Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KURIKULUM 2004 DAN KURIKULUM 2006


(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Telaah Kurikulum Matematika SMA)
Dosen Pengampu : Drs.Suharto,M.Pd.

Di Susun Oleh :

1. Suci Lusiawati (20178300021)


2. Rini Rianti Anggraini (20178300036)
3. Jati Sutrisna (20148300229)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat serta hidayahNya
kepada kita semua. Shalawat serta salam kita haturkan kepada beliau Nabi Muhammad
SAW,semoga kita senantiasa mendapatkan safaatNya amin.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami
khususnya dalam mempelajari Mata kuliah Telaah kurikulum sehingga dengan harapan kita semua
bias mengrti tentang materi Telaah Kurikulum dengan baik dan benar sesuai yang diharapkan.
Selanjutnya disini kami akan menyusun Makalah Tentang Makna Kurikulum Berbasis
Kompetensi ( KBK ) dan KTSP, dengan harapan kita semua bisa mampu memahami makna yang
ada pada Kurikulum KBK dan KTSP.
Dengan memahami kurikulum tersebut sehingga kita di harapkan mampu
mengimplementasikannya di Sekolah ataupun Madrasah.
Selain itu juga kita diharapkan bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan masing masing
Kurikulum tersebut serta membedakannya.Demikian yang bisa kami berikan mohon ma’af atas
segala kekurangannya dan terima kasih atas dukungan semua pihak.

Jakarta, 29 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... i


Daftar Isi ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan Makalah ..................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) dan KTSP (2004/2006) 3
B. Sejarah Perubahan Kurikulum (KBK) menjadi (KTSP) ............. 4
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi ............................................. 5
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 21
B. Saran ........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan direncanakan pada
tahun 2004. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab,
kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai
dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang
berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan
pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan membahas tentang apa yang sebenarnya menjadi
hakikat, kelebihan dan kekurangan, serta bagaimana penerapan kurikulum matematika dalam
kurikulum berstandar kompetensi (KBK) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimankah Sejarah perubahan Kurikulum Berstandar Kompetensi
(KBK) menjadiKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ?
2. Pengertian dari Kurikulum KBK dan KTSP ?
3. Apa Tujuan dari diadakannya kurikulum KBK dan KTSP ?
4. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum Berstandar Kompetensi (KBK)
dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ?
5. Apa perbedaan dari Kurikulum Berstandar Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) ?
C. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas asebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Sejarah perubahan Kurikulum Berstandar Kompetensi (KBK) menjadi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum KBK dan KTSP.
3. Untuk mengetahui tujuan dari diadakannya kurikulum KBK dan KTSP.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kurikulum KBK dan KTSP.
5. Untuk mengetahui perbedaan dari Kurikulum Berstandar Kompetensi (KBK)
dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP (2004/2006)

Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994) berimpilkasi pada


penguasaan kognitif lebih dominan namun kurang dalam penguasaan keterampilan (skill).
Sehingga lulusan pendidikan kita tidak memiliki kemampuan yang memadai terutama yang
bersifat aplikatif, sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan kompetensi
secara holistik.
Kemampuan secara holistik ini sejalan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi
dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan
budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan
nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.Untuk itu upaya peningkatan mutu
pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia
Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan,keterampilan,
seni, olah raga, dan perilaku.
Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan
kecakapan hidup(life skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk
bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang.dengan demikian peserta didik
memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan
atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.Penyempurnaan kurikulum
untuk mewujudkan peserta didik yang dimaksudkan itu telah diamanatkan dalam kebijakan-
kebijakan nasional sebagai berikut.
1. Perubahan keempat UUD 1945 Pasal31 tentang Pendidikan.
2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004.
3. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang OtonomiDaerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Daerah
sebagai Daerah Otonom, yangantara lain menyatakan pusat berkewenangan dalam menentukan:
kompetensi siswa, kurikulum dan materi pokok, penilaian nasional dan kalender pendidikan.
Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom, yang antara lain menyatakan pusat
berkewenangan dalam menentukan: kompetensi siswa, kurikulum dan materi pokok, penilaian
nasional dan kalender pendidikan.
B. Sejarah Perubahan Kurikulum Berstandar Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum
Tingkat Standar Kompetensi (KTSP).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi yang
harus dicapai siswa. Kurikulum ini cenderung Sentralisme Pendidikan, Kurikulum disusun oleh
Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah hanya melaksanakan. Kurikulum yang tidak disahkan oleh
keputusan/Peraturan Mentri Pendidikan ini mengalami banyak perubahan dibandingkan
Kurikulum sebelumnya baik dari orientasi, teori-teori pembelajaran pendukungnya bahkan jumlah
jam pelajaran dan durasi tiap jam pelajarannya.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah baru menguji cobakan KBK di sejumlah sekolah kota-
kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa saja. Hasilnya kurang memuaskan. Maka
sebagian pakar pendidikan menganggap bahwa pada tahun 2004 tidak terjadi perubahan
kurikulum, yang ada adalah Uji Coba Kurikulum di sebagian sekolah yang disebut dengan KBK
untuk kemudian disempurnakan pada tahu 2006.
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis
evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol
pada Kurikulum ini adalah lebih konstruktif sehingga guru lebih diberikan kebebasan untuk
merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah
berada.
Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar
kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan
telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat
pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan
(sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi).
Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan
daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai
daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan nasional.
KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan
wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi
yang diharapkan. Kompetensi dimaknai sebagai perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak. Seseorang telah memiliki
kompetensi dalam bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.
Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value,
attitude, dan interest. Dengan mengembangkan aspek-aspek ini diharapkan siswa memahami,
mengusai, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari materi-materi yang telah dipelajarinya.
Adapun kompentensi sendiri diklasifikasikan menjadi: kompetensi lulusan (dimilik setelah lulus),
kompetensi standar (dimiliki setelah mempelajari satu mata pelajaran), kompetensi dasar (dimiliki
setelah menyelesaikan satu topik/konsep), kompetensi akademik (pengetahuan dan keterampilan
dalam menyelesaikan persoalan), kompetensi okupasional (kesiapan dan kemampuan beradaptasi
dengan dunia kerja), kompetensi kultural (adaptasi terhadap lingkungan dan budaya masyarakat
Indonesia), dan kompetensi temporal (memanfaatkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa.
1.1 Pengertian
Secara umum kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sedangkan Kurkikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai pebelajar, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Pusat Kurikulum, Balitbang
Depdiknas, 2002:3). Kerangka dasar KBK dapat digambarkan sebagai berikut.
1.2 Tujuan Kurikulum Berstandar Kompetensi
a. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,
sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran,
ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.
b. KBK memfokuskan pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh
karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan
pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa. Sehingga pencapaiannya dapat diamati
dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan.
c. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menuntut guru yang berkualitas dan profesional
untuk melakukan kerjasama dalam rangkaian meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam
hubungannya dengan pembelajaran memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar.

