Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“LINGKUNGAN DAN ALAM SEKITAR SEBAGAI MEDIA/SUMBER


PEMBELAJARAN”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Media dan Teknologi Pembelajaran
Dosen Pengampu
Dr. Noorhapizah, ST., M.Pd.
Wahdah Refia Rafianti, S.Sn., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelas 4D PGSD

Kelompok 7
Nadira Syafa Khamila 1910125220124
Nisa Kamila 1910125220044
Siti Rahmah 1910125220004
Helwa Ayuni 1910125120049
Muhammad Qastalani Imawan 1910125210109

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat,
nikmat serta karunia-Nya yang tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga
kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
berjudul “Prinsip Dalam Memilih Media Pembelajaran Dan Contoh Media
Pembelajaran” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media dan
Teknologi Pembelajran.
Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih Dr. Noorhapizah,
ST., M.Pd. dan Wahdah Refia Rafianti, S.Sn., M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah yang telah memberikan bimbingan serta masukan
dalam penyusunan makalah ini.Adapun, penyusunan makalah ini kiranya
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami menghaturkan
permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami
pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya
kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah yang
lebih sempurna lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Banjarmasin, 18 Februari 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A. Peran Ligkungan Sebagai Media Pembelajaran ............................................... 3
B. Kelebihan dan Kelemahan Menggunakan Media Lingkungan Sebagai Media
Pembelajaran .................................................................................................... 7
C. Teknik Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran ...................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13
A. Kesimpulan .................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi
manusia. Dalam pendidikan terjadi kegiatan belajar mengajar antara
pendidik dan peserta didik. Belajar merupakan perubahan perilaku yang
direncanakan guru dengan seperangkat yang telah direncanakan.
Sedangkan mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada
siswa atau anak didik supaya ilmu itu dikuasai dan dipahami.
Sarana atau fasilitas pendidikan yang merupakan komponen
penting untuk terlaksananya proses belajar mengajar di sekolah tercapai
yaitu sumber belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus bisa
memanfaatkan sumber belajar karena sumber belajar merupakan hal yang
sangat penting dalam konteks belajar mengajar. Sumber belajar ditetapkan
sebagai sumber informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai
bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai
perwujudan dari kurikulum. Media belajar merupakan bagian dari sumber
belajar yang dapat memudahkan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Salah satu jenis variasi dalam menggunakan sumber belajar adalah
memanfaatkan lingkungan alam sekitar sekolah sebagai sumber belajar
untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan untuk memperkaya bahan
kegiatan belajar siswa di sekolah. Ada berbagai cara memanfaatkan
lingkungan, yakni dengan membawa peserta didik untuk terjun langsung
pada lingkungan ketika materi pelajaran itu yang sedang dipelajari.
Dengan membawa peserta didik terjun langsung bertujuan juga untuk
mendekatkan mereka pada lingkungan agar dapat belajar secara langsung
dengan alam dan dapat mengetahui cara melestarikan alam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran lingkungan sebagai media pembelajaran ?

1
2. Apa saja kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan media
lingkungan sebagai media pembelajaran ?
3. Bagaimana penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran lingkungan sebagai media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan
media lin lingkungan sebagai media pembelajaran ?
3. Bagaimana penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Ligkungan Sebagai Media Pembelajaran


Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran sangat
menunjang untuk kegiatan pernbelajaran. Lingkungan dapat diciptakan
sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan dengan memanfaatkan
sarana dan prasarana yang ada. Penciptaan lingkungan dalam
pembelajaran di sekolah sangat tergantung oleh guru dan siswa.
Bagaimana lingkungan sangat mempengaruhi proses pembelajaran dan
perkembangan anak tergantung dari macam atau jenis lingkungan.

Menurut Nana sudjana (1989) dalam (Jennah, 2009:125)


lingkungan dibagi menjadi tiga macam, yakni lingkungan sosial,
lingkungan alam dan lingkungan buatan.
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan
interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti: organisasi
sosial, adab dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan,
kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai.

Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu


sosial dan kemanusiaan. Lingkungan sosial adalah pengaruh dari orang
disekitar anak, misalnya lingkungan keluarga, lingkungan rumah dengan
tetangga, dan lingkungan sekolah dengan guru dan teman-temannya.
Dalam praktek pembelajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai
media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang
paling dekat, seperti: keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga,
kampung, desa, kecamatan dan seterusnya. Hal ini disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik.

b. Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya
alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah
hujan, flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan,
3
tanah, batu-batuan dan lain-lain). Disamping itu lingkungan alam
sekitar meliputi lingkungan yang hanya berupa materi, misalnya isi
rumah dan sebagainya, dan yang berupa non materi yaitu keadaan alam,
iklim suasana rumah, sekolah (yang ribut atau tenang). Penggunaan
lingkungan alam sangat tepat pada mata pembelajaran sains, ilmu
pengetahuan sosial dan pendidikan agama lslam.

Aspek-aspek lingkungan alam dapat dipelajari secara langsung


oleh siswa, mengingat sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap. Siswa
dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati
perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya.

Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan siswa dapat


lebih memahami materi pelajaran disekolah serta dapat menumbuhkan
cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut
serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran llingkungan
serta tetap menjaga kelestarian alam.
c. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan
atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain: irigasi atau
pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan,
penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik. Lingkungan Buatan dapat
dikaitkan dengan berbagai kepentingan mata pela.jaran yang diberikan
disekolah. Siswa dapat mempelajarinya dengan mengamati prosesnya,
pemanfatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta
aspek lainnya.

Glazer (1988) dalam (Jennah, 2009:127) membatasi lingkungan


menjadi lingkungan kelas, Dia mengemukakan bahwa yang dimaksud
lingkungan kelas adalah lingkungan yang interaksional yang diciptakan
oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan partisipasi lain dalam waktu
tertentu. Lingkungan kelas diciptakan menyerupai lingkungan siswa
seharihari, sehingga diharapkan siswa dapat belajar secara alamiah dan
tidak terlalu formal.

4
Selanjutnya Glazer (1993) dalam (Jennah, 2009:127)
memperjelas lingkungan kelas sebagai tempat belajar yang menyediakan
suatu kondisi fisik, sosial, dan emosional yang memungkinkan siswa
dan guru membaca, menulis, dan berinteraksi, sehingga siswa
berkembang kemampuaan berbahasanya. Gordan dan Browne dalam
(Jennah, 2009:127) mengemukakan bahwa Iingkungan kelas adalah
tempat yang berisi sejumlah ciri fisik dan kombinasi kualitas manusia,
serta tempat anak dan orang tua bekerja bermain dan berkreasi secara
bersama- sama. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kelas adalah lingkungan atau tempat yang menyediakan (1)
komponen lingkungan fisik, (2) komponen lingkungan interaksional,
dan (3) komponen lingkungan sosial. Lingkungan kelas dapat diciptakan
oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan unsur lainya.
1.) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah lingkungan kelas yang menyediakan
benda-benda yang secara fisik dapat diraba dan dirasakan. Benda-
benda dimaksud antara lain meja, kursi, papan tuirs, gambar, rak
buku, almari, pusat musik, komputer, tempat bekerja, perpustakaan
/tempat membaca-menulis, tempat meletakan mainan/ display, tempat
bermain, tempat bermain drama dan kotak surat. Berbagai benda
tersebut hendaknya diatur dengan baik. misalnya: pengaturan meja-
kursi siswa diupayakan agar mudah terjadi interaksi siswa dengan
siwa, siswa dengan guru, dan guru dengan siswa.
Penempatan papan tulis hendaknya didepan, ditengah kelas
ditempat yang terang, supaya siswa tidak silau rnelihatnya. Peletakan
papan tulis diupayakan dapat dijangkau siswa, artinya bagi guru tidak
terlalu rendah, bagi siswa tidak terlalu tinggi. Penempatan lemari
guru, rak siswa dan media gambar disesuaikan dengan kondisi
masing-masing kelas. Berbagai tanaman bunga dalam pot juga harus
ada didalam kelas, tanaman-tanaman ini dapat digunakan sebagai
media. Pusat eksplorasi seyogianya juga tersedia di dalam kelas.
Media sederhana seperti magnet, besi, batu, kaca, jam, baterai,
kalkulator, dan berbagai model binatang.

5
Penciptaan lingkungan flsik dapat dilakukan oleh siswa, guru,
kepala sekolah dan orang lain dengan memanfaatkan secara
maksimal sarana yang ada atau menciptakan yang belum ada dengan
menata/mengatur dan menyediakan barang-barang juga media yang
mendukung pembelajaran.
2.) Lingkungan lnteraksional
Lingkungan kelas interaksional diarahkan pada penciptaan
suasana kelas yang hidup dalam pembelalaran. Penciptaan suasana
pembelajaran yang hidup itu akan berhubungan dengan tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, variasi gaya pembelajaran,
motivasi siswa dan guru dalam pembelajaran, penguatan yang
diberikan guru, pemberiaan tugas pekerjaan rumah, dan umpan balik
yang diberikan siswa/guru.

Proses pembelajaran selalu terkait dengan tujuan


pembelajaran, dimana usaha guru untuk mencapai tujuan tersebut
hendaknya melibatkan siswa dengan dengan curah pendapat sehingga
siswa termotivasi untuk belajar. Sedang metode berkaitan dengan
upaya memilih berbagai metode yang tepat dengan tujuan
pembelajaran. Penggunaan metode yang variatif akan memotivasi
siswa untuk lebih giat belajar. Variasi gaya mengajar guru juga perlu
diperhatikan seorang guru harus ceria, enerjik, humoris, dinamis,
suara harus variatif, namun juga tidak boleh hiperaktif. Pemberian
penguatan dalam pembelajaran sangat penting dan berguna, baik
penguatan verbal maupun non verbal.

Pemberian tugas pekerjaan rumah juga sangat mendukung


penciptaan lingkungan interaksional, selain itu yang berupa umpan
balik berkaitan dengan usaha guru dalam merespons siswa, baik
secara tertulis maupun lisan, ini sangat bermanfaat bagi siswa.
3.) Lingkungan Sosial
Lingkungan kelas sosial yang ideal adalah lingkungan kelas
yang mendorong/memotivasi siswa untuk belajar. Pembentukan
kelompok dalam kelas sangat membantu siswa dalam proses
bersosialisasi dengan teman sebaya. Dalam kelompok, siswa
6
didorong untuk mengemukakan pendapatnya, meningkatkan
keterampilan berbahasa, dan berinteraksi dengan teman sesama
anggota kelompoknya, dengan anggota kelompok lain, dan dengan
gurunya.

Pengaturan tempat duduk siswa juga mempengaruhi proses


sosialisasi, tempat duduk bentuk setengah lingkaran akan sangat
mendukung interaksi siswa didalam kelas. Disamping itu penyediaan
media permainan dan kesempatan bermain merupakan sarana
mempercepat proses sosialisasi siswa.

Lingkungan sosial diupayakan agar siswa dapat bersosialisai


dengan baik sesuai dengan perkembangan jiwanya, yakni dengan
menggelompokkan siswa dalam proses pembelajaran, menyiapkan
sarana dan waktu yang cukup.

B. Kelebihan dan Kelemahan Menggunakan Media Lingkungan


Sebagai Media Pembelajaran
Penggunaan lingkungan sekitar sebagai media sebagai salah satu
solusi yang dapat diterapkan oleh para pendidik yang mengajar di daerah-
daerah pinggiran. Penggunaan lingkungan sebagai sebagai sumber belajar
yang bersifat kontekstual dapat memperkaya wawasan siswa karena
mereka belajar dan mengalami secara langsung (Crismono, 2017).
Penggunaan media ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihan dari belajar di luar kelas menurut Sudjana (Rahmat, 2019)
sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di
kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan
situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alamiah.
3. Bahan- bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual
sehingga kebenarannya lebih akurat.
4. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau
wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta dan
lain-lain.
7
5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat
dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan
alam, lingkungan buatan dan lain-lain.
6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang
ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak
asing dengan kehidupan di sekitarya, serta dapat memupuk cinta
lingkungan.
Sedangkan beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi
dalam pelaksanaannya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan
belajar misalnya :

1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan


pada waktu siswa dibawa ketujuan tidak melakukan kegiatan belajar
yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa
diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu
dilaksanakan. Misalnya, menentukan tujuan belajar yang diharapkan
dimiliki siswa, menentukan cara bagaimana siswa mempelajarinya,
menentukan apa yang harus dipelajarinya, berapa lama dipelajari, cara
memperoleh informasi, mencatat hasil yang diperoleh, dan lain-lain.

2. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari


lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga
menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.

3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di


dalam kelas. Guru lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di
luar jam kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok
dan satu diantaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan
lingkungannya.

C. Teknik Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran


Belajar tidak harus menggunakan buku sebagai media
pembelajaran. Kita bisa memanfaatkan lingkungan sebagai media
pembelajaran. Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran
tidaklah mudah. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan yakni
sebagai berikut :
8
1. mempersiapkan materi
2. menentukan lingkungan yang akan digunakan untuk belajar
3. memberi arahan dan bimbingan selama proses belajar

Lingkungan yang bisa kita gunakan untuk sumber belajar yaitu


lingkungan sosial, buatan, dan lingkungan alam. Lingkungan sosial adalah
lingkungan yang mengajarkan kita tentang sosial tentang interaksi
terhadap sesama manusia kita diajarkan untuk bersosialisasi dengan baik
masyarakat merupakan tempat pendidikan yang jenisnya beragam dan pula
umumnya sulit diselaraskan antara satu sama yang lain. Lingkungan alam
segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, dan
suhu udara. Dengan mempelajari lingkungan alam siswa dapat lebih
memahami materi pelajaran disekolah serta dapat menumbuhkan cinta
alam. Lingkungan buatan lingkungan yang sengaja diciptakan oleh
manusia atau yang sudah didesain sebelumnya. Lingkungan tersebut dapat
dimanfaatkan sekolah untuk proses belajar.diluar jam pelajaran dalam
bentuk penugasan terhadap siswa atau dalam waktu khusus sudah
dipersiapkan.

Menurut Sudjana dalam (Irfianti & Emilia, 2016) menggunakan


lingkungan sebagai media pembelajaran dalam proses pengajaran
memerlukan persiapan dan perencanaan yang saksama dari para guru.
Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa bisa tidak
terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak
melakukan kegiatan belajar yang diharapkan. Ada beberapa langkah yang
harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai media
pembelajaran, yakni langkah persiapan, pelaksanaan, dan tindaklanjut.
1. Langkah persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah
persiapan ini, antara lain:
a. Dalam hubungannya dengan pemahaman bidang studi tertentu, guru
dan siswa menentukan tujuan belajar yang di harapkan di peroleh
para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media
dan sumber belajar. Minsalnya siswa dapat menjelaskan jenis-jenis
pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah.
9
b. Menentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Dalam
menetapkan objek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan
relevansi dengan tujuan belajar, kemudahan menjangkaunya,
minsalnya cukup dekat dan murah perjalanannya, tidak memerlukan
waktu yang lama, tersedianya sumbersumber belajar, keamanan bagi
siswa dalam mempelajarinya serta memungkinkan untuk di kunjungi dan
di pelajari para siswa.
c. Menentukan cara belajar siswa pada saat proses pembelajaran di
lingkungan yaitu mengamati dan mencatat jenis pekerjaan dan
penggunaan uang, bertanya atau wawancara dengan yang
bersangkutan, dan apa yangn harus di tanyakannya, melukiskan atau
menggambarkan situasi baik berupa peta, skets, dan lain- lain, kalau
mungkin mencobanya kegiatan lain yang di anggap perlu. Di
samping itu ada baiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dan setiap kelompok diberi tugas khusus dalam kegiatan belajarnya.
d. Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan. Misalnya
membuat dan mengirimkan surat permohonan untuk mengunjungi
objek tersebut agar mereka dapat mempersiapkannya. Dalam surat
tersebut kegiatan belajar dan tujuan yang diharapkan dari kunjungan
tersebut. Hal ini penting agar petugas disana mempersiapkan bahan-
bahan yang diperlukan.
e. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar,seperti tata
tertib, di perjalanan dan di tempat tujuan,perlengkapan belajar yang
harus dibawa, penyusunan pertanyaan yang akan diajukan, kalau
ada kamera untuk mengambil poto. Persiapan tersebut dibuat guru
bersama siswa pada waktu belajar bidang studi yang bersangkutan,
atau dalam program akhir semester.
2. Langkah pelaksanaan
Pada langkah ini adalah setelah melakukan kegiatan belajar di
tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah di persiapkan.
Kegiatan belajar di awali dengan penjelasan petugas mengenai objek
yang di kunjungi sesuai dengan permintaan yang telah di sampaikan
sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut, para siswa biasa mengajukan
beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masingmasing supaya
10
waktinya bisa lebih hemat. Catatlah semua informasi yang di peroleh
dari penjelasan tersebut. Setelah informasi di berikan oleh petugas,
para siswa dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek
yang di pelajari.

Dalam proses ini petugas memberi penjelasan berkenaan dengan


cara kerja atau proses kerja, mekanismenya atau hal lain sesuai dengan
objek yang di pelajarinya. Siswa biasanya bertanya atau juga
memperaktekkan jika dimungkinkan serta mencatatnya. Berikutnya
para siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil belajarnya, untuk
lebih melengkapi dan memahami materi yang di pelajari. Akhir
kunjungan dengan ucapan terimakasih kepada petugas dan pimpinan
objek tersebut. Apabila objek kunjungan sifatnya bebas dan tak perlu
ada petugas yang mendampinginya seperti mempelajari lingkungan
sosial dan lain-lain, para siswa lansung mempelajari objek studi
mencatat dan mengamatinya atau mengadakan wawancara dengan
siapa saja yang menguasai persoalannya.

3. Tindak lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan belajar
di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari
lingkungan. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk
dibahas bersama. Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari
kegiatan belajar tersebut, di samping menyimpulkan materi yang
diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang studinya.
Di lain pihak guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan
belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainnya. Tugas lanjutan dari
kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah
misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap membuat pertanyaan-
pertanyaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan berkenan
dengan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan pembelajaran.

Segala hal yang ada disekitar kita bisa dijadikan sebagai media
pembelajaran. Hanya saja, tidak semua pengajar mengetahui bagaimana
cara memanfaatkan lingkungan yang tersedia sebagai media dalam
pengajaran bidang studi. Ada beberapa cara atau teknik bagaimana
11
mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, antara lain:
 Survey , Mengunjungi lingkungan seperti mayarakat setempat untuk
mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-
lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara
dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau
dokumen yang ada, dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di
sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa
untuk melengkapi bahan pengajaran.
 Berkemah, Kemah membutuhkan waktu yang cukup lama , sebab
siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu,
iklim, suasana, dan lain-lain. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu
pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika. Siswa dituntut
merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah
berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk dibahas dan dipelajari
bersama-sama
 Karyawisata, Karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelass untuk
mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan
kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya
direncankan terlebih dahulu objek apa yang akan akan dipelajari dan
cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Objek
karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran. Misalnya musium
untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman
mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang
di Lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata sebaiknya dilakukan
pada akhir semester atau tengah semester dan dikaitkan dengan keperluan
pengajaran dari berbagai bidang studi.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber belajar merupakan komponen penting untuk terlaksananya
proses belajar mengajar di sekolah salah satunya ialah lingkungan, ada
berbagai cara memanfaatkan lingkungan, yakni dengan membawa peserta
didik untuk terjun langsung pada lingkungan ketika materi pelajaran itu
yang sedang dipelajari.

B. Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam menyusun
laporan ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kakurangan yang
perlu diperbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Crismono, P. C. (2017). Penggunaan Media dan Sumber Belajar dari Alam


Sekitar dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Gammath Vol. 2 No. 2,
72-77.

Irfianti, S., & Emilia, Y. (2016). Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Media
Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Aktvitas dan Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas III MIN 10 Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar Vol. 3 No. 2, 1-21.

Istialina. (2016). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar pada Subtema


Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku Kelas IV SD Negeri 3
Jeumpa Kabupaten Bireuen. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD, 59-
68.

Jennah, R. (2009). Media Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Press.

Rahmat. (2019). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Konteks


Kurikulum 2013. Yogyakarta: Bening Pustaka.

14

Anda mungkin juga menyukai