Anda di halaman 1dari 12

KARANGAN DESKRIPSI

Oleh : Putu Ari Pradhana


NPM : 1904420006
Mata Kuliah : Menulis Dasar
Dosen Pengampu : Nurulanningsih, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRIDINANTI

PALEMBANG

2020
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa
yang perlu dimiliki dan sangat erat hubunganya dalam dunia pendidikan oleh
karena itu siswa maupun mahasiswa yang sedang belajar mulai tingkat
pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi, yang bertujuan untuk
mencapai keterampilan- keterampilan berbicara, membaca, menyimak, dan
menulis.
Pada umumnya deskripsi menegaskan sesuatu, seperti apa sesuatu itu
kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana rasanya, dan sebagainya.
Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai dalam disiplin ilmu sebagai
istilah teknik. Saat data yang dikumpulkan, deskripsi, analisis, dan
kesimpulannya lebih disajikan dalam angka-angka maka hal ini dinamakan
penelitian kuantitatif. Sebaliknya, apabila data, deskripsi, dan analisis
kesimpulannya disajikan dalam uraian kata-kata maka dinamakan penelitian
kualitatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karangan deskriptif ?
2. Ciri – ciri dari karangan deskriptif !
3. Jelaskan tujuan dari karangan deskriptif !
4. Jelaskan manfaat dari karangan deskriptif !

C. Tujuan
Tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan kita tantang karangan deskriptif, dan penulis harapkan makalah
ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

D. Manfaat
Makalah ini dapat dimanfaatkan untuk panduan dalam menulis
karangan deskriptif. Tentunya sangat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan kita tantang karangan deskriptif.

1
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi merupakan salah satu jeni karangan yang harus
dikuasai oleh siswa maupun mahasiswa. Karangan ini diperkenalkan sejak
SD kelas IV. Oleh sebab itu, siapa pun orang yang akan menjadi guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia harus menguasai materi tentang karangan
deskripsi.
Menurut Finoza (2008:233-247), deskripsi adalah bentuk tulisan
yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan
jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Deskripsi ini berasal dari
kata “descrebe” yang berarti menulis tentang, atau membeberkan hal.
Dalam bidang karang mengarang, deskripsi dimaksudkan sebagai suatu
karangan yang digunakan penulis untuk memindahkan kesan-kesanya,
memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya, dan disajikan kepada para
pembaca. Dalam hal ini, Mariska ( 1992: 278) mengemukakan bahwa
deskripsi atau lukisan adalah melukiskan kesan atau panca indra semata
dengan teliti dan sehidup hidupnya agar pembicara atau pendengar dapat
melihat, merasakan, menghayati dan menikmati seperti yang dilihat,
didengar, dirasakan dan dihayati, serta dinikmati penulis.

B. Ciri-ciri Karangan Deskripsi


Karangan deskripsi mempunyai ciri-ciri khas, yaitu sebagai berikut.

1. Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang objek;


2. Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitifitas dan membentuk
imajinasi pembaca;
3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan
pilihan kata yang menggugah;
4. Deskripsi memaparkan tentang suatu yang dapat didengar dilihat dan
dirasakan titik misalnya: benda, alam, warna, dan manusia.
Adapun ciri-ciri karangan yang baik menurut Keraf ( 2006: 98)
adalah sebagai berikut.

2
1. Berisi tentang perincian-perincian sehingga objek nya terpandang di
depan mata;
2. Dapat menimbulkan kesan dan daya khayal pembaca;
3. Berisi penjelasan yang menarik minat serta orang lain/membaca;
4. Menyampaikan sifat dan perincian wujud yang dapat ditemukan
dalam objek itu;
5. Menggunakan bahasa yang cukup hidup, kuat, dan bersemangat serta
konkret.
Sejalan dengan pendapat di atas, Akhadiah (1997: 7- 31)
mengatakan bahwa Cici deskripsi terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Penulis memindahkan kesan-kesannya rumah hasil pengamatan, dan


perasaannya kepada pembaca.
2. Menggambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada
objek yang dilukiskan
3. Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang
dilihat didengar, dicium, diraba, tetapi juga dapat dirasakan oleh hati
dan pikiran, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, sedih, dan haru.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri karangan deskripsi adalah suatu karangan yang berisi perincian
perincian yang jelas tentang suatu objek dapat menimbulkan pesan
dan kesan bagi pembaca, menarik minat menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, menimbulkan daya imajinasi dan sensitifitas
pembaca serta membuat si pembaca seolah-olah mengalami langsung
objek yang dideskripsikan.

