MAKALAH
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam tidak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat
kepada umat manusia. Beliaulah yang mengangkat kita dari alam kegelapan
menuju alam yang terang benderang dengan adanya agama Islam.
Pertama, kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Bambang
Eko Aditia,M.Pd yang telah memberikan bimbingan kepada kami sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah kami dengan judul “KONSEP ILMU
PENDIDIKAN” sehingga makalah kami mampu menjadi rujukan yang dapat
membantu para pembaca sekalian dalam menghadapi problem yang ada.
Kedua, kami juga ucapkan terimakasih kepada teman-teman sekalian yang
telah meberikan support serta dukungan kepada kami sehingga kami mampu
memberikan edukasi berupa makalah yang kami buat.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Ilmu
Pendidkan dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan edukasi ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami ke depannya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari serta memproses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
pembuatan, mendidik (kangtofa.wordpress.com,15.27).
Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-
cita manusia yang berkualitas disamping itu juga melatih ketrampilan didalam
bidang tertentu. Perubahan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar
peningkatan pendidikan keseluruhan. Pendidikan di sekolah tidak bias lepas dari
kegiatan belajar mengajar, yang meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut
pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan pengetahuan yang
bermanfaat bagi kehidupan. Tercapainya tujuan pembelajaran menjadi cerminan
prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar (Anonim, Paduan
Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu, (Jakarta: Depdiknas 2006).
Pengertian pendidikan menjadi penting manakala bahwa kita dapat
memungkir bahwa dengan perkembangan jaman di dunia pendidikan yang terus
berubah dengan signifikan sehingga banyak mengubah pola fikir pendidik, dari
pola fikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Hanya saja, seiring dengan
kemajuan pendidikan terkadang konsep dan pengertian tersebut mungkin menjadi
bias atau kabur (mberkuliah.blogspot.com)
Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan manusia itu
sendiri. Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan lebih baik,
teratur untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran
teoritis tentang pendidikan. Pendidikan adalah upaya sadar untuk
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia, melahirkan teori-teori
pendidikan.
1
B. Rumus Masalah
1. Bagaimana Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Pendidikan
2. Bagaimana Kedudukan Ilmu Pendidikan
3. Bagaimana Sifat-sifat Ilmu Pendidikan
4. Bagaimana Obyek-obyek Ilmu Pendidikan
5. Apa saja Ilmu-ilmu Bantu Ilmu Pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana ilmu pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan
2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan ilmu pendidikan
3. Untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat ilmu pendidikan
4. Untuk mengetahui bagaimana obyek-obyek ilmu pendidikan
5. Untuk mengetahui apa saja ilmu-ilmu bantu ilmu pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan
Pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah dua bagian yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam proses pendidikan terdapat sebuah ilmu pengetahuan, serta
sebalikya dalam proses ilmu pengetahuan itu terdapat kegiatan pendidikan di
dalamnya.
3
yang kita sebut pendidikan (mendidik dan matis) tentang realitas yang kita sebut
pendidikan (mendidik dan dididik).
Untuk mencapai status sebagai ilmu pengetahuan ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi. Menurut Prof.J.R. Pudjawijatno, 1960 : 9 syarat-syarat tersebut
ialah:
1. Obyek sendiri
2. Metode penyelidikan
3. Sistimatika
4. Tujuan sendiri
4
meletakkan ilmu pengetahuan sebagai obyeknya. Ilmu pengetahuan menurut
sistematikanya dibagi menjadi dua yaitu:
1. Ilmu-ilmu murni, yaitu ilmu yang mendahului pengalaman atau bebas dari
pengalaman ilmu murni
2. lmu-ilmu Empiris, yaitu ilmu berdiri sendiri tidak terikat oleh ilmu
empiris, misalnya matematika.yang terikat oleh obyek tertentu yang
terdapat didalam pengalaman seperti ilmu alam.
5
d. Ilmu tersebut mempunyai metode dan tujuan tertentu.
B. Kedudukan Ilmu Pendidikan
6
Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan
mendidik. Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu harus dapat bersifat:
7
teratur untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran
teoritis tentang pendidikan. Pendidikan adalah upaya sadar untuk
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia, melahirkan teori-teori
pendidikan.
8
Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu juga memiliki beberapa sifat
diantaranya sebagai berikut:
Misalnya kalau kita bercerita tentang terjadinya perang, apakah perang itu
benar-benar terjadi atau tidak, kita bisa mencari tahu berdasarkan bukti-bukti atau
peninggalan yang ditemukannya, masih adanya saksi yang masih hidup, adanya
laporan tertulis, adanya tempat yang dijadikan pertempuran dan bukti-bukti
lainnya. Dengan demikian cerita sejarah merupakan cerita yang memang empiris,
artinya benar-benar tejadi karena berdasarkan bukti yang ditemukan. Kalau cerita
tidak berdasarkan bukti, bukan sejarah namanya, tetapi dongeng yang bersifat
fiktif (Bahrul Munir, Sifat dan Metode Ilmu Pengetahuan,
http://bahrululummunir.blogspot.co.id/2011/03/sifat-dan-metode-ilmu-
pengetahuan.html diakses pada Mingu,05 September 2021(17.30)).
