Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PERAN SERTA ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM PROSES


PEMBELAJARAN DI SEKOLAH”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. ASLAMIAH, M. Pd., Ph.D
Dr. H. AHMAD MUHYANI RIZALIE, M.Si

Disusun Oleh:
KELAS 7D PGSD
KELOMPOK 5

3. Tri Mustika S 1910125120014

6. Kamsiah 1910125120029

11. Husnul Khatimah 1910125120057

35. Qur'ani Syifa 1910125220122

38. Muhammad Aidi Noor Ihsan 1910125310020

47. Wayan Leni 1910125320024

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada kami
untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Peran Serta Orang
Tua Dan Masyarakat Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah”.

Selawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
yangmerupakan sebaik-baiknya teladan bagi kita semua. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan Terimakasih kepada Prof. Dr. Aslamiah, M.Pd.,Ph.D dan Dr. H.
Ahmad Muhyani Rizalie,M.Si selaku dosen mata kuliah Manajemen Berbasis
Sekolah yang telah memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga makalah ini
dapat disusun dengan baik.

Banyak kekurangan yang harus kami perbaiki dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun untuk memacu kami lebih baik
lagi. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih.

Wassalamuaaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh.

Banjarmasin, 30 Oktober 2022

Penyusun

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Konsep Dasar Peran Orang Tua dan Masyarakat Dalam MBS..........................3

B. Peran Orangtua dan Masyarakat dalam Proses Pembelajaran di sekolah dalam


Konteks MBS.............................................................................................................6

C. Tantangan Orang Tua Dalam Proses Belajar Anak Di Sekolah........................7

D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Sekolah Untuk Meningkatkan Peran Serta


Orang Tua Dalam Mendukung Proses Keberhasilan Sekolah Dalam Rangka MBS.8

BAB III........................................................................................................................12

PENUTUP...................................................................................................................12

A. Kesimpulan.......................................................................................................12

B. Saran.................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan sebuah model manajemen yang
memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengambil keputusan secara partisipatif
dengan semua warga sekolah dan masyarakat untuk mengelola sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan. Dengan manajemen ini sekolah memiliki
kewenangan yang lebih besar untuk mengelola sekolahnya menuju kemandirian.
Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan sekolahnya disesuaikan dengan
potensi serta kebutuhan. Dengan bentuk partisifatif dari warga sekolah dan
masyarakat dalam pengambilan keputusan, maka semua yang terlibat akan merasa
memiliki tanggug jawab dan dedikasi terhadap keputusan yang ditetapkannya.
Manajemen Berbasis Sekolah ini merupakan bentuk manajemen pilihan di era
desentralisasi agar sekolah mampu membuat program sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing. Dengan manajemen ini maka kepala sekolah memiliki keleluasaan
untuk menentukan seperti apa lembaga yang dipimpinnya.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sebagai tempat dimana proses


belajar mengajarterselenggara. Menurut Sulaeman Agus (2021) pendidikan adalah
usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung
untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya (Abu
Ahmadi, 2019). Pendidikan diawali dengan proses belajar untuk mengetahui,
kemudian mengolah informasi tersebut dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan membentuk budi
pekerti yang luhur sesuai dengan cita-cita yang diinginkan oleh siswa. Dalam usaha
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang lebih baik, dunia pendidikan banyak
mengalami perkembangan dan kemajuan, antara lain perubahan kurikulum, system
pendidikan dan lain-lain. Untuk mencapai pendidikan yang lebih baik peranan orang
tua mempunyai pengaruh besar pada pendidikan anak dan orang tua mempunyai
tanggung jawab utama atas perawatan serta perlindungan anak. Penanaman nilai dan
norma-norma kehidupan pada anak hendaknya dimulai dalam keluarga. Agar dapat
mencapai tujuan pendidikan terdapat faktor yang mempengaruhi jalannya proses
belajar, yaitu seperti faktor orang tua yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya
anak dalam pendidikannya (Arwen, 2021).

