“PARAGRAF”
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Muhammad Iqbal (2120901043)
Afrinda Cahyantika (2120901055)
Anisa Juniarti (2120901056)
Dosen Pengampu:
Rully Aprina, M. Hum
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia ini tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta
salam kami haturkan kepada baginda Rasulullah SAW. Karena berkat perjuangan beliaulah
kita dapat mengenal Agama Islam dan ilmu pengetahuan lainnya.
Makalah dengan judul “Paragraf” ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak.
Makalah ini sengaja kami susun sebagai wujud dari tanggung jawab moral terhadap salah
satu tugas perkuliahan dari dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami ucapkan
terima kasih kepada Bu Rully Apriana, M. Hum, selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Bahasa Indonesia.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
3.2 Saran...............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan pada empat pemerolehan
keterampilan Bahasa yaitu, keterampilan menyimak, keterampilan membaca,
keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa
yang penting untuk dikembangkan yaitu keterampilan menulis. Menulis adalah
mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat.
Menulis juga dapat berarti menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang (Tarigan dalam Fitriani dkk,
2018:2).
Kegiatan menulis dapat berupa menyusun kalimat, merangkai kalimat, dan juga
menyusun karangan. Karangan dapat diartikan sebagai sesuatu yang abstrak dan untuk
bisa memahaminya perlu dipecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil yang dikenal
dengan paragraf. Paragraf menjadi bagian terpenting dari sebuah karangan yang terdiri
dari kalimat yang saling berhubungan secara utuh serta padu membentuk satu kesatuan
pikiran. Berbicara tentang paragraf, dalam makalah ini akan dibahas lebih jelas mengenai
pengertian paragraf, ciri-ciri paragraf, ciri-ciri paragraf, syarat-syarat paragraf, unsur
paragraf, jenis-jenis paragraf, dan pola pengembangan paragraf.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
yang terdapat dalam kalimat topik, (4) Paragraf memiliki pikiran penjelas yang terdapat
dalam kalimat penjelas.
Paragraf sendiri berisi mengenai detail-detail dari kalimat topik dan paragraf
bukanlah kumpulan dari kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan
juga beberapa kalimat penjelas. Dalam setiap kalimat penjelas berisi mengenai detail
yang sangat spesifik terkait kalimat topik serta tidak mengulang pikiran penjelas lainnya [
CITATION Ros21 \l 1033 ]
5
b. Pengembangan, artinya gagasan dasar dinyatakan ke dalam kalimat topik dan
gagasan pengembang di kemukakan kedalam kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
“Di kota Metropolitan seperti sekarang ini aku dilahirkan. Kemudian ayah
dan ibuku membawa aku yang masih berusia 3 tahun menuju kota batik
Pekalongan. Dari sini aku merasa bahwa dari kota asalku terdapat
perbedaan kehidupan yang berlangsung. Bagaimana tempat tinggalku
dulu hanya sediki saja yang ku ingat.”[ CITATION Bil20 \l 1033 ]
6
2. Kekompakan leksikal, ditandai dengan adanya kata-kata yang digunakan
dalam paragraf untuk menadai hubungan antarkalimat atau bagian
paragraf.
Contoh:
“Seorang saksi mata, Paidi (50) warga Kecamatan Candisari,
Semarang mengatakan, saat itu ia baru selesai sholat Jum’at, sekitar
pukul 13.00, ia mendapati bus naas itu sudah berhenti dengan
kondisi sedan merah terjepit diantara bagian depan bus dan tiang
baliho. Ia bersama warga segera menolong korban”.[ CITATION
Lid13 \l 1033 ]
7
satu kalimat. Misalnya, “dan”, “sehingga”, “agar”, “sebelum”, dan lain-lain.
Contohnya: “kami menyiapkan jaket dan kaus kaki sebelum pergi Malang.”