C. Macam-macam Deskripsi

Menurut Akhadiah (1997:7.35) macam-macam deskripsi mencakup


dua macam yaitu:

1. Deskripsi Tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap
peristiwa titik tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan

3
tempat. Semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat,
jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan
tempat terjadinya peristiwa tersebut.

2. Deskripsi Orang
Ada beberapa cara untuk menggambarkan atau mendeskripsikan
seseorang tokoh yaitu:

a. Penggambaran fisik, yang bertujuan memberikan gambaran yang


sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seseorang tokoh. Deskripsi
ini banyak bersifat objektif.
b. Penggambaran tindak-tanduk seseorang tokoh titik Dalam hal ini
pengarang mengikuti dengan cermat semua tindak-tanduk gerak-
gerik sama tokoh dari tempat ke tempat lain dan dari waktu ke
waktu lain.
c. Penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh utama
misalnya, penggambaran tentang pakaian, tempat kediaman,
kendaraan dan sebagainya.
d. Penggambaran perasaan dan pikiran tokoh didik hal ini memang
tidak dapat diserap oleh panca indra manusia. Namun, antara
perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan yang sangat erat.
pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, gerak tubuh
merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang pada
waktu itu.
e. Penggambaran watak seseorang. Aspek perwatakan ini paling
sulit dideskripsikan. pengarang harus mampu menafsirkan lahir
yang terkandung dibalik fisik manusia. tetapi, di sini pulalah
kekuatan seseorang pengarang. dengan keahlian dan kecermatan
yang dimilikinya, ia mampu mengidentifikasi unsur-unsur dan
kepribadian seseorang tokoh. kemudian, menampilkan dengan
jelas unsur-unsur yang dapat memperlihatkan watak seseorang.

4
D. Jenis-jenis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teknik Pendekatannya

Berdasarkan teknik pendekatannya karangan deskripsi dapat


dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Deskripsi Ekspositoris
Deskripsi ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis, yang
isinya merupakan daftar, rincian, semuanya, atau yang menurut
penulisnya hal yang penting-penting saja, yang disusun menurut sistem
dan urutan urutan logis objek yang diamati itu. Dalam deskripsi ini
dipergunakan pendekatan secara realistis artinya penulis berusaha agar
deskripsi yang dibuatnya terhadap objek yang telah diamati itu, harus
dapat dituliskan subjektif objektif nya sesuai dengan keadaan nyata yang
dilihatnya. Perincian-perincian perbandingan antara satu dengan bagian
lain, harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga tampak seperti
dipotret. Pendekatan yang realistis dapat dinamakan dengan kerjanya
Sebuah alat kamera yang dihadapkan dengan sebuah keadaan
sebenarnya.

Contoh:

Angkutan Kota

Angkutan kota di Jakarta banyak yang sudah reot, kebersihan


nyapu tidak terpelihara. Di lantai bis banyak terserang berserakan mata
sampah dan debu. Asap hitam biasanya terpelihara keluar dari
kendaraan menambah sesak udara di dalam bis. Para penumpang selalu
berjubel dan mereka biasanya meludah seenaknya di lantai bis.

Para penumpang dengan profesi yang berbeda biasanya


membawa barang-barang dan segala perlengkapan lainnya yang berbeda-
beda pula. Mereka tidak pilih bulu, lelaki wanita, tua mudah, semua
yang lengah pasti tercopet.

