Dosen Pembimbing:
Ns. Hendra Priyatnanto.,M.Kep
Disusun Oleh :
Meta Febyawati
891232015
2023
ANALISA KASUS
3. Pernah dirawat
Klien mengatakan belum pernah dirawat di RS.
1) Adanya nyeri
P = paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri):
Nyeri timbul saat beraktivitas
Q = qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan
serta deskripsi sifat nyeri yang dirasakan: Nyeri seperti
diremas – remas
R = region/tempat (lokasi sumber & penyebarannya): Nyeri
dada sebelah kiri menjalar ke punggung
S = severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10): Skala 6, sedang
T = time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya): nyeri terasa
hilang timbul
Rasa ingin pingsan/pusing () tidak ada () ada Jelaskan
2) Rasa ingin pingsan/pusing (√ ) tidak ada () ada
Jelaskan:
3) Sakit kepala : Klien mengatakan tidak merasakan sakit kepala
Frekuensi:
4) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi): ada, klien mengatakan
tidak merasakan kebas
4) Kejang () tidak ada ( ) ada Jelaskan
Cara mengatasi:
5) Mata : penurunan penglihatan () tidak ada () ada, jelaskan
6) Pendengaran : penurunan pendengaran () tidak ada () ada
7) Epistaksis : () tidak ada ( ) ada Jelaskan
c. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : () composmentis, ( ) apatis. ()somnolen, () spoor, ( )
koma
2) Skala koma glasgow (gcs) : respon membuka mata (e) 4
Respon motorik (m) 6 respon verbal 5
3) Terorientasi/disorientasi : waktu Tidak terkaji. tempat Tidak
terkaji Orang Tidak terkaji
4) Persepsi sensori : ilusi Tidak terkaji halusinasi Tidak terkaji
Delusi Tidak terkaji afek Tidak terkaji jelaskan :
5) Memori: Daya ingat klien tampak baik Masa lalu: Daya ingat
pada masa lalu klien baik
6) Alat bantu penglihatan/pendengaran () tidak ada ( ) ada,
sebutkan
7) Reaksi pupil terhadap cahaya : semetris kiri dan kanan
8) Fascial drop: postur Reflek Tidak terkaji
9) Penampilan umum tampak kesakitan : () tidak ada () ada,
menjaga area sakit Respon emosional: Tidak terkaji
8. Keamanan
a. Gejala (subyektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik): Tidak terkaji
2) Obat-obatan : klien mengatakan tidak ada alergi pada obat
3) Makanan : klien mengatakan tidak ada alergi pada makanan
4) Faktor lingkungan : klien mengatakan lingkungannya baik-baik
saja
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : () tidak ada ( )
ada, jelaskan
2) Riwayat transfusi darah; Tidak terkaji, riwayat ada reaksi
transfusi
5) Kerusakan penglihatan, pendengaran : () tidak ada () ada,
6) Riwayat cidera () tidak ada ( ) ada, sebutkan.
7) Riwayat kejang () tidak ada ( ) ada, sebutkan
b. Tanda (objektif)
1) Suhu tubuh: 36,50C ( n o r m a l 36,5-37,50C) diaforesis
Tidak terkaji
2) Integritas jaringan : baik
3) Jaringan parut () tidak ada ( ) ada, jelaskan
4) Kemerahan pucat () tidak ada () ada,
5) Adanya luka : luas Tidak terkaji kedalaman :Tidak terkaji
6) Drainase prulen : tidak terkaji, Peningkatan nyeri pada luka:
Tidak terkaji
7) Ekimosis/tanda perdarahan lain : tidak terkaji
8) Faktor resiko : terpasang alat invasive () tidak ada () ada,
9) Gangguan keseimbangan ( ) tidak ada ( ) ada, jelaskan:
Klien tampak merasa lemah
10) Kekuatan umum tonus otot: otot klien lemah Parese atau
paralisa
4 4
4 4
9. Seksual dan reproduksi
a. Gejala (subyektif)
1) Pemahaman terhadap fungsi seksual:
Klien mengatakan klien memahami terhadap seksual
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi (
fertilitas, libido, ereksi, menstruasi, kehamilan, pemakaian alat
kontrasepsi atau kondisi sakit): Klien mengatakan tidak pernah
