Anda di halaman 1dari 13

jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891

Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan Karakter Anak


(Studi Kasus pada Anak TKW di SDN Pidodo Kecamatan Karangtengah)

Salafuddin1 , Santosa2, Slamet Utomo3, Sri Utaminingsih4


1
Magister Pendidikan Dasar Universitas Muria Kudus
Email: salafuddinsaja@gmail.com
2
Magister Pendidikan Dasar Universitas Muria Kudus
Email: santosa@umk.ac.id
3
Program Studi Bahasa Inggris Universitas Muria Kudus
Email: Slamet.utomo@umk.ac.id
4
Magister Pendidikan Dasar Univeristas Muria Kudus
Email: sri.utaminingsih@umk.ac.id

ABSTRAK
Ibu sebagai madarasah yang pertama dan utama harus bisa menjadi sosok panutan bagi anak-
anaknya. Namun bagaimana kalau ibu pergi meninggalkan rumah dan bekerja menjadi TKW. Pengasuhan
anak akhirnya dilakukan oleh ayah atau orang tua lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pola asuh orang tua dalam penguatan pendidikan karakter pada keluarga TKW. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah ayah, kakek, nenek,
anak, saudara terdekat, tetangga terdekat dan guru yang mengajar anak di SDN. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Analisis dengan
pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan
teknis triangulasi metodologis, yaitu menggunakan beragam metode untuk mengkaji problem tunggal.
Hasil penelitian terdapat tiga macam pola asuh yang digunakan oleh orang tua dalam memberikan
pengasuhan pada anak TKW. Ada tiga macam pola asuh (1) Pola asuh otoriter dengan ditandai sikap
orang tua yang bertindak keras, diskriminatif. harus patuh terhadap perintah orang tua, anak dari orang
tua yang otoriter memiliki lebih banyak tekanan (2) Pola asuh demokratis yaitu orang tua bersikap
terbuka, percaya dengan kemampuan anak, selalu mengontrol tindakan anak sehingga anak terpacu untuk
menjadi pribadi yang lebih baik. (3) Pola asuh permisif yaitu orang tua tidak peduli dengan tindakan
anaknya, tidak mengontrol tindakan anaknya sehingga anak berperilaku sesuai keinginan sendiri dan tidak
mempunyai rasa tanggung jawab. Strategi yang digunakan oleh orang tua dalam penguatan pendidikan
karakter adalah dengan nasehat, teladan dan pembiasaan.
Kata Kunci: Pola Asuh, Pendidikan Karakter, Anak TKW

ABSTRACT
The mother as the first and foremost attend should be a figure of role model for her children. But
what if the mother goes to leave the house and work as a TKW. Parenting is finally done by a father or
another parent. This research aims to describe the parent's foster pattern in strengthening character
education in the TKW family. This research uses qualitative methods of descriptive. The data sources in
this study are fathers, grandfathers, grandmothers, children, nearby siblings, nearby neighbors and
teachers teaching children at SDN. Data collection techniques use in-depth interview techniques,
observations and documentation. Analysis with data collection, data reduction, data feeds and withdrawal
of conclusions. The validity of the data uses methodological triangulation technically, which is using a
variety of methods to examine a single problem. The results of the study were three kinds of foster
patterns used by parents in providing parenting to TKW children. There are three kinds of foster pattern
(1) an authoritarian foster pattern with marked attitudes of parents acting hard, discriminatory. Must obey
the order of the parents, the child of an authoritarian parent has more pressure (2) a democratic foster
pattern that is an open parent, believing in the ability of a child, always controlling the child's actions so
that the child is encouraged to be a better person. (3) The permissive parenting pattern is that parents do
not care about their child's actions, do not control their child's actions so that they behave in their own
way and have no sense of responsibility. The strategy used by parents in the strengthening of character
education is by counsel, exemplary and habituation.
Keywords: Foster Pattern, Character Education, TKW Children.

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 18
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

PENDAHULUAN hunbungan darah antara satu dengan yang


Latar Belakang lainya.(Moh. Sochib.2010:17). Berdasarkan
Orang tua adalah orang yang sangat dimensi hubungan darah ini, keluarga dapat
penting dalam proses pengasuhan dan dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga
pendidikan anak. Pola dan kualitas pengasuhan inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial,
anak maupun pendidikanya di lingkungan keluarga adalah suatu kesatuan sosial yang
keluarga sangat ditentukan oleh kualitas dan diikat oleh adanya saling berhubungan atau
kesiapan oleh keluarga (suami-isteri) sendiri interaksi dan saling mempengaruhi antara satu
untuk melaksanakan tugas-tugasnya, kususnya dengan yang lainya.
melalui peran edukasi (pendidikan). Dalam pengertian psikologis, keluarga
Dilingkungan keluarga peran perempuan sangat adalah sekumpulan orang yang hidup bersama
dominan (Fuaduddin TM, 1999). Selaku orang dalam tempat tinggal bersama dan masing-
yang paling bertanggung jawab dalam masing anggota merasakan adanya pertautan
pendidikan keluarga maka hendaknya orang tua batin sehingga terjadi saling mempengaruhi,
bisa menjadi contoh sikap yang terbaik atau saling memperhatikan, dan saling menyerahkan
model yang pantas ditiru bagi anak-anaknya. diri. Soelaeman dalam Moh. Shochib (2014:17)
Orang tua bertanggung jawab terhadap sedangkan dalam pengertian pedagogis,
pendidikan anak dalam keluarga. Segala sesuatu keluarga adalah “satu” persekutuan hidup yang
sekecil apapun yang telah dikerjakan dan dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua
diperbuat oleh siapapun, termasuk orang tua jenis manusia yang dikukuhkan dengan
akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan pernikahan, yang bermaksud untuk saling
di hadapan Allah SWT.(Syaiful Bahri Djamarah menyempurnakan diri. Dalam usaha saling
2014) melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu
Lingkungan keluarga merupakan terkandung perealisasian peran dan fungsi
lingkungan pendidikan yang pertama, karena sebagai manusia.
dalam lingkungan keluarga inilah anak pertama Keluarga memiliki peran sebagai media
kali memperoleh pendidikan dan bimbingan. sosialisasi pertama bagi anak. Peran inilah yang
Dalam perundang undangan disebutkan bahwa membuat orang tua memiliki tanggung jawab
keluarga memberikan keyakinan agama, terhadap perkembangan fisik dan mental anak.
menambah nilai-nilai moral, etika, dan Di keluarga anak mulai dikenalkan terhadap
kepribadian estetika, serta meningkatkan ajaran-ajaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah
pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang berlaku dalam agama maupun masyarakat.
dalam rangkai mencapai tujuan pendidikan Semua anak aktivitas anak dari mulai perilaku
nasional. Pendidikan keluarga dalam pasal 27 dan bahasa tidak terlepas dari perhatian dan
ayat (1) UU Sisdiknas dinyatakan bahwa binaan orang tua. (Aziz Obi Faizal. 2017)
pendidikan keluarga adalah jalur pendidikan Keutuhan orang tua (ayah ibu) dalam
informal. Setiap anggota keluarga mempunyai sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam
peran, tugas, dan tanggung jawab masing- membantu anak untuk memiliki dan
masing, dan mereka memberi pengaruh melalui mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.
proses pembiasaan pendidikan di dalam Keluarga yang utuh memberikan peluang besar
keluarga. bagi anak untuk membangun kepercayaan
Pengertian keluarga dapat ditinjau dari terhadap kedua orang tuanya, yang merupakan
dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. unsur esensial dalam membantu anak dalam
Keluarga dalam dimensi hubungan darah adalah memiliki dan memgembangkan dasar-dasar
suatu kesatuan sosial yang diikat dengan disiplin diri. Kepercayaan dari orang tua yang

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 19
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

dirasakan oleh anak akan mengakibatkan arahan, tidak punya waktu utnuk memberikan
bimbingan, dan bantuan yang diberikan orang bimbingan, sehingga Pendidikan bagi anak-
tua kepada anak akan menyatu dan memudahkan anaknya terabaikan.
anak unuk menangkap makna dari upaya yang Fenomena yang saat ini semakin
dilakukan.(Moh. Sochib. 2014). merambah dan nyaris membudaya yaitu
Menurut Hurlock orang tua tunggal pekerjaan ibu diserahkan kepada orang lain.
adalah orang tua yang telah menduda atau Misalnya pengasuhan anak tidak dilakukan oleh
menjanda entah bapak atau ibu, mengasumsikan ibu kandungnya. Padahal fungsi dan keutamaan
tanggung jawab untuk memelihara anak setelah bekerja di rumah bagi seorang ibu berdampak
kematian pasanganya, perceraian atau kelahiran pada anak dan suaminya. Hubungan mereka
anak diluar nikah. bertambah dekat sebab semua terkonsentrasi
Hummer dan Tunner menyatakan bahwa pada keluarga. Semua jadi rindu pulang ke
“A Single parent family consist of one parent rumah. Kenyataan ini akan menjadi teladan jika
with dependent children living in the same anak sudah berumah tangga kelak. Nibras OR
household”. Pelmutter dan Hall menyatakan Salim (1997)
bahwa single parent adalah “ Parent without Bekerja di luar rumah terutama ke luar
partner who continu to raise their children”. negeri tentu saja berpengaruh terhadap proses
Berdasarkan beberapa pendapat diatas kelangsungan kehidupan rumah tangga. Karena
dapat dinyatakan bahwa, orang tua tunggal dengan kegiatan yang mereka lakukan diluar
adalah orang tua yang mengasuh anak tanpa rumah, berarti mereka telah meninggalkan
pasangan baik itu ayah atau ibu dalam waktu di dalam keluarga untuk bekerja. Relasi
mengasuh, membesarkan dan mendidik anak sosial dengan suami dan anggota keluarga lainya
serta mencukupi kebutuhan anak secara pun berubah. Tidak jarang juga menimbulkan
sendirian. Dalam hal ini orang tua tunggal kesalahpahaman dengan suami dan keluarga.
mempunyai peran ganda yaitu sebagai sosok Termasuk dalam pengasuhan anak.
seorang ayah sekaligus seorang ibu. Selain itu Permasalahan anak bukanlah
oarng tua tunggal juga mempunyai tugas selain permasalahan yang mudah, dalam prakteknya
mencari nafkah juga mengasuh anak yang banyak keluarga TKW yang anaknya tinggal
kedua-duanya harus berjalan secara seimbang bersama ayah, nenek, bibi, paman atau saudara.
agar kebutuhan anak baik jasmani maupun Hal ini yang mengakibatkan anak kurang
rohani bisa terpenuhi. perhatian dan kasih sayang sehingga mereka
Pembentukan budi pekerti yang baik menjadi nakal dan susah diatur. Seperti halnya
adalah tujuan dalam pendidikan kita. Karena ketika di sekolah beberapa anak TKW
dengan budi pekerti itulah tercermin pribadi berpakaian kurang tertib, tidak disiplin, tidak
yang mulia. Sedangkan pribadi yang mulia itu mengerjakan tugas, suka menganggu teman dan
adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai suka bergurau kalua diajar.
dalam mendidik anak dalam keluarga. Namun Fenomena yang terjadi di desa Pidodo
sayangnya tidak semua orang tua dapat Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak
melakukanya. Banyak faktor yang menjadi adalah sebagian orang tuanya kurang maksimal
penyebabnya, misalnya orang tua yang sibuk dalam pendidikan anak, khususnya dalam
dan bekerja keras siang dan malam dalam pendidkan karakter yang disebabkan karena
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi salah satu orang tuanya bekerja sebagai tenaga
anak-anaknya, waktunya dihabiskan di luar kerja Indonesia (TKI). Hal tersebut
rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat mengakibatkan anak kurang mendapat kasih
mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan sayang, kurang pengawasan dan bimbingan dari

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 20
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

orang tua mereka. Akibat dari ibu yang menjadi pembentukan karakter dan dapat menjadi
tenaga kerja wanita (TKW) ke luar negeri, maka pedoman pengasuhan yang baik terhadap
peran orang tua mereka tidak berperan secara anaknya.
seimbang dalam mengasuh sehingga berdampak c. Bagi Masyarakat
pembentukan karakter anak. Penelitian memberikan wawasan atau
pengetahuan informasi kepada
Tujuan dan Manfaat Penelitian masyarakat, bahwa dengan pengasuhan
1. Mendeskripsikan pola asuh orang tua dalam orang tua yang baik terhadap anak akan
penguatan pendidikan karakter anak yang berdampak dalam pembentukan karakter
sekolah di SDN Pidodo Kecamatan anak. Untuk itu oaring tua hendaknya
Karangtengah Kabupaten Demak. orang tua mengasuh anak dengan
2. Mendeskripsikan strategi pengasuhan orang memberi contoh atau model yang baik
tua dalam pembentukan karakter anak di agar anak juga meniru sifat dan karakter
SDN Pidodo Kecamatan Karangtengah yang baik pula.
Kabupaten Demak.
3. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang METODE PENELITIAN
terjadi dalam penguatan pendidikan
karakter anak pada keluarga TKW yang Lokasi Penelitian
anaknya sekolah di SDN Pidodo Penelitian dilakukan di SDN Pidodo
Kecamatan Karangtengah Kabupaten Kecamatan Karangtengah Kabupaten
Demak baik itu hambatan secara internal Demak di daerah tersebut terdapat lima
maupun hambatan eksternal. keluarga TKW yang anaknya sekolah di
Manfaat Penelitian SDN Pidodo Kecamatan Karangtengah
Kabupaten Demak yang pola asuhnya
1. Secara teoritis
dilakukan oleh ayah, nenek, paman, bibi
Penelitian ini dapat memberikan
dan kakek.
informasi, mengenai upaya ayah dalam
Metode yang digunakan :
pembentukan karakter pada anak terutama yang
Dalam penelitian ini digunakan
berkenaan dengan model, strategi dan cara yang
pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam
dapat diciptakan serta dapat menjelaskan tujuan
Moleong (2007:4) menyatakan, penelitian
dari pengasuhan ayah dalam pembentukan
kualitatif adalah prosedur penelitian yang
karakter anak.
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
Dengan demikian diharapkan dapat
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
membantu mengembangkan teori pendidikan
yang dapat diamati. Disini menggunakan
umum, yaitu teori yang berkenaan
pendekatan kualitatif karena melihat sifat dari
pengembangan teori pola asuh orang tua dan
masalah yang akan diteliti dapat berkembang
pendidikan karakter anak.
secara alamiah sesuai dengan situasi dan kondisi
2. Secara Praktis
di lapangan. Jadi dipilih pendekatan kualitatif
a. Untuk lembaga pendidikan sebagai bahan
karena ingin mengetahui subyek secara
masukan mengenai pentingnya pengasuhan
mendalam. Penelitian kualitatif memiliki sifat
orang tua terhadap anaknya dalam membentuk
terbuka dalam interpretasi data yang dengan
karakter
seksama dan mendeskripsikan data hasil
b. Peneliti
pengamatan secara detail dilengkapi dengan
Dapat memberikan wawasan betapa pentingnya
catatan atau dokumentasi data penelitian. Data
pengasuhan terhadap anak dalam
dihimpun dengan pengamatan yang seksama,

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 21
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

mencakup deskripsi dalam konteks yang detail Data skunder adalah data yang diperoleh
disertai catatan-catatan hasil wawancara yang secara tidak langsung dari sumbernya. Dalam
mendalam. penelitian ini yang dapat digolongkan data
Data utama dalam penelitian kualitatif sekunder adalah data-data dari jurnal harian
adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah kelas dan buku bimbingan kelas di SDN Pidodo
data tambahan seperti dokumen. Sumber data Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak.
yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek
dari mana data-data diperoleh. Obyek dalam
kualitatif disebut dengan social situation (situasi HASIL DAN PEMBAHASAN
sosial) yang terdiri atas tiga elemen: tempat
(Place), pelaku (actor) dan aktifitas (activity) Pola Asuh Orang Tua pada Keluarga TKW 1
yang berinteraksi secara sinergi Lofland dalam Ditinggal pergi ibu memang sangat
Sugiyono (2011:215). Pemilihan informan berat, apalagi perginya tidak hanya sehari dua
dalam penelitian ini menggunakan tehnik hari, bahkan sampai bertahun-tahun. Namun
purposive yaitu memilih orang yang dipandang karena faktor ekonomi sehingga ibu bertekat
tahu dan menguasai tentang situasi sosial yang pergi keluar negeri untuk membantu kebutuhan
diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah rumah tangga. Keluarga yang pertama didatangi
orang tua yang secara langsung mengasuh adalah sebuah keluarga yang ibunya menjadi
anaknya karena ditinggal ibu bekerja di luar TKW di Taiwan.
negeri menjadi tenaga kerja wanita yang Dari hasil wawancara pada informan
anaknya sekolah di SDN Pidodo Kecamatan pertama, orang tua selaku pengasuh cukup baik
Karangtengah Kabupaten Demak. dalam memberikan bimbingan anak, kontrol
Sumber data primer diterima secara yang sangat kuat dari orang tua sangat terlihat
langsung dari informan yang berupa ucapan- yaitu disuruh sekolah madrasah diajak sholat
ucapan, ungkapan-ungkapan, kesaksian- berjamaah, disuruh mengaji pada guru mengaji
kesaksian dari guru yang mengajar anak tersebut di kampung. Orang tua juga membuat jadwal
serta tindakan-tindakan dari subyek yang diteliti. pada anak agar dilaksanakan dengan sebaik-
Dalam penilitian ini data-data diperoleh dari baiknya dan apabila tidak melaksakan jadwal
wawancara, pengamatan kepada ayah, nenek, akan diberi hukuman misalnya uang jajan
bibi, dan paman di desa Pidodo Kecamatan dikurangi atau sanksi yang lain, saat merasa
Karangtengah Kabupaten Demak selaku kesulitan dalam mengasuh anak dia selalu
pengasuh anak yang ditinggal ibunya bekerja konsultasi pada saudara atau keluarga untuk
sebagai tenaga kerja wanita ke luar negeri yang memutuskan yang tepat untuk anak. Dalam
anaknya sekolah di SDN Pidodo Kecamatan mengambil alih pola asuh dari ibunya yang
Karangtengah Kabupaten Demak. Yang menjadi menjadi TKW di Taiwan dia membebaskan
responden dalam penelitian ini adalah keluarga bergaul dengan siapa saja atau bebas tapi
TKW adalah orang tua pengganti yang terbatas.
memberikan penguatan pendidikan karakter Selaku pengasuh anak dalam
pada anak dalam keluarga baik itu ayah, nenek, menanamkan pendidikan karakter relegius dia
paman, bibi, kakak, atau kerabat atau anggota selalu memerintahkan pada anak untuk sekolah
keluarga dan juga anak pada keluarga TKW di madrasah, sholat berjamaah dan mengaji pada
Desa Pidodo Kecamatan Karangtengah kyai atau ustadz di lingkungan dia tinggal.
Kabupaten Demak, serta guru yang mengajar Untuk pelajaran sekolah dia disuruh les pada
anak TKW tersebut. guru les bersama teman-teman yang ada di
kampung.

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 22
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

Pendidikan karakter mandiri yang ayah. Sedangkan anak lebih nyaman tinggal
diterapkan pada keluarga ini adalah dengan cara bersama kakak perempuan yang rumahnya
disuruh membersihkan tubuh sendiri, berdekatan, semua keperluan anak mulai dari
menyiapkan pakaian yang akan dikenakan makan, pakaian, jajan yang menyiapkan adalah
sesuai dengan aktifitas yang akan dilaksanakan kakak perempuan.
misalnya pakaian sekolah, pakaian sepulang Menurut penuturan kakaknya bahwa:
sekolah dan lain sebagainya semua dilakukan “anak ini sudah kebal dengan omelan dari
oleh anak sendiri dengan pantauan dan ayahnya, anak ini sering dimarahi oleh ayahnya.
bimbingan dari nenek. Selaku kakaknya dia tidak bisa menasehati pada
adiknya secara mendalam, hanya sekedar
Dalam pendidikan karakter relegius membantu kebutuhan yang bersifat fisik saja,
disini yang paling berperan adalah nenek yang seperti makan dan sandang. Sedangkan yang
selalu memberi contoh atau teladan pada lain itu di wilayah ayahnya”.
cucunya yaitu sebelum kumandang adzan Menurut penuturan guru kelasnya bahwa
maghrib sudah diajak ke mushola dilanjutkan anak ini di dalam kelas sering mengalami blank
dengan mengaji hingga menjelang isya’. pak, maksudnya kalau saya ajar sering tidak
Hasil wawancara dengan guru kelas di nyambung sama pelajaran yang saya
sekolah mengatakan bahwa anak ini berperilaku sampaiakan. Sering berangkat terlambat, suka
baik, berangkat sekolah tepat waktu, pakaian mengantuk, jarang mengerjakan tugas yang saya
seragam selalu benar dan rapi, selalu berikan, tugas di sekolah ataupun tugas PR tidak
mengerjakan tugas bila diberi tugas oleh semua pernah dikerjakan, anak ini termasuk anak yang
guru, dia juga selalu mengerjakan PR yang sulit dinasehati. Pernah suatu pagi saat sekolah
diberikan oleh guru, selalu mengerjakan tugas sedang berlangsung anak ini disuruh pulang oleh
piket dengan tertib, dia juga anak yang jujur, ayahnya tanpa alasan yang jelas.
masalah keagamaan yang lebih tahu adalah guru
agamanya, namun kalau saya amati setiap hari Pola Asuh Orang Tua Pada Keluarga TKW 3
dia selalu berjamaah sholat dhuhur di musholla Selanjutnya melakukan wawancara
bersama teman-teman dan semua guru, sebelum dengan bapak X ayah sambung dari siswa SDN
pelajaran dimulai berdoa dan membaca asmaul Pidodo yang ibunya bekerja sebagai TKW di
husna dengan baik. Mengenai orang tua Hongkong. Sebagaimana yang telah
memantau dan membimbing anak ini menurut diungkapkan oleh bapak bahwa beliau dalam
saya dia juga dibimbing” mengasuh anaknya sepenuhnya diserahkan
kepada ibu mertuanya yaitu nenek dari anaknya.
Pola Asuh Orang Tua Pada Keluarga TKW 2 Kemudian dalam mengasuh anak ayah hanya
Penelitian yang kedua dilakukan pada kadang-kadang mengunjungi anak, membelikan
keluarga yang ditinggalkan ibu pergi ke apa yang diinginkan anak. Dari apa yang
Singapura bekerja menjadi TKW, anak yang diungkapkan oleh bapak X tersebut tampak ayah
ditinggalkan di rumah diasuh oleh ayah, kakak menggunakan pola asuh permisif dalam
perempuan yang sudah berumah tangga dengan mengasuh anaknya.
rumah bersebelahan. Kemudian menanyakan hal tersebut
Dari hasil wawancara dengan keluarga ini kepada nenek yang setiap hari mengasuh dengan
dapat dilihat bahwa kepemimpinan ayah bersifat hasil bahwa nenek menyiapkan kebutuhan
otoriter, sang ayah sering memberikan hukuman makan, pakaian dan uang saku pada cucunya
pada anak ketika mengetahui anaknya namun nenek tidak memantau perkembangan
melakukan sesuatu yang kurang cocok di hati pendidikan dan karakter cucunya seperti halnya

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 23
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

saat waktunya sekolah madrasah, sholat, Penelitian selanjutnya ditujukan pada


mengaji anak dibiarkan berjalan sendiri tanpa keluarga TKW dimana keluarga ini terpaksa
pantauan dari nenek. Karakter mandiri belum menjadi TKW karena sang suami meninggal
diajarkan oleh nenek karena cucu masih dilayani dunia, anak satu-satunya dititipkan pada kakak
dan disiapkan semua kebutuhanya. perempuan atau bude yang sudah menjanda juga
Menurut penuturan bibinya, anak tersebut karena suami juga meninggal dunia, dalam
cukup manja dan keras kepala, sukanya bermain, penelitian ini dapat diketahui bahwa beliau
nonton televisi, kalau disuruh belajar banyak menggunakan pengasuhan kontrol yang sangat
alasan, paling cuman buka tas dan buku di depan kuat, kegiatan anak selalu diawasi diarahkan dan
televisi namun tidak belajar, malah nonton TV dipantau aeperti halnya berangkat sekolah
bila diingatkan anaknya marah-marah dan hingga pulang selalu dalam pengawasan, orang
ngambek, akhirnya terus diam daripada nanti tua juga tidak memperbolehkan anak bermain
perang mulut denganya. terlalu jauh karena khawatir sekolah madarasah
ketinggalan, pendidikan kemandirian sudah
Menurut penuturan guru sekolah yang mulai diajarkan melalui mempersiapkan
setiap hari menghadapi anak ini mengatakan perlengkapan sekolah, serta diajarkan pula
bahwa: anak ini termasuk anak yang malas menjaga kebersihan baik kebersihan tubuh dan
sekolah, kadang tidak masuk sekolah tanpa membantu membersihkan lingkungan rumah.
alasan, untuk kegiatan sholat berjamaah dia Pendidikan relegius juga sudah diterapkan
kadang ikut, bila ada tugas piket dia sering dengan cara membimbing anak ini melakukan
menghindar atau tidak mau menjalankan sholat, mengaji dan sekolah madrasah
tugasnya. Kalau mengerjakan PR hanya asal- Menurut penuturan guru kelasnya
asalan atau tanpa mikir dan diisi sembarangan mengatakan: anak ini mudah berbaur dengan
sehingga mendapat nilai nol, dia juga tidak teman-teman yang lain, dia anak yang ceria
diawasi oleh ayahnya, karena kedudukan sehingga banyak teman yang dekat padanya,
ayahnya adalah ayah tiri sehingga merasa ketika di sekolah dia berperilaku baik, berangkat
sungkan, tempat duduk anak ini saya pisah sekolah tepat waktu, pakaian seragam selalu
dengan tempat duduk dengan temanya karena benar dan rapi, selalu mengerjakan tugas bila
sering bertengkar dengan temanya. diberi tugas oleh semua guru, dia juga selalu
Dapat dilihat bahwa ayah tidak ikut mengerjakan PR yang diberikan oleh guru,
mengasuh anaknya, sehingga anak diasuh oleh selalu mengerjakan tugas piket dengan tertib, dia
neneknya dan dengan bantuan orang lain. Dalam juga anak yang jujur, masalah keagamaan yang
mengasuh nenek tidak memaksakan anak untuk lebih tahu adalah guru agamanya, namun kalau
melakukan apa yang diperintah kepada anak, saya amati setiap hari dia selalu berjamaah
kontrol terhadap anak juga lemah. Dalam hal sholat dhuhur di musholla bersama teman-teman
mendampingi belajar nenek tidak pernah dan semua guru, sebelum pelajaran dimulai
menyuruh ataupun mengingatkan anak, namun berdoa dan membaca asmaul husna dengan baik.
digantikan oleh orang lain. Semua keinginan
anak selalu dituruti. Jika anak melakukan Pola Asuh Orang Tua Pada Keluarga TKW 5
kesalahan nenek menasehati. Tidak ada reward Penelitian berikut dilakukan pada
untuk memotivasi belajar anak. Tampak bahwa sebuah keluarga X dimana ibu dari keluarga
pola asuh yang digunakan dalam keluarga ini tersebut menjadi TKW karena suami meninggal
adalah pola asuh permisif. dunia, keputusan untuk menjadi TKW akhirnya
dilakukan setelah beberapa tahun hidup dalam
Pola Asuh Orang Tua Pada Keluarga TKW 4

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 24
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

keadaan kekurangan ekonomi. Hasil penelitian semua guru, sebelum pelajaran dimulai berdoa
di keluarga ini dalaha sebagai berikut: dan membaca asmaul husna, membaca surat-
Nenek merawat dan mengasuh cucunya surat pendek dengan baik. Mengenai orang tua
sejak cucunya kelas dua Sekolah Dasar, saat itu memantau dan membimbing anak ini sudah
semua keperluan cucu semua disiapkan oleh baik, disiplin anak ini juga sudah disiplin,
nenek, seiring berjalanya waktu cucu selalu karena dia tidak pernah terlambat dalam
dibimbing dan diarahkan untuk menyiapkan berangkat sekolah, mandiri, anak ini sudah
keperluan dirinya yaitu perlengkapan sekolah mandiri karena saat dia malaksanakan tugasnya
sehingga terbentuk karakter mandiri. Nenek dia melaksanakan dengan mandiri, bertanggung
mengajari cucu membantu yang ringan-ringan jawab anak ini sudah bertanggung jawab karena
seperti menyapu lantai, atau bersih-bersih yang ssaat diberi tugas apapun dia bisa menyelesaikan
lain. Sang nenek juga mengajari cucu disiplin tugas dengan baik dan bertanggung jawab.
waktu dengan cara membatasi waktu bermain Pengasuhan di keluarga pertama ini
pendidikan relegius anak ini anak sekolah menggunakan pola asuh demokratis, yaitu
madrasah, sholat berjamaah, mengaji dan belajar adanya kesempatan bagi anak untuk
di rumah. mengemukakan pendapat dan diberi kebebasan
Dalam mengasuh cucunya, sang nenek untuk bermain dan berteman, Sesuai dengan
selalu mengajarkan tanggung jawab dan disiplin. pendapat Hourlock dalam Thoha: Pola asuh
Dalam hal ini yang dilakukan yaitu mengajari demokratis ditandai dengan adanya pengakuan
dan membiasakan anak untuk mempersiapkan orang tua terhadap kemampuan anak, anak
keperluannya sendiri misalnya menyiapkan diberi kesempatan untuk tidak bergantung pada
keperluan sekolah dan membiasakan anak untuk orang tua. Menurut penelitian Alizadeh Shahla
membantu pekerjaan rumah. Anak tidak dilarang (2011:195) Mengatakan bahwa: Dalam
untuk bermain dengan siapa saja tetapi waktu keluarga, gaya pengasuhan secara langsung
bermain yang dibatasi karena anak harus sekolah berdampak pada gejala dan perilaku anak. gaya
madrasah, mengaji dan belajar itu salah satu cara pengasuhan yang demokratis dalam pengasuhan
supaya anak dapat bertanggung jawab terhadap telah berdampak positif terhadap karakter anak,
tugasnya. Jika anak melakukan kesalahan tidak gaya pengasuhan yang demokratis dalam
pernah diberikan hukuman fisik tetapi diberikan pengasuhan telah terbukti (berdamapak) lebih
nasehat. baik bagi anak, dengan mengurangi hambatan
Mernurut penuturan guru kelasnya inernal dan hambatan eksternal.
mengatakan anak ini ketika di sekolah dia Dari hasil penelitian tampak bahwa
berperilaku baik, berangkat sekolah tepat waktu, orang tua menjalankan fungsinya sebagai
pakaian seragam selalu benar dan rapi walaupun pelindung dan pemelihara keluarga. Fungsi
pakaian tidak sebagus dengan teman yang lain, tersebut telah dijalankan oleh orang tua hal
karena ekonominya memang pas pasan, anak ini tersebut terlihat dari orang tua bekerja untuk
selalu mengerjakan tugas bila diberi tugas oleh memenuhi kebutuhan anak-anaknya, mengontrol
semua guru, dia juga selalu mengerjakan PR kegiatan anak serta memperhatikan
yang diberikan oleh guru, selalu mengerjakan perkembangan belajar anaknya. Orang tua selalu
tugas piket dengan tertib, jujur. Karakter yang berkomunikasi dan meluangkan waktu untuk
telah terbentuk pada anak ini adalah relegius, mendengarkan keluh kesah anak dan
disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab. memberikan nasehat serta saran. Menurut Marry
Masalah keagamaan atau relegius Go Setiawan (2000:69) berkomunikasi secara
terlihat setiap hari dia selalu berjamaah sholat pribadi berarti komunikasi diadakan secara
dhuhur di musholla bersama teman-teman dan khusus dengan anak, sehingga akan dapat

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 25
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

mengetahui perasaan yang sedang dialami oleh masuk sekolah tanpa alasan, dalam mengerjakan
anaknya, baik perasaaan ketika anak senang, PR juga dikerjakan dengan asal-asalan. Dia juga
marah dan gembira sering dijauhi teman-temanya karena dia
Pada keluarga TKW kedua termasuk anak yang egois.
berdasarkan hasil pemaparan dari tiga informan Menurut Fahmy Rahmi (2017)
bahwa pola asuh keluarga ini menggunakan pola Pengasuhan anak berpengaruh terhadap prestasi
asuh otoriter. Pola asuh otoriter ditandai dengan akademiknya. Anak anak cenderung lebih bisa
cara mengatur anak dengan aturan-aturan yang meningkatkan prestasinya karena mereka
ketat, seringkali memaksa anak untuk mendapat kebebasan dan dihargai hasil karyanya
berperilaku seperti kehendak orang tua, sesuai dengan yang diharapkan.
kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri Dalam mengasuh anak di keluarga,
dibatasi. sang ayah tidak menerapkan reward dan
Sebuah penelitian oleh Hubbs Laura punisment untuk memotivasi agar anak menjadi
dkk. (2008:1154) dengan judul Parental lebih baik. Untuk membentuk karakter anak
Feeding Practices Predict Authoritative, tidak ada pembiasaan yang dilakukan oleh ayah.
Authoritarian, and Permissive Parenting Styles Dapat dikatakan bahwa ayah menggunakan pola
mengungkapkan bahwa pola asuh permisiv akan asuh permisif dalam mendidik dan mengasuh
berdampak pada karakter anak. anaknya. Hal ini sesuai dengan yang
Pada keluarga ketiga berdasarkan hasil diungkapkan oleh Baumrind dalam Hadi
wawancara dan observasi secara mendalam Subroto (1997) bahwa pola asuh permisif adalah
bahwa pola asuh orang tua di keluarga TKW ini membiarkan anak bertindak sesuai dengan
mengunakan pola asuh permisiv keinginannya, orang tua tidak memberikan
Untuk mengetahui secara mendalam hukuman dan pengendalian. Pola asuh permisif
peneliti melakukan observasi pada keluarga yang cenderung memberi kebebasan terhadap
TKW 3. Ada yang berbeda dari apa yang anak untuk berbuat apa saja sangat tidak
diungkapkan oleh neneknya dengan apa yang kondusif bagi pembentukan karakter anak. Pola
terjadi di lapangan. nenek mengungkapkan jika asuh ini sebaiknya diterapkan oleh orang tua
sore hari harus pergi ke madrasah dan kalau ketika anak telah dewasa, dimana anak dapat
belum pulang dari bermain harus dicari disuruh memikirkan untuk dirinya sendiri, mampu
pulang untuk ke madrasah namun yang terlihat bertanggung jawab atas perbuatan dan
bahwa anak bermain sampai sore dan tidak tindakannya.
dicari untuk pulang dan sekolah madrasah. Menurut Puspita Minda (2013)
Ketika dia ditinggal ibunya orang yang Orangtua harus dapat memberikan perlakuan
mengasuh berusaha agar anak tidak rewel, yang tepat sesuai dengan perkembangan
mereka akan menuruti apapun yang diminta anaknya, agar anak dapat mempersepsikan
anak. Mereka akan membelikan apa saja yang tindakan yang diberikan kepadanya dengan baik
diinginkan anak. Hal itu menyebabkan anak sehingga dapat mengontrol dirinya. Perlakuan
terbiasa dituruti apa yang dia inginkan. Ketika pada dasarnya diciptakan oleh adanya interaksi
anak yang ditinggal sudah besar dia mengetahui antara orangtua dan anak dalam hubungan
jika ibunya mendapat gaji banyak, bagi mereka sehari-hari yang berevolusi sepanjang waktu,
yang kurang terdidik dengan baik dia akan sehingga orangtua akan menghasilkan anak-
meminta banyak hal. anak sealiran, karena orangtua tidak hanya
Dilihat dari pemaparan guru kelas yang mengajarkan dengan katakata tetapi juga dengan
setiap hari menghadapi anak ini bahwa anak ini contoh-contoh.
anak yang pemalas terbukti dia terkadang tidak

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 26
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

Dalam keluarga ini orang tua kurang Pengasuhan yang dilakukan pada keluarga
mengontrol kegiatan anaknya baik kegiatan TKW 5 ini Dalam mengasuh cucunya, sang
yang berkaitan dengan pendidikan umum nenek selalu mengajarkan tanggung jawab dan
ataupun pendidikan agama, juga dalam disiplin. Dalam hal ini yang dilakukan yaitu
berperilaku oarang tua tidak mengarahkan atau mengajari dan membiasakan anak untuk
memberi teladan pada anak dengan alasan sibuk mempersiapkan keperluannya sendiri misalnya
dengan pekerjaan masing-masing. menyiapkan keperluan sekolah dan
Bude yang suatu saat mengingatkan membiasakan anak untuk membantu pekerjaan
belajarnya malah menjadi perselisihan rumah. Anak tidak dilarang untuk bermain
diantaranya yaitu anak ngambek, diam, atau dengan siapa saja tetapi waktu bermain yang
kadang marah-marah sama yang mengingatkan, dibatasi karena anak harus sekolah madrasah,
sehingga akhirnya membiarkan apa yang anak mengaji dan belajar itu salah satu cara supaya
lakukan. anak dapat bertanggung jawab terhadap
tugasnya. Jika anak melakukan kesalahan tidak
Pola asuh yang terapkan pada keluarga pernah diberikan hukuman fisik tetapi diberikan
TKW 4 Berdasarkan wawancara yang peneliti nasehat.
lakukan bahwa pengasuhan yang dilakukan Marvin W. Berkowitz (2000)
yaitu menggunakan kontrol yang kuat. Namun, mengatakan dalam jurnal yang berjudul Early
tidak memaksakan anak untuk melakukan semua Character Development and Education:
perintah yang diberikan kepada anak. Anak Pembentukan karakter anak usia dini sangat
tidak diberi kebebasan dalam berteman dengan penting. Usia anak dini di,mulai 18 bulan
pertimbangan ditakutkan anak mendapat sampai 6 tahun. Banyak sekali hambatan untuk
pengaruh buruk. Untuk membentuk kemandirian menbangun karakter anak usia dini ini. Untuk
anak dengan cara menyuruh dan membiasakan membentuk karakter anak usia dini perlu adanya
anak untuk menyiapkan keperluan sekolahnya. perhatian lebih terhadap anak, perhatian pratisi
Dalam belajar selalu ada pendampingan. Ada terhadap pembentukan karakter, kepedulian
reward yang diberikan untuk memberikan pemangku kebijakan terhadap karakter anak, dan
motivasi belajar anak. Tidak ada hukuman fisik memperbanyak pelatihan kepada guru
yang dilakukan jika anak melakukan kesalahan
cukup dengan nasehat. Tampak bahwa Hal yang sama dilakukan oleh pakde yang
pengasuhan yang digunakan yaitu menggunakan ikut mengasuh dan membina saat pulang dari
pola asuh demokratis. kerja merantau. Dia selalu menanyakan
Sebagaimana penelitian yang kedislipinan bagaimana sekolahnya,
dilakukan oleh Nia Kurniasih dan Hastuti Dwi madarsahnya, mengaji dan belajarnya. Urusan
(2017:23) dengan judul penelitian “Effect of pakaian makan sudah dipasrahkan sama
Mother’s Discipline Parenting Pattern on neneknya. Hal senada juga dikatakan oleh nenek
Discipline Character of Kindergarten Children” bahwa pakde selalu membantu dalam mengasuh
menganalisis tentang analisis pengaruh pola keponakan terutama tentang pendidikan
asuh disiplin ibu terhadap karakter disiplin anak agamanya, dibuktikan setiap kali pulang dia
usia taman kanak-kanak pada TK di Kota Bogor, langsung membimbing dan memberi teladan
menyimpulkan bahwa Pendidikan dan pola asuh pada keponakanya misalnya dalam sholat
ibu berpengaruh dengan karakter disiplin anak. berjamaah, mengaji ataupun sekolah madarasah.
Dalam penerapan perilkau disiplin orang tua
akan berdampak pada karakter disiplin anak. Pada keluarga TKW yang ini
menerapkan pola asuh demokratis, anak diberi

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 27
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

kesempatan agar tidak bergantung pada orang berpengaruh pada anak sehingga anak bisa
tua, juga diberi kebebasan serta diajarkan menjalankan apa yang dinasehatkan.
bertanggung jawab apa yang telah dia lakukan.
Tampak ketika dia di sekolah anak ini cukup b. Menggunakan Strategi Pembiasaan
bagus dalam berperilaku dan sudah Anak merupakan amanat dari Allah
menunjukkan karakter religius dibuktikan SWT yang harus dirawat, didik, dan diasuh
dengan kegiatan keagamaan yang ada disekolah dengan sebaik-baiknya. Agar terbentuk karakter
dia mengikuti dengan baik, disiplin, dia juga yang baik maka perlu menggunakan metode
anak yang disiplin karena tidak pernah terlambat pembiasaan, dengan cara pembiasaan maka anak
dalam sekolah, mandiri anak ini sudah kelihatan akan terbiasa melakukan apa yang biasa anak
mandiri saat dia mengerjakan tugas yang lakukan.
diberikan kepadanya. Mengenai rasa tanggung c. Menggunakan Strategi Teladan
jawab anak ini sudah melaksanakan tanggung Keteladanan dalam mendidik anak
jawabnya dilihat dari tugas-tugas dan piket kelas merupakan metode yang paling ampuh dan
dikerjakan dengan baik. paling efektif dalam mempersiapkan dan
Gouveia M.J. & C.Carona1dkk. (2016) membentuk karakter anak sesuai yang
Self- Compassionand Dispositional Mindfulness diharapkan. Keteladanan disini adalah
Are Associated with Parenting Styles and bagaimana orang tua bisa memberi contoh
Parenting Stress: the Mediating Role of Mindful terbaik dalam pandangan anak. Oleh karena itu
Parenting menuturkan bahwa Gaya pengasuhan diperlukan seorang figur untuk menjadi contoh
yang adaptif dapat mengurangi stres dalam yang akan diikuti oleh anak sebagaimana yang
mengasuh anak. Anak mendapat perhatian lebih dilakukan pada beberapa keluarga TKW di
dari orangtuanya. Hal ini akan menyebabkan Pidodo.
anak mendapatkan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan pola asuh lainnya. d. Menggunakan Strategi Nasehat
Nasehat sangat dibutuhkan oleh anak-
Strategi Pengasuhan Dalam Penguatan anak karena dengan nasehat anak bisa
Pendidikan Karakter mendapatkan ilmu pengetahuan dan
Pengasuhan anak secara sendirian oleh mendorongnya untuk berbuat yang baik dan
orang tua tanpa kehadiran ibu akan berbeda luhur, nasehat yang tulus akan membekas dan
dengan keluarga yang lengkap dimana ada ayah berpengaruh pada anak sehingga anak bisa
dan ibu di dalamnya. Orang tua yang mengasuh menjalankan apa yang dinasehatkan.
anaknya tanpa kehadiran ibu memiliki strategi
dalam pengasuhan untuk membentuk karakter Hambatan-hambatan Orang Tua Dalam
kemandirian dan tanggung jawab. Strategi yang Pengasuhan
digunakan orang tua dalam pengasuhan anak Hambatan-hambatan orang tua dalam
adalah: pengasuhan anak dalam penguatan pendidikan
karakter adalah hambatan dari dalam itu sendiri
a. Menggunakan Strategi Nasehat yaitu kurang disiplinya dalam mengasuh, tidak
Nasehat sangat dibutuhkan oleh anak- memberi teladan pada anak sehingga anak tidak
anak karena dengan nasehat anak bisa bisa mencontoh pada orang tua yang
mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengasuhnya.
mendorongnya untuk berbuat yang baik dan Hambatan eksternal orang tua dalam
luhur, nasehat yang tulus akan membekas dan pengasuhan anak dalam penguatan pendidikan
karakter adalah pada lingkungan dimana anak

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 28
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

berinteraksi di masyarakat, atau pada orang yang mempunyai rasa tanggung jawab. Hasil dari
lebih dewasa yang tidak memberi contoh yang pola asuh ini adalah anak cenderung berbuat
baik. seenaknya sendiri, berani membantah orang
lain, dan sulit dinasehati
KESIMPULAN DAN SARAN
Keluarga memiliki peran yang penting Saran
dan bahkan sangat menentukan dalam
1. Anak adalah amanat dari Allah SWT.
terbentuknya karakter anak, karena keluarga
Asuh dan rawatlah anak dengan sebaik
merupakan madrasah pertama dan utama dalam
mungkin, kelak orang tua akan dimintai
kehidupan. Dalam proses pengasuhan anak,
pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
setiap orang tua memiliki pola asuh yang
2. Orang tua sebagai pengasuh anak harus
berbeda-beda. Di SD Negeri Pidodo Kecamatan
bisa menjadi figur atau teladan yang baik
Karangtengah Kabupaten Demak terdapat tiga
sehingga anak bisa meniru kebaikan
macam pola asuh, yaitu pola asuh otoriter, pola
orang tua yang dilakukan.
asuh demokratis dan pola asuh permisif.
3. Bimbinglah anak, amati apa yang dia
Pola asuh pertama adalah pola asuh lakukan, nasehati bila melakukan
otoriter ditandai dengan tidak diakuinya kesalahan, berilah pujian bila melakukan
kemampuan atau hasil karya anak, menganggap kebaikan.
bahwa orang tua selalu benar dan anak selalu 4. Guru sebagai pengganti orang tua saat
salah, terlalu ketat dalam pengasuhan, suka anak di sekolah harus bisa mendidik
memberi hukuman bila anak bertindak tidak membimbing dan menanamkan karakter
sesuai dengan kehendak orang tua. Hasil pola pada anak didik.
asuh otoriter adalah anak terlihat tertekan,
pendiam serta dalam mengikuti pelajaran sering
ketinggalan.

Pola asuh kedua yaitu pola asuh


demokratis, ditandai dengan adanya kebebasan UCAPAN TERIMAKASIH
dari orang tua pada anak agar bisa bertindak,
berkreasi, berteman dan melakukan apa yang Terimakasih diucapkan kepada Dosen
anak sukai namun tetap dalam control yang Pembimbing 1 (Dr. Santoso M.Pd dosen
kuat, pantauan dan bimbingan dari orang tua. pembimbing 2 (Dr. Slamet Utomo, M.Pd,
Adanya dukungan, pengakuan dari orang tua Kaprodi PGSD Pascasarjana (Dr. Sri
tentang kemampuan anak. Hasil pola asuh Utaminingsih, M.Pd) sahabat PGSD
demokratis disini adalah anak lebih bebas Pascasarjana Universitas Muria Kudus, Kepala
menentukan dan menyalurkan kemampuan dan Sekolah dan Dewan Guru SDN Pidodo dan
keinginanya sehingga potensi yang ada di dalam semua pihak yang telah membantu penelitian
anak bisa muncul dan berkembang dengan baik. ini

Pola asuh yang ketiga adalah pola asuh DAFTAR PUSTAKA


permisif. Pola asuh permisif ini orang tua
cenderung membiarkan anak bertindak sesuai
Alizadeh Shahla. Abu Tholib Mansor,
keinginanya tanpa adanya pemantauan, kontrol
Abdullah Rohani, Mansor Mariani.
dan bimbingan dari orang tua sehingga anak 2011. Relationship between Parenting
berbuat apa yang anak disenangi tanpa

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 29
jpai Volume 2 Nomor 1, [ Maret 2020], 18-30 ISSN 2686-2891
Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia

Style and Children’s Behavior Character of Kindergarten Children


Problems . Journal Asian Social Journal of Child Development Studies.
Science. Volume 7. Vol. 02. 23-34.
Aziz Obi Faizal. 2017. Peranan Orang Tua Nibras OR Salim. 1997. Bila Tiang Tonggak
Dalam Menanamkan Kedisiplinan Mulai Goyah. Pustaka Hidayah. Bandung.
Anak Usia Dini Pada Lingkungan Puspita Minda. 2013. Hubungan Antar
Keluarga(Studi Kasus Di Dusun Perlakuan Orangtua Dengan Kontrol
Kukap Desa Poncosari Kecamatan Diri Siswa Di Sekolah. Jurnal Ilmiah
Srandakan) Jurnal.2017 Konseling. Volume 1. Hal. 330-337
Djamarah. Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi
Orang Tua dan Komunikasi Dalam (Mixed Methods) Alfabeta Bandung.
Keluarga. Rineka Cipta. Jakarta. Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta
Elizabeth B.Hurlock. 1990. Perkembangan
Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar.
Anak/Child Development,Terj.Meitasari
Tjandrasa. Jakarta :Erlangga. Yogyakarta.
Fahmy Rahmi. Bachtiar Nasri, Rahim Rida.
2017. Measuring and Analyzing
Students’ Personal Characters in
Implementing Character
Education. Journal of Computational
and Theoretical Nanoscience.
Hadi Subroto. 1997. Mengembangkan
Kepribadian Anak Balita. Gunung.
Jakarta.
Hubbs Laura. Tait, Tay Seacord Kennedy,
Melanie c. Page, Glade l.Topham,
Amanda w. Harrist. 2008. Parental
Feeding Practices Predict
Authoritative, Authoritarian, and
Permissive Parenting Style. Journal
the American Dietetic Association
Vol. 108.
Marvin W. Berkowitz. 2000. Early
Character Development and
Education. Jurnal Volume 11, Nomor
1, hal. 55.
Mary Go Setiawan. 2000. Menerobos Dunia
Anak. Yayasan Kalam Hidup. Bandung
Moh. Shochib . 2014. Pola Asuh Orang Tua
Dalam Membantu Anak Mengembangkan
Disiplin Diri. Rineka Cipta. Jakarta.
Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian
Kualitatif. Edisi Revisi.: PT. Remaja
Rosda Karya. Bandung
Nia Kurniasih dan Hastuti Dwi. 2017.
Effect of Mother’s Discipline
Parenting Pattern on Discipline

Salafuddin et al. 2020. Pola Asuh Orang Tua dalam Penguatan Pendidikan ………………...………………. 30

Anda mungkin juga menyukai