Banyak terlihat penjual makanan dan minuman serta mainan


anak-anak yang masuk kedalam bis. juga tidak jarang biasanya satu atau

5
dua orang pengamen yang dengan sengaja melantunkan lagu-lagunya
untuk menghibur para penumpang dengan harapan imbalan uang kecil
dari pendengarnya. Selain itu biasanya ada pula penjaja majalah, yang
menawarkan majalah aneka warna, dengan harga murah ternyata majalah
yang mereka jual adalah terbitan tahun lalu.

2. Deskripsi Impresionistis

Deskripsi impresionistis atau deskripsi simulatif adalah deskripsi


yang menggambarkan inspirasi penulisnya atau untuk menstimulus
pembacanya. deskripsi ini merupakan pendekatan yang berusaha
menggambarkan sesuatu secara subjektif. Pendekatan ini dapat
diumpamakan atau dibandingkan dengan gambar yang dibuat oleh para
pelukis. Para pelukis bebas menginterpretasi bagian-bagian yang
dilihatnya.

Contoh:

Penjual Majalah

Ketika saya sedang menaiki bus kota kemarin, di pintu saya di


hadangi 2 orang tukang copet. mereka berpakaian perlente, salah-salah
lihat seperti mahasiswa, karena membawa buku dan map-map. Ketika
saya melewati mereka, Mereka mencoba meraba saku saya, tetapi saya
Cukup puas pada. seorang wanita naik di belakang saya tiba-tiba
menjerit kehilangan dompet. kedua “ mahasiswa” itu segera turun dan
menghilang di antara kerumunan orang-orang di terminal.

Di lantai bis banyak berserakan sampah. udara di dalam bis


sangat panas karena penumpangnya penuh sesak. Untung saya mendapat
tempat duduk di dekat jendela.

E. Rambu-rambu Pendeskripsian Objek


Rambu-rambu pendeskripsian objek yang dapat diikuti oleh pengarang,
yaitu:
1. Menentukan apa yang akan dideskripsikan,

6
2. Merumuskan tujuan pendeskripsian,
3. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan, dan
4. Merincikan dan mengestimasikan hal-hal yang menunjukkan kekuatan
bagian yang akan dideskripsikan.

F. Langkah-langkah Menyusun Deskripsi


Langkah-langkah menyusun deskripsi, yaitu:
1. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan;
2. Tentukan tujuan;
3. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan;
4. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik ( sistematis ) atau
membuat kerangka karangan;
5. Menguraikan/mengembangkan kerangka karangan an menjadi karangan
deskripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan.
Kosasih ( 2003: 27- 38) menyarankan bahwa langkah-langkah
menyusun karangan deskripsi sebagai berikut.
1. Menentukan topik, tema, dan tujuan karangan;
2. Merumuskan judul karangan;
3. Menyusun kerangka karangan:
4. Mengumpulkan bahan/data;
5. Mengembangkan kerangka karangan;
6. Membaca cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan;
7. Menyempurnakan karangan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan


bahwa dalam menyusun karangan deskripsi tidak boleh
sembarangan, melainkan ada cara atau langkah-langkah dalam
menyusun deskripsi, Sehingga dalam membuat karangan deskripsi
dapat tersusun dengan baik dan isi yang terkandung di dalam dapat
diterima oleh pembaca dan seolah-olah pembaca dapat melihat dan
merasakannya.

