NARASI
A. Pengertian Narasi
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang
rangkaian peristiwanya dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan
akhir.
Menurut Keraf, narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-
tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu
kesatuan waktu. Atau dapat dirumuskan dengan cara lain: narasi adalah suatu bentuk wacana
yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa
yang telah terjadi (Keraf, 1982: 136).
Menurut Remini, narasi adalah bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu.
B. Ciri-ciri Narasi
1. Mempunyai unsur pokok berupa tokoh, waktu dan peristiwa.
Tokoh, waktu dan peristiwa merupakan unsur-unsur yang saling berkaitan dalam sebuah
narasi. Tokoh-tokoh berperan dalam sebuah peristiwa yang runtun berdasarkan waktu.
Misalnya, sebuah biografi menceritakan tentang kehidupan seorang tokoh mulai dari kecil,
peristiwaperistiwa hidup hingga meninggalnya tokoh tersebut.
C. Jenis-jenis Narasi
1. Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk menggugah pikiran para
pembaca atau pendengar untuk mengetahui apa yang dikisahkan (Keraf, 1982: 136).
Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca
sesudah membaca kisah tersebut. Misalnya, suatu narasi yang ditampilkan oleh seorang
penuntut umum di depan pengadilan mengenai bagaimana berlangsungnya suatu
pembunuhan, atau sebuah narasi tentang Narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap
kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar.
Ciri-ciri narasi ekspositoris:
a) Bersifat khas atau khusus
Berusaha menceritakan peristiwa yang khas, yang terjadi satu kali. Misalnya
mengenai pengalaman seseorang yang pertama kali masuk perguruan tinggi.
b) Bersifat generalisasi
Menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja dan dapat
pula dilakukan berulang-ulang. Dengan melaksanakan tipe kejadian itu secara ·
berulang-ulang maka seseorang dapat memperoleh kemahiran yang tinggi mengenai
hal itu. Misalnya sebuah wacana naratif mengenai cara membuat roti.
c) Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan
kata-kata denotatif.
2. Narasi Sugestif
Merupakan rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang
daya khayal pembaca atau pendengar. Pembaca atau pendengar menarik suatu makna
baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit.
Ciri-ciri narasi sugestif:
a) Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.
Seperti dalam dongeng anak-anak, penulis mengisahkan sebuah kisah yang menarik
dan dari keseluruhan kisah tersebut, anak-anak akan mengambil sebuah makna atau
amanat.
b) Menimbulkan daya khayal.
Pada saat para pembaca atau pendengar mengambil sebuah makna atau amanat yang
tersirat, saat itulah daya khayal pembaca atau pendengar dirangsang.
c) Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif denganmenitik beratkan penggunaan
kata-kata konotatif.
Penggunanan bahasa yang figuratif atau yang sering disebut majas dan penggunaan
kata-kata konotatif bertujuan untuk menimbulkan unsur keindahan, sehingga
membuat pembaca atau pendengar tertarik dengan kisah yang diceritakan.
D. Struktur Narasi
Sesuatu dikatakan mempunyai struktur, bila ia terdiri dari bagian-bagian yang secara
fungsional berhubungan satu sama lain. Demikian pula dengan narasi. Struktur narasi dapat
dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya.
1. Alur (Plot)
Alur merupakan rangkaian pola kejadian yang berusaha memecahkan konflik yang terjadi
dalam narasi itu. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur
mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan satu sama lain, bagaiman suatu
kejadian mempunyai hubungan dengan kejadian yang lain, bagaimana tokohtokoh harus
digambarkan dan berperan dalam tindakantindakan itu dan bagaimana situasi dan perasaan
karakter yang berperan dalam tindakan-tindakan itu yang terlibat dalam satu kesatuan waktu.
Selain tindakan-tindakan, karakter tokoh dan pikiran atau suasana hati yang menjadi dasar
sebuah plot, ada beberapa faktor lain yang harus diperhatikan juga dalam sebuah alur, yaitu
latar (setting), kiasan makna (khususnya narasi fiktif). Tindakan-tindakan dalam sebuah
narasi biasanya berlangsung dengan mengambil sebuah tempat tertentu yang dipergunakan
sebagai pentas. Tempat-tempat atau pentas itu disebut latar atau setting. Latar dapat
digambarkan secara hidup-hidup dan terperinci, dapat pula digambarkan secara sketsa sesuai
dengan fungsi dan perannya dalam tindakan-tindakan yang berlangsung.
2. Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan menyajikan situasi dasar memungkinkan pembaca memahami
adegan-adegan selanjutnya. Karena bagian pendahuluan menentukan daya tarik dan selera
pembaca pada bagian-bagian berikutnya, maka penulis harus mengerjakan dengan sungguh-
sungguh secara seni. Bagian pendahuluan harus merupakan seni tersendiri agar bisa
menjaring minat pembaca.
Dalam menyajikan narasi yang menyangkut fakta, seperti yang dilakukan penulis sejarah,
tugas pertama seorang penulis ialah menganalisis materi untuk memperoleh kepastian.
Selanjutnya, materi harus dalam disajikan dalam suatu rangkaian cerita yang menarik
sehingga pembaca dapat dengan mudah peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Dalam
menyusun sebuah nasari imajinatif, masalah yang dihadapi penulis sebenarnya sama saja
dengan narasi faktual. Perbedaannya hanya menyangkut persoalan bahwa narasi fiktif tidak
menganalisis materi faktual. Pengarang narasi fiktif harus menciptakan materinya sendiri.
3. Bagian Perkembangan.
Bagian perkembangan adalah batang tubuh yang utama dari seluruh tindakan-tindakan
para tokoh. Bagian ini merupakan rangkaian dari tahap-tahap yang membentuk seluruh
proses narasi. Bagian ini mencakup adegan-adegan yang berusaha meningkatkan ketegangan
dari situasi asli. Bagian yang menegangkan merupakan klimaks dari perkembangan narasi
bukan hanya terdapat dalam cerit fiktif tetapi juga dalam cerita nonfiktif.
4. Bagian Penutup
Akhir dari suatu perbuatan atau tindakan mempakan titik dimana tenaga-tenaga atau
kekuatan-kekuatan yang diemban dalam situasi yang tercipta sejak semula membersit keluar
dan menemukan pemecahannya. Bagian ini merupakan titik dimana pembaca terangsang
untuk melihat seluruh makna cerita.
Ndeso Net, Blogger. 2013. Pengertian Karangan Narasi dan Ciricirinya, (Online),
(bloggerndesonet.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-karangannarai-dan-ciri.html?m=1)
diakses 22 April 2017.