Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)


PRAKTIK 1 STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI
(KDP)

Dosen Pembimbing:
Ns. Hendra Priyatnanto.,M.Kep

Disusun Oleh :
Meta Febyawati
891232015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN YARSI PONTIANAK

2023
ANALISA KASUS

Seorang pasien berusia 58 tahun, Tn. S, datang ke unit gawat darurat


dengan keluhan nyeri dada yang tiba-tiba. Pasien memiliki riwayat
penyakit jantung koroner yang sudah diketahui sebelumnya dan sedang
dalam pengobatan. Dokter menyarankan tindakan untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktivitas listrik jantungnya.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Nama Mahasiswa : Meta Febyawati
NIM : 891232015
Hari/Tanggal : Senin 17 September 2023
Kasus Nomor :7
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
L/P : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : Pontianak, 03-12-1964
Golongan darah : A/O/B/AB
Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/DI/DII/DIII/DIV/S1/S2/S3
Agama : Islam
Suku : Melayu
Statusperkawinan :kawin/belum/janda/duda(cerai:hidup/mati)
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Desa Parit Mayor
Diagnosa medik : Penyakit jantung coroner (PJK)
a) Tanggal Masuk: 17september 2023
b) Tanggal Keluar: 25 september 2023
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. R
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Melayu
Hubungan dgn pasien : Saudara
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jl. Desa Kapur
B. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama:
Klien mengatakan saat dirumah mengeluh sesak napas disertai
nyeri dada tiba tiba.
b. Faktor pencetus :
Klien mengatakan mempunyai riwayat jantung
c. Timbulnya keluhan: () bertahap () mendadak
d. Factor yang memperberat :
Klien mengatakan disaat melakukan aktivitas nyeri bertambah
2. Status kesehatan masa lalu
Pasien memiliki riwayat penyakit jantung koroner yang sudah
diketahui sebelumnya dan sedang dalam pengobatan

3. Pernah dirawat
Klien mengatakan belum pernah dirawat di RS.

C. Pengkajian pola fungsi dan pemeriksaan fisik


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Persepsi tentang kesehatan diri :
Klien mengatakan Pengetahuan dan persepsi pasien tentang
penyakit dan perawatannya:
Klien mengatakan menjalankan pengobatan
b. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan
1) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat?
Klien mengatakan membatasi makanan setelah tau penyakitnya
2) Pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri,
imunisasi?
Klien mengatakan pernah mengontrol atau memeriksa
kesehatan
3) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan
a) Yang dilakukan bila sakit? Klien mengatakan minum obat
ketika sakit dan kontrol rutin
b) Kemana pasien biasa berobat bila sakit? Klien mengatakan
hanya dirumah sakit
c) Kebiasaan hidup (konsumsi
jamu/alkohol/rokok/kopi/kebiasaan olahraga)
Merokok :klien mengatakan sudah tidak merokok, lama :
Alkohol : klien mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol
Kebiasaan olahraga, jenis : Klien mengatakan sedikit
berolahraga
c. Factor sosioekonomi yang berhubungan dengan kesehatan
1) Penghasilan : 3.500.000
2) Asuransi/jaminan kesehatan : BPJS
3) Keadaan lingkungan tempat tinggal : Klien mengatakan
keadaan lingkungan bersih
2. Nutrisi, cairan & metabolic
a. Gejala (subyektif)
1) Diit biasa (tipe) : jumlah makan per hari : 2x sehari
2) Pola diit : Tidak Terkaji makan terakhir : Pagi hari
3) Nafsu/selera makan : Tidak berselera Mual : () tidak ada (√) ada,
4) Muntah : (√) tidak ada () ada, jumlah Karakteristik
5) Nyeri ulu hati : (√) tidak ada () ada, Karakter/penyebab
6) Alergi makanan : (√) tidak ada ( ) ada
7) Masalah mengunyah/menelan : (√) tidak ada () ada, jelaskan
8) Keluhan demam : (√) tidak ada () ada, Jelaskan.
9) Pola minum/cairan : jumlah minum Tidak terkaji cairan yang
biasa diminum Tidak terkaji
10) Penurunan bb dalam 6 bulan terakhir : (√ ) tidak ada ( ) ada,
jelaskan
b. Tanda (obyektif)
1) Suhu tubuh: 36,50 C
2) Diaphoresis : (√) tidak ada () ada, jelaskan
3) Berat badan : 0 kg, tinggi badan : 0 cm Turgor kulit : tampak
kering tonus otot : klien tampak lemah
4) Edema : (√) tidak ada () ada, lokasi dan karakteristik
5) Ascites : (√) tidak ada ( ) ada, jelaskan
6) Integritas kulit perut Tidak terkaji Lingkar abdomen : Tidak
terkaji cm
7) Distensi vena jugularis : (√) tidak ada ( ) ada, jelaskan
8) Hernia/masa : (√) tidak ada ( ) ada, lokasi dan
karakteristik
9) Bau mulut/halitosis : (√) tidak ada () ada
10) Kondisi mulut gigi/gusi/mukosa mulut dan lidah : Tidak terkaji
3. Pernafasan, aktivitas dan latihan pernapasan
a. Gejala (subyektif)
1) Dispnea : () tidak ada (√ ) ada, jelaskan k l i e n
mengatakan akibat melakukan aktivitas sesak
bertabah dan berkurang saat istirhat
2) Yang meningkatkan/mengurangi sesak, Klien mengatakan meningkat
sesak saat beraktivitas dan menurun saat istirahat
3) Pemajanan terhadap udara berbahaya
4) Penggunaan alat bantu : () tidak ada (√) ada, pemasangan
oksigen
b. Tanda (obyektif)
a) Pernapasan : frekwensi 28 x/menit (16-24)/menit kedalaman
Normal Simetris: pergerakan thoraks tampak simetris
b) Penggunaan alat bantu nafas : Menggunakan pemasangan masker
NRBM 10 Lpm.
c) Batuk : tidak ada batuk
d) Fremitus : Premitus paru sama
Bunyi napas: lapang paru normal vesikuler
e) Egofoni : Tidak terkaji sianosis : Tidak terkaji
4. Aktivitas (termasuk kebersihan diri) dan latihan
a. Gejala (subyektif)
a) Kegiatan dalam pekerjaan : Tidak terkaji
b) Kesulitan/keluhan dalam aktivitas
- Pergerakan tubuh : Klien mengatakan kurang menggerakkan
tubuhnya karena merasa lemah jadi terasa malas
- Kemampuan merubah posisi () mandiri () perlu bantuan,
- Perawatan diri (mandi, mengenakan pakaian, bersolek,
makan, dll) () mandiri () perlu bantuan, jelaskan karena
merasa lemah untuk melakukan aktivitas
c) Toileting (BAB/BAK) : () mandiri, () perlu bantuan, karena
merasa lemah untuk melakukan aktivitas
d) Keluhan sesak nafas setelah beraktivitas : () tidak ada () ada,
e) Mudah merasa kelelahan :( ) tidak ada () ada, jelaskan
klien mengatakan merasa kelelahan disaat
melakukan aktivitas
f) Toleransi terhadap aktivitas : () baik ()kurang, jelaskan:
Klien mengatakan untuk mengurangi kelelahan klien
beristirahat
b. Tanda (obyektif)
a) Respon terhadap aktifitas yang teramati: Klien tampak gelisah
b) Status mental (misalnya menarik diri, letargi): ada, Klien
tampak cemas
c) Penampilan umum
I. Tampak lemah : ( ) tidak () ya, jelaskan : Karena klien
tampak lemah akibat sesak napas yang dilami
II. Kerapian berpakaian: Tidak rapi
d) Pengkajian neuromuskuler
Masa/tonus : Tmapak lemah
Kekuatan otot :
4 4
4 4

