Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANALISIS KURIKULUM 2004 (KBK)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan IPS SD

Dosen Pengampuh : Hengki Dwi Julianto , S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

1. Jihan Suwari Yanti (D24180042)


2. Lailatul Magfiroh (D24180043)
3. Laily Santinia R.P (D24180044)
4. Lidiyah Aprilia (D24180045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NU SIDOARJO

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunia-nya
pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Pengantar Studi Islam yang insyaallah tepat pada
waktunya.
Terimakasih penulis ucapkan kepadaBapak Dosen Hengki Dwi Julianto , S.Pd., M.Pd. .
Mata kuliah, Pengembangan IPS SD yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini.
Tanpa bimbingan dari beliau mungkin, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai
dengan format yang telah di tentukan.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca

Sidoarjo, 8 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 3


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 4
BAB I .............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 5
1.1 Latar belakang ....................................................................................................................... 5
1.2 Rumusan masalah .................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
2.1 Konsep kurikulum KBK................................................................................................... 6
2.2 Kelebihan dan kekurangan kurikulum KBK .................................................................... 7
2.3 Pergantian kurikulum KBK ke KTSP .............................................................................. 8
2.4 Dampak perubahan kurikulum ......................................................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 11
PENUTUP..................................................................................................................................... 11
3.1 Simpulan.............................................................................................................................. 11
3.2 Saran..…………………………………………………………………………………...…12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Peningkatan kualitas pendidikan sering menjadi perhatian khusus dipendidikan era
globalisasi ini, karena rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.
Namun indikator ke arah peningkatan mutu tersebut belum menunjukkan keberhasilan yang
berarti satu upaya terpenting yang dilakukan adalah pembaruan kurikulum. Di Indonesia
sendiri telah banyak mengalami pembaruan adalah pembaruan kurikulum sejak awal
kemerdekaan hingga yang terjadi saat ini perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pada dasarnya anatara KTSP dan KBK hampir sama. Sebab Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan merupakan bentuk dari penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Penyempurnaan KBK menjadi KTSP disebabkan KBK tidak menunjukkan hasil yang
signifikan karena berbagai faktor yaitu konsep KBK belum dipahami secara benar oleh guru,
draft kurikulum yang terus-menerus mengalami perubahan, belum adanya panduan strategi
pembelajaran yang mumpuni (mayoritas masih berbasis materi), yang bisa dipakai pegangan
guru ketika akan menjalankan tugas instruksional bagi siswanya.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana konsep kurikulum KBK?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan kurikulum KBK?
3. Mengapa kurikulum KBK diganti ?
4. Apa dampak dari perubahan kurikulum KBK?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep kurikulum KBK.
2. Menetahui kelebihan dan kekurangan dari kurikulum KBK.
3. Mengetahui tujuan digantinya kurikulum KBK.
4. Mengetahui dampak dari pergantian kurikulum KBK.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep kurikulum KBK


Menurut Enoh dalam Jurnal Pendidikan (2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kompetensidan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumberdaya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan
demikian penerapan kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan partisipasi
peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, serta
memberanikan diri berperan dalam berbagai kegiatan di sekolah maupun masyarakat
(Mulyasa, 2011).
Menyadari bahwa pengembangan kurikulum merupakan proses yang dinamis,
maka penyususnan dan pelaksanaan KBK didasarkan pada beberapa prinsip. Prinsip-
prinsip dapat dilihat pada tabel berikut ini :
1. Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur;
2. Penguatan integritas nasional;
3. Keseimbangan antara indera, etika, logika, estetika dan kinestika;
4. Kesamaan memperoleh kesempatan;
5. Abad pengetahuan dan teknologi informasi (IPTEK);
6. Perkembangan kecakapan hidup (life skill);
7. Belajar sepanjang hayat;
8. Berpusat pada anak (siswa center) dengan penilaian yang berkelanjutan konsteksual
dan konperehensif

5
2.2 Kelebihan dan kekurangan kurikulum KBK
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/
potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah kelebihan dari kurikulum KBK:

a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan


bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
b. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented). Siswa
dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal
mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.
Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan
berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta
belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat
diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi,
menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui
kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
c. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
d. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik.
e. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi
kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada
konten.
Disamping kelebihan, kurikulum berbasis kompetensi juga terdapat kelemahan.
Kelemahan yang ada lebih banyak pada penerapan KBK di setiap jenjang pendidikan, hal
ini disebabkan beberapa permasalahan antara lain:
1. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
2. Kualitas guru, hal ini didasarkan pada statistik, 60% guru SD, 40% guru SLTP, 43%
SMA, 34% SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing.

