Anda di halaman 1dari 22

KONSEP SILABUS, KI, KD, STANDAR LULUSAN, DAN

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST


KONTEMPORER

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Materi Qur’an Hadist Jenjang MI & MTs
Dosen Pengampu: Dr. Rio Kurniawan, S.Pd.I., M.S.I., M.Pd.

Disusun Oleh:
Sukma Wisnu Pamungkas (223111122)
Tri Kusuma Wardani (223111127)
Miftakun Nikmah (223111128)
Betra Yuan Syah Putra (223111130)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID
SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Bismillah,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Puji syukur alhamdulillah yang senantiasa saya panjatkan kehadirat
Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, rida, dan hidayah-Nya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Konsep
Silabus, KI, KD, Standar Lulusan, dan Problematika Pembelajaran
Qur’an Hadist Kontemporer” dengan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Materi Qur’an Hadist Jenjang MI&MTs. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep KI, KD, Silabus,
dan Standar Lulusan dari pembelajaran Qura’an Hadist pada anak jenjang
MI&MTs. Serta untuk mengetahui masalah apa saja yang ada pada
pembelajaran Qur’an Hadist.
Tidak lupa saya, mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Rio
Kurniawan, S.Pd.I., M.S.I., M.Pd. selaku dosen Materi Qur’an Hadist Jenjang
MI & MTs yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya,
sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan, ataupun
kekurangan yang belum kami ketahui dan kami menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sukoharjo, 12 Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN ......................................................................................3
A. Silabus .........................................................................................................5
B. Kompetensi Inti ..........................................................................................9
C. Kompetensi Dasar ....................................................................................10
D. Standar Kompetensi Lulusan...................................................................10
E. Problematika Pembelajaran Qur`an Hadits Kontemporer .................13
BAB III: PENUTUP.............................................................................................17
A. Kesimpulan ...............................................................................................17
B. Saran .........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan islam memegang peran penting dalam membentuk moral dan
karakter gnerasi muda di Indonesia. Penyusunan silabus menjadi aspek yang krusial
dalam menentukan kualitas pendidikan islam di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI)
dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Konsep dasar silabus mencakup eleman penting
sperti kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), serta standar kompetensi
lulusan (SKL). Kompetensi inti menunjukan tujuan akhir pendidikan, sementara
kompetensi dasar merujuk pada kemampuan spesifik yang harus dimiliki siswa.
Standar kompetensi lulusan menetapkan kemapuan yang diharapan ketika siswa
menyelasikan pendidikannya.
Meski demikian, terdapat sejumlah masalh dalam pengembangan silabus untuk
Al-Qur`An Hadits di MI dan MTs. Salah satu masalah utamanya adalah
kesenjangan antara kurikulum formal dengan kebutuhan praktis siswa dalam
memahami dan menerapkan ajaran agama islam. Silabus kadang bersifat teoritis
sehingga kurang mengakomodasi realitas kehidupan siswa. Sumber daya terbatas
dan kurangnya pelatihan bagi guru juga menjadi hambatan dalam mengambangkan
silabus yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Karenanya, penitng untuk terus mengevaluasi dan menyempurnakan konsep
dasar silabus Al-Qur`An Hadits khususnya di MI dan MTs. Hal ini memerlukan
kolaborasi antara pengambil kebijakan pendidikan, pengembang kurikulum, guru,
dan pihak terkait lainnya unutk Menyusun silabus yang relevan dan komprehensif.
Dengan demikian, pendidikan Islam di MI dan MTs dapat lebih efektif dalam
membentuk karakter, moral, dan pemahaman agama yang kuat pada generasi muda.
B. Rumusan Masalah
1. apa dan bagaimana yang dimaksud dengan silabus?
2. apa dan bagaimana yang dimaksud dengan kompetensi inti?
3. apa dan bagaimana yang dimaksud dengan kompetensi dasar?
4. apa dan bagaimana yang dimaksud dengan standar kompetensi lulusan?
5. Apa yang menjadi problematika pembelajaran Qur`an Hadits
kontemporer?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep silabus pembelajaran

1
2

2. Mengetahui konsep kompetensi inti


3. Mengetahui konsep kompetensi dasar
4. Mengetahui konsep standar kompetensi lulusan
5. Mengetahui hal-hal yang menjadi problem bagi pembelajaran Qur`an
Hadits
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Silabus


1. Pengertian
Silabus berasal dari bahasa Latin “syllabus” yang berarti daftar, tulisan,
ikhtisar, ringkasan, isi buku. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
menyebutkan silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
Kompetensi, Kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.1 Silabus digunakan untuk menyebut suatu
produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari
standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-
pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam
mencapai kompetensi. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus
mencakup tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, sasaran-sasaran mata
pelajaran, keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata
pelajaran tersebut dengan baik, urutan topik-topik yang diajarkan, aktifitas
dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, berbagai
teknik evaluasi yang digunakan. Perbedaan mendasar pada silabus
kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya (KTSP) adalah pada
komponennya. Komponen silabus Kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi
inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.2
2. Landasan Pengembangan Silabus
Dalam pengembangan silabus pemerintah harus menyiapkan peraturan,
menetapkan Standar Nasional dan mengembangkan model/contoh serta
menyediakan anggaran, yang dilanjutkan oleh Dinas Pendidikan dengan
menyesuaikan buku teks, membuat contoh, memberi kemudahan dan
dukungan dan menyiapkan dana serta menyesuaikan aturan-aturan dan
turun kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertugas dan

1
Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Umum Pengembangan Silabus, (Jakarta: 2008)
2
Kukuh, Puput, “PENGEMBANGAN SILABUS BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN
DASAR SISTEM KOMPUTER DI SMK NEGERI 1 DRIYOREJO,” jurnal pendidikan teknik elektro 5, no.
3 (2016).

3
4

bertanggung jawab untuk membentuk tim pengembang, mengembangkan


rambu-rambu, mengalokasikan anggaran dan memfasilitasi sekolah.3
Beberapa peraturan pemerintah yang menjadi landasan dalam
pengembangan silabus antara lain :
1. Peraturan pemerintah nomor 13 tahun 2015 perubahan peratursn
pemerintah nomor19 tahun 2005, tentang Standar Nasional
Pendidikan;
2. Permenpan dan RB nomor 15 tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya;
3. Peraturan Bersama Mendikbud. Dan Kepala BKN nomor
03/III/PB/2011 dan nomor 8 tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka
Kreditnya
4. Permendikbud. RI nomor 39 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan angka Kreditya.
5. Pemendikbud. Nomor 21 tahun 2016 tentang standar Isi pendidikan
dasar dan menengah.
6. Pemendikbud. Nomor 22 tahun 2016 tentang standar Proses
pendidikan dasar dan menengah.
3. Komponen Silabus
Secara garis besar silabus mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Hubungan
dalam setiap komponen dalam silabus dari setiap mata pemajaran
merupakan langkah awal yang dipersiapkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Berikut ini merupakan komponen dari silabus yang
biasa digunakan :4
1. Identitas Silabus

Identitas silabus ini berisi nama sekolah, satuan pendidikan, mata


pelajaran, kelas/semester, materi pokok yang diambil dari
kompetensi dasar, dan alokasi waktu yang disesuaikan dengan
keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dan beban pelajaran.

2. Kompetensi inti

3
Ahmad Zubaidi, “MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN SILABUS PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB,” Cendikia 13, no. 1 (t.t.).
4
Yayah huliatunisa, Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar (Sukabumi: CV. Jejak, 2022),
185–89.
5

Kompetensi inti mencakup sikap spiritual, sikap sosial,


pengetahuan dan keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegritas muatan pembelajaran dan mata pelajaran atau
program galam mencapai SKL.

3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal dan materi


pembelajaraan yang harus dicapai peserta didik untuk mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu
pada KI.

4. Tujuan pembelajaran

Dirumuskan berdasarkan KD yang dituangkan dalam bentuk


deskripsi memuat kompetensi yang hendak dicapai peserta didik,
memberikan gambaran proses pembelajaran, dan memberikan
gambaran hasil proses belajar.

5. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang harus dipelajari siswa


sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar yang dinilai
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan
indikator pencapaian belajar.

6. Metode pembelajaran

Berisi beberapa metode yang digunakan untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat
mencapai KD yang sudah disesuaikan dengan karakteristik KD
yang akan dicapai.

7. Sumber belajar

Sumber belajar yang biasa digunakan yaitu dapat berupa buku,


media ccetak, media elektronik, alam sekitar, dan sumber belajar
lainnya yang relevan.

8. Langkah-langkah pembelajaran

Biasanya menyesuaikan karakter pembelajaran yang dirancang


interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik
untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran serta memberikan
ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian siswa.
6

9. Penilaian hasil belajar

Penilaian biasanya dilakukan dengan menggunakan rubrik


portofolio, lembar observasi, lembar penilaian diri, keterampilan,
dan pengetahuan yang sesuai dengan kegiatan yang dilakuakn
dalam proses pembelajaran.

4. Prinsip Pengembangan Silabus


Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain :5
1) Ilmiah
Silabus harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk mencapai kebenaran
ilmiah tersebut, dalam penyusunan silabus dilibatkan para pakar di
bidang keilmuan masing- masing mata pelajaran, sebab silabus
merupakan garis-garis besar materi pembelajaran yang akan dipelajari
siswa.
2) Memperhatikan Perkembangan dan Kebutuhan Siswa
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan
psikologis siswa
3) Sistematis

Silabus dianggap sebagai sistem yang merupakan komponen-komponen


yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, makanya
penyusunan silabus dilakukan secara sistematis, sejalan dengan
pendekatan sistem atau langkah-langkah pemecahan masalah.
Komponen pokok silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator dan materi pelajaran.

4) Relevan, Konsistensi dan Kecukupan

Dalam penyusunan silabus diharapkan adanya kese- suaian, keterkaitan,


konsistensi dan cakupan antara standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok pembelajaran, pengalaman belajar siswa, sistem penilaian
dan sumber belajar.
5) Aktual dan Kontekstual

5
Dr. Buna’I,S.Ag, Perencnaan Dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Surabaya: CV.
Jaka Media Publishing, 2021), 73.
7

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar


dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
6) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntunan masyarakat.
7) Luas

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,


afektif dan psikomotor).
5. Manfaat dan Fungsi Silabus
Silabus bermanfaat sebagai sumber pedoman atau acuan dalam rangka
penyusunan RPP atau rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan
guru dalam hal memetakan ragam variasi pembelajaraan dam
mempermudah guru dalam perancangan bentuk-bentuk penilaian dari setiap
indikator yang hendak dicapai. Fungsi silabus sendiri sebagai acuan dalam
pengelolaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar, sebagai pedoman
dalam penyusunan buku siswa yang memuat materi pelajaran, aktivitas
peserta didik dan evaluasi pembelajaran. Fungsi lain dari silabus adalah
untuk menyediakan panduan rinci kepada pendidik dan siswa tentang apa
yang akan diajarkan dalam suatu mata pelajaran atau kursus. Silabus
memiliki beberapa fungsi utama, antara lain:
➢ Menguraikan Materi Pembelajaran
➢ Pencapaian Tujuan Pembelajaran

➢ Penyusunan Materi Pengajaran:

➢ Evaluasi Kemajuan Siswa

B. Kompetensi Inti (KI)


Kompetensi inti dalam kurikulum 2013 adalah tingkatan kesanggupan
peserta didik dalam menggapai standar kompetensi lulusan, yang dimana
standar tersebut mesti mereka miliki pada jenjang kelas tertentu. Kompetensi
8

inti ini digunakan sebagai landasan untuk merubah suatu buku pelajaran dalam
pendidikan sekolah dasar.6
Kompetensi inti terdiri dari 4 (empat) aspek, yaitu:7
- KI-1 (sikap dan spiritual)
Sikap yang berkaitan dengan pembentukan peserta didik untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sikap ini ditunjukan dengan
melakukan ibadah. Kegiatan yang paling efektif untuk melatih peserta didik
melaksanakan perintah Tuhan dan meninggalkan larangan Tuhan sesuai
ajaran agama masing-masing.8
- KI-2 (sikap sosial)
Berhubungan dengan pembentukan sikap sosial peserta didik agar nantinya
menjadi manusia yang berperilaku jujur disiplin, bertanggung jawab, peduli
(gotong-royong, kerja sama, toleran, damai), santun responsif dan proaktif
dalammenyelesaikan permasalahan serta membangun hubungan secara
harmoni dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya.9
- KI-3 (pengetahuan)
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia tentang
benda, sifat, keadaan dan harapan-harapan. Pengetahuan bisa diperoleh
melalui pendidikan pengalaman, intusi, logika, wahyu, atau kegiatan
mencoba-coba (trial and error).
- KI-4 (keterampilan)
Sehubungan dengan kompetensi ketrampilan yang diharapkan dalam
Kurikulum 2013 yaitu keterampilan untuk mengembangkan dan
mengeksplorasikan pengetahuannya.
Kompetensi inti dirancang bersamaan dengan bertambahnya umur dari
peserta didik dalam jenjang kelas tertentu. Gambaran tentang kompetensi dapat

6
Ahmad Suradi dkk., “Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 di
Madrasah Ibtidaiyah,” Awwaliyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 5, no. 2 (15
Desember 2022): 122–34, https://doi.org/10.58518/awwaliyah.v5i2.1118.
7
Sahriani Sahriani, Subaer Subaer, dan Aisyah Azis, “ANALISIS KESESUAIAN KOMPETENSI DASAR
DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH,” Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika 15, no. 2 (20
November 2019), https://doi.org/10.35580/jspf.v15i2.11031.
8
Riyansa Riyansa, Ria Ariesta, dan Padi Utomo, “IMPLEMENTASI KOMPETENSI INTI SATU DAN DUA
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMPN 1
KECAMATAN PONDOK KELAPA KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017,”
Jurnal Ilmiah KORPUS 1, no. 1 (31 Agustus 2019): 107–17, https://doi.org/10.33369/jik.v1i1.3286.
9
Riyansa, Ariesta, dan Utomo.
9

digolongkan dalam beberapa aspek sepeti kognitif, afektif dan psikomotorik,


dimana siswa harus mempelajarinya dalam tiap tingkatan, kelas, serta mata
pelajaran. Kompetensi inti ini haruslah mendeskripsikan nilai yang wajar antara
perolehan soft skills dan hard skills.
Misalnya kompetensi inti pada kelas 1 mata pelajaran Qur`An Hadits
tingkat MI sesuai KMA 183 Tahun 2019:
a. KI 1: menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
b. KI 2: menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
c. KI 3: memahami pengetahuan factual dengan cara mengamatidan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
d. KI 4: menyajikan pengtahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam Gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dna
berakhlak mulia.
Kompetensi inti berfungsi sebagai elemen pengelompokan organisasi.
Kompetensi inti adalah pemikat di dalam suatu organisasi horizontal dan
vertikal dalam kompetensi dasar. Organisasi horizontal adalah keterlibatan
antara kompetensi dasar pada satu pembelajaran dengan pembelajaran lainnya
dalam satu lanjutan pertemuan mingguan dan pada kelas yang setara sehingga
terjadinya metode saling memperkuatkan. Sedangkan, Organisasi vertikal
kompetensi dasar yaitu implikasi antara kompetensi dasar suatu tingkatan
pendidikan ke tingkatan tinggi sehingga terpenuhnya prinsip dalam suatu
pembelajaran.
Kompetensi inti akan meminta pada setiap mata pelajaran apa saja yang
dapat berperan dalam pembentukan kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh
siswa. Melewati suatu pembelajaran dari berbagai kompetensi dasar dalam
beberapa mata pelajaran yang signifikan, maka terbentuklah kompetensi inti.
Kompetensi inti tidak hanya untuk diajarkan tetapi untuk dibentuk sebagai
halnya yang telah disebutkan. Maka dari itu, setiap mata pelajaran diletakan
sebagai sumber sebuah kompetensi. Apa saja yang sudah diajarkan dalam mata
pembelajaran tertentu dan pada tingkatan kelas tertentu, reaksi akhirnya adalah
kompetensi inti yang harus dikuasai pada peserta didik. Setiap mata
pembelajaran harus taat pada kompetensi inti yang sudah dibuat. Oleh karena
itu, setiap mata pelajaran yang telah diajarkan dan diberi tahu pada tiap kelass
tersebut wajib berpartisipasi dalam pembuatan kompetensi inti.
10

C. Kompetensi Dasar (KD)


Pada dasarnya komponen dasar sebagai bentuk pertimbangan antara
kesanggupan peserta didik dengan guru ketika proses belajar mengajar. Tujuan
kompetensi dasar memiliki beberapa poin utama yaitu:10
a. Mampu meningkatkan ilmu pengetahuan pada bidang kognitif
b. Mengasah minat, kemampuan dan bakat yang dimiliki peserta didik
c. pembelajaran mengenai norma-norma dalam pembelajaran dan
tanggung jawab sebagai peserta didik.
d. Menciptakan sikap dan karakter yang positif bagi setiap individu.
Sangat penting sekali adanya analisis kompetensi dasar untuk mengetahui
kesesuaian penggunaan pembelajaran berbasis masalah karena sebagai patokan
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.11
Contoh kompetensi dasar pada mata pelajaran qur`an hadits di tingkat MI
kelas 1 sesuai KMA nomor 183 Tahun 2019:
1.1: menerima keutamaan membaca al qur`an dengan benar sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid
1.2: menerima Q.S Al fatihah, an-naass, al-falaq, al-ikhlas dan al-lahab
sebagai firman Allah
2.1: menunjukkan sikap disiplin dalam kehidupan keseharian
2.2: mengamlkan sikap percaya diri sebagai mukmin dalam pergaulan
sehari-hari
3.1: memahami huruf hijaiyah beserta tanda bacanya
3.2: memahami Q.S Al fatihah, an-naass, al-falaq, al-ikhlas dan al-lahab
4.1: mendomonstrasikan hafalan huruf hijaiyah beserta tanda bacanya
4.2: melafadzkan Q.S Al fatihah, an-naass, al-falaq, al-ikhlas dan al-lahab

D. Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada dasarnya adalah hasil analisis
kompetensi yang dibutuhkan dalam penyusunan sebuah kurikulum, kompetensi
merupakan kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak secara konsisten sebagai

10
Maria Nanda Sitohang, “PENINGKATKAN PEMAHAMAN MAKNA KOMPETENSI DASAR
MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBASISLITERASI INFORMASI
DIGITAL PADA MAHASISWA PGSD STKIP KRISTENWAMENA,” t.t.
11
Sahriani, Subaer, dan Azis, “ANALISIS KESESUAIAN KOMPETENSI DASAR DENGAN
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.”
11

perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik.
Sedangkan Standar Kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus
dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu poses pembelajaran pada suatu
pendidikan tertentu di dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 disebutkan
bahwa pengertian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.12
Standar Kompetensi Lulusan dirumuskan berdasarkan tujuan pendidikan
nasional, tingkat perkembangan peserta didik, kerangka kualifikasi nasional
Indonesia dan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.13
Standar Kompetensi Lulusan merupakan kapabilitas suatu keterampilan,
dimana kompetensi ini mencakup kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan) yang nantinya sebagai contoh pada
pengembangan kurikulum dalam rencana melaksanakan tujuan dari pendidikan
nasional :14
1. Kognitif (pengetahuan).Kognitif merupakandimensi awal pada kurikulum
pendidikan dan sebagai patokan pada penilaian pada perkembangan
peserta didik. Kognitif berasal dari bahasa latin cognitio mempunyai arti
pengetahuan yang menentukan pada proses memahami ataupun pada
pemahaman pengetahuan itu sendiri. Dimensi kognitif ini berkaitan pada
nalar atau pola pikir, yang dimana berkaitan dengan keterampilan
dan proses kerja otak dalam menumbuhkan kemampuan yang logis.
Pada aspek kognitif terbagi lagi bagian yang lebih mendalam yaitu:
pengetahuan(wawasan), implementasi, analisis, dan penilaian.
2. Afektif (sikap).Pada dimensi afektif ini bersangkutan pada afeksi seperti,
pandangan, nilai, antusiasme, sikap dan minat. Aspek afetif ini berkaitan
erat dengan, perolehan, evaluasi, tanggapan, kepribadian dan organisasi.
3. Psikomotorik (keterampilan).Psikomotorik merupakan ranah yang
meliputi integritas gerakan serta sinkronisasi pada tubuh,
keterampilan motorik dan kemampuan pada tubuh seseorang.
Keterampilan ini akan berkembang jika sering dilatih. Aspek

12
amongguru, “Pengertian Standar Kompetensi Lulusan SKL, Fungsi, dan Ruang Lingkup,” AMONG
GURU (blog), 2020, https://www.amongguru.com/pengertian-standar-kompetensi-lulusan-skl-
fungsi-dan-ruang-lingkup/.
13
Aina Mulyana, “Standar Kompetensi Lulusan (SKL) MTs Kurikulum Merdeka,” 2023,
https://www.portalinfoasn.com/2022/04/standar-kompetensi-lulusan-skl-
madrasah_29.html?m=1.
14
Suradi dkk., “Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 di
Madrasah Ibtidaiyah.”
12

psikomotorik ini memiliki kategori seperti: penjiplakan, tindakan


terpimpin, serta penemuan.
Standar kompetensi lulusan Madrasah Ibtidaiyah/MI pada aspek sikap
(afektif) mencerminkan sikap:

• Berkepribadian baik, lurus hati.


• Beriman serta bertakwa pada allah SWT.
• Memiliki tubuh yang sehat, baik jasmani dan rohaninya.
Standar kompetensi lulusan Madrasah Ibtidaiyah /MI pada aspek
pengetahuan (kognitif) yang memiliki pengetahuan otentik abstrak serta
metakognitif pada jenjang awal yang berkaitan dengan pengetahuan kebudayan,
kesenian, serta teknologi
Standar kompotensi lulusan Madrasah Ibtidaiyah/MI pada aspek keterampilan
(psikomotorik ) yaitu individu yang mempunyaai keterampilan berfikir serta
bersikap:15

• Inovatif dan kreatif.


• Inventif dan produktif.
• Kritis (berpikir tajam saat menganalisa serta tidak cepat percaya
pada suatu hal).
• Independen dan informatif.
Standar kompetensi lulusan Madrasah Tsanawiyah/MTS pada aspek sikap
(afektif) memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:

• beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,


• berkarakter, jujur, dan peduli,
• bertanggungjawab,
• pembelajar sejati sepanjang hayat, dan sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
Standar kompetensi lulusan Madrasah Tsanawiyah/MTS pada aspek
pengetahuan (kognitif) Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya. mampu mengaitkan pengetahuan di atas

15
Prasetio Rumondor dan Nailil Maslukiyah, “UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI KOGNITIF DAN KEPRIBADIAN SISWA DI MTs NEGERI 1 BONGKUDAI” 3, no. 1 (2019).
13

dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
Standar kompetensi lulusan Madrasah Tsanawiyah/MTS pada aspek
keterampilan (psikomotorik) memiliki kemampuan berpikir dan bertindak kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif melalui pendekatan ilmiah
sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber
lain secara mandiri.16

E. Problematika Pembelajaran Qur’an Hadist Kontemporer


Didalam madrasah, Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis adalah salah satu pelajaran
berciri khas Agama Islam yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, pada hal
Al-Qur’an Hadis merupakan pokok pelajaran terpenting dalam rangka memasuki
gerbang pengetahuan keislaman.Materi Al-Qur’an Hadis begitu penting baik
sebagai pegangan dan pedoman dalam berbuat, maka di Madrasah diadakan
pendidikan Al-Qur’an Hadis agar generasi penerus tidak salah Langkah. Hampir
semua pokok bahasan PAI di sekolah memuat ayat-ayat Al-Qur’an dan dalil Al-
Hadist. Tetapi, kenyataannya masih banyak probblematika yang dihadapi saat
proses pembelajaran Al Qur’an Hadist.
Problematik termasuk makna "masih memunculkan masalah". Masalahnya
ialah ketidaksesuaian antara ekspektasi dengan apa yang terjadi. Problematika
pembelajaran Al-Qur’an Hadist yang masih ada sampai saat ini, yaitu :17
1. Masalah yang bersifat linguistic
a. Problem membaca
Banyak siswa madrasah yang belum lancar dalam membaca Al-Qur’an.
Padahal mampu membaca Al-Qur’an adalah modal utama tercapainya
Tujuan Pembelajaran Qur’an Hadist di tingkat MI dan MTs.
b. Problem menulis
Belajar menulis huruf Latin dengan huruf Arab jelas berbeda, suku kata dan
fonetiknya berbeda pula. Kesulitan yang sering dialami siswa adalah
menulis, jika menulis Latin diawali dari kiri sedang menulis Arab dimulai
dari sebelah kanan, mengabungkan huruf yang satu dengan yang lainya
dalam kalimat, serta dalam memberi harakat.

16
Yundi, “Mengkaji Standar Kompetensi Lulusan SMP dan MTs Terbaru,” Agustus 2023,
https://yunandra.com/mengkaji-standar-kompetensi-lulusan-smp-dan-mts-terbaru/.
17
St Nomah Ali, “PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH
NEGERI (MTsN) 1 KOLAKA,” Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam 4, no. 2 (28 Desember 2018): 127,
https://doi.org/10.31332/zjpi.v4i2.1082.
14

c. Problem menghafal
Banyak siswa yang mengeluh jika sedang diberi tugas untuk menghafal ayat
Al-Qur’an dan Hadist. Banyak dari mereka yang beralasan :
- Menghafal itu susah
- Ayat-ayat yang sudah hafal lupa lagi
- Banyaknya ayat-ayat yang serupa
- Banyaknya kesibukan dan lain-lain
d. Problem menterjemah
Dalam bahasa Al-Qur’an Hadis sering dijumpai problematika tentang
perbendaharaan kata, karena dalam Al- Qur’an dan Hadis banyak arti
sehingga sulit untuk menentukan kata yang tepat yang sesuai dengan
konteks kalimatnya, menyusun subyek, predikat, dan obyeknya. Hal itu
dikarenakan dalam Al-Qur’an Hadis susunanaya berbeda dengan bahasa
Indonesia.
e. Problem memahami
Dalam Al-Qur’an dan Haidts untuk memahami dan memperoleh pengertian
yang jelas tentang arti dan nilai-nilai yang terkandung didalam Al-Qur’an
Hadis perlu mempekerjakan akal. Dan cara mempekerjakan akal adalah
sangat dianjurkan, terutama jika membaca Al-Qur’an dan Hadis hendanya
menggunakan pikiran, lalu berusaha berbuat menurut petunjuknya sehingga
mencapai tujuan. Petunjuk illahi bagaimana cara perpikir yang baik
sehingga dapat memahami dan menafsirkan Al-Qur’an Hadis secara benar.
2. Masalah yang bersifat non-linguistik
a. Faktor endogen
1) Sebab-sebab yang bersifat biologis yaitu yang berhubungan
dengan jasmaniah
2) Sebab-sebab yang bersifat psikologis, yaitu sebab yang
berhubungan dengan kejiwaan anak.
b. Faktor eksternal
1) Faktor sekolah
2) Faktor keluarga
3) Faktor masyarakat.
15

Untuk mengatasi beberapa masalah di atas maka diperlukan beberapa upaya


untuk mengatasinya. Beberapa upaya untuk mengatasi problematika
pembelajaran Al-Qur’an Hadist, antaralain :18
1. Meningkatkan minat siswa untuk mempelajari mata Pelajaran Al-
Qur’an Hadist
Antisipasi bagi seorang guru untuk meningkatkan minat belajar siswa
terhadap materi pelajaran khususnya mata pelajaran Alquran Hadits yang
pertama-tama adalah guru harus menguasai betul materi yang akan
diajarkan, karena jika seorang guru memasuki ruang kelas memberikan
materi pelajaran tanpa persiapan dan penguasaan materi secara mantap,
maka dengan sendirinya guru akan mengalami kesulitan, di samping itu
siswa dengan sendirinya merasa bosan menerima materi yang diajarkan
sehingga berdampak kepada menurunnya minat belajar siswa terhadap mata
pelajaran yang diajarkan oleh guru yang tidak menguasai materinya.
2. Motivasi orangtua siswa untuk belajar mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist
Peran orang tua dalam memberikan dorongan kepada anak untuk
menumbuhkan rasa sadar akan pentingnya kemampuan baca al’quran.
Pemberian motivasi yang dapat dilakukan orang tua bisa berupa penjelasan
tentang keutamaan membaca al’quran, manfaat al’quran. Misalnya
memberikan penjelasan bahwa keutamaan orang yang membaca al’quran
yaitu Allah menjanjikan kepada ahlul quran pahala yang besar dan dia
memberikan tambahan kepada mereka karunia yang tidak mereka ketahui
besar kecilnya kecuali oleh-Nya. Pemberian pemahaman-pemahaman
seperti inilah ‘diharapkan akan mampu meningkatkan motivasi anak dalam
belajar baca al’quran.19
3. Penguasaan metodologi pembelajaran bagi guru terhadap mata pelajaran
Al-Quran Hadist
Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran Alquran Hadits yaitu meningkatkan metode belajar
guru dalam mengajar sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam
belajar mata pelajaran Alquran Hadits.

18
SURIANI N, “PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QURAN HADITS SISWA DI MADRASAH
TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH KECAMATAN BENTENG KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR”
(Makassar, 2014).
19
“Peran Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Al Qur’an Siswa di SMP Muhammadiyah 3
Sirampog,” JURNAL KEPENDIDIKAN 9, no. 2 (2021), https://doi.org/10.24090/jk.v9i2.6414.
16