G. Kriteria Karangan Yang Baik

7
Untuk membuat karangan yang baik, setidak-tidaknya penulis harus
memenuhi kriteria yang berhubungan dengan:
1. Tema
Tema adalah hal yang mendasari karangan/tulisan kita untuk membuat
karangan yang baik diperlukan tema atau topik. Keberhasilan
mengarang banyak ditentukan oleh tepat atau tidaknya tema/topik yang
dipilih.
2. Ketepatan isi dalam paragraf
Paragraf harus memiliki ide pokok, oleh karena itu paragraf yang baik
harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut.
a. Kesatuan
Kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang
membina paragraf harus secara bersama-sama menyatakan suatu
hal atau tema tertentu. karangan di atas adanya keterkaitan antar
paragraf pertama dengan kedua untuk paragraf pertama “
angkutan kota di Jakarta…”, sedangkan paragraf kedua nya
dijelaskan pula “ para penumpang dengan profesi yang
berbeda…”, kedua paragraf tersebut saling menyatu dalam
kesatuan dalam membuat karangan.
b. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan dalam paragraf adalah
kekompakan hubungan antar kalimat yang satu dengan yang lain
dan membentuk paragraf. Di dalam karangan di atas dijelaskan
pula adanya kepaduan antar paragraf yang kedua.
c. Perkembangan
Yang dimaksud dengan perkembangan karangan adalah
penyusunan atau perincian ide yang membina karangan. di dalam
karangan di atas perkembangan dalam menyusun ide juga dapat
dimunculkan.
Contoh:
1) Angkutan kota
2) Kondisi angkutan kota di Jakarta

8
3) Para penumpang yang berjubel.
Contoh diatas menunjukkan ada ide dalam membuat
perencanaan karangan dengan membuat kerangka dalam
karangan itu sendiri.
3. Kesesuaian isi dengan judul
Karangan yang baik harus memiliki kesesuaian antara isi dengan
judul. sebuah karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan di
dalam karangan dengan tema angkutan kota puisi di atas dapat
dimunculkan kesesuaian isi dengan judul, contohnya judul karangan di
atas mengenai angkutan kota di dalam paragraf pertama dan paragraf
seterusnya saling berkaitan sehingga memunculkan kesesuaian isi
dengan judul tersebut dapat tertata seirama antara isi dengan judul.
4. Ketetapan Susunan kalimat
struktur sebuah kalimat sangat penting, hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pembaca menangkap ide pokok dalam paragraf.
berikut pada ketepatan Hubungan antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain akan menentukan kejelasan kalimat. kalimat yang
baik, pertama kali haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. hal ini
berarti Kalimat harus disusun berdasarkan kaidah yang berlaku. Kaidah
bahasa meliputi:
a. Unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat;
b. Aturan tentang ejaan yang disempurnakan;
c. Cara memiliki kata dalam kalimat;
d. Ketepatan pemilihan kata atau diksi.
5. Ketepatan penggunaan ejaan
Penggunaan ejaan dalam karangan hendaknya berpedoman pada
buku pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
(EYD). hal ini berarti bahwa ejaan memegang peranan penting. tercakup
dalam penggunaan ejaan adalah penulisan huruf kapital, penulisan kata,
pemakaian tanda baca. Di dalam karangan di atas juga dapat dilihat
ketepatan penggunaan EYD dalam kalimat seperti di dalam paragraf
pertama dan paragraf seterusnya, sehingga dalam menulis karangan

9
ketepatan penggunaan EYD sangat mempengaruhi pembaca dalam
menafsirkan maksud si pengarang dalam menulis karangan tersebut.
H. Syarat-syarat Membuat Karangan Deskripsi
Menurut Akhadiah ( 1997: 7. 31), ada tiga syarat yang harus
diperhatikan dalam membuat karangan deskripsi yaitu:
1. Kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan
bentuk;
2. Kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat,
watak, dan wujud objek yang dideskripsikan:
3. Kemampuan memilih detail khas yang dapat menunjang ketepatan dan
keter hidupan pemerian.
Adapun aspek yang akan dinilai dalam bentuk suatu karangan
deskripsi antara lain:
1. Kesesuaian judul dengan isi karangan;
2. Penggunaan dan penulisan ejaan;
3. Pilihan kata dan diksi;
4. Struktur kalimat;
5. Keterpaduan antar kalimat ( dari segi ide);
3. SIMPULAN
Berdasarkan materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sebagai salah
satu jenis karangan deskriptif ditulis untuk mendeskriptifkan atau memerikan,
menggambarkan, atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki
penghayatan seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Objek dalam
karangan deskriptif itu dapat berupa manusia dan tempat atau suasana.

10
DAFTAR PUSTAKA

Suparno & Mohammad Yunus. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas
Terbuka

Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: RajaGrafindo Persada

11

Anda mungkin juga menyukai