Anda di halaman 1dari 19

4

atau mungkin dengan skala yang lebih besar atau lebih kecil dari
pada objek yang sesungguhnya.
Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis model yang telah
dikemukakan diatas.

1. Model Padat (Solid Model)

Suatu model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan


luar daripada objek dan acapkali membuang bagian-bagian yang
membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna, dan
susunannya. Contohnya: sejarah persenjataan: misalnya senapan,
meriam, kapak, batu, lembing, tombak,dan pedang.

2. Model Penampang (Cutaway Model)

Model penampang memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu


tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui
susunan bagian dalamnya. Kadang-kadang model ini dinamakan model X-
Rayatau model Crossectionyaitu model penampang memotong. Contoh:
anatomi manusia dan hewan, seprti: gigi, mata, kepala, otak, torso, tulang
belulang, jantung, paru-paru, dan bagian ginjal.

3. Model Susun (Builed-up Model)

Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau
sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu. Contoh: anatomi manusia
dan binatang, seperti: mata, telinga, jantung, tengkorak, otak.

4. Model Kerja (Working Model)

Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperlihatkan


bagian luar dari objek asli, dan mempunyai beberapa bagian dari benda
yang sesungguhnya. Contoh: peralatan musik, seperti: biola,seruling,
terompet, piano, harpa, trambulin.
5

5. Mock-up

Mosk-up adalah suatu penyederhanaan sususnan bagian pokok


dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunana nyata dari
bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu
proses mudah dimengerti oleh siswa. Contoh: penggunaan susunan
perangkap tikus.

6. Diorama

Diorama adalah sebuah pandangan tiga dimensi mini bertujuan untuk


menggambarkan pemandangan sebenarnya. Diorama biasanya terdiri
atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan di pentas yang
berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian. Contoh:
interior pada gua.

Dari pembagian diatas ada juga yang menambahkan dengan


model lain, yaitu:

1. widya wisata.

Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui


kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari
seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.

2. Boneka

Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang


termasuk tiruan dari bentuk binatang. Jadi sebenarnya boneka merupakan
salah satu model padat juga. Sekalipun demikian, karena boneka dalam
penampilannya memiliki karakteristik khusus, maka dalam bahasan ini
6

dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan boneka dimanfaatkan sebagai


media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka.

II.3 Membuat Model

 Kertas dan karton


Bagi siswa sangat berharga dalam proses belajarnya, sebab
memperoleh pengalaman dari kegiatan yang dilakukannya. Siswa
merencanakan bagaimana seharusnya sebuah model dapat
menggambarkan bagian terpenting, serta melakukan percobaan dengan
bahan-bahan yang ada untuk mebuat model. Proses perencanaan sebuah
model yang terbaik bagi para siswa, pertama-tama adalah mengumpulkan
poto-poto, gambar-gambar serta gambaran keseluruhan dari objek asli
atau meneliti objek aslinya

 Bubur kertas
Bubur kertas bias digunakan dalam membuat peta timbul dan untuk
menciptakan bola dunia. Juga bermanfaat untuk membuat daratan
pedesan, permukaaan gunung berapi pada sebuah kerangka dari kayu
berkawat, atau untuk membuat model topeng tanah liat atau plastic, untuk
membuat model binatang pada sebuah dasar rangka kawat ,membuat
kepala boneka, dan bentuk model buah-buahan dan sayur-sayuran
Cara mengadon bubur kertas
Untuk membuat bubur guna keperluan sebuah model sehingga mirip
tanah liat, rendamlah sobekan kertas kecil-kecil didalam air panas selama
beberapa jam, kemudian keringkanlah serta aduk. Campurkan bubur ini
dengan lem perekat kertas tembok yang telah dicampur air.

 Bubur kertas krep


Campuran lain yang menghasilkan bahan yang bias dituangkan
seperti tanah liat dibuat dengan cara: sobeklah kecil-kecil kertas krep
berwarna masukkanlah kedalam ember atau panic besar, tambahkan
7

secangkir serbuk flour dan setengah gelas garam. Bila guru sedang
memperlihatkan jenis bubur kertas pada siswanya, cara yang terbaik
pertama-tama ia mencoba membuat model dengan adonan tersebut
dirumahnya.

