Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)“


MATA KULIAH PENGEMABANGAN KURIKULUM DI SD

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D.


Yayuk Hartini, M.Pd.

DISUSUN OLEH
KELAS 4D
KELOMPOK 5

Elena Sekar Setia Putri : 1910125220119


Muhammad Risal Hirpindi : 1910125310089
Nahdia : 1910125220019
Novia Wahdah : 1910125120039

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada
kami untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul ”KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI”.
Selawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW yang merupakan sebaik-baiknya teladan bagi kita semua. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan Terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj.
Aslamiah, M.Pd., Ph.D. dan Ibu Yayuk Hartini, M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah
Pengembangan Kurikulum di SD yang telah memberikan dukungan serta
bimbingannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Banyak kekurangan yang harus kami perbaiki dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun untuk memacu kami
lebih baik lagi. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih.
Wassalamuaaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh.

Banjarmasin, 15 Maret 2021


Penyusun,

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Konsep dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi........................................3
B. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi............................................ 4
C. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi........................................ 6
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi.........................7
E. Implikasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi.............................8
F. Implementasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi................... 10
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
Kesimpulan........................................................................................................ 15
Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembaharuan inovasi kurikulum pendidikan di Indonesia semakin hari kian
membawa kemajuan perbaikan kualitas pendidikan nasional. Hal ini terjadi demi
mengikuti arus perkembangan revolusi industri 4.0 yang telah terjadi di beberapa
negara maju di dunia. Revolusi industri 4.0 membawa pengaruh pada segala
bidang termasuk pendidikan. Oleh karena itu Indonesia membutuhkan sumber
daya manusia yang mampu menunjukkan eksistensinya dalam hal kualitas,
keahlian profesional, dan daya saing tinggi. Untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia merupakan misi pendidikan nasional. Generasi muda yang masih
berada pada jenjang sekolah harus dioptimalkan baik secara kompetensi maupun
keahliannya agar siap terjun dalam dunia pekerjaan. Kurikulum merupakan
pedoman pokok penyelenggaraan proses pembelajaran. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan
Penyelenggaraan Pendidikan Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan,
kurikulum adalah perangkat yang terdiri atas perencanaan dan pengelolaan
terhadap tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta metode yang dimanfaatkan
sebagai pedoman terlaksanakannya kegiatan belajar mengajar demi mencapai
tujuan pendidikan. Dalam pandangan modern kurikulum lebih dianggap sebagai
suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan.
(Suhaidi & Anwar, 2021).
Menurut Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1 berbunyi pelaksanaan pengembangan
kurikulum dilakukan berdasarkan pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan nasional. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sudah
seyogyanya untuk dikembangkan dan diimplementasikan pada setiap jenjang
pendidikan. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Konsep dasar,
Karakteristik, Prinsip Pengembangan, Implikasi dan Implementasi penerapan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi?
2. Jelaskan Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi?
3. Bagaimana Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi?
4. Jelaskan Prinsip Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi?
5. Bagaimana Implikasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi?
6. Jelaskna Implementasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar dari Kurikulum Berbasis Kompetensi.
2. Untuk menjelaskan Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi.
3. Dapat mengetahui Bagaimana Karakteristik Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
4. Untuk mengetahui Prinsip Pengembangan dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
5. Menjelaskan bagaimana Implikasi Penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
6. Untuk mengetahui Implementasi Penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi


Kurikulum dalam arti sempit dimaknai sebagai kumpulan berbagai mata
pelajaran/mata kuliah yang diberikan kepada peserta didik melalui kegiatan yang
dinamakan proses pembelajaran. Kerr dan Kelly berpendapat seiring
perkembangan ilmu pegetahuan, khususnya sosio-teknologi, maka kurikulum
diartikan secara lebih luas sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang
direncanakan dan dibimbing di sekolah/kampus, baik yang dilaksanakan di dalam
kelompok atau secara individual di dalam atau di luar sekolah/kampus (Kuartolo,
2002) dalam (Rifai, 2012). Depdiknas (2003) dalam (Rifai, 2012) mendefinisikan
kompetensi sebagai pegetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
digunakan oleh seseorang untuk berpikir, bertindak (memahami dan melakukan
sesuatu). Kompetensi ini dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan
indikatornya dapat diukur dan diamati, misalnya melalui kinerja dan keterampilan.
Hal senada dikemukakan oleh Matec (2001) dalam (Rifai, 2012) yang
mendefinisikan kompetensi sebagai kesatuan dan kepaduan sejumlah pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai yang diharapkan dapat dikuasai oleh pembelajar yang
termanifestasi ke dalam sejumlah kinerja dan kegiatan.
Purnomo & Munadi (2005) dalam (Fitriani, Putri, & Mustiningsih, 2020)
mengartikan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan rancangan
pembelajaran dimana kompetensi-kompetensi yang ada dapat dicapai oleh peserta
didik pada akhir pembelajaran. Menurut Sukmadinata & Syaodih (2012) dalam
(Fitriani, Putri, & Mustiningsih, 2020) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
merupakan suatu model kurikulum yang tujuannya terfokus pada penguasaan
kemampuan atau kompetensi-kompetensi khusus yang berhubungan langsung
dengan tugas atau peranan di dalam suatu pekerjaan. Suatu pekerjaan tentunya
mengemban tugas dan perannya masing-masing sesuai proporsinya. Sebagai
contoh seseorang yang berprofesi menjadi guru memiliki beraneka ragam tugas
dan peran yang diambil. Tugas tersebut berkenaan dengan tugas mengajar,
membimbing, pembina kegiatan ekstra kurikuler, mengembangkan media dan

3
sumber belajar, melakukan pekerjaan administrasi, dan membina hubungan baik
dengan wali murid siswa. Untuk dapat melaksanakan tugas dan peran yang
diamanatkan, seorang guru dituntut memiliki kompetensi sehingga dapat
menjalankan secara profesional. Jadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
adalah seperangkat perencanaan dan pengaturan pembelajaran yang sistematis
guna mencapai kompetensi tertentu. Dapat juga dikatakan bahwa KBK
merupakan kurikulum yang berisi sejumlah kompetensi yang dibutuhkan dan
perlu dikuasai oleh pembelajar untuk menjalani kehidupan mereka, baik untuk
mendapatkan pekerjaan, bekerja, melanjutkan studi, maupun belajar sepanjang
hayat. Kompetensi tersebut disusun dan dikemas sedemikian rupa sehingga
memungkinkan untuk dicapai dan dikuasai oleh pembelajar (siswa/mahasiswa).
B. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut Saylor (1981) dalam (Depdiknas, 2002) menyatakan bahwa
kurikulum berbasis kompetensi sebagai “.. a design based on specific
competencies is characterized by specific, sequential, and demonstrable learning
of the task, activities, or skill which constitute the acts to be learned and
performed by student”. Lebih lanjut Eve Krakow (2003) mengemukakan bahwa
pengajaran berbasis kompetensi adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif
(active learning) dimana guru membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar
dari pada hanya mempelajari isi (learn how to learn rather than just cover content).
Lebih jauh Christine Gilbert sebagai chief inspector Ofsted pada dokumen visi
2020 dari Ofsted menyebutkan bahwa :
“Learning how to learn half a dozen times, as it describes the imperatives for
developing the 21st-century curriculum. In the last decade, it seems that we have
established the notion that an appreciation of the „how‟ students learn is at least
as important as „what‟ they learn. The National Strategies at primary and
secondary level are promoting learning competencies and the mantra for Every
Child Matters includes enjoyment and engagement with learning as a key
outcome”. Pendapat di atas menekankan bahwa pengembangan kurikulum di abad
ke-21 lebih ditekankan pada bagaimana mengembangkan suatu konsep “learning
how to learning”. Sedangkan Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002:3),
mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat

4
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai
siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi
pada hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan Keberagaman yang dapat
diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
Menurut (Rifai, 2012) menyatakan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi
merupakan model kurikulum yang didalamnya terdapat kompetensi yang mana
kompetensi tersebut merupakan suatu kebutuhan dan harus dicapai peserta didik
dalam rangka menyongsong kehidupan selanjutnya yakni hal memperoleh
pekerjaan, cara bekerja, dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Kurikulum
tersebut direncanakan dan dikembangkan sedemikian rupa agar peserta didik tidak
menemui kesulitan dalam proses pembelajaran. Menurut Rahdiyanta (2007)
dalam (Rifai, 2012) Kurikulum berbasis kompetensi berisikan tentang standar
kompetensi dan cangkupan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Arti
standar kompetensi adalah ukuran yang diharapkan dapat dicapai peserta didik
yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkat penguasaan.
Sedangkan kompetensi dasar artinya adalah pengembangan dari standar
kompetensi yang memuat penjabaran pengetahuan, Penerapan KBK berorientasi
pada pembelajaran tuntas (mastery learning).
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi
dasar pada setiap mata pelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan
dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Cakupan standar kompetensi
standar isi (content standard) dan standar penampilan (performance standard).
Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat
diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok
atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa
bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata
pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan adalah kemampuan-
kemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk

5
menilai ketuntasan belajar. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada
mengeksplorasi kemampuan/ potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruk
apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya mengkondisikan setiap peserta
didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga proses
penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan mempertimbangkan faktor
kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma, integrasi dan aplikasi berbagai
kecakapan kinerja, dengan kata lain KBK berorientasi pada pendekatan
konstruktivisme.
C. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Baik dalam tataran formal maupun operasional di lapangan, KBK semestinya
memiliki karakteristik umum, yakni:
1. Berbasis kompetensi dasar, bukan berbasis isi atau materi;
2. Bertumpu pada pembentukan kemampuan yang diperlukan oleh
siswa/mahasiswa, bukan penerusan materi belajar;
3. Berpendekatan atau berpusat pembelajaran, bukan pengajaran;
4. Berorientasi pada pemerolehan pengalaman belajar siswa / mahasiswa
yang kaya, bukan perolehan pengetahuan semata;
5. Berpendekatan terpadu dan integratif, bukan diskret-analisis yang terpisah;
6. Mengutamakan kebermaknaan, keorisinilan, dan keontetikan proses
pembelajaran;
7. Bermuatan multi-kecerdasan, multi-strategi;
8. Menggunakan asas maju berkelanjutan dan belajar tuntas;
9. Berpusat pada siswa / mahasiswa, yang berati bahwa siswa / mahasiswa
menjadi subyek utama dalam pembelajaran, dan guru / dosen menjadi
fasilitator, pendamping, dan sesama pembelajar;
10. Memberikan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual;
11. Membentuk mental yang mantap dan kaya akan pembelajaran;
12. Bersifat diversifikatif, pluralistik, dan multikultural.
Kemudian sebagaimana yang dikutip dalam (Widuri) dijelaskan bahwa
karakteristik atau ciri-ciri KBK sebagai berikut :

6
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual
maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keragaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi.
d. Sumber belajar bukan dari guru saja, tetapi juga sumber belajar yang lain
yang memenuhi unsur edukasi.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Proses pengembangan KBK harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip
pengembangan KBK sebagai berikut :
1) Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai
budaya. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk
manusia yang beriman dan bertaqwa, maka peningkatan keimanan dan
pembentukan budi pekerti merupakan prinsip utama yang harus
diperhatikan pengembang kurikulum.
2) Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika. Pembentukan
manusia yang utuh merupakan tujuan utama pendidikan. Manusia utuh
adakah manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual, sikap,
moral dan keterampilan. Pengembang KBK harus memperhatikan tiga
keseimbangan tersebut.
3) Penguatan integritas nasional. Indonesia adalah negara dengan beraneka
ragam suku dan budaya yang sangat majemuk. Pendidikan harus dapat
menanamkan pemahaman dan penghargaan terhadap aneka ragam budaya,
sehingga menjadi kekuatan yang dapat memberikan sumbangan yang
positif terhadap peradaban bangsa di dunia ini.
4) Perkembangan pengetahuan dan tehnologi informasi. Pengembangan KBK
diarahkan agar anak didik memiliki kemampuan berfikir dan belajar
dengan cara mengakses berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi.