Rentang gerak : Klien dapat menggerakkan


Deformitas: Tidak terkaji
Bau badan: Tidak terdapat bau badan, bau mulut: tidak terdapat
bau mulut
5. Istirahat
a. Gejala (subyektif)
1) Kebiasaan tidur 09.00 malam Lama tidur 9 jam
2) Masalah berhubungan dengan tidur
a) Insomnia : (√) tidak ada () ada
b) Kurang puas/segar setelah bangun tidur : (√) tidak ada ( )
ada, Jelaskan
c) Lain-lain, sebutkan.
b. Tanda (obyektif)
1) Tampak mengantuk/mata sayu : () tidak ada (√) ada, jelaskan
klien mengalami sesak napas jadi sering terbangun dimalam
hari
2) Mata merah : () tidak ada (√) ada
3) Sering menguap : () tidak ada (√) ada
4) Kurang konsentrasi : () tidak ada (√) ada
6. Sirkulasi
a. Gejala (subyektif)
a) Riwayat hipertensi dan masalah jantung: () tidak ada () ada,
b) Riwayat edema kaki : () tidak ada () ada,
c) Flebitis: tidak terkaji
d) Rasa kesemutan : Klien mengatakan tidak ada merasa
kesemutan
e) Palpitasi : Tidak terdapat palpitasi
b. Tanda (obyektif)
1) Tekanan darah : 150/100 mmHg (normal 120:80
mmHg)
2) Mean Arteri Pressure/ tekanan nadi: 100 x/menit (normal 60-
100x/menit)
3) Nadi/pulsasi :
a) Karotis : Teraba
b) Femoralis : Teraba
c) Popliteal : Teraba
d) Jugularis : Teraba
e) Radialis : Teraba
f) Dorsal pedis : Teraba
4) Bunyi jantung : Normal Lub Dub frekuensi : 100x/menit
Irama : reguler kualitas : normal
5) Friksi gesek : Tidak terkaji murmur : tidak ada
6) Ekstremitas, suhu : 36,50 C warna : normal
7) Tanda homan : Tidak ada
8) Pengisian kapiler : CRT <2/detik
Varises : Tidak terkaji phlebitis : Tidak terkaji
9) Warna : membran mukosa : tampak pucat dan kering bibir :
tampak kering
Konjungtiva : merah muda sklera : putih susu
punggung kuku : Tidak ada klabing pingger tetapi puscat
7. Eliminasi
a. Gejala (subyektif)
1) Pola BAB : frekuensi : <3x/hari, konsistensi : klien
mengatakan padat
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu misal
: terpasang kolostomi/ileostomy) : Tidak terkaji
3) Kesulitasn BAB konstipasi : Tidak ada kesulitan dalam BAB
Diare: Tidak ada
4) Penggunaan laksatif : () tidak ada ( ) ada, jelaskan
5) Waktu BAB terakhir : <3x/hari
6) Riwayat perdarahan : Tidak ada pendarahan
Hemoroid : Tidak ada
7) Riwayat inkontinensia alvi : Tidak terkaji
8) Penggunaan alat-alat : misalnya pemasangan kateter : Tidak
ada
9) Riwayat penggunaan diuretik : Tidak terkaji
10) Rasa nyeri/rasa terbakar saat BAK : Klien mengatakan tidak ada
rasa nyeri saat BAK
11) Kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK
b. Tanda (obyektif)
1) Abdomen
I. Inspeksi : abdomen membuncit ada/tidak, jelaskan : tidak
II. Auskultasi : bising usus : 7 (normal dewasa 5-34
x/menit)bunyi abnormal () tidak ada () ada,
III. Perkusi
i. Bunyi tympani () tidak ada () ada
Kembung : () tidak ada () ada
ii. Bunyi abnormal () tidak ada() ada
2) Palpasi :
i. Nyeri tekan : tidak teraba nyeri di perut
ii. Nyeri lepas : Tidak terdapat nyeri lepas
3) Konsistensi : lunak/keras : kluarga mengatakan padat
Massa : () tidak ada () ada Jelaskan: Pola BAB : <3 x/hari
Warna : coklat
4) Abnormal : () tidak ada () ada
Jelaskan:
5) Pola BAK : baik (normal 4-8 x/hari)
Frekuensi : 4-5x/hari retensi : Tidak terkaji
6) Distensi kandung kemih : () tidak ada ( ) ada Jelaskan :
7) Karakteristik urin : k u n i n g
8. Bila terpasang colostomy atau ileustomy : keadaan Tidak menggunakan
kolostomi dan ileustomi Neurosensori dan kognitif
a. Gejala (subyektif)