 Mempergunakan kayu
Para pengusaha kayu, kontraktor, dan orng tua siswa, menginginkan
supaya semua potongn kecil kayu bias digunakan untuk membuat model-
model binatang, mobil, atau truk, perahu, gerbang kereta api, mesin,
rumah, gudang, bentuk-bentuk geometris, perabot rumah tangga,
embatan, pagar, jalan-jalan raya, kincir angin, peralatan Derek, papan
hitung, perkakas tenun dengan landsan bangunan yang dibuat dari bubur
kertas dan karton, kayu lunak sepertia pinur putih, kayu merah, atau kayu
ara adalah kuat tetapi mudah digergaji, dipaku, dibor, serta ditatah.

 Mempergunakan tanah liat


Ada dua tanah liat yang khusus dipergunakan membuat model, yaitu:
1) tanah liat alami atau dengan bahan pelarut air yang yang kemudian
menjadi keras bilamana kering, 2) tanah liat dengan pelarut minyak yang
tidak bias kering dan mengeras.
Tanah alami dipergunakan untuk membuat model sosok binatang atau
manusia, pencakar langit, bangunan pabrik, dan untuk membuat bata-bata
kecil yang dipakai umtuk membuat pondok dan gua karang.

 Malam atau lilin


Malam biasa atau plasticine, dengan berbagai warna, dijual ditoko-toko
peralatan seni, took-toko hobi, dan toko-toko lainnya. Disebabkan malam
itu tidak bisa mengeras maka bahan ini paling cocok untuk pembuatan
objek yang bersifat sementara. Bahan ini dapat dipergunakan lagi berkali-
kali untuk membentuk model bangunan, binatang, tanah lapang yang
mendukung batang pohon atau pagar yang dibuat dari anak korek api
8

yang ditanamkan kedalamnya, model geometris padat, buah-buahan, dan


tumbuh-tumbuhan, bagian anatomi, profil atau sosok tubuh, berbagai pot
untuk keperluan pameran tetapi bukan untuk dipakai.

 Plaster Paris
Plaster paris merupakan serbuk putih yang bagus, bila ditaburkan
kedalam air akan cepat membentuk gumpalan padat dan mudah dikikis
dengan cara menggunakan pisau atau pahat. Plaster paris bermanfaat
untuk membuat papan peringatan, genting, berbagai model srata bumi,
fosil-fosil atau meluaskan penampang memotong dari sebuah gigi, seekor
ikan atau cacing atau paramecium, biji, tumbuhan atau sehelai daun.
1) Mempergunakan plaster
Cara menyiapkan potongan plaster, pertama dituangkan air bersih
kedalam wadah yang luas, panci emanel atau panci timah. Air yang
dituangkan hendaknya sedikit dibandingkan dengan ukuran balok atau
gumpalan yang akan dipotong-potong kemudian. Lalu taburkan serbuk
tepung plaster paris itu sedikit demi sedikit kedalam air sampai merata
dibaah permukaan air. Aduk menjadi selembut krim sisihkan gelembung.
Terus aduk perlahan sampai campuran mengental. Cepat tuangkan ke
dalam cetakan. Jangan sekali-kali menuangkan plaster ke dalam bak
cucian sebab akan mengeras didalam pipa.
2) Mempersiapkan cetakan
Jenis bahan yang dipergunakan untuk sebuah cetakan ditentukan oleh
ukuran serta bentuk yang dikehendaki untuk dicetak. Jika ingin membuat
piring hiasan tembok kecil, asahlah beberapa buah piring lalu tuangkan
plaster itu kedalamnya. Sebaliknya jika ingin mencetak piring besar,
pergunakanlah piring timah yang telah digosok atau pinggang pembakar.

 Bahan metal
Beberapa potong kawat, pipa dan selongsong, kaleng-kaleng dan
beberapa pelat metal sangat berguna untuk membuat model atau bagian-
9

bagian model. Misalnya kawat bias dibengkokkan membuatbentuk


geometric, kerangka binatang dsb.

