Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH ORANG TUA YANG SIBUK BEKERJA DAN TEMAN

SEBAYA TERHADAP AKHLAK ANAK DI DUSUN II DESA SUKARAMI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Institut Agama Islam Negeri Curup
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Pengajuan Skripsi

Penasehat Akademik Mahasiswa

M. Taqiyuddin, M.Pd.I Rabbissama


NIP. 19750214 199903 1 005 NIM. 20591140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

2023

A. Latar Belakang Masalah


Akhir-akhir ini para guru dan orang tua merasa resah akan dekadensi
moral dikalangan para siswa misalnya peristiwa tindakan kekerasan antar siswa.
Saat ini tidak sedikit berita yang menyaikan bahwa telah terjadi berbagai
kekerasan yang dilakukan antar siswa, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
sekolah lanjutan menengah pertama dan menengah atas (Basri 2015). Bahkan bisa
dikatakan bahwa kemerosotan akhlak saat ini merupakan akibat dari pengaruh
keluarga dan lingkungan sejak kecil (Fitri & Na’imah, 2020).

Penanaman akhlak sejak usia dini menjadi poin penting dalam


menghadapi dekadensi akhlak yang terjadi, dimana keluarga mempunyai peran
utama dalam membentuk akhlak anak. Permasalahannya sekarang adalah tidak
semua orang tua paham akan pentingnya pendidikan akhlak dalam keluarga.
Sebagian orang tua hanya mengandalkan peran sekolah untuk mendidik anak-anak
mereka. Selain itu, tuntutan kebutuhan hidup yang semakin tinggi mengharuskan
kedua orang tua untuk bekerja. Sehingga, perhatian kepada anak pun menjadi
kurang (Rozana et al., 2018).

Jika berbicara mengenai kemerosotan moral anak, terutama siswa saat ini,
tidak adil rasanya bila akar permasalahan hanya bertumpuh pada peran sekolah.
Permasalahan kemerosotan akhlak juga dapat disebabkan karena kurangnya
perhatian orang tua.

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk suatu
keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan
membimbing anak-anaknya, untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Orang tua merupakan orang yang pertama dan paling utama dalam proses
pembentukan kepribadian seorang anak. Orang tua menentukan kemana anak itu
akan dibawa. Anak masih sangat menggantungkan diri, meminta isi, bekal, cara
berfikir dan bertindak dari orang tuanya. Namun, sekarang ini, kehidupan
disebuah keluarga sudah banyak berubah. Banyak orang tua yang dua-duanya
berkarier sehingga mereka sibuk dengan usahanya sampai kadang-kadang mereka
lupa akan kewajibannya sebagai orang tua. Anak sering merasa kurang perhatian
dan kasih sayang dari orang tuanya. Banyak keluarga menjadi tidak harmonis
akibat orang tua yang terlalu sibuk mengurusi pekerjaan dan melalaikan tugasnya
sebagai orang tua.

Tugas dan peran orang tua keluarga adalah unit pertama dn institusi
pertama di dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat di
dalamnya sebagian besar sifatnya hubungan langsung. Pola bimbingan orang Tua
pada anak selain bimbingan disekolah, bimbingan dirumah sangat penting karena
anak lebih banyak menghabiskan waktunya dilingkungan kelurga. Untuk itu
keluarga dituntut untuk dapat menerapkan pendidikan keimanan sebagai pegangan
anak di masa depan (Rakhmawati, 2015).

Faktor lain yang mempengaruhi akhlak siswa adalah pemilihan teman


sebaya. Teman sebaya yang dimaksud adalah teman seumuran atau satu tingkat
kelas. Sekolah disamping sebagai sarana pendidikan juga merupakan tempat
bertemunya sekolompok orang yang menyebabkan terjadinya hubungan atau
interaksi sosial, baik antara sesama guru, guru dengan siswa, maupun siswa
dengan siswa. Pergaulan antara siswa merupakan bentuk interaksi sosial yang
terjadi di kalangan siswa. Melalui pergaulan inilah, seorang siswa dapat memupuk
sikap sosial yang tinggi dan menumbuhkan rasa solidaritas. Pergaulan sesama
siswa juga mempunyai peranan yang besar, terutama dalam hal pembentukan
watak ataupun karakter pada diri seorang siswa (Subianto 2013).

Oleh karena itu, seorang siswa dalam pergaulannya harus bisa memilih dn
menyeleksi teman-teman bergaul. Pada masa sekolah ini, pengaruh dari teman
bergaul sangat kuat dan lebih cepat masuk ke dalam jiwanya. Teman bergaul yang
baik akan berpengaruh baik pula pada diri seorang siswa, sebaliknya teman
bergaul yang buruk akan berpengaruh buruk pula pada diri seorang siswa.
Pengaruh ini dapat dilihat dari sikap dan akhlak anak, baik dalam bentuk perkatan
maupun perbuatan.
Orang tua mempunyai dua kekuasaan atau tugas penting dan merupakan
amanah tuhan. Pertama, melindungi keluarga yakni orang tua harus memelihara
keselamatan kehiupan keluarganya baik moral maupun material. Kedua, orang tua
juga memiliki kekuasan dan tugas dalam pendidikan anak-anaknya. Orang tua
sebagai pemelihara keselamatan kehidupan atau jaminan material bagi
kelangsungan hidup keluarganya, dituntut untuk bekerja atau mencari nafkah
demi keluarganya, dituntut untuk bekerja atau mencari nafkah demi keluarganya,
dan pada saat sekarang ini tampaknya ada semacam gejala persaingan suami istri
cenderung bekerja lebih giat diluar jam yang lazim.

Teman sebaya juga mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam
hal pembentukan akhlak pada diri seseorang. Hubungan sosial pada teman sebaya
sangat penting bagi perkembangan kepribadian (Astarini et al., 2016; Azhar &
Sa’idah, tempat yang istimewa dalam interaksi teman sebaya karena melibatkan
perasaan, penerimaan kedekatan dan keterbukaan. Keakraban yang terjalin dengan
teman sebaya memiliki banyak manfaat dan menjadi pelengkap dalam sejarah
perjalanan hidup.

Teman sebaya dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan


tingkah laku siswa karena pengaruh konformitas yang ditekankan oleh teman
sebaya terhadap perangai disuatu ikatan tersebut. Jika dibandingkan berada
dirumah remaja lebih banyak berinteraksi dan bergaul dengan teman sebayanya.
Dalam pergaulan dengan teman sebaya dianjurkan untuk memilih teman karena
jika kita bergaul dengan orang baik maka akan membawa kepada kebaikan dan
jika kita bergaul teman yang tidak baik maka akan membawa kepada hal buruk.

Dalam pendidikan khususnya pembinaan akhlak adalah bagaimana siswa


itu bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari tentang apa yang
telah ditanamkan dalam proses pendidikan yang ditempuh. Namun dalam
kenyataanya masih terdapat demoralisasi akhlak yang mana seiring dengan
berkembangnya karakter individu yang di pengaruhi oleh faktor lingkungan ketika
bergaul dengan teman sebayanya dapat mempengaruhi perkembangan akhlak
alhasil berbagi problematika muncul.
Pendidikan akhlak terhadap anak sangat penting. Karena,dalam siklus
kehidupan manusia, masa kanak-kanak merupakan sebuah masa yang paling
penting, sekaligus merupakan masa yang sangat berbahaya. Jika tidak dididik atau
diperhatikan secara benar oleh para orang tua, maka nantinya anak tubuh dalam
keadaan akhlak yang kurang baik. Sebab, seorang anak pada hakikatnya telah
tercipta dengan kemampuan untuk menerima kebaikan maupun keburukan. Kedua
orang tuanyalah yang membuatnya cenderung kearah salah satu dari keduanya.

Strategi (rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk


memecahkan masalah atau mencapai tujuan) yang harus dilakukan oleh orang tua
dalam mendidik akhlak kepada anak, sebaiknya menggunakan beberapa metode
diantara keteladanan atau pembiasaan tentang sikap yang baik pendidikan tersebut
akan sulit mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah menjadi kewajiban orang
tua dan guru untuk memberikan keteladanan atau contoh yang baik dan
membiasakannya bersikap baik pula.

Oleh karena itu, penanaman pendidikan akhlak pada masa kanak-kanak


sangatlah penting, agar anak memiliki bekal untuk hidup selanjutnya. Pendidikan
akhlak harus dilakukan sejak dini, sebelum watak dan kepribaiannya terpengaruh
lingkungan yang tidak sejalan dengan tuntunan agama. Seorang anak ibarat kertas
putih, apabilah kertas itu ditulis dengan tinta berwarna merah, maka kerta menjadi
merah,apabila kerta ditulis warna hijau, maka kertas menjadi hijau. Semua
bergantung pada pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya.
Maka dari itu diperlukan sebuah strategi dalam mendidik anak, agar anak nantinya
mempunyai akhlak yang mulia yang bisa membanggakan orang tuanya dan bisa
menjadi syafa’at kelak di akhirat nanti.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana gambaran kesibukan kerja orang tua di dusun II desa


sukarami ?
2. Bagaimana akhlak anak di dusun II desa sukarami?
3. Adakah pengaruh kesibukan kerja orang tua terhadap akhlak anak di
lingkunang rumah dusun II desa sukarami ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kesibukan kerja orang tua di


dusun II desa sukarami
2. Untuk mengetahui akhlak anak di dusun II desa sukarami
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kesibukan kerja orang tua
terhadap akhlak anak di lingkungan rumah dusun II desa sukarami

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi peneliti : menambah wawasan dan pengalam penulis berkaitan


dengan pengaruh kesibukan kerja orang tua terhadap akhlak anak.
2. Bagi siswa : penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan akhlak anak
melalui
3. Bagi masyarakat :

E. KAJIAN PUSTAKA

Kajian yang relevan dengan penelitian ini yaitu kajian tentang


hasilpenelitian terdahulu yang telah dilakukan beberapa peneliti, diantaranya

1. “Orangtua Karir Dan Pendidikan Anak (problematika Orang Tua Karir dalam
Memberikan Pendidikan Agama Islam Terhadap Anak di Desa Tropodo
Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo)” Penelitiantersebut merupakan karya
mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya bernama Anif Rachmawati.
Persamaannya adalah penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif dan
menggunakan variabel “orangtua karir”, perbedaannya pada penelitian tersebut
variable nya lebih umum yaitu “pendidikan Agama Islam” sedangkan penelitian
saya lebih khusus pada “pendidikan Akhlak” Hasil penelitian tersebut
menunjukan: (1) Pelaksanaan Pendidikan Islam bagi anak pada keluarga dengan
jenis karir yang berbeda hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
keterbatasan waktu, latar belakang pengetahuan orang tua tentang pendidikan
agama Islam, tingkat kesiapan dan kecerdasan anak, dan pola asuh yang
digunakan oleh orang tua. (2) Metode yang diterapkan orang tua terhadap
pendidikan Islam bagi anaknya menggunakan beberapa metode antara lain: a)
Metode keteladanan, b) Metode pembiasaan. c) Metode Dialog c) Metode
hukuman. (3) problem yang dihadapi oleh orang tua berasal dari dua faktor yaitu,
a) internal, yaitu keterbatasan waktu, dan tingkat pendidikan orang tua. b)
eksternal, yaitu faktor lingkungan, dan media massa/teknologi.3 Persamaan
dengan penelitian ini yaitu sama sama menggunakan variabel “orangtua karir” dan
“pendidikan”.

2. Nur Ayu Maghfirah, (2013) skripsi yang berjudul “Peranan Orang Tua
Terhadap Pembinaan Akhlak Anak Dalam Lingkungan Keluarga Di Kelurahan
Bangkala Kecamatan Manggala Kota Makassar”.Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dari hasil penelitiannya menjelaskan jika yang paling berpengaruh
dalam pembinaan akhlak anak adalah peran orang tua, pada dasarnya dalam
lingkungan keluarga dikelurahan bangkala terlihat bagaimna orang tua dalam
kelurga tersebut berbeda-beda dalam mendidik anak, dimana ada orang tua yang
dari kecil mengarahkan anak-anaknya dengan pendidikan agama sehingga anak
tersebut berakhlak mulia sebaliknya ada juga orang tua yang tidak peduli dengan
nilai-nilai agama yang harus diajarkan maka anak tersebut akan menjadi
seseorang jauh dari akhlak yang terpuji.

3. Rahadi wimboyono, (2012) skripsi yang berjudul “Pengaruh Pekerjaan Orang


Tua Terhadap Kelangsungan Pendidikan Anak Di Kelurahan Katangka
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”. Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dari hasil penelitiannya menjelaskan jika pekerjaan orang tua
mempengaruhi kelangsungan pendidikan anak, dari data penelitian yang didapat
dari kantor kelurahan setempat ,bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua di
kelurahan katangka adalah buruh harian. Yang mempunyai upah berbeda-beda
sehingga dalam sebagian dari orang tua disana tidak dapat membuat
anaknyaRahadi wimboyono, (2012) skripsi yang berjudul “Pengaruh Pekerjaan
Orang Tua Terhadap Kelangsungan Pendidikan Anak Di Kelurahan Katangka
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”. Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dari hasil penelitiannya menjelaskan jika pekerjaan orang tua
mempengaruhi kelangsungan pendidikan anak,dari data penelitian yang didapat
dari kantor kelurahan setempat , bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua di
kelurahan katangka adalah buruh harian. Yang mempunyai upah berbeda-beda
sehingga dalam sebagian dari orang tua disana tidak dapat membuat anaknya
menjalani pendidikan ke tinggat yang lebih tinggi bahkan dengan upa sedikit ada
orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Kesibukan Kerja Orang Tua

1. Pengertian Kesibukan Kerja


Bagi orangtua yang sibuk bekerja diluar rumah , tidak dapat dipungkiri
bahwa kesempatan bagi anak-anak untuk mengenal dunia sosialnya adalah
dalm keluarg, namun sekarang kenyataan yang terjadi adalah kurangnya
perhatian orangtua terhadap anaknya disebabkan oleh orangtua yng terllu
sibuk bekerja.
Pengertian Kesibukan orang tua adalah kedua orang tua yang selalu
bekerja diluar rumah mulai pagi sampai sore hari. Di zaman individualistis
seperti sekarang, kita menemukan fakta bahwa banyak orang tua
cenderung bersikap otoriter dalam menentukan waktu bertemu dengan
anak-anak. Mereka cenderung menentukan jadwal aneka macam aktivitas
keluarga hanya berdasarkan kesibukan mereka sendiri tanpa peduli bahwa
anggota keluarga yang lain juga ingin menentukan jadwal pertemuan
keluarga berdasarkan kesibukan mereka, atau paling tidak berdasarkan
keinginan mereka sendiri sebagai individu yang harus belajar menjadi
manusia yang makin lama semakin mandiri dalam pembuatan keputusan,
terutama terkait dengan pengaturan waktu belajar.Bahkan tidak jarang
terjadi bahwa orang tua tidak memiliki waktu lagi untuk bercengkrama
bersama anak-anak, sebab mereka merasa bahwa mereka sudah kelelahan
dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Dalam hal ini anak-anak memang membutuhkan materi, tetapi
pemenuhan kebutuhan materi saja tidak cukup, karena ada kebutuhan lain
yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan materi, yaitu
kebutuhan berbagi rasa dan melepaskan rasa rindu kepada mereka setelah
seharian penuh ditinggal kerja dan tidak bertemu. Oleh karena itu orang
tua seharusnya menyediakan waktu khusus untuk membantu anak-anaknya
dalam belajar sampai mereka memahami bahwa orang tua memperhatikan
pendidikan anak-anak sebagai prioritas. Sedang mengenai waktu-waktu
yang paling utama bagi anak-anak dalam keluarga, semua tergantung pada
situasi dan kondisi masingmasing, namun satu hal yang perlu diingat
bahwa sesibuk-sibuk orang tua bila tidak mau secara sadar menyediakan
waktu pertemuan berkualitas khusus untuk anak-anak adalah
salah,sekalipun hanya sedikit setiap hari sebagai waktu yang paling
menyenangkan dan sangat berharga untuk mendidik dan memperhatikan
aktivitas mereka.Dengan demikian perhatian orang tua akan kepentingan
dan kebutuhan dalam belajar, mengatur belajarnya serta mengetahui
kemajuan dan kesulitan dalam belajar anak adalah sangat di butuhkan.
Karena orang tua juga berpengaruh terhadap perkembangan dan
pertumbuhan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam pembinaan kepribadiannya.
Pembentukan karakter atau kepribadian anak dalam pendidikan tidak
hanya tanggung jawab madrasah/sekolah, namun juga tanggung jawab
orang tua masing-masing. Pembinaan dan sekaligus pelaksanaan nilai-nilai
moralitas harus melibatkan orang tua juga.
2. Faktor Penyebab Kesibukan
Menurut seorang ibu nafkah yang diberikan seorang suami kurang
mencucukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan juga untuk pendidikan bagi
anak-anaknya, sehingga dia harus membantunya untuk bekerja, terutama
pada masa sekarang ini ekonomi di Indonesia yang semakin terpuruk
menuntut para ibu rumah tangga untuk mencari nafkah sebagai tambahan

kebutuhan.Faktor penyebab kesibukan bagi orang tua yang khususnya bagi


seorang ibu rumah tangga adalah bekerja membantu seorang suami dalam
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Menurut seorang ibu nafkah yang diberikan seorang suami kurang
mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan juga untuk pendidikan bagi
anak-anaknya, sehingga dia harus membantunya untuk bekerja, terutama
pada masa sekarang ini ekonomi di Indonesia yang semakin terpuruk
menuntut para ibu rumah tangga untuk mencari nafkah sebagai tambahan
kebutuhan.Pada masa globalisasi dan maraknya gender, seorang ibu rumah
tangga memilih untuk menjadi wanita karier telah menjadi fenomena bagi
sebagian wanita. Suatu kekhawatiran yang sering muncul bila seorang
wanita meniti karier di luar rumah ialah dampak negatif terhadap keluarga.
Anak-anak dipandang akan kurang mendapat kasih sayang karena ibunya
terlalu sibuk di luar rumah.Karena kesibukan yang luar biasa, sering
terjadi para wanita karier menyerahkan segala urusan rumah tangga
kepada pembantunya. Akibatnya, anak-anak menjadi lebih dekat dengan
pembantu dari pada dengan ibu kandung sendiri. Sebagaimana pendapat
lain mengatakan : Menjadi ibu yang baik di rumah tidak selalu mudah bagi
para wanita karier. Hal ini disebabkan sifat manusia yang suka membawa
masalah di luar rumah ke dalam rumah, atau sebaliknya. Kalau dalam
pekerjaannya, wanita karier mengalami sesuatu yang menimbulkan
kejengkelan dan stres, maka hal ini akan mudah terbawa ke rumah.
Kemarahan dan kejengkelan yang dibawa dari kantor akan mengurangi
keharmonisan dalam hubungan rumah tangga. Keadaan yang demikian ini
sangat tergantung pada daya tahan kepribadian seseorang terhadap stress.

Anda mungkin juga menyukai