9
pendidik yang melaksanakan pendidikan. Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan
norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktek dan
pengalaman mendidik, tetapi secara normatif bersumber dari norma masyarakat,
juga dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
10
Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah, Nabi
Muhammad juga mengajarkan al-Qur’an karena al-Qur’an merupakan inti sari dan
sumber pokok ajaran Islam. Disamping itu, Nabi Muhammad SAW mengajarkan
tauhid kepada umatnya.
11
kepada praktik dan perbuatan-perbuatan yang mempengaruhi anak didiknya. Jadi,
dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis.
Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu sistem pendidikan yang biasanya disebut
ilmu mendidik teoritis. Ilmu mendidik teoritis ini disebut juga ilmu mendidik
sistematis. Jadi sebenarnya kedua istilah itu mempunyai arti yang sama, yaitu
teoritis sama saja dengan sistematis.
12
Peserta didik sebagai manusia menjadi obyek ilmu pendidikan yang
bersifat material sedangkan usaha untuk membawa peserta didik dalam mencapai
tujuan pendidikan atau kedewasaan disebut obyek pendidikan yang bersifat
formal. Upaya mendidik, membimbing dan melatih siswa menuju perbaikan dan
tanggungjawab sebagaimana dalam praktek pendidikan adalah menyangkut
persoalan-persoalan pendidikan.
Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek. Objek ilmu pengetahuan
dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Objek material dan Objek formal
(Abu Ahmdi dan Nur Uhbiyanti, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta: Semarang,
1991, hlm.81).
1. Objek Material
Objek material adalah bahan atau masalah yang menjadi sasaran
pembicaraan, penelitian atau penelaahan dari ilmu pengetahuan.
Sedangkan menurut Surajiyo dkk. objek material dimaknai dengan suatu
bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Objek
material juga berarti hal yang diselidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin
ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik yang konkret maupun yang abstrak,
yang materil maupun yang non-materil. Bisa pula berupa hal-hal, masalah-
masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya.
Istilah objek material sering juga disebut pokok persoalan (subject matter).
Pokok persoalan ini dibedakan atas dua arti, yaitu:
a. Dimaksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikan faktual.
Misalnya: Penyelidikan tentang atom termasuk bidang fisika,
penyelidikan tentang chlorophyl termasuk penelitian bidang botani
atau bio-kimia dan sebagainya.
b. Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang
saling berhubungan.
Misalnya: Anatomi dan fisiologi keduanya berkaitan dengan
struktur tubuh. Anatomi mempelajari strukturnya sedangkan
fisiologi mempelajari fungsinya. Kedua ilmu tersebut dapat
dikatakan memiliki pokok persoalan yang sama, namun juga
13
dikatakan berbeda. Perbedaaan ini dapat diketahui apabila
dikaitkan dengan corak-corak pertanyaan yang diajukan dan aspek-
aspek yang diselidiki dari tubuh tersebut. Anatomi mempelajari
tubuh dalam aspeknya yang statis, sedangkan fisiologi dalam
aspeknya yang dinamis.
Sasaran dari objek material ini adalah peserta didik, yang memiliki
ciri khas yang perlu di pahami oleh pendidik:
Ø Individu yang mempunyai potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga merupakan insan yang unik.
Ø Individu yang sedang berkembang, karena itu individu tersebut
membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
Ø Individu yang mempunyai kemampuan mandiri (Umar
Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Asdi
Mahasatya: 1991, hlm.81).
2. Objek Formal
Objek formal adalah bidang yan menjadi keseluruhan ruang lingkup
garapan riset pendidikan. Seperti upaya untuk mendidik, membimbing, dan
melatih siswa menuju perbaikan dan berkaitan dengan persoalan pendidikan.
Objek formal juga berarti sudut tinjauan dari penelitian atau pembicaraan yang
dilakukan oleh seseorang terhadap suatu ilmu pengetahuan atau bisa dikatakan
sudut pandang darimana objek material itu disorot. Jika sudut pandang itu logis,
konsisten dan efisien maka dihasilkanlah sistem filsafat yang lebih kepada
pembahasan secara mendalam.
Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi
pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu objek
material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan
mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, tujuan pengetahuan
sudah ditentukan.
Misalnya, Objek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia ini
ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang
14
mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi, sosiologi dan
sebagainya.
E. Ilmu-ilmu Bantu Ilmu Pendidikan
1. Ilmu-ilmu Agama
Pendidikan agama disekolah bertujuan untuk membina dan
menyempurnakan pertumbuhan dan kepribadian anak didik, pendidikan agama
disekolah meliputi dua aspek yang penting:
a. Aspek pembentukkan (yang ditunjukkan kepada jiwa)
Tugas guru adalah menyadarkan anak didik tentang adanya Tuhan, melatih
anak didik untuk melakukan ibadah, membiasakan anak didik untuk
bersopan santun dan berakhlak yang mulia.
a. Aspek Pengajaran Agama (ditunjukkan kepada fikiran)
Tugas guru adalah menunjukkan apa yang disuruh dan apa yang dilarang
sesuai dengan ajaran agama. Jadi pendidikan agama tidak boleh lepas dari
pengajaran agama, artinya pengetahuan, pemahaman, norma-norma,
kewajiban-kewajiban, dan hukum-hukum yang berlaku.
2. Ilmu Filsafat
15
Ilmu filsafat ini dapat memberi inspirasi bagi para pendidikan untuk
melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang pendidikan,
filosof memaparkan idenya bagaimana pendidikan itu, kemana diarahkan
pendidikan itu, siapa saja yang patut menerima pendidikan itu dan bagaimana cara
mendidik serta peran didik. Pendidikan menurut filsafat ini bertujuan
mengembangkan kesadaran individu, memberi kesempatan untuk bebas memilih
etika, mendorong pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab dan
mengembangkan komitmen diri, peserta didik perlu mendapatkan pengalaman
sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual mereka, guru harus bersifat
demokratis dengan tehnik mengajar tidak langsung.
Diantara ilmu-ilmu lain yang bercabang dari filsafat dan dari logika
(mantiq) sendiri adalah ilmu debat dan diskusi yang dikembangkan oleh ahli-ahli
fiqih dan ahli-ahli kalam, yaitu kaum-kaum dan madzhab pemikiran Islam
bertambah banyak (Hasan Langgulung, Pendidikan Islam dalam Abad ke-21,
Pustaka al-Husna Baru: Jakarta,2003.hal:46).
3. Ilmu Psikologi
4. Ilmu Sosiologi
16
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dengan
kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Pendidikan yang diinginkan oleh
mayarakat ialah proses pendidikan yang bisa memperhatikan dan meningkatkan
keselarasan hidup dalam pergaulan manusia untuk mewujudkan cita-cita,
pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi, konsep teori sosiologi
memberi petunjuk –petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana seharusnya
mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan hidup yang
harmonis, bersahabat dan akrab sesama teman.
5. Ilmu Sejarah
Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau
kegiatan yang dapt didasari oleh konsep-konsep tertentu, sejarah dalam
pendidikan merupakan motivasi yang kuat sebagai faktor penggerak dalam diri
manusia dalam hal ini nilai-nilai masa lampau yang telah teruji oleh zaman,
adapun fungsi sejarah adalah mengabdikan pengalaman-pengalaman masyarakat
diwaktu yang lampau yang menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
6. Ilmu Ekonomi
17
Dalam dunia pendidikan faktor ekonomi bukan sebagai pemegang peran
yang utama melainkan sebagai pemeran yang cukup menentukkan keberhasilan
pendidikan, sebab ekonomi merupakan salah satu dari bagian sumber pendidikan
yang membuat anak mampu mengembangkan afeksi, kognisi dan keterampilan.
18
19
BAB III
KESIMPULAN
Secara umum yang menjadi objek atau sasaran ilmu pendidikan adalah
seluruh yang menjadi objek dalam aktivitas pendidikan atau praktek pendidikan
20
yang meliputi kegiatan mendidik, mengajar, melatih peserta didik agar
berkembang potensinya serta menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.
Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi
pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu objek
material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan
mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, tujuan pengetahuan
sudah ditentukan.
Inti pembahasan atau pokok persoalan dan sasaran material dalam ilmu
pengetahuan sering disebut sebagai objek material ilmu pengetahuan, Sedangkan
cara pandang atau pendekatan-pendekatan terhadap objek material ilmu
pengetahuan biasa disebut sebagai objek formal.
DAFTAR PUSTAKA
21
Hasan Langgulung. Pendidikan Islam dalam Abad ke-21, Pustaka al-
Husna Baru: Jakarta, 2003. hal: 26
http://mohkhoiruzaki.blogspot.co.id/2016/02/makalah-ilmu-pendidikan-
sifat-dan-objek.html
22
Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Bumi Aksara: Jakarta. 2008.
23