 Berbagai bahan dan perangkat konstruksi


Para siswa bisa bahan-bahan berupa potongan kecil bahan untuk
membuat model bangunan. Misalnya sepotong spons berwarna
dipergunakan untuk membuat semak-semak yang mengelilingi sebuah
bangunan mini.

 Model Padat (Solid Model)

Dalam model ini siswa dapat melakukan kegiatan membuat model


yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi
dirinya. Melalui kegiatan konstruksi, menciptakan dan membentuk objek
tertentu mereka ditantang untuk memecahkan masalah-masalah
pengajaran dalam berbagai bidang studi yang mereka pelajari. Melalui
transformasi sederhana, menggunakan bahan-bahan murah para siswa
menciptakan berbagai bentuk objek studi, sehingga hasil belajar lebih
mendalam dan lebih mantap.

 Model Penampang (Cutaway Model)

Model penampang dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain


benda aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil, misalnya
gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk-tur
bagian dalamnya. Alasan lain adalah alasan kesesuaian, misalnya untuk
mendapat pema-haman yang jelas tentang struktur bagian dalam mata
manusia, kita tidak mungkin membuat irisan langsung pada tubuh
manusia, sekalipun sudah mati. Untuk itu diperlihatkan tiruan untuknya.
Fungsi dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya.
Selain itu model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya,
karena bisa diperbesar atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam
10

membuat model penampang adalah, hanya bagian-bagian terpenting saja


yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi warna-warna yang kontras,
sedangkan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.

 Model Susun (Builed-Up Model)

Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu


benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas
atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga memperjelas
pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada
posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Model
irisan sendiri dapat disebut model terbuka, karena menggambarkan obyek
yang aslinya dalam keadaan tertutup ditampilkan dalam model yang
terbuka. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu
mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak mudah
rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan
model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.

 Model Kerja (Working Model)

Model kerja dirancang untuk menunjukkan kepada para siswa


bagaimana mekanisme suatu objek itu berfungsi. Berbagai model yang
baik seringkali mempergunakan pewarnaan yang kontras pada bagian-
bagian terpenting seperti pada blok mesin, kabel, sikuit, atau berbagai
komponen menunjukkan hubungan satu sama lain. model kerja sangat
mendorong rasa keingintahuan siswa.

 Mock-Up

Mock-up adalah alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan


fungsi atau gerakan dari aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek
yang akan diterangkan. Pada mock-up hanya nampak bagian yang
penting yang perlu diperagakan gerakannya atau proses kerjanya kepada
11

siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak penting atau yang
dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.
Jadi sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan
dengan benda sebe-narnya. Dikatakan model tidak tepat, karena dapat
memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat itu, sebaliknya disebut
benda sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian lain dari bentuk
benda aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku
yang dibuat untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari benda atau
peralatan aslinya. Misalnya siswa waktu belajar tentang fungsi bel listrik.
Pertama dapat dibuat model rumah yang sederhana, kemudian dibuat
perangkat bel listrik yang sebenarnya dan dihubungkan dengan listrik
(battery atau accu). Bel listrik ditempelkan pada dinding rumah-rumahan
tersebut. Dengan demikian siswa dapat melihat proses kerjanya bel listrik
dan tahu cara meletakkan bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik
yang baik. Contoh lain misalnya dibuat mock-up traffick light ukuran kecil
yang dapat menyala. Kemudian dibuatkan model lapangan yang
menggambarkan perempatan jalan dan traffick light tadi dipasang pada
posisi yang tepat.
Dengan menggunakan mobil-mobilan kecil anak dapat bermain
lalu-lintas dengan menggunakan traffick light tiruan tadi. Khusus untuk
mock-up traffic light-nya dapat dibuat dari bahan yang nantinya benar-
benar dapat memperagakan seperti keadaan yang sebenarnya.
Lampunya benar-benar dapat menyala (warna merah, kuning dan hijau).