Setiap anak memerlukan pendidikan yang layak untuk meningkatkan taraf hidup
sehingga secara nyata memerlukan suatu lembaga yang mampu meningkatkan
pendidikan anak dalam pendidikan formal. Orangtua didalam keluarga yang sangat

1
penting terhadap pendidikan formal bagi anak, sebagai media penerapan pendidikan
formal bagi anak, sebuah keluarga harus mampu memberikan kenyamanan untuk bisa
memudahkan dan membantu anak dalam menerima pengajaran yang diberikan
orangtua Peran orangtua sangatlah penting dalam pendidikan, karena pendidikan
yang pertama dan utama dimulai dari lingkungan keluarga dan orangtua menjadi
kunci utama terjadinya sebuah pendidikan dalam keluarga itu sendiri. Peranan
orangtua bagi pendidikan anak memberikan dasar pendidikan, sikap, dan
keterampilan dasar, sepertipendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika,
kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan, dan menanamkan
kebiasaan (Nopiati, Imran, & Al Hidayah, 2021).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar peran orang tua dan masyarakat dalam MBS?
2. Bagaimana peran orang tua dan masyarakat dalam proses pembelajaran di
sekolah?
3. Bagaimana tantangan orang tua dalam keterlibatan proses pembelajaran?
4. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan peran
serta orang tua dalam mendukung proses keberhasilan sekolah dalam rangka
MBS?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan bagaimana konsep dasar peran orang tua dan masyarakat dalam
MBS?
2. Menjelaskan bagaimana peran orang tua dan masyarakat dalam proses
pembelajaran di sekolah?
3. Menjelaskan bagaimana tantangan orang tua dalam keterlibatan proses
pembelajaran?
4. Menjelaskan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan sekolah untuk
meningkatkan peran serta orang tua dalam mendukung proses keberhasilan
sekolah dalam rangka MBS?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Peran Orang Tua dan Masyarakat Dalam MBS
Pendidikan atau sekolah mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat
karena saling membutuhkan satu sama lain. Meningkatkan mutu pendidikan dapat
dilakukan dengan penguatan partisipasi masyarakat, dengan ikut serta dalam
penyusunan program serta implementasinya dalam proses pembelajaran. Keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaan pendidikan dapat dilakukan bila sekolah memiliki
otonomi untuk penyelenggaraan pendidikannya dengan melibatkan semua warga
sekolah termasuk masyarakat dan orang tua. Penerapan manajemen berbasis sekolah
(MBS) diyakini sebagai suatu model implementasi kebijakan desentralisasi
pendidikan yang mencirikan otonomi kepada sekolah dalam pengelolaannya.
Pengembangan konsep MBS didesain untuk meningkatkan kemampuan sekolah dan
masyarakat dalam mengelola perubahan pendidikan, kaitannya dengan tujuan
keseluruhan, kebijakan, strategi perencanaan, inisiatif kurikulum yang telah
ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan.

MBS merupakan salah satu langkah dalam mendukung peningkatan mutu


sekolah. MBS menekankan pada seluruh pihak yang berkepentingan dalam
peningkatan mutu pendidikan dalam menggodok dan merumuskan segala macam
keputusan yang berkaitan dengan pendidikan serta ikut serta dalam implementasi
konsep yang telah dibuat. Partisipasi dari orangtua siswa dan masyarakat dalam
program MBS berupa merealisasi program, mendukung sekolah melalui bantuan dana
dan bersama warga sekolah merumuskan dan mengembangkan program yang dapat
meningkatkan kualitas pendidikan disekolah. Partisipasi masyarakat dan orang tua
siswa dapat membantu sekolah sebagai narasumber atau organisator kegiatan sekolah.
Selain itu dapat juga terlibat secara aktif dalam proses kontrol kualitas pengelolaan
sekolah. Salah satu upaya nyata untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
penguatan partisipasi masyarakat, hal tersebut bermakna bahwa selain masyarakat
mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, juga melekat
kewajiban untuk ikut serta mengadakannya baik dalam menyediakan dana untuk
pengadaan, pengembangan dan/atau pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
maupun kepakaran atau keahlian yang diperlukan dalam penyusunan program serta
implementasinya dalam proses pembelajaran (Budimansyah, 2008:57) dalam
(Widyanto, 2019)