6
Selain itu 17,2% guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya.
Kualitas SDM kita adalah urutan 109 dari 179 negara berdasarkan Human
Development Index.
3. Sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran yang belum merata di setiap sekolah,
sehingga KBK tidak bisa diimplementasikan secara komprehensif.
4. Kebijakan pemerintah yang setengah hati, karena KBK dilaksanakan dengan uji coba
di beberapa sekolah mulai tahun pelajaran 2001/2002 tetapi tidak ada payung hukum
tentang pelaksanaan tersebut.
Di samping kelemahan dalam kebijakan dan implementasi KBK juga memiliki
kelemahan dari sisi isi kurikulum, antara lain:
1) Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan.
2) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi
dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran
secara berkelanjutan.

2.3 Pergantian kurikulum KBK ke KTSP


Tujuan dari perubahan ini adalah untuk membuat para siswa menjadi lebih mandiri
dengan cara memberdayakan satuan pendidikan tadi melalui pemberian otonomi kepada
lembaga pendidikan. Perubahan ini dipicu oleh penurunan minat dan potensi yang
diinginkan dari para pelajar. Maka dari itu, penerapan KTSP ini diharapkan dapat
memperhatikan standar kompetensi yang digunakan untuk memacu para siswa
berkembang lebih lagi. KTSP terdiri dari:

- Tujuan pendidikan tingkat satuan sekolah


- Struktur serta muatan kurikulum
- Kalender pendidikan secara serentak
- Silabus (perencanaan pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu)

KTSP diharapkan juga untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dari


inisiatif dan kemandirian yang diberikan sekolah untuk mengelola sumber daya yang telah
tersedia.KTSP ini juga diharapkan meningkatkan kepedulian para masyarakat dalam

7
mengembangkan dan mengambil keputusan bersama menghadapi kemajuan era
pendidikan di dunia global.

2.4 Dampak perubahan kurikulum


Perubahan kurikulum berdampak baik dan buruk bagi mutu pendidikan,
dimana dampak baiknya yaitu pelajar bisa belajar dengan mengikuti perkembangan
zaman yang semakin maju tapi didukung dengan faktor-faktor seperti kepala
sekolah,guru,tenaga pengajar,siswa didik bahkan lembaga itu sendiri. Dimana
kepala sekolah harus berhubungan baik dengan atasannya dan membina hubungan
baik dengan bawahannya, lalu guru juga harus bermutu, maksudnya gurunya harus
memberi pelajaran yang dapat dicerna oleh peserta didik, lalu siswa juga harus
bermutu,maksudnya siswa dapat belajar dengan baik,giat belajar serta kritis dalam
setiap pelajaran.

Dampak negatifnya adalah mutu pendidikan menurun dan perubahan kurikulum


yang begitu cepat menimbulkan masalah-masalah baru seperti menurunya prestasi siswa,
hal ini dikarenakan siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran pada
kurikulum yang baru. Perubahan ini juga berdampak pada sekolah dimana visi dan misi
suatu sekolah yang sedang ingin dicapai terganggu dengan perubahan kurikulum tersebut.

Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam kurikulum bangsa ini membuat


siswa dan guru sebagai pengajar kebingungan, siswa harus menyesuaikan cara belajar
sedangkan guru harus mampu menerapkan metode dan strategi mengajar yang sesuai
dengan aturan yang baru. Hal tersebut dapat memicu ketidakefektifan dalam kegiatan
belajarmengajar.Permasalahan yang muncul berikutnya adalah mengenai sustansi dari
materi dalam kurikum baru. Dalam kurikulum KBK banyak materi yang dipelajari
seharusnya dipelajari tidak diberikan dan materi yang semestinya ada tidak di berikan
sehingga siswa tidak dapat belajar dengan efektif dan membuang-buang waktu. Banyak
sekolah-sekolah di Indonesia yang tidak siap dalam menerima kurikulum KBK sehingga
tidak jarang sekolah yang tetap menerapkan kurikulum 1994 tetapi dengan label KBK.
Belum sempurna pelaksanaan kurikulum tersebut tahun 2006 pemerintah membuat kejutan
lagi dengan membuat kurikulum baru yang disebut KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan

8
Pendidikan)yang diklaim sebagai pengembangan dari kurikulum sebelumnya yang
disempurnakan dalam kurikulum ini setiap tingkat satuan pendidikan diberikan
kebebasaan.
Namun keluarnya kurikulum ini bukan tanpa hambatan, kurangnya sosialisasi dari
pemerintah serta kurangnya pengalaman guru dalam membuat kurikulum mengakibatkan
dampak negatif baik bagi siswa maupun guru. Seperti permasalahan sebelumnya dalam
kurikulum ini juga terdapat kebingungan yang terjadi materi yang seharusnya ada di
semester pertama(pada kurikulum sebelumnya) dipelajari lagi pada semester kedua(pada
kurikulum baru) sehingga siswa harus mempelajari mata pelajaran Konsistensi
pemerintah dalam mengentaskan setiap problem yang ada masih perlu dipertanyakan
karena pendidikan ini merupakan hal yang sangat fundamental dan fungsional dalam suatu
negara. Oleh karena itu kita sebagai bangsa yang besar dan warga negara yang baik harus
mampu memberikan masukan yang positif bagi pemerintah kita karena tanpa adanya
kerjasama dari pemerintah, aparat maupun rakyat bangsa ini tidak henti-hentinya di timpa
permasalahan yang pada akhirnya merusak jati diri bangsa

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Dengan kondisi pendidikan di Indonesia yang makin terpuruk ini ternyata ada 3 hal yang
mempengaruhi dunia pendidikan kita yaitu mutu pendidikan yang masih rendah, sistem
pembelajaran di sekolah yang belum memadai dan krisis moral yang masih melanda masyarakat
kita. Sehingga mutu pendidikan di Indonesia masih menduduki peringkat bawah dibanding negara-
negara Korea, Singapura, Jepang, Taiwan, , India, China dan Malaysia, walaupun sudah diadakan
perubahan kurikulum pendidikan oleh pemerintah kita, dari kurikulum 1975 sampai dengan KTSP
2006 hingga saat ini.Semua itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Peranan guru yang belum optimal terhadap kelangsungan proses pembelajaran ditingkat satuan
pendidikan.
2. Peran dari pemangku kepentingan (stakeholders) ditingkat satuan pendidikan tidak aktif.
3. Perubahan kurikulum pendidikan yang yang tidak membawa dampak positif terhadap mutu
pendidikan.
4. Masih banyak sekolah-sekolah yang belum bisa memfasilitasi, peralatan mutakhir untuk
kemajuan mutu pendidikan.
5. Masih banyaknya guru dan siswa yang belum terampil dalam menggunakan komputer dan
internet sebagai salah satu sarana proses kegiatan belajar mengajar.
6. Dengan memperhatikan faktor-faktor diatas maka dapat dikatakan bahwa mutu pendidikan di
negara kita ini masih rendah, bila dibandingkan dengan negara-negara lain.

10
0
3.1 Saran
Agar tercapai tujuan pendidikan di Indonesia secara merata dan supaya mutu
pendidikan di negara kita bisa lebih baik dari tahun sebelumnya sekiranya perlu diadakan
pembenahan beberapa hal antara lain:
1. Ditinjau kembali isi dan tujuan dari kurikulum yang saat ini digunakan di dunia
pendidikan.
2. Ditingkatkan lagi ketrampilan dalam penggunaan komputer dan internet bagi guru dan
siswa pada masing-masing tingkat satuan pendidikan.
3. Lebih ditingkatkan peran aktif dan tanggung jawab pemerhati sekolah disetiap satuan
pendidikan.
Dengan memperhatikan hal-hal diatas, Insya Allah mutu pendidikan di Indonesia bisa
bersaing dengan negara-negara lain.

11
1
DAFTAR PUSTAKA

Paul Suparno, SJ, R. Rohadi, G. Sukadi dan St. Kartono, Reformasi Pendidkan, Yogyakarta :
Kanisius, 2006
Dr. Abdullah Idi, M.Ed., Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta : Ar-ruzz
Medra, 2007
Nugroho, Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Berbasis Stakeholders,
2008
Mulyasa, E. 2011. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Uce, L. 2016. Realitas Aktual Praksis Kurikulum: Analisis terhadap KBK, KTSP, dan
Kurikulum 2013. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA. Vol. 16 No. 2. Hal. 221

12

Anda mungkin juga menyukai