2. Kompetensi Utama

Mengacu pada kompetensi yang dikembangkan Anderson dan Krathwhol (2001:ii), maka
Kompetensi Utama dapat dikelompok menjadi 4 (empat) gugus, yaitu:
1) Factual knowledge
Factual knowledge menyangkut pengetahuan tentang fitur-fitur dasar yang harus diketahui
oleh pebelajar dalam sebuah disiplin keilmuan dan dapat digunakan dalam memecahkan
masalah. Jenis kompetensi ini terdiri dari dua, yaitu: pengetahuan tentang terminologi, dan
pengetahuan tentang detil spesifik (specific details) dan fitur fitur dasar (basic elements).
2) conceptual knowledge
Conceptual knowledge meliputi kompetensi yang menunjukkan pemahaman tata
hubungan antar fitur dasar dalam suatu struktur yang lebih luas dan yang memungkinkan
berfungsinya fitur-fitur tersebut. Termasuk ke dalam kompetensi ini adalah:1) pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori, 2) pengetahuan tentang prinsi-prinsip kerja dan
generalisasinya, 3) pengetahuan tentang teori, model, paradigma dan struktur dasar.
3) Procedural knowledge, dan
Procedural knowledge meliputi pengetahuan dan pemahaman bagaimana melakukan
sesuatu (technical know how), metode inkuiri, dan kriteria dalam menggunakan
keterampilan, algotima, teknik, dan metode. Termasuk dalam kompetensi ini, yaitu:
1) pengetahuan tentang keterampilan khusus (subject-specific skills) dan perhitungan-
perhitungan (algorithm), 2) pengetahuan tentang teknik dan metode khusus (subject-
specific techniques and methods), 3) pengetahuan tentang kriteria penggunaan sebuah
prosedur yang tepat.
4) metacognitive knowledge.
metacognitive knowledge merupakan kompetensi yang menyangkut tentang pengetahuan
terhadap kognisi secara umum dan kesadaran serta memahami kognisi diri sendiri.
Kompetensi ini meliputi 3 hal, yaitu: 1) pengetahuan strategis, 2) pengetahuan tentang
tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan tentang kontekstualitas dan kondisi khusus,
dan 3) pengetahuan tentang diri sendiri.

Ke-empat gugus kompetensi utama tersebut perlu dijembatani dengan lima unsur pokok
yang diamanatkan dalam Kepmen 045/U/2002, yaitu: Pengembangan kepribadian (MK),
pengembangan keahlian dan keterampilan (MKK), pengemabngan keahlian berkarya (MKB),
pengembangan perilaku berkarya (PPB), dan pengembangan berkehidupan bermasyarakat (PBB).
3. Karakteristik dan model pembelajaran KBK

A. Karakteristik KBK
1) Sistem belajar dengan modul
KBK mengunakan modul sebagai sistem. Dalam hal ini modul merupakan paket belajar mandiri
yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara
sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Tujuan utama sistem modul
adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana,
fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.
2) Mengunakan keseluruhan sumber belajar
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal peserta didik dituntut tidak hanya mengandalkan
diri dari apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi harus mampu dan menulusuru aneka ragam
sumber belajar yang di perlukan.
3) Pengalaman lapangan
KBK lebih menekankan pada pengalaman lapangan untuk mengakrabkan hubungan antara guru
dan peserta didik. Keterlibatan angota tim guru dalam pembelajaran di sekolah memudahkan
mereka untukmengikuti pembelajaran.
4) Strategi belajar individual personal
Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar
personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik: bakat, minat dan
kemampuan (personalisasi)
5) Kemudahan belajar
Diberikan melalui kombinasi antara pembelajaran individual personal dan pengalaman
lapangan dan pembelajaran secara tim.melalui berbagai saluran komunikasi.
6) Balajar tuntas
Merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan didalam kelas dengan asumsi bahwa
didalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan
memperoleh hasil belajar yang maksimal terhadap seluruh bahan yang di pelajari.
B. Model pembelajaran KBK
1. Small Group Discussion;
2. Role-Play & Simulation;
3. Case Study;
4. Discovery Learning (DL);
5. Self-Directed Learning (SDL);
6. Cooperative Learning (CL);
7. Collaborative
8. Learning (CbL);
9. Contextual Instruction (CI);
10. Project Based Learning (PjBL); dan
11. Problem Based Learning and Inquiry (PBL).
Selain kesepuluh model tersebut, masih banyak model pembelajaran lain yang belum dapat
disebutkan satu persatu, bahkan setiap pendidik/guru dapat pula mengembangkan model
pembelajarannya sendiri.

4. Landasan hukum KBK

a. Pancasila sebagai landasan filosofis pengembangan kurikulum nasional.


b. TAP MPR No.IV/1999/BAB IV.E, GBHN (1994-2004) bab V tentang “arah kebijakan
pendidikan”
c. UU RI No.22 tahun 1999 serta peraturan pemerintah No.25 tahun 2000 tentang otonomi
daerah dimana sebagai daerah yang otonom substansinya menuntut perubahan dalam
pengelolaan pendidikan.
5. Implemantasi KBK
Menurut garis besarnya impelementasi KBK mencakup tiga kegiatan pokok yaitu:
a. Pengembangan program
Pengembangan KBK menyangkut pengembangan program tahunan, program semester,
program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan
remidial serta program bimbingan dan konseling.
b. Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pembelajaran tugas pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan
agar menunjang terjadinya perubahanperilaku peserta didik. Umumnya palaksanaan
pembelajaran mencakup 3 hal yaitu pretes, proses dan postes.
c. Evaluasi
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas tes
kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertivikasi, bench-marking dan
penilaian program.

5. Keunggulan dan Kekurangan KBK


a. Beberapa keunggulan KBK dibandingkan kurikulum 1994 adalah :
 KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan kompetenasi Paradigma
pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learning to do, learning to live together,
dan learning to be.
 Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran,
silabus menjadi kewenagan guru.
 Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran
belum bisa dikurangi.
 Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan metode pembelajaran
PAKEM dan CTL,
 Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian memadukan
keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan penekanan penilaian berbasis
kelas.
b. Kekurangan Kurikulum 2004

Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK dengan kata lain
masih rendahnya kualitas sorang guru, karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih
kreatif dalam menjalankan pendidikan.
KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian
berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis
sekolah (PKBS). KHB berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi siswa yang perlu
dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 18 tahun. PBK adalah melakukan penilaian
secara seimbang di tiga ranah, dengan menggunakan instrumen tes dan non tes, yang berupa
portofolio, produk, kinerja, dan pencil test. KBM diarahkan pada kegiatan aktif siswa dala
membangun makna atau pemahaman, guru tidak bertindak sebagai satu-satunya sumber
belajar, tetapi sebagai motivator yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara penuh dan optimal.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


a. Pengertian

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional


pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.
KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008
dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan
dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan
Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
memuat.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum, Beban belajar, Kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan Kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran.Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah
setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP
sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau
Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga
melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan
keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai
dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP dimana panduan tersebut berisi
sekurang-kurangnya model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidika
b. Tujuan diadakannya KTSP
Terdapat beberapa tujuan mengapa pemerintah memberlakukan KTSP pada setiap jenjang
pendidikan. Tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut : Secara umum tujuan diterapkannya KTSP
adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah.
 Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
 Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
melalui pengambilan keputusan bersama.
 Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang
akan dicapai

KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut :
a) Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya.
b) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan
dikembangkan.
c) Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah sendiri yang paling
tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.
d) Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
e) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing. f) Sekolah dapat
melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
g) Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah secara cepat serta
mengakomodasikannya dengan KTSP.
Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006
sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut:
i. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.Pengembangan kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa peserta didik
adalah sentral proses pendidikan agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak mulia,
berilmu, serta warga negara yang demokratis sehingga perlu disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan lingkungan peserta didik.
ii. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
peserta didik, kondisi daerah dengan tidak membedakan agama, suku, budaya, adat, serta
status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.
iii. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.Kurikulum
dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang
secara dinamis.
iv. Relevan dengan kebutuhan.
v. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan tersebut dengan
kebutuhan hidup dan dunia kerja.
vi. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
vii. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.Kurikulum dikembangkan dengan


memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan masyarakat.
C. Karakteristik KTSP
1. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan
2. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi
3. Kepemimpinan yang demokratis dan profesional
4. Tim kerja yang kompak dan transparan
D. Komponen KTSP

Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut.
a. Visi dan misi satuan pendidikan
b. Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakan representasi dari apa yang
diyakini dan diharapkan dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah pada masa yang akan
datang.
c. Tujuan pendidikan satuan pendidikan
d. Tujuan pendidikan satuan pendidikan merupakan acuan dalam mengembangkan KTSP. Tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
e. Kalender pendidikan
f. Dalam penyusunan kalender pendidikan, pengembang kurikulum harus mampu menghitung
jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik.
g. Struktur muatan KTSP

Struktur muatan KTSP terdiri atas.


1) Mata pelajaran
2) Muatan lokal
3) Kegiatan pengembangan diri
4) Pengaturan beban belajar
5) Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan
6) Pendidikan kecakapan hidup
7) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
e. Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
E. Implementasi KTSP
Pembelajaran merupakan aktualisasi lurikulum yang menuntut kaktifitas, kreatifitas dan
kearifan pendidik dalam menciptakan dan menmbhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan
rencana yang diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Sehingga dalam implememntasinya
seorang poendidik hars mampu:
1) Menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
2) Memiliki pendekatan yang tepat
3) Membentuk kompetensi peserta didik, meliputi:
a) Kegian awal/ pembukaan seperti pembinaan keakraban dan pre-test
b) Kegiatan inti
c) Kegiatan akhir / penutup, dapat dilakukan dengan memberikan tugas dan pos-test.
4) Kriteria keberhasilan
5) Pengembangan organisasi dan menejmen pembelajaran.

F. Landasan Hukum KTSP

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas


Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Satandar Nasional Pendidikan (SNP)
teridiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan
berkala.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi.
G. Kelebihan dan kekurangan KTSP

1. Kelebihan KTSP
a. Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
b. Pembelajaran berpusat pada siswa.
c. Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d. Sumber belajar yang bervariasi.
e. seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang
menuntut kekereatifitasan.
2. Kekurangan KTSP
Minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan dan terutama
sekali kesiapan guru dan sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
 Perbandingan Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006
ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006

Landasan Hukum Tap MPR/GHBN tahun 1999-2004 UU No. 20/2003 – Sisdiknas


UU Nomor 20/1999-pemerintahan daerah PP No. 19/2005 – SPN
UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian diganti Permendiknas No. 22/2006 –
dengan UU No. 20/2003 Standar Isi
PP No. 25 Tahun 2000 tentang pembagian Permendiknas No. 23/2006 –
kewenangan Standar Kompetensi Lulusan

Implementasi Bukan dengan Keputusan/ Peraturan Peraturan Mendiknas RI No.


/Pelaksanaan Mendiknas RI 24/2006 tentang Pelaksanaan
Kurikulum Keputusan Dirjen Peraturan Menteri No. 22
Dikdasmen No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 T tentang SI dan No. 23 tentang
ahun 2004. SKL

Keputusan Direktur Dikme-num No.


766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No.
1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003.
Ideologi Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM Liberalisme Pendidikan :
Pendidik- yang cerdas, kompeten, profesional dan terciptanya SDM yang cerdas,
an yang Dianut kompetitif kompeten, profesional dan
kompetitif

Sifat (1) Cenderung Sentralisme Pendidikan : Cenderung Desentralisme


Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara Pendidikan : Kerangka Dasar
rinci; Daerah/Sekolah hanya Kurikulum disusun oleh Tim
melaksanakan Pusat; Daerah dan Sekolah
dapat mengembangkan lebih
lanjut.

Sifat (2) Kurikulum disusun rinci oleh Tim Pusat Kurikulum merupakan
(Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur dan kerangka dasar oleh Tim BSNP
Puskur)

Pendekatan
Berbasis Kompetensi Berbasis Kompetensi
Terdiri atas : SK, KD, MP dan Indikator Hanya terdiri atas : SK dan
Pencapaian KD. Komponen lain
dikembangkan oleh guru

Struktur Berubahan relatif banyak dibandingkan Penambahan mata pelajaran


kurikulum sebelumnya (1994 suplemen untuk Mulok dan Pengem-
1999) bangan diri untuk semua
Ada perubahan nama mata pelajaran jenjang sekolah
Ada penambahan mata pelajaran (TIK) Ada pengurangan mata
atau penggabungan mata pelajaran (KN pelajaran (Misal TIK di SD)
dan PS di SD) Ada perubahan nama mata
pelajaran
KN dan IPS di SD dipisah lagi
Ada perubahan jumlah jam
pelajaran setiap mata pelajaran

Beban Belajar Jumlah Jam/minggu : Jumlah Jam/minggu :


SD/MI = 26-32/minggu SD/MI 1-3 = 27/minggu
SMP/MTs = 32/minggu SD/MI 4-6 = 32/minggu
SMA/SMK = 38-39/minggu SMP/MTs= 32/minggu
Lama belajar per 1 JP:
SD = 35 menit SMA/MA=38-39/minggu
SMP = 40 menit Lama belajar per 1 JP:
SMA/MA = 45 menit SD/MI = 35 menit
SMP/MTs = 40 menit
SMA/MA = 45 menit

Hanya sekolah yang mampu dan Semua sekolah /satuan


Pengembangan memenuhi syarat dapat mengembangkan pendidikan wajib membuat
Kurikulum lebih KTSP. KTSP.
lanjut Guru membuat silabus atas dasar Silabus merupakan bagian tidak
Kurikulum Nasional dan RP/Skenario terpisahkan dari KTSP.
Pembelajaran. Guru harus membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Keimanan, Budi Pekerti Luhur, Berpusat pada


Prinsip dan Nilai-nilai Budaya potensi,perkembangan,kebutuhan
Pengembangan Penguatan Integritas Nasional , dan kepentingan peserta didik
Kurikulum Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan lingkungannya.
dan Kinestetika Beragam dan terpadu.
Kesamaan Memperoleh Kesempatan Tanggap terhadap perkembangan
Perkembangan Pengetahuan dan ilmu pengetahuan,teknologi, dan
Teknologi Informasi seni
Pengembangan Kecakapan Hidup Relevan dengan kebutuhan
Belajar Sepanjang Hayat kehidupan
Berpusat pada anak Menyeluruh dan berkesinam-
Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan bungan
Belajar sepanjang hayat
Seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah
Prinsip Tidak terdapat prinsip pelaksanaan Didasarkan pada potensi,
Pelaksanaan kurikulum perkembangan dan kondisi
Kurikulum peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang berguna bagi
dirinya.
Penegakkan lima pilar belajar:
belajar untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME,
belajar untuk memahami dan
menghayati,
belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara
efektif,
belajar untuk hidup bersama dan
berguna bagi orang lain,
belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri, melalui
proses pembela-jaran yang
efektif, aktif, kreatif &
menyenangkan.

Bahasa Pengantar Tidak terdapat pedoman


Pedoman Intrakurikuler pelaksanaan kurikulum seperti
Pelaksanaan Ekstrakurikuler pada Kurikulum 2004.
Kurikulum Remedial, pengayaan, akselerasi
Bimbingan & Konseling
Nilai-nilai Pancasila
Budi Pekerti
Tenaga Kependidikan
Sumber dan Sarana Belajar
Tahap Pelaksanaan
Pengembangan Silabus
Pengelolaan Kurikulum
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perubahan kurikulum disebabkan oleh perkembangan dan perubahan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kekurangan dari kurikulum yang sebelumnya yang menuntut adanya perubahan
untuk mencapai hasil belajar dan tujuan pendidikan yang lebih baik. Dalam perubahan kurikulum
dari tahun 1994, KBK, dan KTSP memiliki karakteristik masing-masing.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung
jawab.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan dikembangkan sebagai berikut:
(1) Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan
Tujuan Pen¬didikan Nasional; (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberikan kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif
dalam pengembangan kurikulum.
B. Saran
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dari pengertian kurikulum tersebut dapat dipahami
bagaimana pentingnya kurikulum dalam dunia pendidikan. Terkait dengan bergantinya kurikulum
pendidikan, sebaiknya kita harus tetap melaksanakannya agar pendidikan di Indonesia ini bisa
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://novikontesachem.wordpress.com/tag/makalah-perkembangan-kurikulum-2004-dengan-
kurikulum-2006/
http://yi2ncokiyute.blogspot.com/2011/04/kurikulum-2004-kbk-dan-kurikulum-2006.html
https://pecintamakalah.blogspot.com/2016/04/kurikulum-berbasis-kompetensi-kbk-
2004.html?showComment=1553418693208#c4822692164409361503

Anda mungkin juga menyukai