MAKALAH
Oleh:
Amenobelia Sitepu
NIM 221223371002
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peranan
Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Keluhan Anak terhadap Dorongan keluarga
Tentang Pendidikan Di desa Aek Nabara)”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Geografi Fakultas Pendidikan
Universitas Negeri Medan (FIP UNIMED).
Walaupun penyusunan Makalah ini telah diusahakan dengan maksimal namun masih ada
kekurangan, karena itu dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik serta saran yang
membangun demi kebaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula kami ucapkan banyak terima
kasih dan penghormatan setinggi tingginya kepada beliau yang terhormat Sani Susanti,
S.Pd,M.Pd.
Semoga Tuhan YME yang maha pemurah menerima makalah atas jasa yang telah diberikan.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi
yang mengkaji ilmu di Jurusan pendidikan kemasyarakatan.
Penyusun
Kata kunci: Peranan Keluarga, Pendidikan Anak.
Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun
sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah faktor keluarga. Latar belakang keluarga akan mempengaruhi karakter dan
pendidikan anaknya. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pendidikan keluarga
nelayan?, bagaimana kondisi sosial-ekonomi keluarga nelayan?, dan bagaimana peranan
keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan Di Desa Aek nabara Kecamatan Bilah
hulu Kabupaten Labuhan batu?.
Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah keseluruhan penduduk di desa Aek nabara
yang bekerja sebagai Pedagang yaitu sekitar 700 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara
Double Sample dengan 2 responden sekaligus yaitu orang tua yang bekerja sebagai Pedagang
dan anaknya. Pengambilan sampel respondennya dilakukan secara acak dengan Random
Sampling. Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah 88 responden orang tua dan anak. Variabel
dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal;
kondisi sosialekonomi meliputi umur, jumlah anak, status perkawinan, jumlah tanggungan anak,
pekerjaan, pendapatan, jenis tempat tinggal, dan pemilikan kekayaan; dan peranan keluarga
dalam pendidikan anak meliputi pemilihan pendidikan anak, cara orang tua mendidik, suasana
rumah, hubungan antara orang tua dengan anak, penyediaan fasilitas belajar, dan mendorong
anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Metode pengumpulan data dengan metode
dokumentasi, wawancara, dan angket/kuesionner. Metode analisis data menggunakan metode
deskriptif persentase.
Hasil dari penelitian ini adalah tingkat pendidikan rata-rata Pedagang adalah tamat SD,
pendidikan istri Pedagang rata-rata adalah tamat SMP. Pada pendidikan non formal, Pedagang
rata-rata tidak pernah mengikuti kursus. Kondisi social ekonomi Pedagang adalah sedang
mencapai 64,2% dengan tingkat pendapatan rata-rata adalah Rp. 3.095.000,- dan pengeluaran
untuk biaya hidup per bulan adalah Rp. 1.200.000,- serta biaya untuk pendidikan anak adalah
Rp. 190.000,-. Rata-rata Pedagang yang menjual berumur 48 tahun dengan jumlah anggota
keluarga 5 orang dengan 3 orang anak. Rata-rata lama menjual adalah setiap hari Peranan
keluarga dalam pemilihan pendidikan untuk anak adalah sedang. cara mendidik anak adalah
sedang. suasana rumah adalah sedang. hubungan antara orang tua dengan anak dan penyediaan
fasilitas belajar adalah tinggi, sedangkan peranan dalam mendorong anak untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi adalah sangat tinggi. Jadi, peranan keluarga dalam pendidikan anak
adalah tinggi sebesar 76,14 %.
Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa tingkat pendidikan Pedagang adalah rendah
yang akan berpengaruh terhadap kelanjutan pendidikan anak. Kondisi sosial-ekonomi Pedagang
rata-rata adalah sedang yang berpengaruh terhadap penyediaan fasilitas belajar dan dorongan
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Peranan keluarga dalam pendidikan anak adalah
tinggi berpengaruh terhadap kelancaran pendidikan dan keberhasilan anak. Saran yang diberikan
berdasarkan hasil penelitian adalah diharapkan pemikiran orang tua tentang dunia pendidikan
anak lebih luas agar anak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan adanya
pemberdayaan Pedagang dan wanita Pedagang agar dapat bekerja di sektor lain untuk
membantu pembiayaan pendidikan anak, dan diharapkan peranan orang tua yang tinggi
mendorong kelancaran dan keberhasilan anak serta dapat didukung oleh pemerintah dan
kelompok Pedagang dengan memberikan beasiswa.
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………....i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………4
D. Manfaat………………………………………………………………………………..5
E. Penegasan istilah……………………………………………………………………...5
F. Sistematika Masalah…………………………………………………………………..6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun
sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena pendidikan
merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang selalu mengalami
perkembangan (Hasbullah, 2009: ix). Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu sektor
yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Sesuai
dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dituangkan dalam
pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.
Sehubungan dengan fungsi pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan bangsa telah
disampaikan dalam pembukaan Undang-undang 1945 alenia ke-4.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Coser at all mengungkapkan “Education
is the deliberate, formal transfer of knowledge, skill and values from one person to another
person” (Hasbullah, 2009: 9). Pendidikan 2 merupakan pemindahan pengetahuan, ketrampilan
dan nilai dari satu orang ke orang lain.
Tujuan umum pendidikan merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam
segala waktu dan keadaan, sedangkan salah satu tujuan khususnya yaitu perbedaan lingkungan
keluarga atau masyarakat, misalnya: tujuan khusus untuk masyarakat pertanian berbeda dengan
masyarakat perikanan (Hasbullah, 2009: 14). Latar belakang keluarga yang berbeda akan
mempengaruhi karakter dan pendidikan anaknya.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah
anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang
utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga
pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga (Hasbullah, 2009: 38).
Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah penting untuk mendukung kelangsungan
pendidikan anak. Seperti dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS
bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga,
sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama.
Karena keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak, maka
tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan anaknya. Orang
tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita tinggi pula terhadap
pendidikan anak-anaknya. Mereka menginginkan agar pendidikan anak-anaknya lebih 3 tinggi
atau setidaknya sama dengan pendidikan orangtua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan
mempengaruhi sikap dan keberhasilan anaknya.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan masa yang akan datang
karena dengan pendidikan yang lebih baik dapat diharapkan mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik sehingga mampu dalam mengembangkan taraf hidupnya (BKKBN, 1993: 60). Oleh karena
itu, tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bergantung pada lingkungan baik fisik
maupun non fisik.Seperti masyarakat yang hidup di desa aek nabara, mayoritas mereka bermata
pencaharian sebagai pedagang .Pedagang adalah orang atau badan usaha yang melakukan
aktivitas menjual jasa ataupun barang di pasar.
Sesuai dengan yang tercantum pada peraturan UU No.28/2009 mengenai Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, dijelaskan bahwa usaha yang memiliki penghasilan lebih dari Rp15 juta
per bulan akan dikenakan pajak 10 persen. Hal ini dapat disesuaikan dengan penghasilan
yang didapatkan pada Pedagang Kaki Lima.
Namun, aturan ini pun masih menjadi polemik, dikarenakan regulasi dinilai tidak
memandang fisik Pedagang Kaki Lima dimana tempat usaha tersebut dijalankan. Hal ini
dikarenakan penerapan pajak berdasarkan omzet yang didapatkan bukan laba bersih yang
didapatkan oleh Pedagang Kaki Lima. Cukup banyak Pedagang Kaki Lima yang masih
memperdebatkan aturan ini. Meskipun usaha Pedagang Kaki Lima cukup terkenal dan
memiliki omzet yang tinggi, namun hal ini dinilai tidak adil.
Hal ini disebabkan oleh omzet sehari-hari yang masih perlu dikurangi dengan sewa stand,
biaya operasional, dan lainnya. Hal ini juga dapat menimbulkan ketidakjujuran Pedagang
Kaki Lima dalam kesesuaian data lapor dan bayar pajak.
Adapun, jika berdasarkan peraturaan terbaru pada Undang-Undang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan berikut tarif perpajakan yang dapat dikenakan:
Kesibukan orang tua yang bekerja sebagai nelayan, menyita waktu untuk keluarga dalam
hal perkembangan pendidikan anak. Mereka menjadi kurang perhatian atau tidak mendapatkan
perhatian penuh oleh kedua orang tuanya, dengan tidak pernah menanyakan ada pekerjaan rumah
atau tidak dan tidak pernah menanyakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan sekolah. Hal
itu terjadi karena orang tua mereka jarang di rumah dan juga mempunyai dasar pendidikan yang
rendah. Pada kenyataanya peranan keluarga (orang tua) sangatlah penting dalam kelangsungan
pendidikan anak dalam hal perhatian orang tua, cara orang tua mendidik dan lain sebagainya.
Keberadaan kondisi sosial ekonomi mempunyai dampak yang sangat luas dalam berbagai
sendi kehidupan baik pada diri sendiri maupun pada anggota keluarga termasuk anak-anaknya
baik berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan primer yang berupa pangan, sandang dan papan
maupun kebutuhan sekunder termasuk didalamnya pendidikan..
Kondisi ekonomi nelayan yang masih miskin menjadi perhatian bagaimana dengan
kondisi pendidikan anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan agar anaknya tidak
mengikuti jejaknya sebagai pedagang, tetapi ingin melihat anaknya sukses dengan pendidikan
tinggi. Oleh karena itu diperlukan peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anak, agar
anak mendapat kelangsungan hidup yang lebih baik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana tingkat pendidikan keluarga Pedagang di Desa Aek nabara Kecamatan Bilah Hulu
Kabupaten Labuhanbatu?
2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Aek Nabara Kecamatan Bilah
Hulu Kabupaten Labuhanbatu?
3. Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan di Desa Aek
nabara Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhanbatu?.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten
Labuhanbatu.
2. Kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu
Kabupaten Labuhanbatu.
3. Peranan keluarga terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di Desa Tasikagung
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, meliputi:
1. Bagi keluarga, dapat memberikan perhatian dan peranan yang lebih terhadap pendidikan
anak, agar pendidikan anak menjadi lebih baik.
2. Bagi akademis, sebagai salah satu sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
penambah referensi karya tulis ilmiah agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi
penelitian lain.
3. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan agar dapat menerapkan ilmu yang di dapat di bangku
perkuliahan dan membuktikan kesesuaian teori dengan yang ada di lapangan.
Penegasan Istilah
Agar ruang lingkup permasalahan menjadi jelas, tidak terjadi penyimpangan arti dan dapat
menjadi satu kesatuan makna, cara pandang dan anggapan mengenai sesuatu, serta menekan
semaksimal mungkin kesalahpahaman dalam penelitian ini yang berjudul “Peranan Keluarga
Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Pedagang di Desa Aek Nabara Kecamatan
Bilah Hulu Kabupaten Labuhanbatu)”, maka diperlukan batasan pengertian sebagai berikut
1. Peranan
Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keikutsertaan atau keterlibatan
keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya, baik itu keterlibatan dalam hal mendampingi
dan membimbing anak dalam belajar ataupun keterlibatan dalam pengadaan fasilitas yang
mendukung pendidikan anak.
2. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama
dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh
dan berkembang dengan baik (Slameto, 2003: 34).
Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu orang tua yang merupakan
suatu lingkungan sosial terdekat yang berpengaruh dan memegang peranan penting dalam
pendidikan anak yang dipengaruhi tingkat pendidikan dan kondisi sosial ekonomi
keluarga.
3. Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
(Slameto, 2003: 4).
Pendidikan yang dimaksudkan dalam pendidikan ini adalah tingkat
pendidikan formal yang diperoleh anak.
4. Anak
Anak yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak SD, SMP, SMA dari
orang tua yang bekerja sebagai nelayan di desa Tasikagung Kecamatan Rembang
Kabupaten Rembang.
Jadi judul makalah dalam penelitian ini adalah “Peranan Keluarga Dalam
Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Pedagang di Desa Aek Nabara Kecamatan
Bilah hulu Kabupaten Labuhanbatu)” yang artinya penelitian ini mengkaji tentang
bagaimana peranan keluarga dari masyarakat nelayan dalam pendidikan anaknya.
F. Sistematika Makalah
Pada Penulisan skripsi ini agar lebih mudah dipahami isinya bagi
pembaca, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
Bagian awal penulisan ini berisi judul makalah, kata pengantar, dan daftar isi.
Bagian Isi terdiri dari:
BAB I Pendahuluan, yang berisi uraian tentang alasan pemilihan judul,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan
sistematika makalah.
BAB II Kajian pustaka, berisi kajian teoritis yang mendukung penelitian yaitu
membahas tentang peranan keluarga terhadap pendidikan anak, tingkat pendidikan,
kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat nelayan, kajian penelitian sebelumnya
dan kerangka pemikiran penelitian.
BAB III Metode penelitian, berisi uraian tentang lokasi dan sampel penelitian,
variabel penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang deskripsi daerah
penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Penutup, yang berisi uraian kesimpulan hasil penelitian dan saran-
saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian.
Bagian akhir dari penulisan ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan teoriteori yang mendukung,
meliputi peranan keluarga dalam pendidikan anak, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi,
belajar, dan masyarakat Pedagang.
1. Peranan keluarga
Menurut para ahli psikologi, lingkungan yang banyak memberikan sumbangan dan
besar pengaruhnya terhadap proses belajar maupun perkembangan anak adalah lingkungan
keluarga. Karena lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal yang pertama dan utama yang dialami oleh anak.
Ahmadi (2004: 167) menyebutkan “keluarga adalah kelompok sosial kecil yang
umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan
didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi”. Keluarga dilihat dari segi
pendidikan merupakan satu kesatuan hidup (sistem sosial), dan keluarga menyediakan
situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial) keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak mempunyai ikatan yang kuat dan saling kerja sama, dan saling
memberi kasih sayang (Hasbullah, 2009: 87). Keluarga menyediakan situasi belajar
berarti bahwa anak membutuhkan bimbingan orang tua dalam kelangsungan
pendidikannya. Karena orang tua memegang peran utama dari anak sejak kecil yang
meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.
Peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya tidak hanya
memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang yang cukup, tetapi juga
dengan pengasuhan dari orang tua, dengan memberi perhatian, kasih sayang,
kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga. Ada beberapa orang tua yang hanya
memberikan anak berupa materi saja, mungkin karena kesibukan mereka bekerja
mencari nafkah. Hal ini tergantung dari masingmasing orang tua dalam mendidik
anak, semua akan berjalan dengan baik apabila orang tua mampu membagi waktu,
dalam mendidik serta memberi pendidikan dan perhatian yang cukup bagi anak
(Andriyani, 2010: 11-12).
Hubungan antara keluarga dengan anak harus terjalin dengan baik demi
keberhasilan anak dengan perhatian dan kasih sayang yang cukup bagi anak. Menurut
Hasbullah (2009: 88-89) tanggung jawab keluarga bagi pendidikan anak adalah
sebagai berikut:
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan
makan, minum dan perawatan agar dia dapat hidup secara
berkelanjutan;
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah
maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya
lingkungan yang dapat membahayakan dirinya; 14 c. Mendidiknya
dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri
sendiri dan membantu orang lain;
c. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan TUHAN YME, sebagai
tujuan akhir hidup manusia.
Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinue
perlu dikembangkan kepada setiap keluarga agar pendidikan yang dilakukan sesuai dengan
perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah.
Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan anak. Peranan itu
dapat dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak dengan mendampingi serta
membimbing anak dalam belajar. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara tidak berinteraksi
secara langsung dengan anak, yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pendidikan
anak, penyediaan sarana-prasarana, pemilihan pendidikan, menanyakan nilai rapor, pemberian
kasih sayang, serta mendorong anak untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi
(Andriyani, 2010: 15).
2. Pemilihan pendidikan
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Atau dengan kata
lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang
dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma
masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan
pernyataan tujuan pendidikan (Ihsan, 2008: 1-2).
Menurut Munib (2007: 75) menyebutkan bahwa salah satu masukan dalam sistem pendidikan
adalah masukan lingkungan. Salah satunya adalah lingkungan pendidikan meliputi keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Tingkat pendidikan
1. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar dijabarkan dalam pasal 17 Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan dasar
yang menyelenggarkan program pendididkan 6 tahun terdiri atas Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan program
pendidikan 3 tahun setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.
2. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan menengah adalah lanjutan
pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikan menengah terdiri atas Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah umum adalah
pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Pendidikan menengah kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
3. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20 Undangundang
Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan tinggi adalah jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister spesialis, doktor yang disediakan oleh pergururan
tinggi. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut
perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institut atau universitas.
D. Belajar
Belajar merupakan proses penting dalam perubahan perilaku manusia dan mencakup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia
(Anni, 2007: 2).
Menurut Slameto (2003: 60) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor intern, faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, meliputi faktor
jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
2. Faktor ekstern, faktor yang ada di luar individu yaitu faktor lingkungan, meliputi faktor
lingkungan keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Faktor keluarga adalah faktor yang berpengaruh terhadap anak (siswa) yang belajar
berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, 24 suasana rumah tangga,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat nelayan di Desa Aek Nabara Kecamatan Bilah
Hulu Kabupaten Labuhanbatu.
B. Populasi
Populasi adalah seluruh subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penduduk yang bekerja sebagai Pedagang di desa Aek
Nabara Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhanbatu. Jumlah keseluruhan penduduk
di desa Tasikagung adalah 3.836 jiwa, dengan kepala keluarga sebanyak 1.108 kepala
keluarga. Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai nelayan adalah 880 orang. Jadi
populasi dalam penelitian ini adalah 880 orang (Monografi Desa Aek Nabara 2010.
C. Sampel dan teknik pengambilan sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti
(Arikunto, 2006: 131). Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi jika dalam subjeknya lebih dari
100 dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006: 134).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sampel kembar atau
double sample yaitu dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan
untuk melengkapi data atau untuk melakukan pengecekan terhadap kebenaran data dari
sampel yang pertama (Arikunto, 2006: 142). Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel
orang tua dan sampel anak.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel kembar
atau double sample yaitu dua sampel sekaligus yaitu orang tua dan anak dengan
pengambilan yang dilakukan secara acak atau random sampling.
D. Variabel penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau arah yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118).
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Tingkat pendidikan orang tua
a) Pendidikan formal
b) Pendidikan non formal
2. Kondisi sosial-ekonomi
i. Umur
ii. Jumlah anak
iii. Status perkawinan
iv. Jumlah tanggungan
v. Pekerjaan/ mata pencaharian
vi. Pendapatan
vii. Jenis tempat tinggalnya
viii. Pemilikan kekayaan
2. Metode Wawancara
3. Metode Angket/kuesioner
BAB IV
a. Lokasi Penelitian