Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

"PENDIDIKAN DI PESANTREN"

( Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah kapita selekta pendidikan )

Dosen Pengampu : Riandy Pratama, M.Pd

Disusun Oleh :

Indah Beliani
Irfan Azlani
Is Dwi Siti Nurjanah
Jamilatul Khasanah
Jeki alpiyansyah
Joni pranata
Juhailah
Khoiri Usman

KELAS : 3H

Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM ANNUR LAMPUNG
T.A.2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah ‫ﷻ‬. atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “PENDIDIKAN DI PESANTREN” dapat diselesaikan
dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah ‫ ﷻ‬karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.

Harapan penulis informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah ‫ﷻ‬. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
penulis memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

Demikian makalah ini penulis buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidak sesuaian materi yang saya angkat pada makalah ini, penulis mohon maaf. Penulis menerima
kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Lampung, 05 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... (ii)


Daftar Isi................................................................................................................. (iii)
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. (1)
A Latar Belakang............................................................................................................................. (1)
(2)
B Rumusan Masalah........................................................................................................................
C Tujuan.................................................................................................................... (2)

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ (2)


A. Pengertian Pondok (2)
Pesantren.....................................................................................................
B. tujuan pendidikan pondok pesantren......................................................................................... (4)
C. Karakteristik Pondok Pesantren.................................................................................. (4)
D. Tipologi Pondok Pesantren....................................................................................... (5)
E. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren......................................................................................... (8)

BAB III PENUTUP..................................................................................................... (9)


A. Kesimpulan................................................................................................................... (9)
B. Saran- (9)
Saran.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... (10)

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang di kembangkan secara indigenous oleh
masyarakat Indonesia. Karena sebenarnya pesantren merupakan produk budaya masyarakat Indonesia
yang sadar sepenuhnya akan pentingnya arti sebuah pendidikan bagi orang pribumi yang tumbuh secara
natural. Terlepas dari mana tradisi dan sistem tersebut diadopsi, tidak akan mempengaruhi pola yang
unik (khas) dan telah mengakar serta hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang unik, tidak saja karena keberadannya yang
sudah sangat lama, tetapi juga karena kultur, tradisi, metode dan jaringan yang diterapkan oleh lembaga
agama tersebut. Selain itu pondok pesantren sebagai basis pendidikan Islam memainkan peranan
penting dalam mengkonstruk masyarakat.

Di sisi lain pesantren juga merupakan pendidikan yang dapat memainkan peran pemberdayaan
(empowerment) dan tranformasi civil society secara efektif.Hal ini meniscayakan pengkajian tentang
bagaimana keterlibatan pesantrenformal. Sudut pandang yang dipakai adalah sosio-kultural. Hasilnya,
pesantren sebagai lanjutan dari sistem pendidikan Islam Pesantren sebagai basis pendidikan Islam
memainkan peranan penting dalam mengkonstruk masyarakat.Hal ini meniscayakan pengkajian tentang
bagaimana keterlibatan pesantren dalam kehidupan sosial. Secara khusus,menganalisis strategi yang
diambil pesantren dalam menghadapi budaya lokal dan penguasa formal. Sudut pandang yang dipakai
adalah sosio-kultural. Hasilnya,pesantren sebagai lanjutan dari sistem pendidikan Islam Secara sosio-
kultural, pesantren berhasil mengakulturasikan Islam dengan budaya lokal. Pesantren secara sosio-
politik juga memainkan peranan penting dalam membangun masyarakat Indonesia sejak awal
kedatangan Islam di Indonesia hingga sekarang.

Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai ciri khas tersendiri di tengah
masyarakat selama enam abad (mulai abad 15 hingga sekarang). Pesantren pernah manjadi satu-
satunya intitusi pendidikan milik masyarakat pribumi yang memberikan kontribusi sangat besar dalam
membentuk mayarakat melek huruf (literacy) dan melek budaya (culture literacy). Pendidikan di
pesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya.
Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang umumnya menetap di pesantren.Tempat di
semua penjuru di Negara Indonesia, dimana santri menetap di lingkungan pesantren, disebut dengan
istilah pondok pesantren.