menggunakan alat kontrasepsi
3) Permasalahan selama aktivitas seksual () tidak ada ( ) ada,
jelaskan: Klien mengatakan semenjak klien sakit tidak pernah
melakukan aktivitas seksual
4) Pengkajian pada laki-laki : raba pada penis Tidak terkaji
Gangguan prostat : Tidak terkaji
5) Pengkajian pada perempuan
a) Riwayat menstruasi (keturunan, keluhan): Tidak terkaji
b) Riwayat kehamila: Tidak terkaji
c) Riwayat pemeriksaan ginekologi misal pap smear: Tidak
terkaji
b. Tanda (obyektif)
1) Pemeriksaan payudara/penis/testis: Tidak terdapat kelainan
pada payudara, payudara tampak simetris
2) Kutil genital, lesi : Tidak terdapat lesi
10. Persepsi diri, konsep diri dan mekanisme koping
a. Gejala (subyektif)
1) Faktor stress: Klien mengatakan bahwa dia khawatir dengan
kondisi penyakit yang di alami klien sekarang
2) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan (sendiri atau
dibantu): K lien mengatakan klien dalam mengambil sesuatu
keputusan selalu dibantu dengan orang tua
3) Yang dilakukan jika menghadapi suatu masalah (misalnya
memecahkan masalah, mencari pertolongan/berbicara dengan
orang lain, dll): Klien mengatakan selalu berbicara disaat ada
masalah
4) Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang: Berusaha
berbicara sama keluarga
5) Perasaan cemas/takut : ( ) tidak ada () ada, jelaskan:
klien mengatakan bahwa dia khawatir dengan kondisi penyakit
yang di alaminya sekarang
6) Perasaan ketidakberdayaan ( ) tidak ada () ada,
jelaskan: Klien mengatakan tidak ada
7) Perasaan keputusasaan () tidak ada ( ) ada, jelaskan
8) Konsep diri
1) Citra diri: baik
2) Ideal diri : baik
3) Harga diri : Tidak terkaji Ada/tidak perasaan akan
perubahan identitas : tidak ada
4) Konflik dalam peran : tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Status emosional : ( ) tenang, () gelisah, () marah, ()
takut, () mudah tersinggung ()
2) Respon fisiologi yang terobservasi : perubahan tanda vital :
ekspresi wajah : Tidak menetu banyak respon yang dialami dari
peyankit hingga merasa gelisah.
D. Data penunjang
Tulis tanggal pemeriksaan:
1. Laboratorium
Hemoglobin, Pemeriksaan darah ini digunakan untuk memeriksa kadar
kolestrol yang ada di dalam sel darah merah.
Hematologi Hasil Satuan Nilai rujukan
Eritrosit 4.42 /mm3 4,5-5,9
Leokosit 12.60 /mm3 4000 – 11.000
Hematokrit 37,38 % 40 – 54
Hemoglobin 13,41% G/dl 13.5 – 17.5
Trigliserida 184 mg/dL <150
Kolestrol 218 mg/dL <200
HDL 68,75 mg/dL >34
LDL 118,63 mg/dL <100
CK-MB 366,3 mg/dL <=24
Troponin I 11,400 mg/dL <0,02
2. EKG
Pemeriksaan yang paling penting untuk menentukan masalah
pada jantung adalah yaitu pesangan EKG 12 sadapan. Karena Tanda
diagnostik penting pada MI akut adalah elevasi segmen ST yang bisa
didapat hasil dari EKG. Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal
adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi
segmen ST. Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang
Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
20% pasien akhirnya mengalami MI dengan perubahan EKG lain
seperti depresi ST atau gelombang T terbalik.Trombolisis tidak
bermanfaat pada keadaan ini, jadi agar aman bisa diobati sebagai
sindrom koroner akut nonelvasi segmen ST. Diagnosis penting yang
harus disingkirkan adalah diseksi aorta akut (mediastinum lebar pada
foto toraks, denyut menghilang. Regurgitasi aorta dan parikarditis
(perubahan EKG luas non spesifik) pada umunya pemberian
trombolisis lebih sering ditunda pada pasien dimana terapi dibenarkan
dari pada diberikan secara tidak tepat pada pasien dengan keadaan lain.