1) Adanya nyeri
P = paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri):
Nyeri timbul saat beraktivitas
Q = qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan
serta deskripsi sifat nyeri yang dirasakan: Nyeri seperti
diremas – remas
R = region/tempat (lokasi sumber & penyebarannya): Nyeri
dada sebelah kiri menjalar ke punggung
S = severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10): Skala 6, sedang
T = time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya): nyeri terasa
hilang timbul
Rasa ingin pingsan/pusing () tidak ada () ada Jelaskan
2) Rasa ingin pingsan/pusing (√ ) tidak ada () ada
Jelaskan:
3) Sakit kepala : Klien mengatakan tidak merasakan sakit kepala
Frekuensi:
4) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi): ada, klien mengatakan
tidak merasakan kebas
4) Kejang () tidak ada ( ) ada Jelaskan
Cara mengatasi:
5) Mata : penurunan penglihatan () tidak ada () ada, jelaskan
6) Pendengaran : penurunan pendengaran () tidak ada () ada
7) Epistaksis : () tidak ada ( ) ada Jelaskan
c. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : () composmentis, ( ) apatis. ()somnolen, () spoor, ( )
koma
2) Skala koma glasgow (gcs) : respon membuka mata (e) 4
Respon motorik (m) 6 respon verbal 5
3) Terorientasi/disorientasi : waktu Tidak terkaji. tempat Tidak
terkaji Orang Tidak terkaji
4) Persepsi sensori : ilusi Tidak terkaji halusinasi Tidak terkaji
Delusi Tidak terkaji afek Tidak terkaji jelaskan :
5) Memori: Daya ingat klien tampak baik Masa lalu: Daya ingat
pada masa lalu klien baik
6) Alat bantu penglihatan/pendengaran () tidak ada ( ) ada,
sebutkan
7) Reaksi pupil terhadap cahaya : semetris kiri dan kanan
8) Fascial drop: postur Reflek Tidak terkaji
9) Penampilan umum tampak kesakitan : () tidak ada () ada,
menjaga area sakit Respon emosional: Tidak terkaji
8. Keamanan
a. Gejala (subyektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik): Tidak terkaji
2) Obat-obatan : klien mengatakan tidak ada alergi pada obat
3) Makanan : klien mengatakan tidak ada alergi pada makanan
4) Faktor lingkungan : klien mengatakan lingkungannya baik-baik
saja
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : () tidak ada ( )
ada, jelaskan
2) Riwayat transfusi darah; Tidak terkaji, riwayat ada reaksi
transfusi
5) Kerusakan penglihatan, pendengaran : () tidak ada () ada,
6) Riwayat cidera () tidak ada ( ) ada, sebutkan.
7) Riwayat kejang () tidak ada ( ) ada, sebutkan
b. Tanda (objektif)
1) Suhu tubuh: 36,50C ( n o r m a l 36,5-37,50C) diaforesis
Tidak terkaji
2) Integritas jaringan : baik
3) Jaringan parut () tidak ada ( ) ada, jelaskan
4) Kemerahan pucat () tidak ada () ada,
5) Adanya luka : luas Tidak terkaji kedalaman :Tidak terkaji
6) Drainase prulen : tidak terkaji, Peningkatan nyeri pada luka:
Tidak terkaji
7) Ekimosis/tanda perdarahan lain : tidak terkaji
8) Faktor resiko : terpasang alat invasive () tidak ada () ada,
9) Gangguan keseimbangan ( ) tidak ada ( ) ada, jelaskan:
Klien tampak merasa lemah
10) Kekuatan umum tonus otot: otot klien lemah Parese atau
paralisa