Sebagai lembaga yang sudah lama berkembang di Indonesia, pondok pesantren selain telah berhasil
membina dan mengembangkan kehidupan beragama di Indonesia, juga ikut berperan dalam
menanamkan rasa kebangsaan ke dalam jiwa rakyat Indonesia, serta ikut berperan aktif dalam upaya
mencerdaskan bangsa.

Pendidikan Islam itu sendiri adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang
untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan
mewarnai corak kepribadiannya.

Sebagaimana tercantum di dalam Al Qur’an surat Ali Imron ayat 104, yang berbunyi:

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
perbuatan yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”
( QS. Ali Imron:104).

Dalam Penyebaran ilmu agama ke masyarakat, dilakukan oleh para ustadz dan beberapa santri senior
yang sudah dipandang mampu dalam mengajarkan ilmu agama ke masyarakat. Kegiatan penyebaran
berupa kajian rutin yang diadakan oleh beberapa jamaah masjid dengan menghadirkan para ustadz
ditiap-tiap kajian atau jamaah, sehingga dalam penyebaran ilmu agama dapat berjalan dengan baik dan
merata di semua kalangan masyarakat. Penyebaran ilmu agama sangatlah penting terutama bagi
seorang kyai, ustadz atau ulama yang memiliki banyak ilmu dan pengetahuan agama dibanding
masyarakat awam. Apalagi di dalam lingkungan masyarakat tersebut terdapat pondok pesantren yang
merupakan pusat pembelajaran ilmu agama.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Apa pengertian dari pondok pesantren?


2.Apa tujuan dari Pondok Pesantren?
3.Apakah yang menjadi karakteristik dari pondok pesantren?
4.Apa yang dimaksud dengan TIPOLOGI pondok pesantren?
5.Bagaimana sistem pendidikanyang ada di pondok pesantren?

C. TUJUAN

Agar pembaca bisa mengetahui serta memahami lebih dalam/jelas pengertian dari pondok
pesantren, karakteristik, tujuan, topologi, dan sistem yang di lakukan/dipakai dalam
pengembangan pondok pesantren.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PONDOK PESANTREN

Pondok Pesantren merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata "pondok" dan kata "pesantren". Kata
ٌ ْ‫ )فُوْ ْن ُدو‬yang artinya : Hotel atau Asrama, dalam
pondok sendiri diambil dari bahasa arab yaitu funduq ( ‫ق‬
bahasa jawa, pondok berarti madrasah atau asrama yang digunakan untuk mengaji dan belajar agama
Islam.

Sedangkan kata "pesantren" sendiri adalah berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe dan
akhiran an. Kata santri sendiri berasal dari istilah shastri dan di ambil dari bahasa Sanskerta, yang
bermakna : orang-orang yang mengetahui kitab suci agama hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci
Hindu".

Secara istilah, pondok pesantren adalah tempat pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran agama Islam bagi santri, yang diasuh oleh Kiai yang tinggal atau mukim bersama-sama
dalam satu lokasi.

Sementara itu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memaknai pesantren sebagai sebuah tempat tinggal
santri. Sedangkan menurut Mukhtar Bukhari, Pondok Pesantren merupakan sebuah bentuk pendidikan
Islam di Indonesia yang diselenggarakan secara tradisional. Sedangkan menurut M. Syarif, Pondok
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang dilaksanakan dengan sistem asrama (pondok),
dengan kiai sebagai sentral utama dan masjid sebagai pusat lembaganya.

Dengan demikian Pondok Pesantren merupakan salah satu bentuk kebudayaan asli dari Indonesia dan
merupakan model pendidikan tertua yang khas. Sedangkan fungsi pondok pesantren adalah sebagai
lembaga dakwah,pengkaderan ulama, pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada
masyarakat.