7
5) Pengembangan kecakapan hidup yang meliputi keterampilan diri,
ketrampilan berfikir rasional, keterampilan sosial, keterampilan akademik
dan keterampilan vokasional. Kurikulum mengembangkan kecakapan
hidup melalui pembudayaan membaca, menulis, dan berhitung; sikap, dan
perilaku adaptif, kreatif, inovatif, kreatif dan kompetitif.
6) Pilar pemdidikan. Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam
empat pilar pendidikan yaitu belajar untuk memahami, belajar untuk
berbuat, belajar hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk membangun
dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi ketiga pilar sebelumnya.
7) Konprehensif dan berkesinambungan. Konprehensif mencakup
keseluruhan dimensi kemampuan dan subtansi yang disajikan secara
berkesinambungan mulai pendidikan taman kanak-kanak sampai
pendidikan menengah.
8) Belajar sepanjang hayat. Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat.
9) Diversifikasi kurikulum. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Dari sejumlah prinsip pengembangan kurikulum tersebut pada
hakikatnya menekankan bahwa rencana pengembangan kurikulum harus
berlandaskan pada kaidah-kaidah budaya local dan nasional. Budaya local
seperti mempertimbangkan kebiasaan, adat istiadat, kesepakatan diantara
masyarakat baik tertulis maupun tanpa tertulis harus dipatuhi sebagai
pengembang kurikulum. Sedangkan budaya nasional yakni apa yang telah
menjadi karakter budaya bangsa kita seperti kehidupan agamis,
berpancasilais sejati, belajar sepanjang hayat termasuk pilar pendidikan
yang telah disarankan oleh WHO.
E. Implikasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Implikasi dari pemberlakuan KBK cukup luas, terutama yang menyangkut
proses pembelajaran, diantaranya adalah : pembaharuan pada lingkungan belajar,
metode pembelajaran, media belajar, bahan belajar, dan sebagainya. Semua itu
menuntut adanya guru/dosen yang juga berbasis kompetensi. Belajar merupakan
kegiatan aktif siswa/mahasiswa dalam membangun makna atau pemahaman.

8
Dengan demikian guru/dosen perlu memberikan dorongan kepada siswa
/mahasiswa untuk mengunakan otoritasnya dalam membangun gagasan.
Tanggungjawab belajar ada pada siswa/mahasiswa, tetapi guru/dosen bertanggung
jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan
tanggungjawab untuk belajar sepanjang hayat para anak didiknya. Berdasarkan
hal tersebut guru/dosen perlu merancang materi, metode, media, dan model
penilaian sebagai “hidangan nikmat” begi siswa/mahasiswa dengan sebuah
pendekatan belajar yang lebih memberdayakan dan melayani semua
siswa/mahasiswa. Dengan merujuk pada kompetensi dasar dan indikator
pencapaian hasil belajar, guru/dosen menciptakan situasi pembelajaran yang
memberi peluang bagi siswa/mahasiswa untuk belajar melalui
kegiatan“mengalami sendiri” dalam lingkuangan yang alamiah. Oleh karena itu
perinsip kegiatan pembelajaran KBK, adalah:
 Berpusat pada siswa / mahasiswa;
 Belajar dengan berbuat dan melakukan;
 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang;
 Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai;
 Mengembangkan kemampuan sosial;
 Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan;
 Mengembangakan keterampilan memecahkan masalah;
 Mengembangkan kreativitas siswa/mahasiswa;
 Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi;
 Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik;
 Belajar sepanjang hayat;
 Membangun kemampuan bersinergi dan berkolaborasi.
Letak perbedaan KBK dengan kurikulum (berbasis isi) sebelumnya adalah
pemusatan perhatian pada perangkat kemampuan lulusan yang dikehendaki, dan
bukan pada pengelaran materi dan penerusan materi. Ini berarti bahwa penjabaran
atau analisis materi dilakukan berdasarkan rumusan kompetensi yang dikehendaki.
Dalam pengejawantahannya bentuk pengembangan kurikulum intruksional,
guru/dosen perlu mengembangkan peta kompetensi dari setiap rumusan
kompetensi yang ada di dalam kurikulum formal berbasis kompetensi itu.

9
Pengembangan peta kompetensi ini akan menghasilkan deskripsi yang cermat
broad-skill dan sub-skill, dan dari sub-skill ini dapat ditemukan jabaran secara
cermat keterampilan kognitif dan teknikal (praktis), sehingga materi (content of
subject matter) dapat ditetapkan dan kemudian ditata. Hasil telaah pada
kompetensi dapat diorganisasi dalam bentuk ilustrasi Gambar.

Statemen Kompetensi (1)


Broad-skills Keterampilan Keterampilan Isi (Materi)
Teknikal/Praktik Kognitif
(2)

(3)
Sub-skill (5)
(4)
Jabaran ini akan membantu dalam membuat skenario pembelajaran secara
menyeluruh. Anak panah (2) ke (3) menunjukkan bahwa sub-skills memberikan
memberikan indikator-indikator tipe keterampilan teknikal/praktik. Dengan
demikian keterampilan teknik/praktik berfungsi sebagai motor (penggerak) untuk
mengembangkan sub-skill/broad-skills. Anak panah (3) ke (4) juga menunjukkan
bahwa keterampilan kognitif difungsikan sebagai prasyarat pembentukan
keterampilan teknikal/praktis; dan keterampilan kognitif dibentuk oleh
seperangkat isi yang disusun dan diorganisasi dalam bentuk bahan belajar.
F. Implementasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
1) KBK dan life skills (kecakapan hidup)
a. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa salah satu dari kelemahan
kurikulum yang berlaku saat ini adalah tidak relevannya materi
kurikulum dengan kebutuhan dengan kebutuhan real peserta didik
dalam menghadapi hidup dan kehidupannya. Karena KBK ini berusaha
untuk memberikan muatan mata pelajaran yang benar-benar mampu
menjadikan lulusannya memiliki kecakapan hidup (life skill) yang
dapat digunakan sebagai bekal kehidupannya.
b. Kecakapan hidup (life skill) yang dikembangkan dalam KBK adalah
(Muchlas, 2002)
10
c. Kecakapan personal (personal skill), yang mencakup kecakapan
mengenai diri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional
(thingking skill)
d. Kecakapan sosial (social skill)
e. Kecakapan akademik (academic skill), dan
f. Kecakapan vokasional (vocational skill)
g. Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri
sebagai makhluk Allah SWT, anggota masyarakat dan warga negara,
yang secara fungsional sebagai modal dalam meningkatkan dirinya
sebagai individu yang semaksimal mungkin bermanfaat bagi
lingkungannya. Kecakapan berfikir rasional adalah kecakapan
menggali dan menemukan informasi (information searching),
kecakapan mengelola informasi dan mengambil keputusan
(information processing and decision making skills) serta kecakapan
memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skill)
mencakup antara lain kecakapan berkomunikasi secara empati
(communication skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill).
Kecakapan akademik adalah kecakapan untuk mempergunakan ilmu
yang diperoleh untuk memecahkan problem-problem pada kehidupan
realnya. Kecakapan vokasional adalah kecakapan yang berkait dengan
bidang pekerjaan tertentu yang terdapat dalam masyarakat (Muchlas,
2002) dikutip dalam (Anarisa, 2020)
h. Dengan demikian dalam KBK harus ada hubungan yang signifikan
antara realitas hidup,
kecakapan hidup dan mata pelajaran yang diajarkan.
2) KBK dan peran guru
a. Salah satu aktivitas penting dalam mengimplementasikan KBK adalah
tuntunan adanya reformasi sekolah (school reform). Reformasi
sekolah ini dimaksudkan sebagai seperangkat aktivitas menata dan
memodernisasikan semua perilaku kependidikan yang ada di suatu
sekolah agar semua perilaku kependidikan yang ada di suatu sekolah
agar dapat dicapai peningkatan kualitas proses atau kualitas proses

11
dan kualitas produknya. salah satu reformasi terpenting yang harus
dilakukan oleh sekolah selain reformasi manajerial dengan
menerapkan manajemen berbasis sekolah (school based management),
adalah memodernisasikan kinerja guru, sebab gurulah yang memikul
beban dan tanggung jawab paling besar terhadap pelaksanaan KBK.
Bahkan dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya pelaksanaan KBK
sangat bergantung pada kemampuan dan kualitas guru. Hal demikian
wajar sebab salah satu unsur terpenting dalam otonomi kurikulum
adalah kewenangan yang sangat besar terhadap guru dalam
mengembangkan kurikulum.
b. Secara operasional dalam melaksanakan KBK peran guru menjadi
sangat dominan, terutama dalam mendampingi peserta didik dalam
belajar (guidance of learning). Oleh karena orientasi pembelajarannya
dalam KBK student oriented dan active learning, maka guru tidak lagi
hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi ia beralih fungsi sebagai
pendamping pada belajar siswa. dalam konteks ini guru harus kreatif,
inovatif. Memiliki improvisasi yang tinggi dalam mendampingi siswa
belajar, dan mampu menciptakan suasana demokratis dalam belajar.
Di samping itu, tugas dan tanggung jawab guru yang terbesar dalam
pelaksanaan KBK adalah kecakapan dan kemampuannya dalam
menjabarkan kompetensi yang akan dicapai dalam bentuk silabus dan
rencana pembelajaran menjadi pola dan model pembelajaran yang
partisipatoris dan efektif, sehingga kualitas proses dan produk
pembelajaran dan tercapai.
3) KBK dan pengembangan silabus
a. Aktivitas terpenting dalam pelaksnaan KBK adalah pengembangan
silabus yang akan dijadikan pedoman dan dasar dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Secara singkat komponen silabus KBK dapat
dijelaskan sebagai berikut
b. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah pernyataan tentang pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan untuk melaksanakan

12
tugas/pekerjaan tertentu sesuai dengan kriteria performasi dalam
standar yang ditetapkan, kompetensi diperoleh dari dokumen KBK
yang disusun oleh pusat kurikulum (puskur).
1) Hasil belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan dasar yang akan dicapai
dalam proses pembelajaran berdasarkan pada kompetensi yang
akan dicapai. Hasil belajar ini berisi tentang pernyataan tentang
hasil yang akan dicapai dalam proses pembelajaran siswa.
2) Indikator
Indikator adalah ciri-ciri atau karakteristik yang mencerminkan
keberhasilan belajar siswa pada sub-sub materi pelajaran dan
sekaligus merupakan rincian dari hasil belajar yang merupakan
cerminan dari tingkat hasil yang dicapai dalam proses
pembelajaran siswa.
3) Target pencapaian
Target pencapaian adalah berisi tentang spesifikasi hasil yang akan
dicapai terkait dengan kecakapan hidup (life skill) yang menjadi
prioritas dalam proses pembelajaran sesuai dengan pokok-pokok
materi yang diajarkan.
4) Materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah pokok-pokok materi yang harus
dipelajari oleh siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi. Materi
pembelajaran perlu dirinci atau diuraikan kemudian diurutkan
untuk memudahkan pembelajaran dapat diperoleh dari berbagai
sumber, antara lain: buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal,
majalah ilmiah, pakar bidang studi, profesional dan semacamnya.
5) Uraian materi
Uraian materi mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai
kompetensi yang termaktub dalam hasil belajar atau indikator hasil
belajar.