4 4
4 4
9. Seksual dan reproduksi
a. Gejala (subyektif)
1) Pemahaman terhadap fungsi seksual:
Klien mengatakan klien memahami terhadap seksual
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi (
fertilitas, libido, ereksi, menstruasi, kehamilan, pemakaian alat
kontrasepsi atau kondisi sakit): Klien mengatakan tidak pernah
menggunakan alat kontrasepsi
3) Permasalahan selama aktivitas seksual () tidak ada ( ) ada,
jelaskan: Klien mengatakan semenjak klien sakit tidak pernah
melakukan aktivitas seksual
4) Pengkajian pada laki-laki : raba pada penis Tidak terkaji
Gangguan prostat : Tidak terkaji
5) Pengkajian pada perempuan
a) Riwayat menstruasi (keturunan, keluhan): Tidak terkaji
b) Riwayat kehamila: Tidak terkaji
c) Riwayat pemeriksaan ginekologi misal pap smear: Tidak
terkaji
b. Tanda (obyektif)
1) Pemeriksaan payudara/penis/testis: Tidak terdapat kelainan
pada payudara, payudara tampak simetris
2) Kutil genital, lesi : Tidak terdapat lesi
10. Persepsi diri, konsep diri dan mekanisme koping
a. Gejala (subyektif)
1) Faktor stress: Klien mengatakan bahwa dia khawatir dengan
kondisi penyakit yang di alami klien sekarang
2) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan (sendiri atau
dibantu): K lien mengatakan klien dalam mengambil sesuatu
keputusan selalu dibantu dengan orang tua
3) Yang dilakukan jika menghadapi suatu masalah (misalnya
memecahkan masalah, mencari pertolongan/berbicara dengan
orang lain, dll): Klien mengatakan selalu berbicara disaat ada
masalah
4) Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang: Berusaha
berbicara sama keluarga
5) Perasaan cemas/takut : ( ) tidak ada () ada, jelaskan:
klien mengatakan bahwa dia khawatir dengan kondisi penyakit
yang di alaminya sekarang
6) Perasaan ketidakberdayaan ( ) tidak ada () ada,
jelaskan: Klien mengatakan tidak ada
7) Perasaan keputusasaan () tidak ada ( ) ada, jelaskan
8) Konsep diri
1) Citra diri: baik
2) Ideal diri : baik
3) Harga diri : Tidak terkaji Ada/tidak perasaan akan
perubahan identitas : tidak ada
4) Konflik dalam peran : tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Status emosional : ( ) tenang, () gelisah, () marah, ()
takut, () mudah tersinggung ()
2) Respon fisiologi yang terobservasi : perubahan tanda vital :
ekspresi wajah : Tidak menetu banyak respon yang dialami dari
peyankit hingga merasa gelisah.

11. Interaksi sosial


a. Gejala (subyektif)
1) Orang terdekat & lebih berpengaruh:
Klien mengatakan keluarganya
2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai
masalah:
Klien mengatakan ketika mempunyai masalah menyelesaikan
dengan keluarganya
3) Adakah kesulitan dalam keluarga hubungan dengan orang tua,
saudara, pasangan, ( ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
4) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehatan, klien lain :
() tidak ada ( ) ada Sebutkan
b. Tanda (obyektif)
1) Kemampuan berbicara : () jelas,() tidak jelas
Tidak dapat dimengerti : Klien tampak lemah
2) Pola bicara tidak biasa/kerusakan: klien berbicara dengan baik
3) Penggunaan alat bantu bicara : klien tidak menggunakan alat
bantu
4) Adanya jaringan laringaktomi/trakeostomi: Tidak terkaji
5) Komunikasi non verbal/verbal dengan keluarga/orang lain:
Klien dapat berkomunikasi dengan baik dengan keluarga
maupun orang lain
6) Perilaku menarik diri : () tidak ada ( ) ada
Sebutkan
12. Pola nilai kepercayaan dan spiritual
a. Gejala (subyektif)
1) Sumber kekuatan bagi pasien: Klien mengatakan istri dan anak-
anaknya
2) Perasaan menyalahkan tuhan : () tidak ada ( ) ada
jelaskan
3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau
kepercayaan, macam: Tidak terkaji Frekuensi : Tidak terkaji
4) Masalah berkaitan dengan aktifitasnya tsb selama dirawat:
Tidak terkaji
5) Pemecahan oleh pasien: Tidak terkaji
6) Adakah keyakinan/kebudayaan yang dianut pasien yang
bertentangan dengan kesehatan () tidak ada ( ) ada ,
jelaskan
7) Pertengtangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan
yang dijalani : () tidak ada () ada , jelaskan
b. Tanda (obyektif)
1) Perubahan perilaku:
Klien mengalami perubahan dalam perilaku yang secara
normal
2) Menolak pengobatan () tidak ada ( ) ada , jelaskan
3) Berhenti menjalankan aktivitas agama : () tidak ada ( ) ada
, jelaskan
4) Menunjukan sikap permusuhan dengan tenaga kesehatan
() tidak ada ( ) ada, jelaskan

D. Data penunjang
Tulis tanggal pemeriksaan:
1. Laboratorium
Hemoglobin, Pemeriksaan darah ini digunakan untuk memeriksa kadar
kolestrol yang ada di dalam sel darah merah.
Hematologi Hasil Satuan Nilai rujukan
Eritrosit 4.42 /mm3 4,5-5,9
Leokosit 12.60 /mm3 4000 – 11.000
Hematokrit 37,38 % 40 – 54
Hemoglobin 13,41% G/dl 13.5 – 17.5
Trigliserida 184 mg/dL <150
Kolestrol 218 mg/dL <200
HDL 68,75 mg/dL >34
LDL 118,63 mg/dL <100
CK-MB 366,3 mg/dL <=24
Troponin I 11,400 mg/dL <0,02

2. EKG
Pemeriksaan yang paling penting untuk menentukan masalah
pada jantung adalah yaitu pesangan EKG 12 sadapan. Karena Tanda
diagnostik penting pada MI akut adalah elevasi segmen ST yang bisa
didapat hasil dari EKG. Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal
adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi
segmen ST. Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang
Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
20% pasien akhirnya mengalami MI dengan perubahan EKG lain
seperti depresi ST atau gelombang T terbalik.Trombolisis tidak
bermanfaat pada keadaan ini, jadi agar aman bisa diobati sebagai
sindrom koroner akut nonelvasi segmen ST. Diagnosis penting yang
harus disingkirkan adalah diseksi aorta akut (mediastinum lebar pada
foto toraks, denyut menghilang. Regurgitasi aorta dan parikarditis
(perubahan EKG luas non spesifik) pada umunya pemberian
trombolisis lebih sering ditunda pada pasien dimana terapi dibenarkan
dari pada diberikan secara tidak tepat pada pasien dengan keadaan lain.
3. Obat-obatan
Obat yang dapat digunakan penyakit jantung koroner:
No Nama Obat Dosis Pemberian Fungsi
1. Inotropik 2-5 Injeksi Berfungsi untuk
jenis lain mcg/kgBB Intravena/infus meningkatkan
dopamin, kontraktilitas
doubutamin, miokard
norepinefrin
2. Trobolitik 0,9 mg/kg Injeksi berfungsi untuk
dengan Intravena menghancurkan
aktivator bekuan 3 jam
plasminogen pertama
dan
alteplase
3. Antikogulan 75-80 Injeksi berfungsi untuk
dengan obat U/kg BB Intravena mencegah
heparin atau atau 5000 bekuan diberikan
warfarin U 24 jam setelah
trombolitik
4. ACEI 10 mg, 1 Oral berfungsi untuk
xhari mengobati
hipertensi, gagal
jantung
No
Symptom Etiology Problem
1. DS : Penurunan curah Perubahan Kontraktilitas
- Klien mengatakan sesak jantung Otot Jantung
napas
- Klien mengatakan ada Kontraktilitas Otot Jantung
batuk Turun

DO : Kegagalan Pompa Jantung


- Klien tampak pucat
Klien tampak lemah Gagal Jantung
- TD : 150/100 mmHg
- N : Nadi : 100 x/menit Penurunan Curah Jantung
- RR : 28 x/menit
- S : 36,50 C

2. DS : Resiko Perfusi perifer Suplay dan Kebutuhan


- Klien mengatakan sesak tidak efektif Oksigen Kejantung Tidak
napas Seimbang
- Klien mengatakan
Suplay Oksigen ke Miokard
lemah Menurun

DO : CRT >2
- Klien memakai masker detik
NRBM 10 Lpm.
- Klien tampak sesak Resiko Perfusi perifer tidak
- CRT >2 detik efektif

3. DS : Nyeri akut Iskemia Jaringan Miokard


- Klien mengatakan
mempunyai penyakit Nekrosis
jantung koroner
P :Nyeri timbul tiba tiba Suplay dan Kebutuhan
saat beraktivitas Oksigen Kejantung Tidak
Q:Nyeri seperti diremas Seimbang
– remas
Suplay Oksigen ke Miokard
R : Nyeri dada sebelah Menurun
kiri menjalar ke
punggung Metabolism
S : Skala nyeri 6 Anaerobmeningkat
T : Nyeri hilang timbul
DO : Timbunan Asam Laktat
- Klien tampak nyeri di Meningkat
bagian dada sebelah kiri
Nyeri Dada

Nyeri Akut

E. Analisa Data

F. Diagnosa keoperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
otot jantung
2. Risiko Perfusi pirefer tidak efektif berhubungan dengan sirkulasi Suplay
Oksigen ke Miokard Menurun
3. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokard
G. Rencana Keperawatan
Tujuan & kriteria
No hasil Intervensi Kperawatan
1. Setelah dilakukan tindakan Observasi
3x24 jam, diharapkan curah - Identifikasi tanda gejala primer penurunan
jantung normal dengan kriteria curah jantung (meliputi dispnea,
hasil: kelelahan, edema, ortopnea, peningkatan
 Sesak klien menurun CVP)
 Lemah klien menurun - Monitor tekanan darah
 Pucat klien menurun - Monitor intake dan ouput cairan
 TD : 120/80 mmHg - Monitor saturasi oksigen
 RR : 22 x/menit - Monitor keluhan nyeri dada
- Monitot EKG 12 sadapan
Terapeutik
- Posisikan semi fowler atau fowler dengan
kaki kebawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai (mis.
batasi asupan kafein, natrium, kolestrol,
dan makanan tinggi lemak)
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
memodifikasi gaya hidup sehat
- Berikan dukungan emmosional dan
spiritual
- Berikan oksigen untuk untuk
mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur
berat badan harian
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
2. Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan 3 x 24 jam, - periksa sirkulasi perifer meliputi
maka perfusi perifer nadi,crt,akral
- identifikasi faktor resiko gangguan
meningkat dengan Kriteria
sirkulasi (dm.merokok,hepertensi,kadar
hasil: kolestrol)
 Denyut nadi meningkat terapeutik
 Pengisian kapiler - hindari pengukuran tekanan darah pada
membaik <2 detik keterbatasan ekstremitas perfusi
 Akral - lakukan pencegahan infeksi
- hindari pemasangan infus pada
membaik( hangat,kering,
keterbatasan ekstremitas perfusi
merah) Edukasi
 Tekanan darah membaik - anjurkan olahraga rutin
- anjurkan menggunakan obat penuru
- darah jika perlu
- anjurkan berhenti merokok
3. Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 3x 24 jam - Identifikasi lokasi, karateristik durasi
diharapkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
menurun.dengan kriteria hasil
Terapeutik:
 Kemampuan
- Berikan terapi nomfarmakologis untuk
menuntaskan aktivitas
meningkat mengurangi rasa nyeri (kompres
 Keluhan nyeri menurun hangat/dingin, terapi musik)
 Gelisah menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat
 Kesulitan tidur menurun rasa nyeri(suhu ruangan, pencahayaan,
 Frekuensi nadi membaik kebisingan)
Edukasi:
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
-
- Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
-
H. Implementasi
No Waktu Tindakan Keperawatan TTD
1. Senin 17 Observasi
september - Mengiidentifikasi tanda gejala primer
2023 penurunan curah jantung (meliputi
dispnea, kelelahan, edema)
10.00 - Mengiidentifikasi tanda gejala sekunder
penurunan curah jantung (meliputi batuk,
kulit pucat)
- Memonitor tekanan darah
- Memonitor intake dan ouput cairan
- Memonitor saturasi oksigen
- Memonitor keluhan nyeri dada
Terapeutik
- Memposisikan semi fowler atau fowler
dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
- Memberikan dukungan emmosional dan
spiritual
- Memberikan oksigen untuk untuk
mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
- Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
- Menganjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
- Menganjurkan berhenti merokok
- Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
- Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
- Berkolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
- Merujuk ke program rehabilitasi jantung
2. Selasa, 18 Observasi
september Identifikasi lokasi,karakteristik,
2023 - durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
10.15 - Identifikasi respons
nyeri non verbal
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri seperti
- tarik napas dalam
Edukasi
- Jelaskan penyebab nyeri
- .jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesic
3. Selasa18 Observasi: -
september - Mengidentifikasi lokasi, karateristik durasi
2023 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Terapeutik:
10.30 - Memberikan terapi nomfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (kompres
hangat/dingin, terapi musik)
- Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri(suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Memfasilitas istirahat dan tidur
Edukasi:
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Mengajarkan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
I. Evaluasi
No Tanggal SOAP TTD
. dan jam
1. Senin S:
november - Klien mengatakan seesak
2021 - Klien mengatakan nyeri dada ketika batuk
O:
10.15 - Klian tampak pucat
- Klien tampak meringis
- Klien memakai masker 10Lpm
- Keadaan Umum:
- TD : 150/100 mmHg
- N : Nadi : 100 x/menit
- RR : 28 x/menit
- S : 36,50 C
A:
- Masalah penurunan curah jantung dilanjutkan

P:
- Intervensi dihentikan
3 Selasa, 18 S:
september - Klien mengatakan lemah
2023 - Klien mengatakan sesak
O:
10.30 - Klien tampak lemah
- Terpasang NRBM 10Lpm
- Crt <2 detik
A:
- Masalah resiko perfusi perifer tidak efektif belum
teratasi
P:
- Intervensi dlanjutkan
3 Rabu,19 S:
september - Klien mengatakan mempunyai penyakit jantung
2023 koroner
- Klien mengatakan nyeri tibatiba dan hilang timbul
- Keadaan Umum:
P :Nyeri timbul saat beraktivitas
Q :Nyeri seperti diremas – remas
R : Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri hilang timbul

O:
- Klian tampak merasakan nyeri pada dada
- TD : 1500/100 mmHg
- N : Nadi : 100 x/menit
- RR : 28 x/menit
- S : 36,50 C
A:
- Masalah nyeri belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
SAP
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
PADA KELOMPOK RESIKO TINGGI IMA

Pokok bahasan : Penyakit Serangan Jantung (IMA)


Sub pokok bahasan : Pencegahan Tentang Serangan Jantung (IMA)
Sasaran : Lansia Awal dan Akhir (45->56)
Hari/Tanggal : Jum’at, 12 November 2021
Jam : 09.00-09.40
Waktu : 40 menit
Tempat : Di aula kampus Stikes YARSI Pontianak

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, berdasarkan data penelitian dari Jakarta Acute coronary
syndrome (JAC) Registry, terdapat total pasien sindrom koroner akut pada
tahun 2007, 2010, dan 2013 sebanyak 1223 pasien, 1915 pasien, dan 1925
pasien yang tergolong sebagai sindrom koroner akut non elevasi segmen ST.
Angka tersebut menunjukkan bahwa penyakit ini mengalami peningkatan
setiap tahunnya. dan diperkirakan angka kematian ini akan terus meningkat
hingga mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit diharapkan lansia
awal dan akhir (45->56) mampu memahami tentang penyakit serangan
Jantung (IMA)
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan 40 menit, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Untuk mengetahui pengertian serangan jantung (IMA)
2. Untuk mengetahui penyebab serangan jantung (IMA)
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala serangan jantung (IMA)
4. Untuk mengetahui komplikasi serangan jantung (IMA)
5. Untuk mengetahui cara pencegahan serangan jantung (IMA)
D. MANFAAT PENULISAN
Setalah siap melakukan penyuluhan ini lansia dapat mengerti dan
memahami tentang gejala penyakit serangan jantung (IMA) dan cara
pencegahan agar lansia dapat menjaga pola hidup yang sehat.

E. MATERI
1. Pengertian serangan jantung (IMA)
2. Penyebab serangan jantung (IMA)
3. Gejala serangan jantung (IMA)
4. Komplikasi serangan jantung (IMA)
5. Pencegahan serangan jantung (IMA)

F. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

G. MEDIA
1. Powepoin
2. LCD proyektor
3. Leptop

H. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1. 5 menit Pembukaan :
1. Memberi salam, Menjawab salam
memperkenalkan diri, dan Mendengarkan
membuka penyuluhan dan
2. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. 20 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
a) Pengertian serangan jantung
(IMA)
b) Penyebab serangan jantung
(IMA)
c) Gejala serangan jantung
(IMA)
d) Dampak & Komplikasi
serangan jantung (IMA)
e) Pencegahan dan Penanganan
serangan jantung (IMA)
3. 10 menit Evaluasi :
a. Menyimpulkan inti Menyimak dan
penyuluhan mendengarkan
b. Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan
c. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
d. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
a. Menyimpulkan materi Menjawab salam
penyuluhan yang telah
disampaikan
b. Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu
yang telah di berikan kepada
peserta
c. Mengucapkan salam