Pesantren merupakan lembaga dan wahana agama sekaligus sebagai komunitas santri yang “ngaji” ilmu
agama islam. Pondok pesantren sebagai lembaga tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi
juga mengandung makna keaslian (indigenous) Indonesia, sebab keberadaannya mulai dikenal pada
periode abad ke 13-17 M, dan di jawa pada abad ke 15-16 M.Pesantren adalah lembaga pendidikan
keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya.
Pendidikan di pesantren meliputi pendidikan islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatandan
pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang umumnya
menetap di pesantren. Tempat dimana para santri menetap, di lingkungan pesantren, disebut dengan
istilah pondok. Dari snilah timbul istilah pondok pesantren.
B. TUJUAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

Eksistensi pesantren mutlak memiliki tujuan, tujuan pesantren tentu tidak akan lepas dari
kesinambungan visi dan misi pesantren itu sendiri, karena adanya pesantrenpun didasari oleh tujuan.
Sehubungan dengan hal itu dapat dibedakan tujuan umum dan khusus didalam pesantren atau bisa
dikatakan tujuan pesantren yang secara luas dan sempit, tujuan pesantren secara umum/ luas ini
merupakan tujuan yang memang dimiliki oleh pluralitas pesantren dalam suatu wilayah, sedangkan
tujuan pesantren yang secara sempit/khusus merupakan tujuan yang dimiliki oleh satu pesantren
tertentu.

Tujuan pendidikan pesantren menurut Mastuhu adalah menciptakan kepribadian muslim yaitu
kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia bermanfaat bagi masyarakat
atau berhikmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau menjadi abdi masyarakat mampu
berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan
kejayaan umat Islam di tengahtengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan
kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin di tuju ialah kepribadian
mukhsin, bukan sekedar muslim.

Sedangkan menurut M.Arifin bahwa tujuan didirikannnya pendidikan pesantren pada dasarnya terbagi
pada dua yaitu:

a. Tujuan Khusus

Yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang ‘alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kyai
yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.

b.Tujuan Umum

Yakni membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan
ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar dan melalui ilmu dan amalnya.

C. KARAKTERISTIK PONDOK PESANTREN

Karakteristik atau ciri-ciri umum pondok pesantren adalah


a. Adanya kiai
b. Adanya santri
c. Adanya masjid
d. Adanya pondok atau asrama
e. Adanya kitab-kitab klasik

Ciri-ciri khusus pondok pesantren adalah isi kurikulum yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu
agama, misalnya ilmu sintaksis Arab, morfologi arab,hukum islam, tafsir Hadis, tafsir Al-Qur’an
dan lain-lain.
Dalam penjelasan lain juga dijelaskan tentang ciri-ciri pesantren dan juga pendidikan yang ada
didalamnya, maka ciri-cirinya adalah..
a. Adanya hubungan akrab antar santri dengan kiainya.
b. Adanya kepatuhan santri kepada kiai.
c. Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan pesantren.
d. Kemandirian sangat terasa dipesantren.
e. Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai pergaulan di pesantren.
f. Disiplin sangat dianjurkan.
g. Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia. Hal ini sebagai akibat kebiasaan puasa sunat,
zikir, dan i’tikaf, shalat tahajud dan lain-lain.
h. Pemberian ijazah, yaitu pencantuman nama dalam satu daftar rantai pengalihan
pengetahuan yang diberikan kepada santri-santri yang berprestasi.

Ciri-ciri diatas menggambarkan pendidikan pesantren dalam bentuknya yang masih murni
(tradisional). Adapun penampilan pendidikan pesantren sekarang yang lebih beragam merupakan
akibat dinamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus-menerus,
sehingga lembaga tersebut melakukan berbagai adopsi dan adaptasi sedemikian rupa. Tetapi pada
masa sekarang ini, pondok pesantren kini mulai menampakan eksistensinya sebagai lembaga
pendidikan islam yang mumpuni, yaitu didalamnya didirikan sekolah, baik formal maupun
nonformal.