 Diorama

Diorama adalah merupakan gabungan antara model dengan


gambar prespektif dalam suatu penampilan yang utuh. Dengan diorama
kesan visual yang diperoleh siswa lebih hidup. Peragaan melalui medium
diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna tertentu sehingga lebih
memberikan kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat dibuat dalam
12

ukuran yang diperkecil, tetapi dapat pula dibuat dalam ukuran yang
sebenarnya.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung
nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku
tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama
yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat
dalam sejarah. Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya
dapat anda temukan misalnya di lantai dasar Monumen Nasional (Monas),
museum Lobang Buaya, Museum Stratria Mandala Jakarta, di samping
diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga dilengkapi dengan
lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain sebagai
hiasan juga berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi
nampak lebih hidup.

 widya wisata.

Widya wisata adalah suatu cara nyajikan bahan pelajaran dengan


membawa siswa langsung kepada obyek yang akan dipelajariyag terdapat
diluar kelas.
Pada umumnya memakai metode ini adalah karena obyek yang
akan dipelajari hanya ada ditempat dimana obyek itu berada. Selain itu,
pengalan langsung pada umumnya lebih baik dari pada tidak langsung.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui
widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga
proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk
menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama,
menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa,
mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata.
Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan
waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang
jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.
13

 Boneka
Penggunaan boneka dalam pendidikan telah populer sejak tahun
1940-an di Amerika. Di Indonesia, penggunaan boneka sudah lumrah,
misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan untuk memainkan
ceritera Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan
atas: boneka jari (dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu
tangan memainkan satu boneka), boneka tongkat seperti wayang-
wayangan, boneka tali sering disebut marionet (cara menggerakkan
melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan kaki), boneka
bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara
mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. Agar penggunaannya
menjadi efektif, maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan tujuan
pengajaran secara jelas, didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih
banyak mementingkan gerak ketimbang verbal, dimainkan sekitar 10-15
menit, diselingi dengan nyanyian, ceritera disesuaikan dengan umur anak,
diikuti dengan tanya jawab, siswa diberi peluang memainkannya.

II.4 Membuat Boneka dan Panggung


Dilihat dari bentuk dan cara memainkannya dikenal beberapa jenis
boneka, antara lain:
 Boneka jari
Boneka ini dibuat dengan alat sederhana seperti tutup botol, bola
pingpong, bambu kecil yang dapat dipakai sebagai kepala boneka. Sesuai
dengan namanya boneka ini dima-inkan dengan menggunakan jari
tangan. Kepala boneka diletakkan pada ujung jari kita/ dalam. Dapat juga
dibuat dari semacam sarung tangan, dimana pada ujung jari sarung ta-
ngan tersebut sudah berbentuk kepala boneka dan dengan demikian kita/
dalam tinggal memainkannya saja.
14

 Boneka Tangan
Kalau boneka dari setiap ujung jari kita dapat memainkan satu
tokoh, lain halnya dengan boneka tangan. Pada boneka tangan ini satu
tangan kita hanya dapat memainkan satu boneka. Disebut boneka tangan,
karena boneka ini hanya terdiri dari kepala dan dua tangan saja,
sedangkan bagian badan dan kakinya hanya merupakan baju yang akan
menutup lengan orang yang memainkannya disamping cara
memainkannya juga hanya memakai tangan (tanpa menggunakan alat
bantu yang lain).
Cara memainkanya adalah jari telunjuk untuk memainkan atau
menggerakkan kepala, ibu jari, dan jari tangan untuk menggerakkan
tangan. Di Indonesia penggunaan boneka tangan sebagai media
pendidikan/ pembelajaran di sekolah-sekolah sudah dilak-sanakan,
bahkan dipakai diluar sekolah yaitu pada siaran TVRI
dengan film seri boneka “Si Unyil”

 Boneka Tongkat
Disebut boneka tongkat karena cara memainkannya dengan
menggunakan tongkat. Tongkat-tongkat ini dihubungkan dengan tangan
dan tubuh boneka. Wayang Golek di Jawa Barat misalnya adalah
termasuk boneka jenis ini. Untuk keperluan penggunaan boneka tongkat
sebagai media pendidikan/ pembelajaran di sekolah, maka tokoh-
tokohnya dibuat sesuai dengan keadaan sekarang. Misalnya dibuat tokoh
tentara, pedagang, lurah, nelayan dan sebagainya Boneka tongkat dapat
dibuat darikayu yang lunak seperti kayu kemiri, randu, dan sebagainya.