I. SETTING

J. PEMBAGIAN TUGAS
1. Moderator : Junaidi
2. Penyuluhan : Riki Saputra
3. Fasilitator : Aspariansyah
4. Peserta : Lansia Awal dan Akhir (45->56)
5. Observer : Erna Ningsih

K. EVALUASI
jenis tes : tes esay
1. Apa pengertian serangan jantung (IMA)?
2. Apa saja penyebab serangan jantung (IMA)?
3. Apa saja gejala-gejala serangan jantung (IMA)
4. Bagaimana komplikasi serangan jantung (IMA) bisa terjadi ?
5. Bagaimana cara pencegahan serangan jantung (IMA)?
SERANGAN JANTUNG (IMA)

A. Pengertian Serangan Jantung (IMA)


Serangan jantung adalah suatu kondisi yang terjadi ketika darah
mengalir ke bagian jantung khususnya otot jantung tersumbat. Sehingga
jantung khususnya otot jantung jika aliran darah terputus lebih dari beberapa
menit, akan mengalami kekurangan oksigen bahkan bahkan mengalami
rusak/mati (infark) sel otot jantung (Salma, 2020). Serangan jantung dalam
bahasa medis disebut Infar miokard akut.

B. Penyebab Serangan Jantung (IMA)


Menurut Bachrudin (2016) penyebab terjadinya serangan
jantung/Infark Miokar Akut dibagi menjadi 2 adalah:
1. Penyebab yang dapat dirubah
a. Kolestrol tinggi
Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup panting
karena termasuk faktor resiko utama PJK. Kadar kolesterol darah
dipengaruhi oleh susunan makanan seharihari yang masuk dalam
tubuh (diet), hiperkolesterol akan menimbulkan pengendapan pada
arteri yang pada akhirnya akan mengakibatkan penyempitan arteri.
b. Tekanan darah tinggi
Hipertensi, komplikasi yang terjadi pada hipertensi biasanya
akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi
pada hipertensi yang tidak diobati akan menimbulkan penyempitan
pembuluh darah. Tempat yang paling berbahaya adalah bila
mengenai arteri miokardium.
Hipertensi terjadi karena menyempitnya pembuluh darah
yang diakibatkan oleh mengendapnya kalsium (darah dalam kondisi
terlalu basa) dan kolesterol di dinding pembuluh darah. Ditambah
dengan konsentrasi darah yang kental karena tingginya natrium
berakibat aliran darah kurang lancar sehingga menghambat suplai
makanan dan oksigen ke jaringan dan sel tubuh. Kondisi tersebut
memacu jantung untuk bergerak dan bekerja lebih keras, akibatnya
tekanan darah menjadi tinggi dan dalam jangka waktu tertentu bisa
menyebabkan serangan jantung.
c. Gula darah tinggi
Diabetus Millitus, Pasien diabetes militus akan menyebabkan
kerusakan pada pembuluh darah yaitu atherioskelerosis baik total
atau sebagian sehingga aliran darah ke jantung mengalami
penurunan.
d. Kegemukan
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada
laki-laki dan > 21 % pada perempuan. Obesitas sering didapatkan
bersama-sama dengan hipertensi, Diabetus Millitus, dan
hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol dan LDL kolesterol. Hal tersebut terkait dengan tingginya
kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas,
dimana biasanya kadar LDL (lemak jahat) lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar HDL (lemak baik/menguntungkan).
e. Merokok
Merokok dapat mempercepat pembentukan aterom dengan
mengganggu fungsi endotel pembuluh darah, menginduksi inflamasi
kronik, dan dislipidemia. Kadar kolesterol total dan LDL pada
perokok lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Berdasarkan penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang
merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar
fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh
darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan
demikian dapat menyebabkan gangguan aliran darah.
2. Penyebab tidak dapat dirubah
a. Umur
Umur, telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan
kematian akibat PJK. Sebagian besar kasus kematian terjadi pada
laki-laki umur 35-44 tahun dan meningkat dengan bertambahnya
umur. Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai
meningkat umur 20 tahun. Pada laki-laki kolesterol meningkat
sampai umur 50 tahun. Pada perempuan sebelum menopause (45
tahun) lebih rendah dari pada laki-laki dengan umur yang sama.
Setelah menopause kadar kolesterol perempuan meningkat menjadi
lebih tinggi dari pada laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semakin tua
usia, semakin besar pula risiko infark miokard akut. Hal ini berkaitan
dengan adanya proses degenerasi (penuan) yang terjadi secara
alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh
darahnya lebih kaku oleh sebab adanya plak (atherosklerosis).
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin, di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur
60 tahun didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan.
Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 X lebih besar
dari perempuan. Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena
infark miokard akut dibandingkan dengan perempuan. Hal ini diduga
terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok itu sendiri
ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh yang
dapat mengganggu aliran darah.

C. Menifestasi Serangan Jantung (IMA)


Menurut Baughman (2000) Tanda gejala yang dapat muncul pada
serangan jantung/infark miokard akut adalah sebegai berikut:
1. Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dapat meningkat secara menetap
sampai nyeri tidak dapat terhankan lagi.
2. Nyeri ini sangat sakit, seperti di tusuk–tusuk yang dapat menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
3. Nyeri mulai secara spontan, menetap selama beberapa jam atau hari dan
tidak hilang dengan bantuan istirahat
4. Nyeri disertasi sesak napas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang, dan mual serta muntah.

