Makalah
Disusun Oleh:
Kelompok 2
SUFINATUN NAJAH (201010122)
NUR TARTILA (201010125)
FATMAWATI (201010107)
MEYGITHA (201010115)
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
Latar Belakang...........................................................................................................4
Rumusan Masalah......................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
Pengertian Silabus......................................................................................................6
Landasan Pengembangan Silabus..............................................................................6
Prinsip Pengembangan Silabus..................................................................................7
Langkah-langkah Pengembangan Silabus...............................................................10
Proses Penyusunan dan Format Silabus...................................................................17
Contoh Silabus SD, SMP, dan SMA.......................................................................19
BAB III........................................................................................................................30
PENUTUP...................................................................................................................30
A. Kesimpulan.........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................32
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan
agar hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju. Upaya ke
arah ini kini sudah mulai diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan
dan penyelenggaraan pendidikan dari sentralistik ke desentralistik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan, landasan hukum tersebut mengamanatkan agar kurikulum pendidikan
bagi pendidikan tingkat dasar dan tingkat menengah disusun oleh satuan pendidikan
dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya
yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi
daerah. Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki kewenangan untuk
merancang dan menentukan hal – hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman
belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses belajar dan mengajar.
Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan peran serta daerah dan
masyarakat dalam pengelolaan pendidikan, Pemerintah telah memberlakukan
otonomi dalam bidang pendidikan yang diwujudkan dalam PP No. 25 tahun 2000
pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah (Pusat) memiliki kewenangan
dalam menyusun kurikulum dan penilaian hasil belajar secara nasional, hal-hal yang
berhubungan dengan implementasinya dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di
daerah terutama di daerah tingkat II dan sekolah.
4
Hal ini berarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara melakukan
penjabaran terhadap stándar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam bentuk
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang memuat materi setempat yang
relevan, serta penyusunan kurikulum daerah yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan
serta potensi setempat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pengertian silabus ?
2. Apa landasan pengembangan silabus ?
3. Apa prinsip pengembangan silabus ?
4. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus ?
5. Bagaimana proses penyusunan dan format silabus ?
6. Bagaimana contoh silabus SD, SMP, dan SMA ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.1
Menurut Mulysa, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok
mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar
yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.2
Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah
seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan.
B. Landasan Pengembangan Silabus
Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat
(2) dan pasal 20 yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 17
Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan
1
Muhaimin,Sutiah,Sugeng Listyo Prabowo.Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada Sekolah & Madrasah.(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2008), 112.
2
Mulysa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2010), 190.
6
kerangka dasar kurikulum dan standar kompetemsi lulusan, dibawah supervisi dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab dibidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA,
dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan dibidang agama
untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.3
C. Prinsip Pengembangan Silabus
Dalam pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan
pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu
setiap satuan pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan
silabus sesuai dengan kondisi kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan
silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai
pengembangan kurikulum nasional (standar nasional), maka perlu memperhatikan
prinsip-prinsip pengembangan silabus. Prinsip- prinsip tersebut adalah:
a. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip ilmiah,
yang mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman,
tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik yakni tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional
dan spiritual peserta didik. Disampig itu, relevan mengandung arti kesesuaian atau
keserasian antara silabus dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat
pemakai lulusan. Dengan demikian lulusan pendidikan harus sesuai dengan
3
Masnur Muslich. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.(Jakarta:PT Bumi Aksara,2008), 24.
7
kebutuhan tenaga kerja dilapangan baik secara kuantitas maupun kualitas. Relevan
juga dikaitkan dengan jenjang pendidikan yang ada di atasnya, sehingga terjadi
kesinambungan dan pengembangan silabus.
Relevan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu relevan secara internal
dan eksternal. Relevan secara internal adalah kesesuaian antara silabus yang
dikembangkan dengan komponen-komponen kurikulum secara keseluruhan, yakni
standar kompetensi, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Sedangkan
relevan secara eksternal adalah kesesuaian antara silabus dengan karakteristik peserta
didik, kebutuhan masyarakat dan lingkungannya.
c. Fleksibel
Pengembangan silabus harus dilakukan secara fleksibel. Fleksibel dalam
silabus dapat dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni fleksibel sebagai
suatu pemikiran pendidikan, dan fleksibel sebagai kaidah dalam penerapan
kurikulum. Fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan berkaitan dengan dimensi
peserta didik dan lulusan, sedangkan fleksibel sebagai suatu kaidah dalam penerapan
kurikulum berkaitan dengan pelaksanaan silabus.
