seluruhkegiatan menulis
selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan,
akandiketahui apa yang harus dilakukan pada tahap
penulisan. Kita akan tahu bahan-bahan yang diperlukan,
macam organisasi karangan yang akanditerapkan, atau
mungkin sudut pandang yang akan dipilih. Tujuan
merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan
serta membatasi karangan.Kesadaran mengenai tujuan
selama proses penulisan akan menjaga keutuhantulisan.
Langkah ketiga adalah mengumpulkan bahan. Pada
waktu memilihdan membatasi topik kita hendaknya sudah
memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan. Dengan
membatasi topik, maka kita pun sebetulnya
telahmemusatkan perhatian pada topik yang terbatas itu,
serta mengumpulkan bahan yang khusus pula. Bahan
penulisan ini dapat dikumpulkan pada tahap prapenulisan

9
dan dapat pula pada waktu penulisan berlangsung.
Untuk masalah kecil yang tujuannya sudah jelas dalam
pikiran kita penetapan danpengumpulan bahan dapat
dilakukan pada waktu penulisan.
Langkah keempat adalah membuat kerangka
karangan. Agarorganisasi karangan dapat ditentukan,
sebelumnya kita harus menyusun kerangka karangan.
Menyusun kerangka karangan merupakan satu cara
untuk menyusun suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur
yang teratur darikarangan yang akan ditulis. Kerangka
karangan merupakan suatu rencanakerja yang dapat
digunakan sebagai garis besarnya dalam mengarang.
Kerangka karangan juga menjamin penulis dalam ide
secara logis dan teratur. Penyusunan kerangka karangan
sangat dianjurkan karena akan menghindarkanpenulis dari
kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi.
Kegunaan kerangka karangan bagi penulis adalah
(a) kerangkakarangan dapat ulis menyusun karangan secara
teratur dan tidak membahas satu gagasan dua kali serta
dapat mencegah penulis keluar darisasaran yang sudah
dirumuskan dalam topik atau judul; (b) sebuah
kerangkakarangan memperlihatkan bagian-bagian pokok
karangan serta memberikemungkinan bagi perluasan
bagian-bagian tersebut. Hal ini akan membantupenulis
menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai dengan
variasi yangdiinginkan; dan (c) sebuah kerangka karangan
akan memperlihatkan kepadapenulis bahan-bahan atau
materi apa yang diperlukan dalam pembahasan yangakan
ditulisnya nanti.
Langkah yang kelima adalah mengembangkan
kerangka karangan. Pada langkah ini penulis

10
mengembangkan kerangka karangan menjadi
suatukarangan atau tulisan yang utuh.
Dan langkah yang terakhir adalah
merevisikarangan. Pada langkah ini meneliti secara
meyeluruh mengenai ejaan.

 Contoh Paragraf Deskripsi:


Air
Nama benda itu air, air tersebut berwarna bening, kecuali
ketika dicampur dengan zat lain. Air tercurah dari langit dengan
lebat ataupun rintik-rintik. Kemudian sebagian air itu menyerap
kedalam tanah dan sebagian lari mengalir kelaut melalui sungai.
Kemudian siklus air kembali menguap, dan turun lagi menjadi
hujan.

 Ada tiga alternatif pendekatan dalam pendeskripsian, antara lain yaitu:


1. Pendekatan Ekspositoris
Dalam pendekatan ekspositoris, kita berusaha agar deskripsi yang kita
buat dapat memberi keterangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
sehingga pembaca dapat seolah-olah ikut melihat dan merasakan objek
yang kita deskripsikan.
2. Pendekatan Impresionostik
Tujuan deskripsi imperesionistik ialah untuk mendapatkan tanggapan
emosional pembaca ataupun kesan pembaca. Corak deskripsi ini
diantaranya juga ditentukan oleh macam kesan apa yang diinginkan
penulisnya.
3. Pendekatan Menurut Sikap Sengarang
Pendekatan ini sangat bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat
objek, serta pembaca deskripsinya.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sebagai salah
satu jenis karangan deskripsi ditulis untuk mendeskripsikan atau
memerikan, menggambarkan, atau melukiskan suatu objek sehingga
pembaca memiliki penghayatan seolah-olah menyaksikan atau
mengalaminya sendiri. Objek dalam karangan deskripsi itu dapat berupa
manusia dan tempat atau suasana.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
sangat penulis harapkan dari para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://basztra.blogspot.com/2012/06/makalah-menulis-deskripsi.html:

http://teguhhariyadi.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-contoh-
paragraf.html#ixzz2OzaPDoEI

13

Anda mungkin juga menyukai