Anda di halaman 1dari 17

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

MAKALAH

Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti

Perkuliahan Perundang-Undangan Pendidikan

Dosen Pengampu: Riska Syafitri, M.Pd.

Oleh: Kelompok 7

Mukhairatul Hikma 12110320613

Zamratul Ikhwan 12110310724

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Riska Syafitri, M.Pd. pada mata kuliah Perundang-Undangan Pendidikan. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 20 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ..................................... 3

B. Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP .............................................. 4

C. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ................................. 8

D. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan .......... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

B. Saran ......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek penting dalam konteks pendidikan di manapun adalah


kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan, baik oleh
pengelola maupun penyelenggara,khususnya oleh guru dan kepala sekolah.
Kurikulum dibuat secara sentralistik, oleh karena itu setiap satuan pendidikan
diwajibkan untuk melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disusun oleh pemerintah pusat.

Pada tahun ajaran 2005/2006 setelah diberlakukannya kurikulum berbasis


Kemampuan, setahun kemudian yaitu pada tahun ajaran 2006/2007 diterbitkan
kebijakan baru mengenai pemberlakuan pengorganisasian kurikulum yang
dikenal dengan istilah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dengan
batas akhir penerapan di sekolah pada tahun ajaran 2009/2010.

Kurikulum ini mulai diberlakukan secara bertahap sejak tahun ajaran 2006
yang memberikan keleluasaan kepada guru dan sekolah untuk
mengembangkannya yaitu untuk menggerakkan mesin utama pendidikan yakni
pembelajaran. Dengan adanya kurikulum ini, pembelajaran dapat lebih
disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah terkait.

A. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?
2. Apa Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP?
3. Apa Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?
4. Apa Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?
1
2

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
4. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Perkembangan terbaru dalam pendidikan dan kurikulum yaitu lahirnya


kurikulum2006 diikuti populernya istilah KTSP. Persepsi masyarakat pendidikan
padaumumnya dalam memandang KTSP sebagai model baru kurikulum sebagai
pengganti KBK (kurikulum 2004), secara teoritik model pengembangan
kurikulum yang sejalandengan paradigma KTSP adalah model Tyler (model
objektif), model akar rumput dari Hilda Taba, Model sinkronisasi transmisi dari
Miller-Seller, dan sebagainya.1

Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai


tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Sebagai alat yang
penting untuk mencapai tujuan, Kurikulum hendaknya dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta canggihnya
teknologi. Selain itu, kurikulum harus bisa memberikan Arah dsebuah keahlian
patokan kepada peserta didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran
pada suatu lembaga. Oleh karena itu, wajar jika tidak selalu berubah dan
berkembang sesuai dengan kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sedang terjadi.

KTSP adalah suatu ide tentang kurikulum pengembangan yang diletakan pada
posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan
pendidikan. KTSP merupakan paradigma baru implementasi kurikulum yang

1
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Rosda,2006), h. 77.

3
4

memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan


masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar
disekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki
keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat.

KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan agar lebih familiar dengan


guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung jawab
yang mampu. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan
keharusan agar sistem Pendidikan nasional tersebut selalu relevan dan kompetitif.
Hal tersebut juga sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal
35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional Pendidikan
sebagai cetakan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.2

B. Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP

KTSP dilandasi oleh UU dan peraturan pemerintah sebagai berikut :

1. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas


2. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar Isi
Pada Pasal 1, Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal

2
Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan, (Jakarta:
Kencana, 2011), h.112.
5
dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.3
4. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan
pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal
kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran.4
5. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No.
22 dan No.23
Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai
kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan pada:
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 36 sampai dengan Pasal 38;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 5 sampai dengan Pasal 18, dan Pasal 25 sampai
dengan Pasal 27;
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.

3
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
4
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
6

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan


menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan berpedoman
pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) serta pedoman
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP), dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan


lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kekhasan karakteristik
pesertadidik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial,ekonomi, dan jender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.5

5
Khaeruddin, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep dan Implementasinya,
(Yogyakarta: Pilar Media, 2007), h.86.
7
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi,dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena ituitu, kurikulum
pengembangan harus mempertimbangkan dan memperhatikan
pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual,
keterampilan berpikir (thinking skill), kreatifitas sosial, kemampuan
akademik, dan ketertahan kejuruan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
kurikulum dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua kesempurnaan pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
8
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam


konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan
wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan salama ini. Karakteristik
KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan
dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar,
profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian.6

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP


sebagai berikut:

1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan


KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,
disertai seperangkat tanggungjawab untuk mengembangakan kurikulum
sesuai dengan kondisi setempat. Selain itu sekolah dan satuan pendidikan
juga diberkan kewenangan untuk mengali dan engelola sumber dana
sesuai dengan prioritas kebutuhan.
2. Partisipasi Masyarakat dan Orang tua yang Tinggi
Pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan
orangtua peserta didik yang tinggi, bukan hanya mendukung sekolah
melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan

6
Yustisia, Panduan Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, 2008), h. 124.
9
pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Pengembangan danpelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya
kepemimpinan sekolah yang demokratis dan professional. Kepala sekolah
dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-
orang yang memiliki kemampuan dan integritas professional. Kepala
sekolah adalah manajer pendidikan professional yang direkrut komite
sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan.
4. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan
Keberhasilan pengembangan kurikulum dan pemelajaran didukung oleh
kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang
terlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah
misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja sama secara harmonis
sesuaidengan posisinya masing-masing utnuk mewujudkan suatu “sekolah
yang dapat dibanggakan” oleh semua pihak.
D. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Beberapa kelebihan KTSP adalah sebagai berikut :
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan
pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman
kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di
lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah
untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan
program-program pendidikan.
10

3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan


dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi
kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran
tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh
daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa
inggris, sebagai keterampilan hidup.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena
menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi
perkembangan jiwa anak.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus
untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi
sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
8. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai
pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan
belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
9. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar siswa.
10. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
11

Beberapa kekurangan KTSP adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada


kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
Pola penerapan KTSP atau kurikulum 2006 terbentur pada masih
minimnya kualitas guru dan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa
diharapkan memberikan kontribusi peinikiran dan ide-ide kreatif untuk
menjabarkan panduan kurikulum itu (KTSP), baik di atas kertas maupun
di depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga
disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas
guru.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif
merupakan salah satu syarat yang paling urgen bagi pelaksanaan KTSP.
Sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan
pendidikan yang ininim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang
yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP.
3. Masih banyak guru yang belum memahaini KTSP secara komprehensif
baik konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahaini dan
menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih
belum terlaksana secara menyeluruh. Jika tahapan sosialisasi tidak dapat
tercapai secara menyeluruh, maka pemberlakuan KTSP secara nasional
yang targetnya hendak dicapai paling lambat tahun 2009 tidak
memungkinkan untuk dapat dicapai.
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran
akan berdampak berkurang pendapatan para guru.
12

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan


menambah persoalan di dunia pendidikan. Selain menghadapi
ketidaksiapan sekolah berganti kurikulum, KTSP juga mengancam
pendapatan para guru. Sebagaimana diketahui rekomendasi BSNP terkait
pemberlakuan KTSP tersebut berimplikasi pada pengurangan jumlah jam
mengajar. Hal ini berdampak pada berkurangnya jumlah jam mengajar
para guru. Akibatnya, guru terancam tidak memperoleh tunjangan profesi
dan fungsional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai


tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. KTSP adalah suatu
ide tentang kurikulum pengembangan yang diletakan pada posisi yang paling
dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan.

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam


konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan
memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan salama ini.

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan


dan Memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian wewenang
(otonomi) kepadalembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari para pembaca, demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

Khaeruddin. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep


dan Implementasinya. Yogyakarta: Pilar Media.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar
Dan Menengah.

Sanjaya. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik


Pengembangan. Jakarta: Kencana.

Yustisia. 2008. Panduan Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.


Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

14

Anda mungkin juga menyukai