Sementara konjungsi antarkalimat adalah kata sambung yang berfungsi untuk
menghubungkan antarkalimat dalam satu paragraf. Misalnya, “Jadi”, “Oleh
karena itu”, “Namun”, Contonya: “Hari ini Kota Malang diguyur hujan deras.
Oleh karena itu, kita harus membawa payung ditas saat sedang keluar rumah”.
Contoh:
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam persaingan bebas ialah tenaga kerja
yang memiliki etos kerja tinggi, yakni tenaga yang pandai, terampil, dan
berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang
mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu
tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis
yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk
diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja
yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal,
disiplin, dan jujur.[CITATION Sul15 \l 1033 ]
8
dibutuhkan dalam persaingan bebas ialah tenaga kerja yang memiliki etos
kerja tinggi, yakni tenaga kerja yang pandai, terampil, dan berkepribadian.
Kemudian kalimat topik tersebut di dikembangkan oleh kalimat penjelas.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif merupakan paragraf yang kalimat topiknya terletak di
bagian akhir paragraf. Paragraf induktif memiliki ciri-ciri secara garis besar,
yaitu (1) diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang
berfungsi sebagai penjelas dan merupakan pendukung gagasan utama; (2)
selanjutnya menarik simpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus tersebut
[ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Agar menjaga koherensi antar kalimat dalam paragraf, maka dalam
perumusan kalimat simpulan tersebut acap menggunakan konjungsi penumpu
kalimat sekaligus berfungsi sebagai konjungsi antarkalimat. Kata atau frasa
yang sering digunakan dalam penampu kalimat simpulan adalah jadi,
akhirnya, akibatnya, oleh karena itu, maka dari itu, berdasarkan uraian di
atas, dan dengan demikian. Kata-kata tersebut diletakkan pada awal kalimat
dan diawali dengan huruf kapital. Kata-kata tersebut juga berfungsi sebagai
konjungsi antar kalimat (konjungsi ekstraklausal), maka kata-kata tersebut
perlu diikuti tanda baca koma.[ CITATION Sul15 \l 1033 ]
Contoh:
Salju yang turun dati langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi.
Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan
cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya semakin
hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang
ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit. [CITATION
Sul15 \l 1033 ]
9
umum yang merupakan kalimat topiknya seperti di atas disebut dengan
paragraf induktif.
3. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)
Paragraf deduktif-induktif merupakan paragraf yang kalimat topiknya
terletak pada bagian awal dan akhir paragraf. Namun demikian, bukan berarti
terdapat dua gagasan utama pada paragraf tersebut. Dua kalimat topik di
dalam paragraf tersebut hanyalah bentuk pengulangan gagasan utama untuk
mempertegas informasi [ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Paragraf dengan pola tersebut dimulai dengan pernyataan yang bersifat
umum, dilanjutkan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus
sebagai penjelasnya, serta diakhiri dengan pernyataan umum lagi sebagai
pengulangan gagasan utama. Biasanya gagasan utama pada akhir paragraf
disusun dengan kalimat topik yang sedikit berbeda dengan kemasan kalimat
topik pertama[ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
Hasil penelitian menyebutkan bahwa tigginya kolesterol merupakan
faktor risiko terbesar yang menyebabkan seseorang terserang penyakit
jantung koroner. Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa
disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di
Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan penderita
tersebut menkonsumsi makanan yang kadar kolesterolnya tinggi. Begitu
pula di Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan oleh
pola makan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan demikian,
kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
[CITATION Sul15 \l 1033 ]
10
makan yang banyak mengandung kolesterol. Ketiga kalimat tersebut
merupakan penjelas bahawa kolesterol ialah penyebab utama penyakit
jantung.
4. Paragraf Interatif
Paragraf interatif adalah paragraf yang kalimat utamanya terdapat di
tengah-tengah paragraf. Paragraf interatif diawali dengan kalimat-kalimat
penjelas sebagai pengantar kemudian diikuti oleh gagasan utama dan ditambah
dengan kalimat -kalimat penjelas untuk menguatkan atau mempertegas
informasi [ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
Gunung Sinabung di Sumatera Utara Meletus. Belum reda Gunung
Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga Meletus. Selain gunung
berapi yang meletus, terjadi pula banjir di beberapa daerah. Ibu kota
Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir, NTT yang
sering terjadi kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang sedang
dilanda banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut
menimbulkan korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah
yang sudah siap panen menjadi gagal panen. Sayur yang ditanam dan
dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur, mengakibatkan harga di
pasaran menjadi melambung.[CITATION Sul15 \l 1033 ]
11
5. Ide Pokok Menyebar
Paragraf dengan pola seperti ini tidak mempunyai kalimat utama.
Pikiran utama menyebar di seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-
kalimatnya [ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
Matahari belum begitu tinggi. Embun masih terlihat berkilauan. Warna
bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu
dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain.
Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.[CITATION Sul15 \l 1033 ]
1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupakan paragraf yang gaya pengungkapannya
bertujuan untuk menceritakan atau mengisahkan rangkaian peristiwa atau
kejadian berdasarkan peristiwa kenyataan, peristiwa rekaan, ataupun
pengalaman hidup. Ciri utama dari paragraf narasi yaitu memiliki peristiwa atau
kejadian, baik yang benar-benar terjadi atau berupa imajianasi maupun
gabungan keduanya yang dirangkai sesuai dengan urutan waktu[CITATION
Sul15 \l 1033 ].
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi merupakan paragraf yang berisi gambaran mengenai
suatu objek atau kejadian yang jelas dengan melibatkan kesan indra. Paragraf
deskripsi bertujuan untuk memberikan kesan impresif kepada pembaca terhadap
12
objek, gagasan tempat, peristiwa yang hendak disampaikan oleh
penulis[CITATION Sul15 \l 1033 ].
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang bertujun untuk
menginformasikan mengenai sesuatu sehingga dapat memperluas pengetahuan
pembaca. Ciri-ciri dari paragraf eksposisi, yaitu berusaha menjelaskan sesuatu,
gaya tulisan yang bersifat informatif, alat kontribusi menggunakan fakta, dan
fakta digunakan untuk mengonkretkan informasi[CITATION Sul15 \l 1033 ].
4. Paragraf Persuasif
Paragraf Persuasif merupakan paragraf yang berisi ajakan. Paragraf
persuasive bertujuan untuk membujuk atau mengajak pembaca agar mau
melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Disamping itu, penulis
harus mampu menyampaikan bukti dengan data dan fakta yang mendukung agar
tujuannya dapat tercapai [CITATION Sul15 \l 1033 ].
5. Paragraf Argumentasi
Paragrf argumentasi merupakan paragraf yang bertujuan untuk
membuktikan pendapat penulis agar pembaca menerima pendapatnya. Pendapat
yang disampaikan penulis harus disertai dengan penjelasan dan alasan yang kuat
dan meyakinkan agar pembaca bisa terpengaruh [CITATION Sul15 \l 1033 ].
13
2. Paragraf Isi
Paragraf isi merupakan inti dari sebuah karangan yang letaknya diantara
paragraf pembuka dan paragraf penutup. Di dalam paragraf isi terdapat inti
pokok pikiran yang dikemukakan penulis. Jumlah paragraf isi bergantung pada
luas sempitnya informasi yang ingin disampaikan. Hal terpenting dalam
paragraf isi yaitu mengenai ketuntasan dalam membahas pokok pikiran yang
dikemukakan.[CITATION Sul15 \l 1033 ]
3. Paragraf Penutup
14
pemerintahan militer guna memerintah pulau jawa. Kemudian, ia
mengadakan inspeksi ke markas besar dari kedua divisi lain yang masih
termasuk dalam tentara ke-16 yang ia pimpin, yaitu divisi ke-48 di Fort de
Kock (Bukit Tinggi), Sumatera Tengah, dan divisi ke-8 di Surabaya yang
telah menduduki Jawa Timur. Pada 12 Maret 1942. Imamura mendirikan
markas besar tentara ke-16 di Batavia, yang kemudian diberi nama Djakarta
(Jakarta). (Soekarno dalam Suladi, 2015:82)
b. Ilustrasi
Pengembangan paragraf secara ilustrasi digunakan dalam paragraph
paparan (ekspositoris) untuk menyajikan suatu gambaran secara umum ataupun
khusus mengenai suatu konsep yang dinggap belum dipahami oleh pembaca.
Pemaparan yang disajikan mengikuti kesan demi kesan yang ditangkap oleh indra
penglihatan. Pemaparan dimulai secara beurutan dari benda terdekat ke benda
yang lebih jauh atau dalam letaknya, dari satu ruang ke ruang lainnya.
Kesinabungan yang dipapakan harus terjaga agar mudah dipahami oleh pembaca [
CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
“Olahraga merupakan rangkaian kegiatan yang menyehatkan badan.
Pasalnya dengan berolahraga kita dapat terhinda dari penyakit. Misalnya
saja dengan berenang, olah raga yang dilakukan di dalam air sangat berguna
menyehatkan paru-paru dalam bernafas. Selain itu, semua jenis olah raga
dapat menyehatkan badan.” (Santoso dkk, 2018)
c. Definisi
Pengembangan paragraf secara definisi digunakan apabila penulis
bermaksud menjelaskan suatu istilah yang mengandung suatu konsep dengan
tujuan agar pembaca dapat memperoleh pengertian yang jelas mengenai hal
tersebut. Dalam pola ini pikiran utama yang mengawali paragraf dikembangkan
dengan memeberikan definisi dari istilah inti dalam pikiran utama, kemudian
pengembangan selanjutnya dengan menguraikan hal-hal yang dapat menjelaskan
definisi itu [ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
“Hanphone sangatlah berguna untuk kehidupan manusia. Handphone atau
smartphone adalah suatu bentuk pengembangan terbaru dari teknologi
telepon nirkabel. Handphone punya banyak kegunaan diantaranya mencari
15
informasi, berkomunikasi, dan juga sebagai hiburan dikala sedang jenuh.”
(Santoso dkk, 2018)
d. Anologi
Pengembangan paragraph secara analogi merupakan pengembangan
paragraf dengan menggunakan ilustrasi khusus. Pengembangan paragraf dengan
analaogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang belum dikenal
dengan sesuatu ang sudah dikenal baik oleh umum. Pengembangan secara analogi
ini bertujuan untuk memeudahkan pembaca dalam membayangkan objek yang
dilukiskan [ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
“Berbagai arti penting pohon bagi kehidupan adalah fondasi dasar dalam
merawat sistem, penompang sendi kehidupan di bumi. Tanpa pohon tidak
mungkin ada tempat kehidupan di muka bumi ini.” (Santoso dkk, 2018)
e. Perbandingan dan pengontrasan
Pengembangan paragraf dengan pola perbandingan dan pengontrasan
merupakan suatu cara yang digunakan penulis untuk menunjukan kesamaan atau
perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan yang bertolak dari segi-segi
tertentu. Pengembangan paragraf yang menunjukan perbandingan ditandai
dengan kata-kata seperti, serupa dengan, seperti halnya, demikin juga, sama
dengan, sejalan dengan, dan sementara itu. Sedangkan pengembangan paragraf
yang menunjukan pengontrasan ditandai dengan kata-kata yang mimiliki makna
pertentangan, seperti akan tetapi, berbeda dengan bertentangan dengan lain
halnya dengan, dan bertolak belakang dari [ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
“Anak sulungku benar-benar berbeda dengan adiknya. Wajah anak
sulungku mirip dengan ibunya, sedangkan adiknya mirip dengan saya.
Dalam hal makanan, Sulit membujuk si Sulung untuk makan, Ia hanya
menyenangi makanan-makanan ringan seperti kue, Sedangkan adiknya
hampir tidak pernah menolak makanan apapun.” [ CITATION Sul15 \l 1033 ]
f. Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dengan pola sebab-akibat memiliki hubungan
kalimat dalam sebuah paragraf yang berbentuk sebab-akibat. Dalam
pengembangan, ini suatu paragraf dapat berupa satu sebab dengan banyak akibat
16
atau banyak sebab dengan satu akibat. Sebab dapat berfungsi sebagai pikiran
utama dan akibat sebagai pikiran penjelas, atau dapat juga sebaliknya [ CITATION
Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
“Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan dampak negatif bagi
penggunanya. Adapun akibat yang ditimbulkan dari penyalahgunaan
narkoba adalah gangguan mental. Orang yang menggunakan narkoba akan
mengalami kondisi mental yang membuatnya sepeprti orang aneh atau
orang gila. Hal itupun menjadi pemicu perilaku aneh para pengguna yang
mengakibatkan krugian pengguna maupun orang lain.” (Santoso dkk, 2018)
g. Pembatas Satu Per Satu atau Contoh
Pengembangan paragraf dengan pola pembatas satu persatu atau contoh di
gunakan untuk memeberikan penjelasan kepada pembaca, karena gagasan utama
kalimat topik masih dianggap terlalu umum sifatnya. Dalam kalimat penjelas,
gagasan utama dalam kalimat topik itu diuraikan dengan memberikan contoh-
contoh konkret. Pada pola pengembangan ini, pikiran utama dikembangkan
dengan penjelas yang berupa contoh, kemudian contoh itu dikembnagkan dengan
berbagai keterangan yang dapat memperjelasnya [ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
“Dalam kehidupan sehari-hari kira perlu menyisihkan waktu untuk bermain
dan beristirahat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menonton televisi,
membaca buku dan majalah, bermain layang-layang, bermain bulu tangkis,
atau apa pun sesuai dengan kesukaanmu. Pilihlah hiburan yang sehat, yaitu
sesuatu yang membawa manfaat dan tidak membahayakan. Lakukan pada
waktu dan tempatnya. Saat belajar, belajarlah dengan sungguh-sungguh.
Saat bermain bermainlah dengan sepenuh hati.” [ CITATION Sul15 \l 1033 ]
h. Repetisi atau Pengulangan
Pengembangan paragraf dengan pola pengulangan digunakan untuk
mengingatkan kembali pokok gagasan dan menguatkan pokok bahasan. Pokok
bahasan pada yang dikemukakan di awal paragraf diulangi diakhir paragraf
sebagai simpulan. Dalam pengembangan paragraf secara repitisi ini, pokok
bahsan di tampilkan secara berulang pada kalimat berikutnya. Hal ini
17
dimaksudkan untuk menekankan pokok persoalan dalam suatu paragraf
[ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh:
“Diseluruh dunia, manusia memerlukan kebutuhan yang sama. Manusia
memerlukan udara segar dan air yang bersih, Manusia juga memerlukan
tanah yang sehat dan aman untuk bercocok tanam. Semua itu telah
disediakan di bumi kita yang kaya ini. Namun, mengapa semua itu sekarang
sulit untuk didapatkan?” [ CITATION Sul15 \l 1033 ]
i. Kombinasi
Pengembangan paragraf dengan pola kombinasi digunakan oleh penulis
untuk menuagkan gagasan-gagasannya. Pengembangan dengan pola dapat
dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa metode pengembangan, misalnya
dengan mamadukan repetisi, terutama repetisi kata-kata kunci atau kata ganti
dengan analogi [ CITATION Sul15 \l 1033 ].
Contoh
“Aku pernah mengalami peristiwa banjir dilingkunganku. Peristiwa itu
terjadi setahun yang lalu. Hai itu aku bersiap-siap ke sekolah. Namun, hujan
belum reda. Hujan sudah turun sejak kemarin sore tanpa henti. Itu hujan
terlama setelah kemarau panjang. Sudah dua minggu hujan selalu turun
setiap hari. Tetapi tidak sederas dan selama malam itu. Aku segan untuk
berangkat. Namun, ayah dan ibu sudah bersiap-siap ke kantor. Ayah akan
mengantarku terlebih dahulu.” [ CITATION Sul15 \l 1033 ]
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari makalah ini, bahwa paragraf merupakan kesatuan kalimat
yang mengandung gagasan dan tersusun secara sistematis untuk menyampaikan makna
kalimat. Paragraf memiliki beberapa fungsi, salah satunya yaitu untuk mengungkapkan
gagasan utama yang hendak disampaikan oleh penulis. Salah satu ciri dari paragraf yang
mudah dikenali yaitu kalimat awalnya terletak agak menjorok kedalam sekitar lima
ketukan spasi untuk jenis karangan biasa. Dalam membuat parangraf harus
memperhatikan syarat-syarat dari paragraf, diantaranya kesatuan, pengembangan,
kepaduan atau koherensi, dan kekompakan atau kohesi.
Disamping itu ada beberapa unsur-unsur yang membangun suatu paragraf, yaitu
topik, kalimat utama, kalimat penjelas, dan konjngsi. Paragraf dapat dikelompokan
menjadi tiga jenis yakni, (1) berdasarkan pola penalaran, yang terdiri dari paragraf
deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif (campuran), paragraf interaktif,
dan paragraf dengan ide pokok menyebar; (2) Berdasarkan gaya ekspresi atau
pengungkapan yang terdiri dari paragraf narasi (kisahan), paragraf deskripsi, paragraf
eksposisi, paragraf persuasive, paragraf argumentasi; (3) berdasarkan urutan waktu, yang
terdiri dari paragraf pembuka, paragraf isi, paragraf penutup. Paragraf memiliki sembilan
pola pengembangan yaitu, kronologi, ilustrasi, definisi, analogi, pembandingan dan
pengontrasan, sebab-akibat, pembatas satu persatu atau contoh, repetisi, dan kombinasi.
19
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah tentang “Paragraf” ini kami menyadari masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami tidak menutup saran dan kritik dari pembaca untuk
kami agar dapat meningkatkan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, Herman. 2012. “ Mengembangkan Paragraf Sesuai Fungsi dan Posisi Dalam
Rangka Menulis Sebuah Tulisan Esai”. Jurnal Pena, Volume 2, Nomor 2, halaman
14-27 https://online-journal.unja.ac.id/pena/article/view/1430 . (diakses, 24 Oktober
2021)
Fitriani, Devi, dkk. 2018. “Jenis Struktur, dan Pola Pengembangan Paragraf Buku Teks
Bahasa Indonesia dan Implikasinya”. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan
Pembelajarannya), halaman 1-12
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO1/article/view/16029. (diakses, 29
oktober 2021).
Lidwina, Soeisniwati. 2013. “Penulisan Paragraf Dalam Karya Ilmiah Mahasiswa”. Jurnal
Stie Semarang, Vol. 5, No. 1, hal. 38-47.
http://jurnal3.stiesemarang.ac.id/index.php/jurnal/article/view/153 (diakses, 25
Oktober 2021)
Rostina. 2021. “ Pengembangan Paragraf Dalam Menuli Sebuah Tulisan. Jurnal Institusi
Politeknik Ganesha Medan, Vol. 4, No. 2, hal. 87-95
https://www.jurnal.polgan.ac.id/index.php/juripol/article/view/11063 (diakses, 27
Oktober 2021)
Santoso, Bagus, dkk. 2018. “Pola Pengembangan Paragraf Siswa Kelas X SMAN 1 Kota
Bengkulu”. Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 11, No. 11), hal. 147-153
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/article/view/6517 (diakses, 29 Oktober 2021)
Suladi. (2015). PARAGRAF. Jakarta: Pusat Pembunaan dan Pemasyarakatan Badan
Penegmbangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
20
21