D. Dampak & Komplikasi Serangan Jantung (IMA)


Menurut Rampengan (2014) Komplikasi yang terjadi pada infark
miokar akut adalah sebagai berikut:
1. Aritmia jantung dan kematian mendadak (biasanya selama 24 jam dari
IMA)
2. Gagal Jantung kongestif atau disfungsi ventrikular
3. Syok kardiogenik
4. Trombosis vena dalam dan emboli paru
5. Perikarditis (Sindroma Dressler)
6. Ruptur otot papiler
7. Ruptur septum ventrikular
8. Ruptur dinding jantung
9. Sistemik emboli arteri
10. Aneurisma ventrikular

E. Pencegahan dan Penanganan Serangan Jantung (IMA)


Menurut Kemkes (2018) Pencegahan yang dapat dilakukan pada
infark miokar akut/serangan jantung adalah sebagai berikut:
1. Diet sehat dengan kalori seimbang
a. Kurangi konsumsi lemak maksimal 5 sendok makan minyak /hari
b. Kurangi konsumsi gula maksimal 4 sendok makan /hari
c. Kurangi garam maksimal 1 sendok teh /hari
2. Kelola sres
a. Beribadah sesuai keyakinan agama
b. Bersikap terbuka dan berpikiran positif
3. Berhenti merokok
4. Melakukan aktivitas fisik
Minimal 30 menit /hari selama 5 hari/minggu (150 menit/minggu), bisa
dilakukan di rumah diperjalanan atau ditempat kerja.
5. Cek kesehatan secara rutin
a. Bagi sehat/berisiko minimal 1 kali setahun
b. Bagu sudah menderita 1 kali sebulan
DAFTAR ISI

Bachrudin, M dan. Najib. M. (2016). Keperawatan Medikal Bedah I. Indonesia:


Kementerian kesehatan republik Indonesia.
Kemkes, (2018). Pencegahan PJK. (https://www.google.co.id/, Diakses pada
tanggal 10 November 2021).
Rampengan, S. H. dkk. (2014) Buku Praktis Kardiologi. Jakarta: Fakultas
kedokteran Universitas Indonesia
Salma. 2020. Tetap Sehat Di Usia 40: 100 Artikel Kesehatan Pilihan. Jakarta:
Gema Insasi
LINK VIDEO
EDUKASI INFARK MIOKARD AKUT

https://drive.google.com/file/d/1D09ozB6-
6ejK1UgbgdKm895iLESbGmdk/view?usp=sharing
KEEFEKTIFAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

Hasil beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan keefektifan


tindakan keperawatan yang diangkat oleh berdasarkan penelitian Gusya (2020)
yang berjudul “Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan
Pengetahuan Dan Sikap Prehospital Delay Time Sindrom Koroner Akut Pada
Kelompok Resiko Tinggi Kelurahan Tosaren”, didapatkan hasil yaitu:
1. Judul Penelitian
Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan
Pengetahuan Dan Sikap Prehospital Delay Time Sindrom Koroner Akut Pada
Kelompok Resiko Tinggi Kelurahan Tosaren.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian
Pendidikan Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap
Prehospital Delay Time Sindrom Koroner Akut Pada Kelompok Resiko
Tinggi Di Kelurahan Tosaren.
3. Responden
Sampel yang digunakaan dalam penelitian sebanyak 40 responden
4. Tempat Penelitian
Di Kelurahan Tosaren.
5. Alat Pengumpul Data
Alat ukur kuesioner yang digunakan adalah Kuesioner Acute
Coronary Syndrome (ACS) Response Index.
6. Hasil Penelitian
Hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
Dan Sikap Prehospital Delay Time pada resiko tinggi terjadi sindrom koroner
akut di kelurahan tosaren.
Berdasarkan Uji Wilcoxson Pengetahuan Skala Tanda dan Gejala
Sindrom Koroner Akut

Berdasarkan hasil output uji statistik diketahui Asymp. Sig. (2-tailed)


bernilai 0.000. karena nilai 0.000 ≤ 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0
Ditolak yang berarti ada Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam
Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Prehospital Delay Time Sindrom
Koroner Akut Pada Kelompok Resiko Tinggi di Kelurahan Tosaren.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan orang yang memiliki pendidikan tinggi akan semakin luas pula
pengetahuannya. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda dengan
orang yang berpendidikan rendah karena saat seseorang mengenyam
pendidikan orang tersebut akan mendapatkan ilmu yang baru secara terus
menerus. Tingkat pendidikan seseorang dapat meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan. Seseorang yang informasi tentang kesehatannya banyak
maka orang tersebut akan bersikap, berperilaku, dan patuh dalam
melaksanakan program kesehatan.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, namun
perilaku tersebut baru akan muncul ketika ada dorongan yang beralasan.
Salah satu bentuk dorongan dalam dunia kesehatan adalah dengan
memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk
mengunggah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pemeliharaan dan penigkatan kesehatan bagi dirinya
sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya.
Pendidikan kesehatan sebagai intervensi keperawatan mandiri dapat
direncanakan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami sindrom koroner akut. Keluarga
merupakan sumber daya penting pemberian layanan kesehatan, baik bagi
individu maupun keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Gusya, (2020). Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan


Pengetahuan Dan Sikap Prehospital Delay Time Sindrom Koroner Akut
Pada Kelompok Resiko Tinggi Kelurahan Tosaren.
(https://www.google.co.id/, Diakses pada tanggal 10 November 2021).
JURNAL KEEFEKTIFAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai