Di Susun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat serta hidayahNya
kepada kita semua. Shalawat serta salam kita haturkan kepada beliau Nabi Muhammad
SAW,semoga kita senantiasa mendapatkan safaatNya amin.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami
khususnya dalam mempelajari Mata kuliah Telaah kurikulum sehingga dengan harapan kita semua
bias mengrti tentang materi Telaah Kurikulum dengan baik dan benar sesuai yang diharapkan.
Selanjutnya disini kami akan menyusun Makalah Tentang Makna Kurikulum Berbasis
Kompetensi ( KBK ) dan KTSP, dengan harapan kita semua bisa mampu memahami makna yang
ada pada Kurikulum KBK dan KTSP.
Dengan memahami kurikulum tersebut sehingga kita di harapkan mampu
mengimplementasikannya di Sekolah ataupun Madrasah.
Selain itu juga kita diharapkan bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan masing masing
Kurikulum tersebut serta membedakannya.Demikian yang bisa kami berikan mohon ma’af atas
segala kekurangannya dan terima kasih atas dukungan semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan Makalah ..................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) dan KTSP (2004/2006) 3
B. Sejarah Perubahan Kurikulum (KBK) menjadi (KTSP) ............. 4
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi ............................................. 5
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 21
B. Saran ........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2. Kompetensi Utama
Mengacu pada kompetensi yang dikembangkan Anderson dan Krathwhol (2001:ii), maka
Kompetensi Utama dapat dikelompok menjadi 4 (empat) gugus, yaitu:
1) Factual knowledge
Factual knowledge menyangkut pengetahuan tentang fitur-fitur dasar yang harus diketahui
oleh pebelajar dalam sebuah disiplin keilmuan dan dapat digunakan dalam memecahkan
masalah. Jenis kompetensi ini terdiri dari dua, yaitu: pengetahuan tentang terminologi, dan
pengetahuan tentang detil spesifik (specific details) dan fitur fitur dasar (basic elements).
2) conceptual knowledge
Conceptual knowledge meliputi kompetensi yang menunjukkan pemahaman tata
hubungan antar fitur dasar dalam suatu struktur yang lebih luas dan yang memungkinkan
berfungsinya fitur-fitur tersebut. Termasuk ke dalam kompetensi ini adalah:1) pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori, 2) pengetahuan tentang prinsi-prinsip kerja dan
generalisasinya, 3) pengetahuan tentang teori, model, paradigma dan struktur dasar.
3) Procedural knowledge, dan
Procedural knowledge meliputi pengetahuan dan pemahaman bagaimana melakukan
sesuatu (technical know how), metode inkuiri, dan kriteria dalam menggunakan
keterampilan, algotima, teknik, dan metode. Termasuk dalam kompetensi ini, yaitu:
1) pengetahuan tentang keterampilan khusus (subject-specific skills) dan perhitungan-
perhitungan (algorithm), 2) pengetahuan tentang teknik dan metode khusus (subject-
specific techniques and methods), 3) pengetahuan tentang kriteria penggunaan sebuah
prosedur yang tepat.
4) metacognitive knowledge.
metacognitive knowledge merupakan kompetensi yang menyangkut tentang pengetahuan
terhadap kognisi secara umum dan kesadaran serta memahami kognisi diri sendiri.
Kompetensi ini meliputi 3 hal, yaitu: 1) pengetahuan strategis, 2) pengetahuan tentang
tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan tentang kontekstualitas dan kondisi khusus,
dan 3) pengetahuan tentang diri sendiri.
Ke-empat gugus kompetensi utama tersebut perlu dijembatani dengan lima unsur pokok
yang diamanatkan dalam Kepmen 045/U/2002, yaitu: Pengembangan kepribadian (MK),
pengembangan keahlian dan keterampilan (MKK), pengemabngan keahlian berkarya (MKB),
pengembangan perilaku berkarya (PPB), dan pengembangan berkehidupan bermasyarakat (PBB).
3. Karakteristik dan model pembelajaran KBK
A. Karakteristik KBK
1) Sistem belajar dengan modul
KBK mengunakan modul sebagai sistem. Dalam hal ini modul merupakan paket belajar mandiri
yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara
sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Tujuan utama sistem modul
adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana,
fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.
2) Mengunakan keseluruhan sumber belajar
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal peserta didik dituntut tidak hanya mengandalkan
diri dari apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi harus mampu dan menulusuru aneka ragam
sumber belajar yang di perlukan.
3) Pengalaman lapangan
KBK lebih menekankan pada pengalaman lapangan untuk mengakrabkan hubungan antara guru
dan peserta didik. Keterlibatan angota tim guru dalam pembelajaran di sekolah memudahkan
mereka untukmengikuti pembelajaran.
4) Strategi belajar individual personal
Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar
personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik: bakat, minat dan
kemampuan (personalisasi)
5) Kemudahan belajar
Diberikan melalui kombinasi antara pembelajaran individual personal dan pengalaman
lapangan dan pembelajaran secara tim.melalui berbagai saluran komunikasi.
6) Balajar tuntas
Merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan didalam kelas dengan asumsi bahwa
didalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan
memperoleh hasil belajar yang maksimal terhadap seluruh bahan yang di pelajari.
B. Model pembelajaran KBK
1. Small Group Discussion;
2. Role-Play & Simulation;
3. Case Study;
4. Discovery Learning (DL);
5. Self-Directed Learning (SDL);
6. Cooperative Learning (CL);
7. Collaborative
8. Learning (CbL);
9. Contextual Instruction (CI);
10. Project Based Learning (PjBL); dan
11. Problem Based Learning and Inquiry (PBL).
Selain kesepuluh model tersebut, masih banyak model pembelajaran lain yang belum dapat
disebutkan satu persatu, bahkan setiap pendidik/guru dapat pula mengembangkan model
pembelajarannya sendiri.
Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK dengan kata lain
masih rendahnya kualitas sorang guru, karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih
kreatif dalam menjalankan pendidikan.
KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian
berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis
sekolah (PKBS). KHB berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi siswa yang perlu
dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 18 tahun. PBK adalah melakukan penilaian
secara seimbang di tiga ranah, dengan menggunakan instrumen tes dan non tes, yang berupa
portofolio, produk, kinerja, dan pencil test. KBM diarahkan pada kegiatan aktif siswa dala
membangun makna atau pemahaman, guru tidak bertindak sebagai satu-satunya sumber
belajar, tetapi sebagai motivator yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara penuh dan optimal.
KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut :
a) Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya.
b) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan
dikembangkan.
c) Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah sendiri yang paling
tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.
d) Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
e) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing. f) Sekolah dapat
melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
g) Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah secara cepat serta
mengakomodasikannya dengan KTSP.
Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006
sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut:
i. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.Pengembangan kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa peserta didik
adalah sentral proses pendidikan agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak mulia,
berilmu, serta warga negara yang demokratis sehingga perlu disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan lingkungan peserta didik.
ii. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
peserta didik, kondisi daerah dengan tidak membedakan agama, suku, budaya, adat, serta
status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.
iii. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.Kurikulum
dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang
secara dinamis.
iv. Relevan dengan kebutuhan.
v. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan tersebut dengan
kebutuhan hidup dan dunia kerja.
vi. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
vii. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut.
a. Visi dan misi satuan pendidikan
b. Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakan representasi dari apa yang
diyakini dan diharapkan dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah pada masa yang akan
datang.
c. Tujuan pendidikan satuan pendidikan
d. Tujuan pendidikan satuan pendidikan merupakan acuan dalam mengembangkan KTSP. Tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
e. Kalender pendidikan
f. Dalam penyusunan kalender pendidikan, pengembang kurikulum harus mampu menghitung
jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik.
g. Struktur muatan KTSP
1. Kelebihan KTSP
a. Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
b. Pembelajaran berpusat pada siswa.
c. Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d. Sumber belajar yang bervariasi.
e. seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang
menuntut kekereatifitasan.
2. Kekurangan KTSP
Minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan dan terutama
sekali kesiapan guru dan sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
Perbandingan Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006
ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006
Sifat (2) Kurikulum disusun rinci oleh Tim Pusat Kurikulum merupakan
(Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur dan kerangka dasar oleh Tim BSNP
Puskur)
Pendekatan
Berbasis Kompetensi Berbasis Kompetensi
Terdiri atas : SK, KD, MP dan Indikator Hanya terdiri atas : SK dan
Pencapaian KD. Komponen lain
dikembangkan oleh guru
A. Kesimpulan
Perubahan kurikulum disebabkan oleh perkembangan dan perubahan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kekurangan dari kurikulum yang sebelumnya yang menuntut adanya perubahan
untuk mencapai hasil belajar dan tujuan pendidikan yang lebih baik. Dalam perubahan kurikulum
dari tahun 1994, KBK, dan KTSP memiliki karakteristik masing-masing.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung
jawab.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan dikembangkan sebagai berikut:
(1) Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan
Tujuan Pen¬didikan Nasional; (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberikan kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif
dalam pengembangan kurikulum.
B. Saran
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dari pengertian kurikulum tersebut dapat dipahami
bagaimana pentingnya kurikulum dalam dunia pendidikan. Terkait dengan bergantinya kurikulum
pendidikan, sebaiknya kita harus tetap melaksanakannya agar pendidikan di Indonesia ini bisa
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://novikontesachem.wordpress.com/tag/makalah-perkembangan-kurikulum-2004-dengan-
kurikulum-2006/
http://yi2ncokiyute.blogspot.com/2011/04/kurikulum-2004-kbk-dan-kurikulum-2006.html
https://pecintamakalah.blogspot.com/2016/04/kurikulum-berbasis-kompetensi-kbk-
2004.html?showComment=1553418693208#c4822692164409361503