 Boneka Tali
Boneka tali atau “Marionet” banyak dipakai dinegara barat.
Perbedaan yang menyolok antara boneka tali dengan boneka yang lain
adalah, boneka tali bagian kepala, tangan, dan kaki dapat digerak-
gerakkan menurut kehendak kita/dalangnya. Cara menggerakkannya
15

dengan tali. Dengan demikian maka kedudukan tangan orang yang


memain-kannya berada di atas boneka yang dimainkannya. Untuk
memainkan boneka tali diperlukan latihan-latihan yang teratur, sebab
memainkan boneka tali ini memerlukan keterampilan yang lebih sulit
dibandingkan dengan memainkan boneka-boneka yang lainnya. Adakan
tetapi memiliki kelebihan lebih hidup dari pada boneka yang lain, karena
mendekati gerak manusia atau tokoh yang sebenarnya.

 Boneka Bayang-bayang
Boneka bayang-bayang (Sadhow Puppet) adalah jenis boneka
yang cara memainkannya dengan mempertontonkan gerak bayang-
bayang dari boneka tersebut. Di Indonesia khususnya di Jawa dikenal
dengan “Wayang kulit”. Namun untuk keperluan sekolah, wayang
semacam ini dirasakan kurang efektif, karena untuk memainkan boneka
ini diperlukan ruangan gelap/tertutup. lagi pula diperlukan lampu untuk
membuat bayang-bayang layar.
Boneka, wayang (rod puppet) Rod Puppet (Boneka Panggung)
Boneka (marionette / bahasa perancis) ada dua, yaitu: 1) tubuh yang
dihubungkan dengan lengan, kaki dan badannya, digerakkan dari atas
dengan tali atau kawat kawat halus. 2) Boneka yang digerakkan dari
bawah oleh seseorang dengan tangannya masuk ke bawah pakaian
boneka (wayang golek / sunda).

II.5 Penggunaan benda –benda Nyata


Dalam mempergunakan benda – benda nyata untuk tujuan
pengajaran, guru hendaknya mempertimbangkan hal –hal berikut:
 Benda – benda atau mahluk hidup apakah yang mungkin
dimanfaatkan di kelas secara efisien.
 Bagaimana caranya agar semua benda itu bersesuaian
sekali terhadap pola belajar siswa.
 Dari mana sumbernya untuk memperoleh benda – benda itu.
16

Beberapa contoh fungsi dari benda – benda nyata yang digunakan dalam
pengajaran adalah dengan cara memperkenalkan unit, penjelasan proses,
menjawab pertanyaan, melengkapi pembandingan, dan unit akhir.

 Kelebihan dan Kekurangan Media Tiga Dimensi

Adapun kelebihan dan kekurangan media tiga dimensi, sebagai


berikut:

 Model Padat
 Kelebihan dari model padat

1. Dapat memberikan pengalaman secara langsung


2. Dapat dibuat dengan biaya yang murah
3. Dapat mengembangkan konsep realisme siswa

 Kekurangan dari model padat

1. Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.


2. Anak tuna netra sulit untuk mengaplikasikannya.

 Model Penampang
 Kelebihan dari model penampang

1. Dapat memberikan pengalaman secara langsung.


2. Hasil belajar lebih mendalam dan mantap.
3. Dapat mempermudah pehaman karena merupakan pengganti
obyek yang sesungguhnya.
4. Dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.
5. Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja

 Kekurangan dari model penampang

1. Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang banyak.


17

2. Penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan.


3. Anak tunanetra sulit membandingkannya.
4. Jika membeli alat perga membutuhkan biaya yang besar.

 Model susun
 Kelebihan dari model susun

1. Memberikan pengalaman secara langsung.


2. Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme.
3. Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara
kerjanya.
4. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
5. Dapat menunjkkan alur suatu proses secara jelas.

 Kekurangan dari model susun

1. Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar.


2. Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya.
3. Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan
yang rumit.

 Model Kerja
 Kelebihan dari model kerja

1. Memberikan pengalaman secara langsung.


2. Dapat menunjukkan objek secara utuh baik cara kerjanya.
3. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
4. Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
18

 Kekurangan dari model kerja

1. Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.


2. Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan
yang rumit.
3. Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar.
4. Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya secara sempura.

 Mock-up
 Kelebihan dari model mock-up

1. Memberikan pengalaman secara langsung


2. Dapat menunjukkan obyek secara utuh secara utuh baik kontruksi
maupun cara kerja
3. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas
4. Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas

 Kekurangan dari model mock-up

1. Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar


2. Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan
yang rumit
3. Untuk membuat alat perga membutuhkan biaya yang besar
4. Anak tunanetra sulit untuk membandingkannya

 Diorama
 Kelebihan dari model diorama

1. Untuk memberikan pemandangan/gambaran visual dari pokok yang


sebenarnya dalam bentuk kecil.
2. Membawa ke dalam kelas sebagian kecil dari pada dunia dalam
bentuk diperkecil dan tiga dimensi.
19

3. Dapat menggambarkan peristiwa yang terjadi disuatu tempat,


waktu tertentu dilihat ari posisi atau arah tertentu pula secara lebih
hidup

 Kekurangan dari model diorama

1. Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.


2. Dalam pembuatan membutuhkan waktu dan biaya .
3. Dan membutuhkan kreativitas guru maupun siswa.

 Widya Wisata
 Kelebihan dari widya wisata

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui


widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga
proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk
menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama,
menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa,
mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata.

 Kelemahan dari widya wisata

kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu,


memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang
memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.

 Boneka
 Kelebihan dari boneka

Keuntungan menggunakan boneka adalah: efisien terhadap waktu,


tempat, biaya, dan persiapan; tidak memerlukan keterampilan yang rumit;
dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana
gembira.
20

 Karakteristik Media Pembelajaran Tiga Dimens

Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang


penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat
berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula
berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan
difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas,
atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana
benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas
atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda
itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media
pembelajaran yang efektif, seperti contoh berikut,

1. Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui


kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral
dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan.
2. Belajar benda sebenarnya melalui Specimen secara Terminologi
artinya benda sebenarnya digolongkan atas dua, yaitu obyek dan
benda contoh (specimen). Obyek adalah semua benda yang masih
dalam keadaan asli dan alami. Sedangkan specimen adalah
benda-benda asli. Namun ada juga benda asli tidak alami atau
benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah dimodifikasi
bentuknya oleh manusia.
3. Belajar melalui Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar
melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak
mungkin dapat dilakukan melalui pengalaman langsung atau
melalui benda sebenarnya.
4. Peta timbul yang secara fisik termasuk model lapangan, adalah
peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi.
5. Globe (model perbandingan) adalah benda tiruan dari bentuk bumi
yang diperkecil. Globe dapat memberikan keterangan tentang
21

permukaan bumi pada umumnya dan khususnya tentang


lingkungan bumi, aliran sungai, dan langit.
6. Boneka yang merupakan salah satu model perbandingan adalah
benda tiruan dari bentuk manusia dan atau binatang.

Pengklasifikasian sebagaimana yang telah dibahas pada uraian


terdahulu menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri spesifik masing-masing
media berbeda satu sama yang lainnya sesuai dengan tujuan dan maksud
pengelompokan. Karakteristik media dapat dilihat dari kemampuan
membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan
percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan tingkat hirarki
belajar.

 Secara umum karakteristik media tiga dimensi adalah sebagai


berikut:

1. Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara


serentak,
2. Penyajiannya berada dalam kontrol guru,
3. Cara penyimpanannya mudah (praktis),
4. Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera,
5. Menyajikan objek-objek secara diam,
6. Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap,
7. Lebih mahal dari kelompok media grafis,
8. Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu,
9. Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual,
10. Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas,
11. Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.

 Kelebihan dan Kekurangan Media Tiga Dimensi


 Kelebihan Media Tiga Dimensi yaitu,
 Menurut Moedjiono (1992) kelebihan dari media visual tiga dimensi:
22

1) Memberikan pengalaman secara langsung

2) Penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme

3) Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara


kerjanya

4) Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas

5) Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

 Kelemahan Media Tiga Dimensi yaitu,

1) Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah

2) Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan


yangrumit

3) Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar

4) Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya

Anda mungkin juga menyukai