Prinsip fleksibel tersebut mengandung makna bahwa pelaksanaan program,
peserta didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak. Guru
sebagai sarana pelaksana silabus, tidak mutlak harus menyajikan program dengan
konfigurasi seperti dalam silabus (dokumen tertulis), tetapi dapat mengakomodasi
sebagai ide baru atau memperbaiki ide-ide sebelumnya. Demikian halnya peserta
didik, mereka diberikan berbagai pengalaman belajar yang dapat dipilih sesuai
dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Sedangkan fleksibel dari segi
lulusan mereka memiliki kewenangan dan kemampuan yang multi arah berkaitan
dengan dunia kerja yang akan dimasukinya.
d. Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap program
pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam
kompetensi dan pribadi peserta didik.
8
Kontinuitas atau kesinambungan tersebut bisa secara vertikal, yakni dengan
jenjang pendidikan yang ada di atasnya dan bisa juga secara horizontal yakni dengan
program-program lain atau dengan silabus lain yang sejenis.
e. Konsisten
Pengembangan silabus harus dilakukan secara konsisten, artinya bahwa antara
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam
membentuk kompetensi peserta didik.
f. Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator,
materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang
dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Di samping itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana
yang berarti bahwa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya
ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.
g. Aktual dan Kontekstual
Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian yang dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang sedang
terjadi dan berlangsung di masyarakat.
h. Efektif
Pengembangan silabus harus dilakukan secara efektif, yakni memperhatikan
keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan
kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Silabus yang
efektif adalah yang dapat diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas
atau di lapangan, sebaliknya silabus tersebut dapat dikatakan kurang efektif apabila
banyak hal yang tidak dapat dilaksanakan. Keefektifan silabus tersebut dapat dilihat
dari kesenjangan yang terjadi antara silabus sebagai kurikulum tertulis (written
9
curriculum), potensial curriculum atau kurikulum yang diharapkan (intended
curriculum) dengan curriculum yang teramati (observer curriculum) atau silabus yang
dapat dilaksanakan (actual curriculum). Sehubungan dengan itu,
dalam pengembangan silabus guru atau pengembang silabus harus membayangkan
situasi nyata di kelas agar kendala-kendala yang mungkin terjadi dapat diantisipasi
sehingga tidak terjadi kesenjangan yang terlalu menganga.
i. Efisien
Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau
menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau
kompetensi standar yang ditetapkan. Efisien dalam silabus bisa dilihat dengan cara
membandingkan antara biaya,tenaga,dan waktu yang digunakan untuk pembelajaran
dengan hasil yang dicapai atau kompetensi yang dapat dibentuk oleh peserta didik.
Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk dapat mengembangkan silabus dan
perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa mengurangi kualitas pencapaian
dan pembentukan kompetensi. 4
D. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas
tujuh langkah utama sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Umum
Pengembangan Silabus (Dediknas, 2004) yaitu:
a. Mengisi identitas Silabus
Identitas terdiri atas nama sekolah/madrasah, kelas, mata pelajaran, dan semester.
Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.
b. Menuliskan Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi
4
Muhaimin,Sutiah,Sugeng Listyo Prabowo, 114.
10
(Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran. Sebelum menuliskan
Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD.
b) Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c) Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Standar Kompetensi dituliskan di atas matrik silabus di bawah tulisan semester.
c. Menuliskan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki
peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar
dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih
Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
Kompetensi Dasar.
b) Keterkaitan antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran.
c) Keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antar mata pelajaran.
d. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran perlu mempertimbangkan:
a) Relevansi materi pokok dengan SK dan KD.
b) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik.
c) Kebermanfaatan bagi peserta didik.
d) Struktur keilmuan.
e) Kedalaman dan keluasan materi.
f) Relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan.
g) Alokasi waktu.
Selain hal-hal di atas, dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran harus
diperhatikan prinsip-prinsip:
11
a) Kesahihan (validity), materi memang benar-benar teruji kebenaran dan
kesahihannya.
b) Tingkat kepentingan (significance), materi yang diajarkan memang benar-benar
diperlukan oleh siswa diperlukan oleh siswa.
c) Kebermanfaatan (utility), materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan pada jenjang berikutnya.
d) Layak dipelajari (learnability), materi layak dipelajari, baik dari aspek tingkat
kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
e) Menarik minat (interest), materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk
mempelajari lebih lanjut.
e. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.
Kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a) Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum.
b) Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar
secara utuh.
c) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
d) Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered). Guru harus selalu
berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki kompetensi yang telah
ditetapkan.
12
e) Materi kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
f) Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus dikuasai
untuk mencapai Kompetensi Dasar.
g) Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting, artinya bagi KD-KD yang
memerlukan prasyarat tertentu.
h) Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan pembelajaran materi
tertentu).
i) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan
dan objek belajar.
Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri
pengetahuan, di bawah bimbingan guru.
b) Mencerminkan ciri khas dalam pegembangan kemapuan mata pelajaran.
c) Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana yang tersedia.
d) Bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/perorangan, berpasangan,
kelompok, dan klasikal.
e) Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti: bakat,
minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekomomi, dan budaya, serta
masalah khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.
f. Merumuskan Indikator
Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu diperhatikan
indikator. Oleh karena itu, di dalam penentuan indikator diperlukan kriteria-kriteria
berikut ini. Kriteria indikator adalah sebagai berikut.
a) Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa.
b) Berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
c) Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills).
d) Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif,
afektif, dan psikomotor).
13
e) Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
f) Dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati.
g) Menggunakan kata kerja operasional.
g. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Untuk mengembangkan instrumen penilaian terlebih dahulu diperhatikan
indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yaitu
teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen.
a. Teknik Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan
menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah
ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang
ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Ada beberapa teknik yang dapat
dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat dikategorikan
sebagai teknik tes dan teknik nontes.Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh
informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan
teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang
tidak memerlukan jawaban betul atau salah. Dalam melaksanakan penilaian,
penyusun silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
1. Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai
sehingga memudahkan dalam penyusunan soal.
2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
14
4. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk
menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk
mengetahui kesulitan siswa.
5. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program
remedi. Apabila siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus mengikuti
proses pembelajaran lagi, dan bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas
pengayaan.
6. Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat
diberi tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.
7. Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan
rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan
teknik penilaian yang tepat.
8. Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif,
afektif dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian, baik formal
maupun nonformal secara berkesinambungan.
9. Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang
hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik,
akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
10. Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar
yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan
telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.
11. Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator.
Dengan demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan
pencapaian kompetensi.
12. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus
menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan
penguasaan kompetensi siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek
pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran.
15
13. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan
tugas observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil dengan melakukan
observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
b. Bentuk Instrumen
Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya.
1. Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan dan
sebagainya.
2. Tes lisan, berbentuk daftar pertanyaan.
3. Tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja produk,
uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja prosedur dan produk.
4. Penugasan, seperti tugas proyek atau tugas rumah.
5. Observasi, menggunakan lembar observasi.
6. Wawancara, menggunakan pedoman wawancara
7. Portofolio, menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atau prestasi siswa.
8. Penilaian diri, menggunakan lembar penilaian diri.
Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat, selanjutnya instrumen tes itu
dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.
c. Contoh Instrumen
Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat contohnya. Contoh
instrumen dapat dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia. Namun,
apabila dipandang hal itu menyulitkan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi,
contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.
h. Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu
Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:
a) Minggu efektif per semester,
b) Alokasi waktu mata pelajaran, dan
16
c) Jumlah kompetensi per semester.
i. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronika, nara
sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya.
j. Menentukan Nilai Karakter yang Diintegrasikan
Nilai karakter dipilih dari 18 (delapan belas) nilai utama yang disesuaikan dengan
karakterisktik Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
17
segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya.
e. Penilaian silabus
Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan
mengunakaan model-model penilaian kurikulum.
Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini.
a) Identitas Silabus
b) Standar Kompentensi
c) Kompetensi Dasar
d) Materi Pokok/Pembelajaran
e) Kegiatan Pembelajaran
f) Indikator
g) Penilaian
h) Alokasi Waktu
i) Sumber Belajar
j) Nilai Karakter
Komponen-komponen silabus di atas, selanjutnya dapat disajikan dalam contoh
format silabus secara horisontal atau vertikal sebagai berikut.
Format Horizontal :
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah/Madrasah : …..
Kelas : …..
Mata Pelajaran : …..
Semester : …..
Standar Kompetensi : …..
18
Format Vertikal :
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah/Madrasah : …………………..
Mata Pelajaran : …………………..
Kelas/Semester : …………………..
I. Standar Kompetensi : …………………..
II. Kompetensi Dasar : …………………..
III. Materi Pokok/Pembelajaran : …………………..
IV. Kegiatan Pembelajaran : …………………..
V. Indikator : …………………..
VI. Penilaian : …………………..
VII. Alokasi Waktu : …………………..
VIII. Sumber Belajar : …………………..
IX. Nilai Karakter : …………………..
Kelas : I (satu)
Kompetensi Inti :
5
https://gurusekali.com/silabus/silabus-pai-sd/#Download-Silabus-PAI-SD/MI-Kurikulum-2013
19
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia
1.1 Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah belajar sebagai bentuk pemahaman
terhadap Q.S. Al-Fatihah
1.2 Meyakini adanya Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
1.3 Mensyukuri karunia dan pemberian sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. Al-Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas
1.4 Terbiasa bersuci sebelum beribadah
1.5 Terbiasa membaca Basmalah setiap memulai aktivitas
2.1 Memiliki sikap jujur sebagai implementasi dari pemahaman sifat “shiddiq”
Rasulullah SAW
2.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Luqman (31): 14
2.3 Memiliki perilaku hormat kepada sesame anggota keluarga sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. An-Nisa (4): 36
2.4 Memiliki sikap pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman kisah
keteladanan Nabi Muhammad SAW
2.5 Memiliki sikap percaya diri sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Ikhlas
2.6 Memiliki sikap yang baik ketika berbicara sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 83
2.7 Memiliki perilaku rajin belajar sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
Al-’Alaq (96): 1-5
2.8 Memiliki perilaku bersih badan, pakaian, barang-barang, dan
tempat sebagai implementasi pemahaman makna bersuci
3.1 Menge Kisah Mengamati Tugas 1 x 4 jam Buku
tahui keteladanan pelajaran PAI
kisah dan kasih Menyimak Mengisi dan
ketela kisah rubrik Budi
sayang
danan keteladanan tentang Pekerti
Nabi Nabi nabi sikap PAI
20
Kompetensi Materi Alokasi Sumber
Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
21
Kompetensi Materi Alokasi Sumber
Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
explore ketel
adan
Secara an
berkelompok Nabi
mendiskusikan Muh
perilaku terpuji amm
yang terdapat ad
pada kisah saw
keteladanan sikap
nabi yang
Muhammad ditun
saw jukk
Secara an
berpasangan sisw
mendiskusik a
an isi terka
gambar it
tentang deng
keteladanan an
Nabi tang
Muhammad gung
saw baik jawa
secara bnya
klasikal terha
maupun dap
kelompok. pela
Asosiasi ksan
aan
Membuat jalan
rumusan nya
hasil diskusi disk
kelompok usi
tentang dan
keteladanan kerja
Nabi kelo
Muhammad mpo
saw secara k
individual Portofolio
atau
22
Kompetensi Materi Alokasi Sumber
Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
kelompok Membu
Menguhubu at
ngkan kisah paparan
keteladanan tentang
Nabi perilaku
Muhammad kasih
saw dengan sayang
sikap kasih dalam
sayang kehidup
dalam an
kehidupan sehari-
sehari-hari hari
Komunikasi Tes
Menyampai Tes
kan hasil dalam
diskusi bentuk
tentang lisan
keteladanan dengan
Nabi menceri
Muhammad takan
saw secara isi
kelompok gambar
Menanggapi tentang
hasil sikap
presentasi kasih
(melengkapi sayang
,
mengkonfir
masi,
menyanggah
)
Membuat
kesimpulan
dibantu dan
dibimbing
guru
23
Satuan : SMP Sinau-Thewe.com6
Pendidikan
Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : VII / 1-2 (Ganjil & Genap)
Alokasi Waktu :
Tahun Pelajaran : 20…/20…
Standar
Kompetensi (KI)
KI-1 dan KI- : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta
2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun,
percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI-4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.
Alo
Kompet Materi Nilai
Kegiatan kasi Sumber
ensi Pemebel Indikator Karakte Penilaian
Pembelajaran Wa Belajar
Dasar ajaran r
ktu
1.1 Terbiasa Q.S. Terbiasa Relig Menyimak 9 JP Buku Lisan
membac al- membac ius bacaan Q.S. al- Pendidi Tertulis
a al- Mujā a al- Mand Mujādilah /58: kan Penuga
Qur’ān dilah Qur’ān iri 11, Q.S. ar- Agama san
dengan /58: dengan Goto Rahmān /55: 33. Islam Unjuk
meyakin 11, meyakini ng- Mencermati Siswa Kerja
i bahwa Q.S. bahwa royon artiQ.S. al- Kelas Portofo
Allah ar- Allah g Mujādilah /58: VII, lio
akan Rah akan Kejuj 11, Q.S. ar- Kemen
6
https://docs.google.com/document/d/1wvQW3jmKMoQ-rmTmI5XiJijBuqvg35Ia/edit 16 november
2022
24
meningg mān / meninggi uran Rahmān /55: 33 dikbud
ikan 55: kan Kerja serta hadis e-
derajat 33 derajat keras tentang dukasi.
orang serta orang Perca semangat net
yang hadis yang ya menuntut ilmu. Buku
beriman tenta beriman diri Menyimak refensi
dan ng dan Kerja penjelasan yang
berilmu. sema berilmu. sama tentang hukum relevan
2.1 ngat Menunju bacaan “Al” ,
menu kkan Syamsiyah dan LCD
Menunj ntut perilaku “Al” Proyekt
ukkan ilmu. semangat Qamariyah. or
perilaku menuntut Mengajukan Tafsir
semanga ilmu pertanyaan al-
t sebagai tentang Qur’an
menuntu impleme pentingnya dan
t ilmu ntasi belajar al- kitab
sebagai Q.S. al- Qur’ān, apa hadits
impleme Mujādila manfaat belajar Lingku
ntasi h /58: 11, ilmu tajwid, atau ngan
Q.S. al- Q.S. ar- pertanyaan lain setemp
Mujādil Rahmān yang relevan. at
ah /58: /55: 33 Menanyakan
11, Q.S. dan hadis cara membaca
ar- terkait. dan
Rahmān menghafalkan
/55: 33 Q.S. al-
dan Mujādilah /58:
hadis 11, Q.S. ar-
terkait. Rahmān /55: 33.
3.1. Menyebu Mengajukan
tkan arti pertanyaan
Memaha Q.S. ar- mengenai
mi Rahmān/ hukum bacaan
makna 55:33 “Al” Syamsiyah
Q.S. al- dan Q.S. dan “Al”
Mujadil al- Qamariyah.
ah /58: Mujādal Diskusi
11, Q.S. ah/58:11 menyusun arti
ar- serta kataQ.S. al-
Rahman hadis Mujādilah /58:
/55: 33 tentang 11, Q.S. ar-
25
dan menuntut Rahmān /55: 33
Hadis ilmu. menjadi terjemah
terkait Menjelas secara utuh.
tentang kan Secara
menuntu makna berpasangan
t ilmu Q.S. ar- membaca dan
Rahmān/ menghafalkanQ.S.
55:33 al-Mujādilah /58:
dan Q.S. 11, Q.S. ar-
al- Rahmān /55: 33.
Mujādal Secara
ah/58:11 berkelompok
serta mencari dan
hadis mengumpulkan
tentang lafaz yang
menuntut mengandung
ilmu. hukum bacaan
Mengide “Al” Syamsiyah
ntifikasi dan “Al”
hukum Qamariyah di
bacaan dalam mushaf al-
mad Qur’ān.
dalam Berdiskusi tentang
Q.S. ar- pentingnya
Rahmān/ semangat
55:33 menuntut ilmu
dan Q.S. dalam kehidupan
al- sehari-hari.
Mujādal Merumuskan,
ah/58:11. mengoreksi, dan
Menjelas memperbaiki hasil
kan penterjemahanQ.S.
hukum al-Mujādilah/58:
bacaan 11, Q.S. ar-
mad Rahmān /55: 33.
dalam Mengklasifikasi
Q.S. ar- lafaz yang
Rahmān/ mengandung
55:33 hukum bacaan
dan Q.S. “Al” Syamsiyah
al-Mujā dan “Al”
dalah/58 Qamariyah yang
26
:11. terdapat pada Q.S.
4.1.1 Menunju al-Mujādilah /58:
kan 11, Q.S. ar-
Membac bacaan Rahmān /55: 33.
a Q.S. Q.S. ar- Melakukan
al- Rahmān/ koreksi secara
Mujādil 55:33 berkelompok
ah /58: dan Q.S. terhadap hasil
11, Q.S. al- pengumpulan lafal
ar- Mujādal yang mengandung
Rahmān ah/58:11 bacaan “Al”
/55: 33 dengan Syamsiyah dan
dengan tartil. “Al” Qamariyah.
tartil. Mendem Membuat paparan
4.1.2 ontrasika keterkaitan
Menunj n hafalan semangat
ukkan Q.S. ar- menuntut ilmu
hafalan Rahmān/ dalam kehidupan
Q.S. al- 55:33 sehari-hari dengan
Mujādil dan Q.S. pesan yang
ah /58: al- terkandung
11, Q.S. Mujādal dalamQ.S. al-
ar- ah/58:11 Mujādilah /58: 11,
Rahmān dengan Q.S. ar-Rahmān
/55: 33. lancar. /55: 33.
4.1.3 Menampi Mendemonstrasika
lkan n hafalan Q.S. al-
Menyaji contoh Mujādilah/58: 11,
kan perilaku Q.S. ar-Rahmān
keterkait semangat /55: 33.
an menuntut Menunjukkan/
semanga ilmu memaparkan hasil
t sebagai diskusi makna
menuntu impleme Q.S. al-Mujādilah
t ilmu ntasi Q.S. /58: 11, Q.S. ar-
dengan ar- Rahmān /55: 33.
pesanQ. Rahmān/ Menanggapi
S. al- 55:33 paparan makna
Mujādil dan Q.S. Q.S. al-Mujādilah
ah /58: al- /58: 11, Q.S. ar-
11, Q.S. Mujādala Rahmān /55: 33.
ar- h/58:11, Menyajikan
27
Rahmān serta
/55: 33. hadis
terkait
paparan hasil
pencarian hukum
bacaan “Al”
Syamsiyah dan
“Al” Qamariyah
dalam Q.S. al-
Mujādilah /58: 11,
Q.S. ar-Rahmān
/55: 33.
Menyajikan
keterkaitan
semangat
menuntut ilmu
Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
7
Silabus PAIBP Kelas 10 SMA-MA 2021 Sinau-Thewe.com, diedit 16 november 2022.
28
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI.4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
Kompetensi INDIKATOR Materi Kegiatan Rencan Alokas Sumber/
Dasar PENCAPAIA Pembelajara Pembelajaran a i bahan/
N n penilaia waktu alat
KOMPETENS n
I
29
zan), dan /49: 10
persaudaraan dan 12
(ukhuwah) serta
hadits
terkait.
∙ Mengidentifikasi
hukum bacaan
(tajwid) Q.S.
al-Hujurat/49:
10 dan 12.
BAB III
PENUTUP
30
A. Kesimpulan
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/ bahan/ alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian.
Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal
17 ayat (2) dan pasal 20.
Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain:
Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Memadai, Menyeluruh, Fleksibel, Akt
ual dan Kontekstual,Menyeluruh, Fleksibel.
Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-kompenen sebagai berikut:
Identitas silabus, Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi
pokok/pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, Indikator, Penilaian , Alokasi
waktu dan Sumber belajar.
Langkah- langkah menyusun silabus:
Menulis standar kompetensi, Mengisi identitas Silabus, Merumuskan
indikator, Menulis kompetensi dasar, Mengidentifikasi materi pokok,
Mengembangkan kegiatan pembelajaran, Penilaian, Menentukan sumber
belajar, dan Menentukan alokasi wakt
31
DAFTAR PUSTAKA
32