Dengan adanya tranformasi, baik kultur, sistem dan nilai yang ada di pondok pesantren, maka
kini pondok pesantren yang dikenal dengan salafiyah (kuno) kini telah berubah menjadi
khalafiyah (modern). Transformasi tersebut sebagai jawaban atas kritik-kritik yang diberikan
pada pesantren dalam arus transformasi ini, sehingga dalam sistem dan kultur pesantren
terjadi perubahan yang drastis, misalnya sebagai berikut:
1) Perubahan sistem pengajaran dari perseorangan atau sorogan menjadi sistem klasikal yang
kemudian kita kenal dengan istilah madrasah (sekolah).
2) Pemberian pengetahuan umum disamping masih mempertahankan pengetahuan agama dan
bahasa arab.
3) Bertambahnya komponen pendidikan pondok pesantren, misalnya keterampilan sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat, kesenian yang islami.
4) Lulusan pondok pesantren diberikan syahadah (ijazah) sebagai tanda tamat dari pesantren
tersebut dan ada sebagian syahadah tertentu yang nilainya sama dengan ijazah negeri.

D. TIPOLOGI PONDOK PESANTREN


Untuk mengenal lebih jauh Pondok Pesantren di Indonesia para pakar pendidikan dan para peneliti
seperti E. Sobirin Nadj. Membagi dan mengelompokkan Pondok Pesantren menjadi dua bentuk yakni
Pondok Pesantren salafiyah (Tradisional) dan Pondok Pesantren khalafiah (Modern):

1.Pondok Pesantren salafiyah (Tradisional)

Pondok Pesantren salafiyah (Tradisional) menurut Rahardjo adalah: “Pondok Pesantren yang tetap
mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikannya tanpa mengenal
pendidikan umum, kalau misalnya diterapkan sistem klasikal, di sini dimaksudkan untuk memudahkan
sistem pengajaran sorogan dan bandongan”.

Pondok Pesantren tradisional menurut pendapat para pakar pendidikan yang lain adalah merupakan
lembaga pendidikan Pesantren yang tetap mepertahankan bentuk aslinya dengan semata-mata
mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama abad ke-XV dengan menggunakan bahasa Arab.

Pola pengajarannya dengan menerapkan sistem “halaqah” yang dilaksanakan di masjid atau surau.
Hakekat dari sistem pengajaran halaqah adalah; “………penghafalan yang titik akhirnya dari segi
metodologi cenderung kepada terciptanya santri yang menerima dan memiliki ilmu.

Artinya ilmu itu tidak berkembang ke arah paripurnanya, melainkan hanya terbatas pada apa yang
diberikan oleh kiyai sebagai pengasuh Pondoknya, santrinya ada yang menetap di dalam Pondok (santri
mukim), dan santri yang tidak menetap di dalam Pondok (santri kalong).

Abdurrahman Wahid, 2001, dalam sebuah esainya tentang Pesantren mengemukakan bahwa
pendidikan tradisional meliputi beberapa aspek kehidupan di Pesantren, yaitu: pertama, pemberian
pengajaran tradisional ini dapat berupa pendidikan formal di sekolah atau madrasah dengan jenjang
pendidikan yang bertingkat-tingkat, maupun pengajaran dengan sistem halaqah (lingkaran) dalam
bentuk pengajian wetonan dan sorogan .

Ciri utama dari pengajian tradisioanal ini adalah cara pemberian pengajarannya yang ditekankan pada
penangkapan harfiah (letterlik) atas suatu kitab (teks) tertentu. Pendekatan yang digunakan ialah
menyelesaikan pembacaan kitab (teks) tersebut, untuk kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kitab
(teks) lain. Ciri utama ini masih dipertahankan hingga dalam sistem sekolah atau madrasah,
sebagaimana dapat dilihat dari mayoritas sistem pendidikan di Pesantren dewasa ini. Dengan demikian,
dapat dikatakan pemberian pengajaran tradisional di Pesantren masih bersifat non klasikal (tidak
didasarkan pada unit mata pelajaran), walaupun di sekolah atau madrasah yang ada di Pesantren
dicantumkan juga kurikulum klasikal, ada dua alasan yang dikemukakan mengapa sistem tradisional
tetap dipergunakan : (1) para kiyai masih memperhatikan dasar-dasar tujuan pendidikan Pondok
Pesantren, yakni bahwa pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk mempertahankan danmenyebarkan
Islam. (2) mereka masih belum punya staf sesuai dengan kebutuhan pembaharuan untuk mengajarkan
cabang-umum. Kedua; pemeliharaan tata nilai tertentu, yang untuk memudahkan dapat dinamai
subkultur Pesantren.
Tata nilai ini ditekankan pada fungsi mengutamakan beribadah sebagai pengabdian dan mengutamakan
guru sebagai jalan untuk memperoleh pengetahuan agama yang hakiki. Dengan demikian, subkultur ini
menetapkan pandangan hidupnya sendiri, yang bersifat khusus Pesantren, berdiri atas landasan
pendekatan ukhrawi pada kehidupan dan ditandai oleh ketundukan mutlak kepada “ulama.

2. Pondok Pesantren Kholafiyah (Modern)

Pondok Pesantren Kholafiyah (modern) menurut pandangan Rahardjo adalah: “Pondok Pesantren yang
telah memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang telah dikembangkan, beberapa
jenis Pondok Pesantren Kholafiyah (Modern) selain memiliki sekolah diniyah juga memiliki sekolah
umum mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi”.Maka dengan demikian Pondok Pesantren
Modern merupakan perubahan dari tipe Pesantren Salafiyah, karena orientasi belajar yang diterapkan
cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar secara modern dan meninggalkan sistem belajar
tradisional. Penerapan sistem belajar modern ini terutama nampak pada penggunaan kelas-kelas
belajar, baik dalam bentuk Madrasah maupun sekolah. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum
sekolah atau Madrasah yang berlaku secara nasional. Perbedaannya dengan sekolah dan Madrasah
terletak pada porsi pendidikan agama dan bahasa Arab lebih menonjol sebagai kurkulum lokal.

Disamping usaha-usaha yang tertera pada paparan di atas, Pondok Pesantren Modern juga
memperkenalkan kegiatan keterampilan dalam sistem pendidikan mereka. Santri senantiasa didorong
untuk mempelajari pengetahuan, segala bentuk keterampilan dan usaha-usaha ekonomi yang
diperkenalkan oleh Pesantren semata-mata untuk mengasah santri agar memiliki jiwa kewirausahaan
yang merupakan watak yang hidup dalam lingkungan Pesantren . Ada pula Pesantren yang bergerak di
bidang “bisnis”.

Dengan ini bagaimana pendidikan Islam terutama Pondok Pesantren menatap masa depan yang sangat
kompleks permasalahannya akibat modernisasi dan pendidikan sebagai alat untuk mendalami realitas
kehidupan ini. Pendidikan Islam dalam era perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini, semakin
dipertanyakan relevansinya, terutama jika dikaitkan dengan kontribusinya bagi perkembangan ilmu dan
teknologi. Dalam hal ini umat Islam jauh tertinggal di belakang dalam percaturan ilmu dan
teknologi.Guna menjawab tantangan jaman bagi Pondok Pesantren maka perlu adanya perubahan
dalam kurikulum dan penampungan bagi minat santri yaitu berupa keterampilan, seni, dan Olah Raga
sebagai pegangan hidupnya nanti ditengah-tengah masyarakat yang penuh dengan perubahan-
perubahan akibat modernisasai.

3.Pesantren Kilat

yaitu pesantren yang berbentuk semacam training dalam waktu relatif singkat dan biasa dilaksanakan
pada waktu libur sekolah.Pesantren ini menitik beratkan pada keterampilan ibadah dan
kepemimpinan.Sedangkan santri terdiri dari siswa sekolah yang dipandang perlu mengikuti kegiatan
keagamaan dipesantren kilat.

4.Pesantren terintegrasi
yaitu pesantren yang lebih menekankan pada pendidikan vocasional atau kejuruan sebagaimana balai
latihan kerja di Departemen Tenaga Kerja dengan program yang terintegrasi. Sedangkan santri
mayoritas berasal dari kalangan anak putus sekolah atau para pencari kerja.

E. SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

Sistem pendidikan pondok pesantren dapat diartikan serangkaian komponen pendidikan dan pengajaran
yang saling berkaitan yang menunjang pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh pondok pesantren.

Pondok pesantren tidak mempunyai rumusan yang baku tentang sistem pendidikan yang dapat
dijadikan sebagai acuan bagi semua pendidikan di pondok pesantren. Hal ini disebabkan karakteristik
pondok pesantren sangat bersifat personal dan sangat tergantung pada Kiai pendiri. Pondok pesantren
mempunyai tujuan keagamaan, sesuai dengan pribadi dari Kiai pendiri. Sedangkan metode mengajar
dan kitab yang diajarkan kepada santri ditentukan sejauh mana kualitas ilmu pengetahuan Kiai dan
dipraktekkan sehari-hari dalam kehidupan. Kebiasaan mendirikan pondok pesantren dipengaruhi oleh
pengalaman pribadi Kiai semasa belajar di pondok pesantren.

Amin Rais, mengemukakan bahwa dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok
pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada
umumnya, yaitu:

1. Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan Kiai.

2. Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.

3. Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar dan ijazah, karena sebagian besar
pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya untuk masuk
pesantren tanpa adanya ijazah tersebut.

4. Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa


percaya diri dan keberanian diri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (‫دوق‬,,‫ )فن‬yang berarti penginapan. asrama atau wisma
sederhana, karena pondok memang sebagai tempat penampungan sederhana dari para pelajar/santri
yang jauh dari tempat asalnya (Zamahsyari Dhofir, 1982: 18)

Pesantren merupakan lembaga dan wahana agama sekaligus sebagai komunitas santri yang “ngaji” ilmu
agama islam. Pondok pesantren sebagai lembaga tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi
juga mengandung makna keaslian (indigenous) Indonesia, sebab keberadaannya mulai dikenal pada
periode abad kse 13-17 M, dan di jawa pada abad ke 15-16.

Tujuan umum pesantren adalah membina umat Islam agar berkepribadian Muslim sesuai dengan ajaran-
ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta
menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan negara”.

Pondok pesantren memiliki karakteristik yaitu pada umumnya pondok pesantren memiliki tempat-
tempat belajar yang saling berdekatan sehingga memudahkan para santri untuk melangsungkan proses
pembelajaran.

B. SARAN

Demikianlah isi makalah ini yang kami susun, dengan penuh kesadaran kami yang hanya manusia biasa
yang tak pernah luput dari salah dan lupa, mohon maaf jika ada kekeliruan dari segi ketikan tulisan dan
argumen diatas. Dan yang paling penting adalah kami berpengharapan besar kepada Bapak pengampu
mata kuliah Sejarah Perdaban Islam di Indonesia untuk terus mengakawal kami, memberi tinjauan pada
makalah kami, dan selanjutnya kepada sahabat-sahabat pembaca yang budiman kami mengaharap
kritikan dan saran sahabat-sahabat sekalian pada makalah kami ini yang tentunya akan
menambah/meningkatkan wawasan berpikir kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

·http://tsalmans.blogspot.com/2010/05/pengertian-pondok-pesantren.html

·Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994)

·Departemen agama RI direktorat jenderal kelembagaan agama islam, Pondok Pesantren dan Madrasah
Diniyah (Jakarta: 2003)

·Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Kapita Selekta Pendidikan Islam (bandung: ANGKASA, 2003),

·Drs. Hasan Basri,M.Ag. Ilmu Pendidikan Islam (jilid II), (Bandung: ANGKASA, 2009)

http://sibolang-lampung.blogspot.com/2011/04/sistem-pendidikan-pondok-pesantren.html

·Mohammad muchlis solichin, Masa Depan Pesantren, (Surabaya. SALSABILA. 2013)

·Ali Anwar, Pembaharuan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,
2011)

·Ahmad Mahmudi. Prinsip-Prinsip Kerja Participatory Action Research (PAR). Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai