Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKIKAT ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)


Dosen Mata Kuliah : Mursyid Fikri S.Pd.I.,MH

Disusun Oleh Kelompok 1 :

NURUL ILMI

ULFA MUFIDATUL FAUZIYAH

MUHAMMAD RUSLAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021/2022

I
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamiin, segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta
alam. Atas segala karunia nikmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah dengan tema ‘’HAKIKAT ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
(ISBD)’’ disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar (ISBD).

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat menjadi sarana membantu mahasiswa lain
terutama mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam kelas 1E agar dapat
memahami bagaimana Hakikat Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) tersebut.

Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dari karya tersebut.

Makassar, 16 Oktober 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................I

DAFTAR ISI..................................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. Hakikat Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Umum................................................................2

1. Pengertian Hakikat Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Umum.......................................2


2. Hakikat Pendidikan Nilai Dan Konsep Pendidikan Umum.................................................2
B. Hakikat Ilmu Sosial Budaya Dasar.........................................................................................4
1. Manusia Sebagai Mahkluk Berbudaya.................................................................................5
2 Apresiasi Terhadap Kamanusian Dan Kebudayaan..............................................................6
C. Hakikat ISBD Dalam Pendidikan Umum Di Perguruan Tinggi.............................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................9

A. Kesimpulan.............................................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek-
aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan-permasalahan yang bersifat ada.
Hakikat ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori-teori ilmu sosial dan
kebudayaan sehingga diekspektasikan seorang dapat memiliki wawasan keilmuan yang
bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan, kesetaraan, dan manusia di
dalam kehidupan bersosialisasi.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan umum ?
2. Apa yang dimaksud hakikat ilmu sosial budaya dasar ?
3. Apa yang dimaksud ISBD dalam pendidikan umum di perguruan tinggi ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan umum
2. Untuk mengetahui hakikat ilmu sosial budaya dasar
3. Untuk mengetahui ISBD dalam pendidikan umum di perguruan tinggi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Umum


1. Pengertian Hakikat Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Umum

Hakikat dari pendidikan umum adalah mengikuti perkembangan arus globalisasi


dan dapat membedakan mana yang baik untuk kita dalam menghaddapi pesatnya
globalisasi. pendidikan nilai hakikatnya sebagai menanam dan memperkuat nilai-nilai
positif yang ada dalam masyarakat. Hakikatnya pendidikan nilai pendidikan hukum
adalah agar kita dapat menaati peraturan dan norma yang ada di masyarakat.

Berbicara masalah pendidikan tentu tidaklah mudah, karna terkait dengan


berbagai unsur kompleks yang membangun pendidikan supaya mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.unsur penentu dalam mencapai tujuan diantaranya kebijakan
pemerintah, kurikulum, guru (sebagai ujung tombak pendidikan), peserta didik dengan
tingkat kedewasaan yang sesuai dengan usia dan tingkat pendidikan, serta infrastruktur
belajar berupa ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
Nuansa pendidikan bernafaskan liberal education di indonesia masih dirasakan
dengan ciri-ciri fregmentasi/spesialisasi sekaligus dominasi mata pelajaran tertentu
memerlukan pemecahan masalah (problem solving) yang ditelusuri melalalui kajian yang
digambarkan bagan menelusuri hakikat pendidikan nilai.

2
2. Hakikat Pendidikan Nilai Dan Konsep Pendidikan Umum

Untuk memperkuat pernyataan pendapat tersebut diatas, kita kaji pula dalam
konteks budaya setempat dengan mengintegrasikan nilai-nilai yang diajarkan ke dalam
aktivitas hari-hari dan berlandaskan kurikulum. Belajar pendidikan hendaknya di
sesuaikan pula dengan situasi dan kondisi psikologis siswa. Karena mempelajari
perilaku awal siswa adalah landasan psikologis guna efeksitas penyampaian
pemahaman dan aplikasi nialai-nilai tersebut.

Tilman (2004) menawarkan aktivitas pengalaman supaya beroleh pengalaman


praktis hal itu berupa metodologi praktisdengan cara mengekplorasi mengembangkan
nilai-nilai kunci pribadi sosial diantaranya :

(1) Kedamaian
(2) Penghargaan
(3) Cinta
(4) tanggung jawab
(5) kebahagiaan
(6) kerjasama
(7) kejujuran
(8) kerendahan hati
(9) Toleransi

Penguatan pada pribadi sosial pun demikian juga,kulminasi pencapaian terletak


pada ketuhanan yang unuversal karna setiap tuntunan agama manapun mengajarkan
kebaikan yang intinya melaksanakan segala perintahnya (Takwa). Bila konsep ini
dilaksanakan secara baik maka seluruh aspek kehidupan sebenarnya sudah ada di
dalamnya. Perlu diketahui melalui agama tahu tentang kebaikan (knowing), melakukan
kebaikan (doing) dan menjadi orang baik (being).

Berkaitan dengan konsep menjadi orang baik proses pendidikan adalah jalan
utama dalam meraihnya, namun akan jadi hisapan jempol belaka jika proses pendidikan
mengutamakan kecerdan otak belaka tanpa memperhatikan kecerdasan watak.
Perubahan sikap positif adalah dambaan dunia pendidikan karna menurut Chapman

3
(1990) dalam bukunya yang berjudul sikap kekayaan jiwa yang paling berharga
dinyatakan “sikap positif adalah perwujudan nyata dari suasana jiwa yang terutama
memperhatikan hal yang positif (positif thinking).

Secara alamiah perubahan kebudayaan beserta perilaku yang mengiringinya


senantiasa berubah, perubahan perilaku pada masyarakat terjadi karna pengaruh
lingkungan setempat, karna manusia bersifat adaptif (Caroline Turner:Tradition and
Change). Harapan mengakar kepada tradisi (cultural up root) atau punya jati diri dengan
berlandaskan kepada kelokalan nilai-nilai budaya bangsa (logal genius) dalam tindak
dan perilaku hanya ‘isapan jempol’ jika tidak ada usaha mengkontruksi kembali nilai-
nilai atau kearifan budaya bangsa. Sekaitan dengan hal itu, peserikatan bangsa-bangsa
menyatakan sharing Our Valeus for a Better World. Sebagai usaha sadar bahwa adalah
fakta pentingnya pendidikan nilai yang memberikan konstribusi nyata bagi dunia
pendidikan.

B. Hakikat Ilmu Sosial Budaya Dasar

Budaya menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,


dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara budaya adalah buah
budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni
zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukarandidalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaanyang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Ilmu Sosial
mencakup banyak hal yang diantaranya adalah :
(1) Interaksi lingkungan masyarakat.
(2) Saling membutuhkan antar komponen masyarakat (manusia sebagai mahkluk
social).
(3) Manusia tidak bisa hidup sendiri. Artinya manusia sebagai mahkluk social yang
tidak bias hidup sendiri adalah bahwa pada hakikatnya manusia perlu manusia
lain untuk melanjutkan hidupnya. Bagaimana tidak, dengan kebersamaanlah
kebudayaan manusia bias menjadi modern seperti sekarang ini. Sebut saja ketika
kita ingin membangun rumah, tentuharus meminta bantuan lain dengan

4
mendatangkan tukang bangunan, sehingga rumah yang kita inginkan dapat jadi
seperti yang kita inginkan, bayangkan saja bila membangun rumah hanya
dengan tangan kita sendiri, tentu rumah itu tak akan jadi sesempurna yang kita
inginkan dan waktunya pun sangat lama sekali.

ISBD merupakan sebagai integrasi dari ISD dan IBD yang memberikan dasar-
dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehinggan
mampu mengkaji masalah sosial, kemanusian, dan budaya. Pendekatan ISBD juga
merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah sosial, kemanusian, dan
budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang.Dengan wawasan sehinggan mampu
mengkaji sebuah masalah kemasyarakat yang lebih kompleks, demikian pula dengan
solusi pemecahannya.

1. Manusia Sebagai Mahkluk Berbudaya

Akal budi merupakan kelebihan yang dimiliki oleh manusia. Akal adalah
kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat. Budi artinya akal juga atau arti lain
bagian dari hati. Bahasa Sansekerta Budi yaitu Budhyang artinya akal. Hal ini dilengkap
oleh kamus Lengkap Bahasa Indonesia Budi adalah bagian dari kata hati yang berupa
paduan akal dan perasaan yang dapat membedakan baik dan buruk. Istilah lain dari kata
budi yaitu : Akhlak Dengan akal dan budi inilah manusia mampu menciptakan berbagai
hal antara lain :

(1) Menciptakan
(2) Kreasi
(3) Memperlakukan
(4) Memperbaruh
(5) Memperbaiki
(6) Mengembangkan
(7) Meningkatkan sesuatu.

Menurut Abraham Maslow seorang ahli psikologi, berpendapat bahwa


kebutuhan manusia dapat dibagi beberapa tingkatan yaitu :

5
a) .Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs) yaitu
kebutuhan ini menyangkut perasaan,seperti bebas dari rasatakut, terlindung dr
ancaman dan penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dan
sebagainya.
b) .Kebutuhan sosial (sosial needs). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan akan
dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa
setia kawan, kerja sama, persahabatan, interaksi.
c) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) Merupakan kebutuhan akan dihargai
kemampuan, kedudukan, jabatan, status, pangkat, dan sebagainya.
d) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) Merupakan kebutuhan
memaksimalkan penggunaan potensi, kemampuan, bakat, kreativitas, ekpresidiri,
dan prestasi.

2 Apresiasi Terhadap Kamanusian Dan Kebudayaan

Manusia dan Kemanusian. Kemanusian istilah lain dari abstrak atau disebut
Human dan Manusia itu sendiri adalah konkret atau disebut Homo Kemanusia berarti
hakikat dan sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk yang tinggi harkat dan martabatnya.
Dengan menggambarkan ungkapan akan hakikat dan sifat yang dimiliki oleh makhluk
manusia. Manusia dan Kebudayaan.

Kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta, yaitu buddhayah yang arti lainnya
(budi dan akal). Definisi yang dikemukan oleh beberapa ahli yaitu :

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi lain, yang disebut superorganik.

(1) Andreas Eppink kebudayaan mengandung pengertian, nilai, norma, ilmu


pengetahuan serta struktur sosial, religius,dan ditambah dengan pernyataan
intelektual.
(2) Edward B.Taylor kebudayaan merupakan yang kompleks didalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adatistiadat dan kemampuan-
kemampuan yang didapat oleh masyarakat.

6
(3) Selo Soemarjan dan Soemardi kebudayaan adalah sarana hasil karya,rasa, dan
cipta masyarakat.
(4) Koentjaranigrat kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia
yang harus dibiasakan dengan belajar serta hasil budi pekerti.

3. Etika Dan Estetika Berbudaya

Etika berasal dari kata Yunani, yaitu Ethos, secara etimologis etika adalah ajaran
tentang baik buruk. Etika sama artinya dengan moral (mores dalam bahasa latin) yang
berbicara tentang peredikat nilai susila,atau tidak susila, baik dan buruk. Bertens
menyebutkan ada tiga jenis makna etika yaitu :

(1) Etika dalam nilai-nilai atau norma untuk pegangan seseorang atau kelompok
orang dalam mengatur tingkah laku.
(2) Etika dalam kumpulan asas atau moral (dalam arti lain kode etik).
(3) Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk artinya daalam filsafat
moral. Estetika Manusia dalam Berbudaya.

Sedangkan estetika dapat diartikan lain sebagai teori tentang keindahan


Keindahan dapat diartikan beberapa hal yaitu :

(1) Secara luas yaitu mengandung ide yang baik yang meliputi watak indah,hukum
yang indah, ilmu yang indah, dan lain sebagainya.
(2) Secara sempit yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk
dan warna).
(3) Secara estetik murni yaitu menyangkut pengalaman yang berhubungan dengan
penglihatan, pendengaran dan etika.

C. Hakikat ISBD Dalam Pendidikan Umum Di Perguruan Tinggi

Pendidikan didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan secara sadar dan


terencana untuk membentuk dan mengembangkan potensi diri seseorang/kelompok
orang untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

7
dan kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa, dan negara.

Dengan berbagai mata kuliah yang berisikan pendidikan nilai seperti juga
ISBD, maka institusi perguruan tinggi diharapkan mampu untuk menghasilkan
manusia-manusia terdidik yang memiliki sikap kritis, peka dan arif dalam
memandang, menghadapi dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat dan negaranya.

Dengan tingkat kompetensi tersebut, maka ISBD menjadi penting dalam


proses pendidikan di perguruan tinggi. Karena pada hakikatnya ISBD tidak hanya
memberikan pengetahuan akan tetapi juga memberikan tekanan yang lebih besar pada
pemahaman dan melatih kepekaan serta menumbuhkan kearifan dan keterampilan
sosial budaya pada mahasiswa.

Pemerintah mengharuskan perguruan tinggi dengan menetapkan tri


dharma perguruan tinggi. Isi yaitu bahwa setiap perguruan tinggi harus mengabdi pada
masyarakat. Untuk pendidikan keguruan harus menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan professional. Antara lain :

a) Memiliki komitmen yang tinggi.


b) Memiliki sikap dan kepribadian yang mencerminkan diri beriman.
c) Memiliki pengetahuan, wawasan dan pandangan jauh ke depan.
d) Memiliki kepekaan terhadap masalah di masyarakat.

Sedangkan kemampuan akademis meliputi :


a) Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah.
b) Penguasaan terhadap peralatan analisis maupun berpikir logis.
c) Kemampuan konsepsional.
d) Kemampuan menawarkan alternative dalam pemecahan masalah.

Pendidikan umum adalah pondasi dari segala sesuatu yang berkenaan


dengan pendidikan dasar dan pengalaman di perguruan tinggi, meliputi keterampilan

8
pengetahuan, perilaku dan nilai-nilai yang di dapatkan dari pelajaran. Sehingga
pendidikan umum menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk :

a) Berpikir logis dan kreatif.


b) Dapat membaca secara ekstensif dan bersespektif.
c) Dapat menelusuri nilai-nilai dalam kemanusiaan.
d) Dapat menggunakan computer.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hakikat dari pendidikan umum adalah mengikuti perkembangan arus globalisasi dan
dapat membedakan mana yang baik untuk kita dalam menghadapi pesatnya
globalisasi. Pendidikan nilai hakikatnya sebagai menanam dan memperkuat nilai-nilai
positif yang ada dalam masyarakat. Hakikatnya pendidikan nilai pendidikan hukum
adalah agar kita dapat menaati peraturan dan norma yang ada di masyarakat.
2. Manusia sebagai makhluk hidup yang kompleks memilki berbagai kemampuan dalam
mangatasi berbagai masalah yang dihadapinya, kemampuan tersebut mencakup akal,
intelegasi, dan intitusi. Kebudayaan sifatnya dinamis dimana selalu mengalami
perubahan. Perubahan dapat berjalan cepat maupun lambat. Terdapat berbagai sebab
yang dapat melatar belakangi terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya perubahan
lingkungan alam, perubahan karena kontak dengan kelompok lain, fenomena menarik
yang nampaknya semakin tidak dapat kita hindari di era globalisasi dimana saling
ketergaantungan antar warga dunia semakin besar.
3. Dengan berbagai mata kuliahyang berisikan pendidikan nilai seperti juga ISBD, maka
institusi perguruan tinggi diharapkan mampu untuk menghasilkan manusia-manusia
terdidik yang memiliki sikap kritis, peka dan arif dalam memandang, menghadapi dan
mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
dan negaranya.

9
B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan untuk referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustian,Ary Ginanjar,(2007),Emotional Spiritual Quotient, jakarta: Penerbit

Arga

Echols.Jhon,M, 1992 English-Indonesian Dictionery,Third Edition,Jakarta :

Pt Gramedia

Mumtazinur, Ma (2019) Buku Ajar Ilmu Sosial Budaya Dasar, Aceh:Lembaga Kajian Kosntitusi
Indonesia

Http://www.silabus.web.id diakses pada tanggal 16 oktober 2021

Http://repository.ar-raniry.ac.id diakses pada tanggal 16 oktober 2021

Http://makalah-makalah.blogspot.com

11

Anda mungkin juga menyukai