3. Obat-obatan
Obat yang dapat digunakan penyakit jantung koroner:
No Nama Obat Dosis Pemberian Fungsi
1. Inotropik 2-5 Injeksi Berfungsi untuk
jenis lain mcg/kgBB Intravena/infus meningkatkan
dopamin, kontraktilitas
doubutamin, miokard
norepinefrin
2. Trobolitik 0,9 mg/kg Injeksi berfungsi untuk
dengan Intravena menghancurkan
aktivator bekuan 3 jam
plasminogen pertama
dan
alteplase
3. Antikogulan 75-80 Injeksi berfungsi untuk
dengan obat U/kg BB Intravena mencegah
heparin atau atau 5000 bekuan diberikan
warfarin U 24 jam setelah
trombolitik
4. ACEI 10 mg, 1 Oral berfungsi untuk
xhari mengobati
hipertensi, gagal
jantung
No
Symptom Etiology Problem
1. DS : Penurunan curah Perubahan Kontraktilitas
- Klien mengatakan sesak jantung Otot Jantung
napas
- Klien mengatakan ada Kontraktilitas Otot Jantung
batuk Turun
DO : CRT >2
- Klien memakai masker detik
NRBM 10 Lpm.
- Klien tampak sesak Resiko Perfusi perifer tidak
- CRT >2 detik efektif
Nyeri Akut
E. Analisa Data
F. Diagnosa keoperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
otot jantung
2. Risiko Perfusi pirefer tidak efektif berhubungan dengan sirkulasi Suplay
Oksigen ke Miokard Menurun
3. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokard
G. Rencana Keperawatan
Tujuan & kriteria
No hasil Intervensi Kperawatan
1. Setelah dilakukan tindakan Observasi
3x24 jam, diharapkan curah - Identifikasi tanda gejala primer penurunan
jantung normal dengan kriteria curah jantung (meliputi dispnea,
hasil: kelelahan, edema, ortopnea, peningkatan
Sesak klien menurun CVP)
Lemah klien menurun - Monitor tekanan darah
Pucat klien menurun - Monitor intake dan ouput cairan
TD : 120/80 mmHg - Monitor saturasi oksigen
RR : 22 x/menit - Monitor keluhan nyeri dada
- Monitot EKG 12 sadapan
Terapeutik
- Posisikan semi fowler atau fowler dengan
kaki kebawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai (mis.
batasi asupan kafein, natrium, kolestrol,
dan makanan tinggi lemak)
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
memodifikasi gaya hidup sehat
- Berikan dukungan emmosional dan
spiritual
- Berikan oksigen untuk untuk
mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur
berat badan harian
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
2. Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan 3 x 24 jam, - periksa sirkulasi perifer meliputi
maka perfusi perifer nadi,crt,akral
- identifikasi faktor resiko gangguan
meningkat dengan Kriteria
sirkulasi (dm.merokok,hepertensi,kadar
hasil: kolestrol)
Denyut nadi meningkat terapeutik
Pengisian kapiler - hindari pengukuran tekanan darah pada
membaik <2 detik keterbatasan ekstremitas perfusi
Akral - lakukan pencegahan infeksi
- hindari pemasangan infus pada
membaik( hangat,kering,
keterbatasan ekstremitas perfusi
merah) Edukasi
Tekanan darah membaik - anjurkan olahraga rutin
- anjurkan menggunakan obat penuru
- darah jika perlu
- anjurkan berhenti merokok
3. Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 3x 24 jam - Identifikasi lokasi, karateristik durasi
diharapkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
menurun.dengan kriteria hasil
Terapeutik:
Kemampuan
- Berikan terapi nomfarmakologis untuk
menuntaskan aktivitas
meningkat mengurangi rasa nyeri (kompres
Keluhan nyeri menurun hangat/dingin, terapi musik)
Gelisah menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat
Kesulitan tidur menurun rasa nyeri(suhu ruangan, pencahayaan,
Frekuensi nadi membaik kebisingan)
Edukasi:
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
-
- Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
-
H. Implementasi
No Waktu Tindakan Keperawatan TTD
1. Senin 17 Observasi
september - Mengiidentifikasi tanda gejala primer
2023 penurunan curah jantung (meliputi
dispnea, kelelahan, edema)
10.00 - Mengiidentifikasi tanda gejala sekunder
penurunan curah jantung (meliputi batuk,
kulit pucat)
- Memonitor tekanan darah
- Memonitor intake dan ouput cairan
- Memonitor saturasi oksigen
- Memonitor keluhan nyeri dada
Terapeutik
- Memposisikan semi fowler atau fowler
dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
- Memberikan dukungan emmosional dan
spiritual
- Memberikan oksigen untuk untuk
mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
- Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
- Menganjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
- Menganjurkan berhenti merokok
- Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
- Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
- Berkolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
- Merujuk ke program rehabilitasi jantung
2. Selasa, 18 Observasi
september Identifikasi lokasi,karakteristik,
2023 - durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
10.15 - Identifikasi respons
nyeri non verbal
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri seperti
- tarik napas dalam
Edukasi
- Jelaskan penyebab nyeri
- .jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesic
3. Selasa18 Observasi: -
september - Mengidentifikasi lokasi, karateristik durasi
2023 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Terapeutik:
10.30 - Memberikan terapi nomfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (kompres
hangat/dingin, terapi musik)
- Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri(suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Memfasilitas istirahat dan tidur
Edukasi:
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Mengajarkan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
I. Evaluasi
No Tanggal SOAP TTD
. dan jam
1. Senin S:
november - Klien mengatakan seesak
2021 - Klien mengatakan nyeri dada ketika batuk
O:
10.15 - Klian tampak pucat
- Klien tampak meringis
- Klien memakai masker 10Lpm
- Keadaan Umum:
- TD : 150/100 mmHg
- N : Nadi : 100 x/menit
- RR : 28 x/menit
- S : 36,50 C
A:
- Masalah penurunan curah jantung dilanjutkan
P:
- Intervensi dihentikan
3 Selasa, 18 S:
september - Klien mengatakan lemah
2023 - Klien mengatakan sesak
O:
10.30 - Klien tampak lemah
- Terpasang NRBM 10Lpm
- Crt <2 detik
A:
- Masalah resiko perfusi perifer tidak efektif belum
teratasi
P:
- Intervensi dlanjutkan
3 Rabu,19 S:
september - Klien mengatakan mempunyai penyakit jantung
2023 koroner
- Klien mengatakan nyeri tibatiba dan hilang timbul
- Keadaan Umum:
P :Nyeri timbul saat beraktivitas
Q :Nyeri seperti diremas – remas
R : Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri hilang timbul
O:
- Klian tampak merasakan nyeri pada dada
- TD : 1500/100 mmHg
- N : Nadi : 100 x/menit
- RR : 28 x/menit
- S : 36,50 C
A:
- Masalah nyeri belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, berdasarkan data penelitian dari Jakarta Acute coronary
syndrome (JAC) Registry, terdapat total pasien sindrom koroner akut pada
tahun 2007, 2010, dan 2013 sebanyak 1223 pasien, 1915 pasien, dan 1925
pasien yang tergolong sebagai sindrom koroner akut non elevasi segmen ST.
Angka tersebut menunjukkan bahwa penyakit ini mengalami peningkatan
setiap tahunnya. dan diperkirakan angka kematian ini akan terus meningkat
hingga mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030.
E. MATERI
1. Pengertian serangan jantung (IMA)
2. Penyebab serangan jantung (IMA)
3. Gejala serangan jantung (IMA)
4. Komplikasi serangan jantung (IMA)
5. Pencegahan serangan jantung (IMA)
F. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
G. MEDIA
1. Powepoin
2. LCD proyektor
3. Leptop
1. 5 menit Pembukaan :
1. Memberi salam, Menjawab salam
memperkenalkan diri, dan Mendengarkan
membuka penyuluhan dan
2. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. 20 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
a) Pengertian serangan jantung
(IMA)
b) Penyebab serangan jantung
(IMA)
c) Gejala serangan jantung
(IMA)
d) Dampak & Komplikasi
serangan jantung (IMA)
e) Pencegahan dan Penanganan
serangan jantung (IMA)
3. 10 menit Evaluasi :
a. Menyimpulkan inti Menyimak dan
penyuluhan mendengarkan
b. Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan
c. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
d. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
a. Menyimpulkan materi Menjawab salam
penyuluhan yang telah
disampaikan
b. Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu
yang telah di berikan kepada
peserta
c. Mengucapkan salam
I. SETTING
J. PEMBAGIAN TUGAS
1. Moderator : Junaidi
2. Penyuluhan : Riki Saputra
3. Fasilitator : Aspariansyah
4. Peserta : Lansia Awal dan Akhir (45->56)
5. Observer : Erna Ningsih
K. EVALUASI
jenis tes : tes esay
1. Apa pengertian serangan jantung (IMA)?
2. Apa saja penyebab serangan jantung (IMA)?
3. Apa saja gejala-gejala serangan jantung (IMA)
4. Bagaimana komplikasi serangan jantung (IMA) bisa terjadi ?
5. Bagaimana cara pencegahan serangan jantung (IMA)?
SERANGAN JANTUNG (IMA)
https://drive.google.com/file/d/1D09ozB6-
6ejK1UgbgdKm895iLESbGmdk/view?usp=sharing
KEEFEKTIFAN TINDAKAN
KEPERAWATAN