3
Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan dapat dilakukan bila
sekolah memiliki otonomi untuk penyelenggaraan pendidikannya dengan melibatkan
semua warga sekolah termasuk masyarakat dan orang tua. Pihak sekolah bersama-
sama dengan orang tua dan masyarakat harus membuat keputusan, mengatur skala
prioritas, di samping harus menyediakan lingkungan kerja yang lebih professional
bagi guru dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta keyakinan
masyarakat tentang sekolah/pendidikan.

 Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan diatur dalam pasal 54 UUSPN

Pasal 54 UUSPN menyebutkan bahwa

a) peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta


perorangan,kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan,
b) masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna
hasil pendidikan.

Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 tentang Peran serta


Masyarakat dalam Pendidikan disebutkan bahwa peran serta masyarakat dapat
dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti: (1) pendirian dan penyelenggaraan
pendidikan, (2) pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan, (3)
pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli, (4) pengadaan dan/atau
penyelenggaraan program pendidikan yang belum dilaksanakan pemerintah
menunjang pendidikan nasional, (5) pengadaan dana dan pemberian bantuan lainnya,
(6) pengadaan dan pemberian bantuan sarana belajar (bangunan, buku), (7)
pemberian kesempatan untuk magang, (8) pemberian pemikiran dan pertimbangan,
(9) pemberian bantuan manajemen, dan (10) pemberian bantuan dalam bentuk
kerjasama.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah sesuai dengan prinsip MBS,
maka sekolah perlu memberdayakan masyarakat dan lingkungan secara optimal. Hal
ini penting karena sekolah memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun
program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam
melaksanakan program tersebut. Disisi lain masyarakat memerlukan jasa sekolah
untuk mendapatkan program-program pendidikan sesuai dengan yang diinginkan.
Oleh karena itu, sekolah berkewajiban memberi penerangan tentang tujuan-tujuan,
dan program sekolah sehingga sesuai dengan kebutuhan dan harapan masayarakat

4
terhadap sekolah. Dengan kata lain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina dan
dikembangkan suatu hubungan yang harmonis (Mas, 2019)

Program MBS mengajak semua pihak yang terlibat dalam sekolah dan
menekankan perlu bekerja sama di sekolah dan di masyarakat. Tujuan digalakkan
peran serta masyarakat adalah untuk mendorong masyarakat setempat supaya merasa
”memiliki” sekolahnya dan lebih berperan dalam kegiatan sekolah. Peran serta di
masa lalu pada umumnya hanya terbatas pada pemberian dana ke sekolah, tetapi
lambat laun masyarakat lebih bertanggung jawab dalam membatu perkembangan
pendidikan di sekolah antara lain memperbaiki dan merawat gedung sekolah selain
itu melalui paguyuban kelas mendampingi kegiatan di kelas secara langsung, dan
orang tua dapat membantu guru di kelas. Untuk mempermudah pengorganisasian
masyarakat yang terlibat dibentuk komite sekolah. Komite sekolah dibentuk sebagai
wadah atau organisasi nonprofit yang beranggotakan unsur orang tua peserta didik,
pendidik, tokoh masyarakat yang peduli pendidikan, kelompok DUDI, dan
kelompok pemerhati pendidikan. Komite sekolah diharapkan menjadi partner
sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Melalui program MBS peran
komite sekolah dikembangkan sesuai tujuan pemerintah khususnya dalam hal:

1. Bekerjasama dengan kepala sekolah dan guru untuk menyusun Rencana


Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS);
2. Mengumumkan rencana tersebut supaya diketahui masyarakat;
3. Memantau sekolah dan memberi bantuan dalam hal: kondisi fisik sekolah,
dan pelaksanaan kegiatan sekolah baik proses pembelajaran maupun
kegiatan lainnya;
4. Mendorong orang tua peserta didik dan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan
pendidikan;
5. Mendorong kerjasama dengan masyarakat perorangan/organisasi/dunia usaha
dan dunia industri (DUDI) dan pemerintah berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan
6. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

Sedangkan Jenis-Jenis Peran Serta Masyarakat dalam pelaksanaan MBS


antara lain:

1. Pendanaan Biaya Pendidikan


2. Pembangunan dan Perawatan Fisik Sekolah

5
3. Bantuan Nonfisik

B. Peran Orangtua dan Masyarakat dalam Proses Pembelajaran di sekolah


dalam Konteks MBS
Sekolah dapat menjadi agen perubahan. Meski demikian, perubahan yang
bersifat sistematis hanya dapat tercapai dan bertahan jika didukung oleh lingkungan
sosialnya. Kebijakan tidak menoleransi kekerasan (zero tolerance for violance)
misalnya, tidak akan berjalan efektif jika orangtua menggunakan cara-cara kekerasan
untuk mendisiplinkan anak di rumah. Semangat toleransi yang dikembangkan di
sekolah dapat pudar jika lingkungan anak tinggal sering terjadi keributan dan
perkelahian. Perilaku nirkekerasan yang ditanamkan di kelas sulit diinternalisasi anak
karena berkembangnya aneka tayang televisi, permainan komputer dan buku bacaan
yang sarat kekerasan di lingkungan mereka. Pada titik ini, sekolah perlu
berkoordinasi dengan masyarakat, baik secara langsung, melalui komite sekolah atau
melalui wali murid. Sekolah dapat menyelenggarakan diskusi, konsultasi dan
pelatihan untuk anggota masyarakat dan orangtua anak. Sekolah juga bisa
membiasakan komunikasi dengan wali murid melalui buku penghubung.

Orangtua merupakan salah satu unsur yang penting dalam pelaksanaan MBS.
Peran orangtua siswa tidak hanya berupa dukungan pendanaan (financial), tetapi juga
dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah yang dapat disesuaikan dengan latar
belakang sosial ekonomi dan kemampuan orangtua siswa. Mobilisasi peran orangtua
siswa merupakan kemampuan atau keterampilan sekolah dalam menjalin kerjasama
dengan pihak eksternal. Kerjasama ini bertujuan agar sekolah dengan orangtua siswa
saling membantu dan mendukung program peningkatan mutu sekolah.

Orangtua siswa memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang mutu
lulusan. Waktu siswa paling banyak berada di rumah sehingga lebih besar
keterlibatan dengan aktivitas siswa di rumah. Peran orangtua siswa dalam mendukung
MBS dapat dilakukan dalam pembelajaran (akademik) dan pengembangan sekolah
(manajerial). Peran orangtua dalam pembelajaran dapat dilakukan baik dari substansi
materi ataupun pengelolaan kelas. Orangtua yang mempunyai keahlian atau
kemampuan tertentu dapat membantu guru dalam menyampaikan materi sebagai guru
tamu. Misalnya, orangtua siswa yang bekerja sebagai dokter atau tenaga medis,
seniman dan wirausahawan dapat memberikan tambahan materi pada mata
pembelajaran terkait. Lebih jauh, masyarakat dapat berperan sebagai narasumber

6
dalam aneka kegiatan di sekolah. Kepolisian misalnya, dapat menanamkan semangat
berlalu lintas yang tidak agresif serta semangat bela negara. Petugas kesehatan di
Puskesmas setempat dapat mengajarkan pentingnya sanitasi, ketersediaan pelayanan
kesehatan non-diskriminatif, pengobatan murah dan sebagainya. Tokoh agama dan
pengurus rumah ibadah dapat menyampaikan ide-ide perdamaian dari sudut pandang
agama-agama yang berbeda serta dapat memfasilitasi anak didik untuk berkunjung ke
rumah ibadah agama lain.

Peran orangtua siswa dalam perencanaan pengembangan sekolah dapat


dilakukan dengan mengajak orangtua siswa datang ke sekolah melalui pertemuan-
pertemuan, rapat, diskusi dan brainstroming terkait program sekolah dalam upaya
meningkatkan mutu sekolah. Orangtua siswa secara tidak langsung terlibat dalam
pengelolaan sekolah. Peran masyarakat tidak hanya berupa dukungan dana saja
melainkan juga bisa dengan tindakan menjaga dan mewujudkan lingkungan sekolah
yang aman, nyaman dan tertib. Masyarakat juga melaksanakan fungsi kontrol sosial
di sekolah sehingga peran tokoh masyarakat sangat dibutuhkan. Tokoh masyarakat
bisa dijadikan sebagai agen perubahan dan role model dalam menciptakan sekolah
yang bermutu. Peran serta masyarakat dalam pendidikan bisa secara perseorangan
maupun bersama. Secara bersama misalnya keluarga, organisasi profesi dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan
pendidikan. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana dan
pengguna hasil (output) pendidikan yang dilakukan oleh sekolah. Masyarakat
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan mulai dari perencanaan,
pengawasan, hingga evaluasi program pendidikan. Peran ini dapat dijalankan oleh
masyarakat melalui Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah (Rahmat, 2021).

C. Tantangan Orang Tua Dalam Proses Belajar Anak Di Sekolah


Peran orang tua dalam proses pembelajaran diseolah sangat penting,
Sepertinya yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya ada upaya-upaya
yang harus orang tua lakukan agar mencapai hasil belajar anak yang maksimal.

Menurut (Masing. M 2021) Tidak terlepas dari peran orang tua, ada beberapa
Tantangan orang tua dalam proses pembelajaran anak, antara lain :

1. Orangtua tidak memahami karakteristik gaya belajar anak mereka


Masih banyak orang tua yang belum memahami gaya belajar anak
mereka sehingga proses pembelajaran terhambat dan anak sulit memahami
pembelajaran yang disampaikan.

7
Sebagaimana menurut Efrida. S. dkk 2022 Berikut ini contoh gaya
belajar dalam proses pembelajaran :
a. Gaya Belajar Visual. Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang
lebih banyak memanfaatkan penglihatan.
b. Gaya Belajar Auditor.
c. Gaya Belajar Kinestetik.
2. Orangtua tidak memahami konsep dasar kurikulum
Selain gaya belajar yang tidak di pahami orangtua, perihal mengenai
kurikulum baru juga menjadi tantangan bagi orangtua. Hal ini disebabkan
perubahan/inovasi kurikulum yang selalu di update mengikuti perkembangan
jaman. Akibatnya orangtua menjadi kesulitan dalam memberikan motivasi
ataupun dukungan belajar kepada anak mereka sendiri.
3. Orangtua sulit membagi waktu untuk anak mereka
Tidak sedikit orangtua yang sibuk dengan pekerjaan nya masing-
masing. Ini disebabkan karena factor ekonomi, sehingga kedua orangtua
mereka sibuk bekerja dan tidak ikut serta dalam proses pembelajaran anak
mereka disekolah.

Orangtua/ wali siswa masih banyak berpikir proses belajar mutlak dilakukan
hanya disekolah saja. Padahal peran orangtua dalam keberhasilan anak dalam proses
belajar juga sangat penting dan berpengaruh untuk mencapai keberhasilan anak
mereka dalam pembelajaaran (Efrida, 2022).

D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Sekolah Untuk Meningkatkan Peran Serta


Orang Tua Dalam Mendukung Proses Keberhasilan Sekolah Dalam Rangka
MBS
Seorang kepala sekolah merupakan mata rantai penting diantara hubungan
sekolah dengan masyarakat terutama orang tua. Jika ingin meningkatkan proses
belajar dan mengajar yang berkualitas, maka dukungan intelektual, teknis dan
material harus dimanfaatkan secara tepat. Begitu juga terhadap hubungan sekolah
dengan masyarakat yang memberikan dukungan dalam pengembangan program
perbaikan sekolah yang mesti di usahakan dan dibina secara terus menerus.

Kurangnya partisipasi orang tua terhadap pendidikan di sekolah sangat


berpengaruh terhadap perkembangan kemajuan mutu pendidikan itu sendiri. Untuk
itu perlu adanya upaya-upaya tertentu yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah
dalam rangka menggalang partisipasi orang tua agar lebih optimal. Menurut Sundari
(2018) dalam Ayudia, C (2018:105), ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam mengupayakan partisipasi orang tua dan masyarakat terhadap keberhasilan

8
program sekolah, diantaranya: "menjalin komunikasi yang efektif dengan orang tua
dan masyarakat, melibatkan masyarakat dan orang tua dalam program sekolah, serta
memberdayakan komite sekolah".

Menurut Wahjosumidjo (2011) dalam Ayudia, C (2018:105) ada dua hal


penting yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan proses pendidikan
di sekolah yakni "bagaimana memperoleh dukungan perbaikan dari masyarakat
terutama orang tua dan yang kedua bagaimana memanfaatkan sumber-sumber daya
yang diperoleh secara tepat sehingga mampu meningkatkan proses belajar mengajar
disekolah". Dukungan perbaikan dari masyarakat dapat berupa personil (tenaga ahli,
konsultan guru, pengawas dan lainnya), dana yang diperlukan untuk mendukung
tersedianya fasilitas serta dukungan berupa informasi, lembaga dan sikap politis.

Dalam rangka menggalang partisipasi masyarakat dan orang tua, Depdiknas


(2000) dalam Ayudia, C (2018:106) mengemukakan bahwa sekolah dapat melakukan
hal-hal berikut: (1) Melaksanakan program-program kemasyarakatan seperti
kebersihan lingkungan, membantu lalu lintas dan sebagainya sehingga dapat
menumbuhkan rasa simpati dari masyarakat, (2) Mengadakan Open House yang
member kesempatan orang tua maupun dan masyarakat luas untuk mengetahui
program dan kegiatan sekolah, (3) Mengadakan bulletin sekolah, majalah atau lembar
informasi secara berkala yang memuat kegiatan dan program sekolah, (4)
Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara atau Pembina dalam suatu program
sekolah, (5) Membuat program kerjasama sekolah dengan masyarakat seperti
perayaan hari nasional dan keagamaan. Mengingat bahwa salah satu kunci sukses
sekolah dalam menggalang partisipasi orang tua adalah menjalin hubungan yang
harmonis, maka menurut Irwan (2010) dalam Ayudia, C (2018:106) perlu
diprogramkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Melibatkan orang tua secara
proporsional dan propesional dalam mengembangkan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program sekolah, dan life skill (kecakapan/bekal hidup), (2) Menjalin
komunikasi secara intensif.

Melalui upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah diharapkan masyarakat


dan orang tua murid dapat berpartisipasi aktif dan optimal dalam proses pendidikan di
sekolah. Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa upaya yang dapat
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan partisipasi orang tua diantaranya: 1).
Menjalin komunikasi yang efektif dengan orang tua dan masyarakat; 2). Melibatkan
masyarakat dan orang tua dalam program sekolah; 3). Memberdayakan komite
sekolah (Ayudia, 2018).

9
Menurut sudari, S (2018) Sangat penting bagi sekolah untuk menjalankan
peranan kepemimpinan yang aktif dalam menggalakkan program-program sekolah
melalui peran serta aktif orang tua dan masyarakat. Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam mengupayakan partisipasi orang tua dan masyarakat terhadap
keberhasilan program sekolah, diantaranya:

1. Menjalin Komunikasi yang Efektif dengan Orang Tua dan Masyarakat


Partisipasi orang tua dan masyarakat akan tumbuh jika orang tua dan
masyarakat juga merasakan manfaat dari keikutsertaanya dalam program
sekolah. Manfaat dapat diartikan luas, termasuk rasa diperhatikan dan rasa
puas karena dapat menyumbangkan kemampuannya bagi kepentingan
sekolah. Jadi prinsip menumbuhkan hubungan dengan masyarakat adalah
saling memberikan kepuasan. Salah satu jalan penting untuk membina
hubungan dengan masyarakat adalah menetapkan komunikasi yang efektif.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk membangun
komunikasi dengan orang tua dan masyarakat, yaitu:
a. Mengidentifikasi orang-orang kunci, yaitu orang-orang yang mampu
mempengaruhi teman lain. Orang-orang itulah yang tahap pertama
dihubungi, diajak konsultasi, dan diminta bantuannya untuk menarik
orang lain berpartisipasi dalam program sekolah. Tokoh-tokoh semacam
itu dapat berasal dari orang tua siswa atau warga masyarakat yang
"dituakan" atau "informal leaders", pejabat, tokoh bisnis, dan profesi
lainnya.
b. Melibatkan orang-orang kunci tersebut dalam kegiatan sekolah, khususnya
yang sesuai dengan minatnya. Misalnya tokoh seni dapat dilibatkan dalam
pembinaan kesenian di sekolah. Orang yang hobi olahraga dapat
dilibatkan dalam program olahraga sekolah. Selanjutnya tokoh-tokoh
tersebut diperankan sebagai mediator dengan masyarakat luas.
c. Memilih saat yang tepat, misalnya pelibatan masyarakat yang hobi
olahraga dikaitkan dengan adanya PON atau sejenis yaitu saat minat
dilibatkan dalam pembinaan kesenian di sekolah. Orang yang hobi
olahraga dapat dilibatkan dalam program olahraga sekolah. Selanjutnya
tokoh-tokoh tersebut diperankan sebagai mediator dengan masyarakat
luas.
2. Melibatkan Masyarakat dan Orang Tua dalam Program Sekolah
Pepatah "Tak kenal maka ta sayangl" juga berlaku dalam hal ini. Olch
karena itu sekolah harus mengenalkan program dan kegiatannya kepada

10
masyarakat. Dalam program tersebut harus tampak manfaat yang diperoleh
masyarakat jika membantu program sekolah. Untuk maksud diatas, sekolah
dapat melakukan:
a. Melaksanakan program-program kemasyarakatan, misalnya kebersihan
lingkungan, mambantu lalu lintas di sekitar sekolah, dan sebagainya.
Program sederhana semacam ini dapat menumbuhkan simpati masyarakat.
b. Mengadakan open house yang memberi kesempatan masyarakat luas
untuk mengetahui program dan kegiatan sekolah. Tentu saja dalam
kesempatan semacam itu sekolah perlu menonjolkan program-program
yang menarik minat masyarakat.
c. Mengadakan buletin sekolah atau majalah atau lembar informasi yang
secara berkala memuat kegiatan dan program sekolah, untuk
diinformasikan kepada masyarakat.
d. Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara atau pembina suatu program
sekolah. Misalnya mengundang dokter yang tinggal di sekitar sekolah atau
orang tua untuk menjadi pembicara atau pembina program kesehatan
sekolah.
e. Membuat program kerja sama sekolah dengan masyarakat, misalnya
perayaan hari-hari nasional maupun keagamaan.
3. Memberdayakan Komite Sekolah
Keberadaan Dewan Sekolah akan menjadi penentu dalam pelaksanaan
otonomi pendidikan di sekolah. Melalui Dewan Sekolah orang tua dan
masyarakat ikut merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pengelolaan
pendidikan di sekolah. Untuk meningkatkan komitmen peran serta masyarakat
dalam menjunjang pendidikan, termasuk dari dunia usaha, perlu dilakukan
antara lain dengan upaya sebagai berikut:
a. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan tentang pendidikan
terutama ditingkat sekolah. Melalui otonomi, pengambilan keputusan yang
menyangkut pelaksanaan layanan jasa pendidikan akan semakin
mendekati kepentingan masyarakat yang dilayani.
b. Selanjutnya program imlab swadana, yaitu pemerintah baru akan
memberikan sejumlah bantuan tertentu pada sekolah apabila masyarakat
telah menyediakan sejumlah biaya pendamping.
c. Mengembangkan sistem sponsorship bagi kegiatan pendidikan.

11
Melalui upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat dan orang tua dalam mendukung program-program sekolah
dapat teroptimalkan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Partisipasi dari orangtua siswa dan masyarakat dalam program MBS berupa
merealisasi program, mendukung sekolah melalui bantuan dana dan bersama warga
sekolah merumuskan dan mengembangkan program yang dapat meningkatkan
kualitas pendidikan disekolah. Partisipasi masyarakat dan orang tua siswa dapat
membantu sekolah sebagai narasumber atau organisator kegiatan sekolah. Selain itu
dapat juga terlibat secara aktif dalam proses kontrol kualitas pengelolaan sekolah.
Kurangnya partisipasi orang tua terhadap pendidikan di sekolah maka akan
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemajuan mutu pendidikan itu sendiri.
Untuk itu perlu adanya upaya-upaya tertentu yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah dalam rangka menggalang partisipasi orang tua agar lebih optimal
B. Saran
Sekolah diharapkan mampu menggali dan mengelola semua jenis partisipasi
orang tua dan masyarakat dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah dan program-program sekolah sesuai dengan kebutuhan masing-masing, baik
berupa patisipasi buah pikiran, tenaga, harta benda, keterampilan maupun partisipasi
sosial. Upaya meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat, maka diperlukan
hubungan, komunikasi dan kerjasama yang harmonis antara sekolah dan masyarakat
serta mempunyai kemampuan majerial dan tenaga yang profesional untuk
menciptakan pembelajaran dan program-program sekolah yang berkualitas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arwen, D. (2021). PENTINGNYA PERAN ORANG TUA DALAM


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA . JOEAI Vol. 4, No. 2,
564-576.

Ayudia, C. (2018). Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan partisipasi orang tua
di SDN kecamatan Pariaman Utara kota Pariaman. Administrasi Pendidikan
FIP UNP, 100-107.

Efrida, S. d. (2022). Gaya belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran PAI masa
pandemic di SMA BRAWIJAYA Smart School Malang. Pendidikan Islam
Vol. 07 No. 06.

13
Mas, S. R. (2019). PARTISIPASI MASYARAKAT DAN ORANG TUA DALAM
PENYELENGARAAN PENDIDIKAN. Jurnal el-Hikmah Fakultas Tarbiyah
UIN Malang, 185-188.

Nopiati, Imran, & Al Hidayah, R. (2021). PERAN ORANGTUA DALAM


KEBERLANGSUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA SEKOLAH.
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol. 10, No. 9, 1-8.

Rahmat, A. (2021). Hubungan Sekolah dan Masyarakat : Mengelola Partisipasi


Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Sekolah. Yogyakarta: ZAHIR
PUBLISHING.

Widyanto, I. P. (2019). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM


PERKEMBANGAN PENDIDIKAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH (MBS) . Satya Sastraharing, 03(2), 93-103.

Widyastuti, A., dkk. (2020). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan
Perencanaan: Yayasan Kita Menulis.

Panggabean, S.R., dkk. (2015). Manajemen Konflik Berbasis Sekolah. Tangerang


Selatan: PT. Pustaka Alvabet.

Masing. M 2021. Tantangan dan peluang bagi siswa sekolah dasar Seminar nasional
Setiabudi Vol. 01 No.01

14

Anda mungkin juga menyukai