13
6) Pengalaman belajar
Pengalaman belajar berisi tentang aktivitas belajar siswa yang
dilakukan oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi dan hasil
belajar yang ditentukan. Pengalaman belajar dapat berupa aktivitas
belajar di dalam maupun di luar kelas sesuai dengan spesifikasi
materi yang diajarkan serta pencapaian hasil belajar serta target
pencapaian yang direncanakan.
7) Alokasi waktu
Alokasi waktu merupakan perkiraan berapa lama siswa
mempelajari materi pembelajaran. Yang ditentukan. Penentuan
alokasi waktu perlu memperhatikan: tingkat kesukaran materi,
scope and sequence materi, frekuensi penggunaan materi, tingkat
kepentingan materi yang dipelajari, hari atau Minggu efektif pada
setiap semesternya.
8) Bahan rujukan
Bahan rujukan berisi sumber acuan, referensi atau literatur yang
digunakan oleh guru untuk mengajar sesuai dengan materi yang
telah direncanakan. Penulisan sumber rujukan, nama pengarang,
tahun penerbitan, judul buku, tempat penerbitan dan nama penerbit.

14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah seperangkat perencanaan dan
pengaturan pembelajaran yang sistematis guna mencapai kompetensi tertentu.
Dapat juga dikatakan bahwa KBK merupakan kurikulum yang berisi sejumlah
kompetensi yang dibutuhkan dan perlu dikuasai oleh pembelajar untuk menjalani
kehidupan mereka, baik untuk mendapatkan pekerjaan, bekerja, melanjutkan studi,
maupun belajar sepanjang hayat. Kompetensi tersebut disusun dan dikemas
sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk dicapai dan dikuasai oleh
pembelajar (siswa/mahasiswa). Kurikulum ini berorientasi pada hasil dan dampak
yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna, dan Keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan
kebutuhannya. Implikasi dari pemberlakuan KBK cukup luas, terutama yang
menyangkut proses pembelajaran, diantaranya adalah pembaharuan pada
lingkungan belajar, metode pembelajaran, media belajar, bahan belajar, dan
sebagainya. Semua itu menuntut adanya guru/dosen yang juga berbasis
kompetensi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa/mahasiswa dalam
membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian guru/dosen perlu
memberikan dorongan kepada siswa /mahasiswa untuk mengunakan otoritasnya
dalam membangun gagasan.
Saran
Ketika lembaga fungsional kependidikan memutuskan untuk
mengimplementasikan KBK, maka hendaknya kita cerdas dan arif dalam
mengimplementasikannya, setidaknya dengan belajar segala sesuatu yang
berkaitan dengan implementasi KBK, untuk kemudian mengadaptasikannya
dalam pelaksanaan di lapangan. Perlu ditegaskan di sini bahwa Undang-undang
Guru dan Dosen bertujuan untuk memperbaiki pendidikan nasional, baik secara
kualitas maupun kuantitas, agar sumber daya manusia Indonesia bisa lebih
bertanggung jawab, dalam arti kata kreatif, inovatif, produktif serta berilmu
pengetahuan luas demi meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anarisa. (2020). KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KONSEP DAN


IMPLEMENTASI). Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 25-34.
Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Fitriani, R. I., Putri, S. D., & Mustiningsih. (2020). PENGEMBANGAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN. Seminar Nasional Arah Manajemen Sekolah
Pada Masa Dan Pasca Pandemi Covid-19, 265.
Kunaefi, T. D. (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta: Ditjen Dikti.
Rifai, M. (2012). KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Konsep Dasar dan
Implementasi). Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Vol 2, No 01,
41-46.
Sanjaya, W. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.
Suhaidi, & Anwar, S. S. (2021). Kurikulum Majlis Taklim. Indargiri Hilir: PT
Indragiri Dot Com.
Widuri, E. (t.thn.). PERBANDINGAN PENGAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN KBK (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI)
DAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN).

16

Anda mungkin juga menyukai