0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan4 halaman
Buku berjudul "Mendidik Adalah Cinta" membahas pentingnya peran keluarga dan lingkungan sekolah dalam pendidikan anak. Pendidikan yang baik dimulai dari lingkungan keluarga dan berlanjut di sekolah dengan adanya sinergi antara kedua lembaga pendidikan. Fokus pendidikan seharusnya adalah pembelajaran, bukan sekolah, sehingga lingkungan keluarga juga perlu terlibat dalam mendukung proses belajar anak.
Buku berjudul "Mendidik Adalah Cinta" membahas pentingnya peran keluarga dan lingkungan sekolah dalam pendidikan anak. Pendidikan yang baik dimulai dari lingkungan keluarga dan berlanjut di sekolah dengan adanya sinergi antara kedua lembaga pendidikan. Fokus pendidikan seharusnya adalah pembelajaran, bukan sekolah, sehingga lingkungan keluarga juga perlu terlibat dalam mendukung proses belajar anak.
Buku berjudul "Mendidik Adalah Cinta" membahas pentingnya peran keluarga dan lingkungan sekolah dalam pendidikan anak. Pendidikan yang baik dimulai dari lingkungan keluarga dan berlanjut di sekolah dengan adanya sinergi antara kedua lembaga pendidikan. Fokus pendidikan seharusnya adalah pembelajaran, bukan sekolah, sehingga lingkungan keluarga juga perlu terlibat dalam mendukung proses belajar anak.
Penulis : Dr. H. Darmadi, S.Ag., M.M., M.Pd., M.Si Penerbit : CV KEKATA GROUP- Surakarta 2018.
HASIL REVIEW BUKU
Pada dasarnya semua manusia memiliki potensi- potensi yang baik. Di mana potensi- potensi tersebut dapat dikembangkan apabila orang yang memiliki suatu potensi tersebut mau berusaha untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Potensi yang dimiliki oleh setiap individu dipengaruhi juga oleh karakter yang dimiliki oleh setiap individu. Di mana setiap perkembangan karakter turut mengembangkan potensi seseorang. Adapun potensi- potensi yang dimiliki manusia dapat dikembangkan dengan adanya pendidikan. Pendidikan pada dasarnya memberikan kesempatan kepada potensi- potensi yang dimilikinya untuk berkembang kea rah kesempurnaan serta mencegah atau mengendalikan kemungkinan- kemungkinan terjadinya perubahan yang mengarah kejelekan. Suatu proses pendidikan akan berlangsung dengan baik apabila terdapat pada suatu lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan di antaranya, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pergaulan. Di mana masing- masing lingkungan pendidikan mempunyai karakteristik serta cara pembelajaran pendidikan yang berbeda- beda. Suatu lingkungan pendidikan dapat mencetak potensi anak didik dengan baik apabila lingkungan pendidikan yang ada benar- benar baik. Dari beberapa lingkungan pendidikan, yang saling berpengaruh terhadap pendidikan yaitu pendidikan padal ingkungan keluarga serta pendidikan di sekolah. Perilaku anak- anak pada dewasa ini, belum banyak yang mencerminkan kepribadian yang kokoh dan cerdas. Kebanyakan belum menanamkan karakter pada diri mereka sendiri. Karakter seorang anak pertama kali dibentuk dalam lingkungan keluarga. Di mana dalam lingkungan kelaurga inilah semua karakter seorang anak pertama kali diciptakan dan dibentuk seperti keinginan orang tua. Oleh karena itu, penanaman karakter yang baik dan efektif dimulai dari lingkungan keluarga dan dimulai sejak dini. Adapun penanaman karakter seorang anak pada lingkungan keluarga melalui pendidikan keluarga. Di samping lingkungan keluarga, karakter seorang anak dipengaruhi juga oleh temna- teman serta masyarakat. Pengaruh inilah yang dapat ditemukan pada lingkungan sekolah. Pada lingkungan sekolah terdapat komponen- komponen aktif pembentuk karakter seorang anak, diantaranya pendidik, teman sebaya, serta lingkungan sekitar sekolah atau lebih tepatnya lingkungan masyarakat. Integrasi antara pendidikan kelaurga dengan pendidikan sekolah ini bertujuan untuk mensinergikan peran komponen- komponen aktif pembentuk karakter pada masing- masing lingkungan kelaurga dan lingkungan sekolah. Implementasi dari integrasi pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah dapat dilakukan dengan adanya transparasi dalam proses pendidikan serta komunikasi aktif antara orang tua dengan pendidik. Pada integrasi antara pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah dapat dioptimalisasikan dalam bentuk forum diskusi antar orang tua seorang siswa serta pendidik. Jadi dengan adanya forum tersebut orang tua siswa dapat mengutarakan berbagai persoalan mengenai perkembangan anaknya kepada para pendidik. Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan utama yang sangat penting dan sangat besar pengaruhnya bagi perjalanan hidup anak. Di lingkungan keluarga, anak disiapkan kelahirannya, di lingkungan keluarga, anak dididik penuh kasih sayang, tumbuh dan berkembang. Dalam komunikasi dan interaksi dalam berkeluarga, proses pendidikan baik disengaja ataupun tidak sengaja, baik direncanakan ataupun tidak direncanakan, baik disadari ataupun tidak disadari. Namun demikian, terjadinya proses pendidikan yang tidak disengaja, tidak direncanakan, dan tidak disadari itu ternyata dari segi waktu lebih lama, dari segi frekwensi lebih tinggi, dan dari segi pengaruhnya jika dibandingkan dengan proses pendidikan yang disengaja, deprogram secara matang, dan di sadari yang berlangsung di institusi pendidikan formal seperti sekolah/madrasah. Sinergi dengan sekolah penting. Jika anak baik di lingkungan keluarga, semoga juga baik di sekolah dan lingkungan yang dilalui anak antara keluarga dan sekolah. Karenanya, tugas guru menjadi berat, diperberat dengan stigma kalangan tertentu yang menyalahkan guru. Jika anak nakal sering kali guru yang disalahkan. Padahal, jika orang tua jujur, mestinya harus jujur mengakui bahwa pendidik utama anak- anak kita adalah orang tuanya sendiri, bukan guru, karena guru hanyalah membantu kewajiban orang tua, setelah mereka menerahkan pendidikan anak- anak mereka ke sekolah. Yang tidak kalah penting dari problem sinergi pengawalan pendidikan anak- anak kita adalah merubah mindset kita, bahwa pendidikan tidak sama dengan persekolahan, pendidikan bisa berlangsung di mana saja, di sekolah maupun di luar sekolah. Sekolah bukan satu- satunya lembaga pendidikan, tetapi hanya salah satu saja. Penegasan ini penting, karena selama ini sekolah telah mendominasi persepsi masyarakat tentang dunia pendidikan, kalau tidak belajar di sekolah seolah- olah menjadi tidak terdidik. Mendidik tidaklah cukup hanya dipelajari dengan otak dan tenaga. Mengawal pendidikan anak tidak cukup jika hanya dikawal orang tua atau guru, tetapi harus dikawal bersama- sama dan harus selalu dimohonkan dengan doa. Di era globalisasi dan informasi pendidikan tidak akan lepas adanya peran kelaurga, dan peran kelaurga tersebut merupakan kategori kebutuhan khusus atau kebutuhan primer. Karena begitu hebatnya pengaruh globalisasi dan informasi yang saat ini sedang begitu booming, sehingga akan memberikan pengaruh signifikan terhadap keluarga kita. Banyaknya pengaruh negatif yang terjadi dampak dari teknologi dan informasi saat ini pada anak- anak kita, yang mampu memberikan solusi hanyalah pendidikan pada keluarga. Rendahnya pendidikan dan peran keluarga akan berdampak pada kehancuran generasi yang akan datang. Banyak perilaku negatif pada anak- anak yang terjadi di tengah- tengah masyarakat dampak dari rendahnya ilmu yang dimiliki masyarakat tentang peran keluarga dalam pendidikan. Masyarakat tidak menyadari bahwa pendidikan yang pertama dan utama adanya pada lingkungan pendidikan keluarga. Pendidikan karakter merupakan langkah strategis merupakan dalam membangun kembali jati diri bangsa dan menggalang pembentukan masyarakat Indonesia baru. Pendidikan karakter haruslah melibatkan semua pihak; rumah tangga dan keluarga: sekolah dan lingkungan sekolah lebih luas (masyarakat). Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyambung kembali hubungan dan educational networks yang nyaris terputus antara ketiga lingkungan pendidikan ini. Pembentukan watak dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara ketiga lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan harmonisasi. Di abad digital seperti sekarang ini, internet sangat mudah diakses oleh siapa saja, termasuk para murid. Materi- materi pelajaran bisa didapatkan secara mandiri. Sehingga seharusnya belajar tidak harus di sekolah. Maka semestinya, yang difokuskan pada peserta didik bukan lagi sekolah (schooling) tetapi belajar (learning). Karena pada dasarnya semua anak yang dilahirkan sehat, jujur, amanah, peduli dan cerdas. Sehingga sekolah yang terlalu lama mengikat dengan banyaknya aturan, kurikulum yang rumit, dan sebagainya hanya akan menghamabt tumbuh kembang semua potensi anak. Padahal mendidik adalah memberi ruang yang longgar bagi tumbuh kembang tersebut. Maka focus ke belajar (bukan sekolah) ini akan membuka akses pendidikan yang melimpah di laur sekolah, terutama di rumah. Di sinilah peran rumah untuk belajar. Seluruh anggota keluarga di rumah seharusnya merupakan perangkat sekolah, yang siap untuk memfasilitasi kebutuhan belajar bersama.