Metode pengajaran yang akan dipergunakan, guru hendaknya memperhatikan


metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan materi yang akan
disajikan. Metode yang dipilih disesuaikan dengan fasilitas, sarana dan prasarana
yang ada. Metode yang dipilih dapat dikembangkan sesuai dengan perubahan yang
diperkirakan. Metode yang dipilih disesuaikan dengan kemampuan guru sendiri,
namun tidak mengurangi pengembangan kreatifitasnya. Metode yang dipilih selalu
mengacu kepada bagaimana cara siswa dapat belajar aktif dengan mendayagunakan
dan mengembangkan kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pembahasan konsep dasar tetang silabus, kompetensi inti,
kompetensi dasar, standar kompetensi lulusan, dan problematika qur`an hadits
di MI dan MTs dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan ini memegang
peran penting dalam membentuk landasan pendidikan islam yang kokoh.
Pengembangan silabus yang berbasis kompetensi inti dan memperhatikan
kekhasan kurikulum seakan menjadi sebuah kunci dalam mencapai tujuan
pendidikan yang berkesinambungan. Namun sebagaimana yang kita ketahui
bahwa segala urusan memiliki problemnya tersendiri, maka problematika pada
mata pelajaran qur`an hadits di MI dan MTs perlu diatasi dengan upaya
kolaboratif antar pemngku jabatan pendidikan.
Dengan demikian konsep dasar ini menjadi landasan yang kuat dalam
mengarahkan pendidikan islam menuju pencapaian visi-misi pendidikan yang
berkelanjutan serta menjamin pemahaman yang mendalam terhadap Qur`an dan
Hadits bagi generasi penerus umat Islam.

B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangannya dalam penulisan makalah ini, karenya
kami mengharapkan koreksi dari berbagai belah pihak demi tersusunnya sebuah makalah
yang sempurna dan bermafaat bagi pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Zubaidi, Ahmad. “Model-Model Pengembangan Kurikulum Dan Silabus


Pembelajaran Bahasa Arab”. Cendikia 13, no. 1 (t.t.).
Mulyana, Aina. (2023). “Standar Kompetensi Lulusan (SKL) MTs Kurikulum
Merdeka”. https://www.portalinfoasn.com/2022/04/standar-kompetensi-
lulusan-skl-madrasah_29.html?m=1.
Ali, St Nomah. “Problematika Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Di Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kolaka.” Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam
4, no. 2. https://doi.org/10.31332/zjpi.v4i2.1082.
Amongguru. “Pengertian Standar Kompetensi Lulusan SKL, Fungsi, dan Ruang
Lingkup.” AMONG GURU (blog), 2020.
https://www.amongguru.com/pengertian-standar-kompetensi-lulusan-skl-
fungsi-dan-ruang-lingkup/.
Buna’I. (2021). Perencnaan Dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Surabaya: CV. Jaka Media Publishing.
Kukuh, Puput. (2016). “Pengembangan Silabus Berbasis Kurikulum 2013 Pada
Mata Pelajaran Dasar Sistem Komputer Di Smk Negeri 1 Driyorejo.”
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 5, no. 3.
(2021). “Peran Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Al Qur’an Siswa di SMP
Muhammadiyah 3 Sirampog.” Jurnal Kependidikan vol. 9, no. 2
https://doi.org/10.24090/jk.v9i2.6414.
Riyansa, Ria Ariesta, dan Padi Utomo. (2019). “Implementasi Kompetensi Inti Satu
Dan Dua Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas Viii Smpn 1 Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah
Tahun Pelajaran 2016/2017.” Jurnal Ilmiah KORPUS 1, no. 1. Doi: 107–
17. https://doi.org/10.33369/jik.v1i1.3286.
Rumondor, Prasetio, dan Nailil Maslukiyah. (2019). “Upaya Guru Pai Dalam
Meningkatkan Kompetensi Kognitif Dan Kepribadian Siswa Di Mts Negeri
1 Bongkudai” 3, no. 1.

16
Sahriani, Sahriani, Subaer Subaer, dan Aisyah Azis. “Analisis Kesesuaian
Kompetensi Dasar Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah”. Jurnal Sains
dan Pendidikan Fisika 15, no. 2. https://doi.org/10.35580/jspf.v15i2.11031.
Sitohang, Maria Nanda. “Peningkatkan Pemahaman Makna Kompetensi Dasar
Matematika Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Berbasisliterasi
Informasi Digital Pada Mahasiswa PGSD Stkip Kristenwamena,” t.t.
Suradi, Ahmad, dkk. (2022). “Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti
pada Kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah.” Awwaliyah: Jurnal
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 5, no. 2. Doi: 122–34.
https://doi.org/10.58518/awwaliyah.v5i2.1118.
SURIANI N. (2014). “Problematika Pembelajaran Al-Quran Hadits Siswa Di
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kecamatan Benteng Kabupaten
Kepulauan Selayar.” Makassar.
Yayah huliatunisa. (2022). Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar.
Sukabumi: CV. Jejak.
Yundi. (2023). “Mengkaji Standar Kompetensi Lulusan SMP dan MTs Terbaru,”
https://yunandra.com/mengkaji-standar-kompetensi-lulusan-smp-dan-mts-
terbaru/.

17

Anda mungkin juga menyukai