Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANDI SRI MUTMAINNA

NIM :1813042001
KELAS : PENDIDIKAN KIMIA A

IDENTITAS BUKU

Judul : MENDIDIK ADALAH CINTA


Penulis : Dr. H. Darmadi, S.Ag., M.M., M.Pd., M.Si
Penerbit : CV KEKATA GROUP- Surakarta 2018.

HASIL REVIEW BUKU


Pada dasarnya semua manusia memiliki potensi- potensi yang baik. Di mana potensi-
potensi tersebut dapat dikembangkan apabila orang yang memiliki suatu potensi tersebut mau
berusaha untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Potensi yang dimiliki
oleh setiap individu dipengaruhi juga oleh karakter yang dimiliki oleh setiap individu. Di mana
setiap perkembangan karakter turut mengembangkan potensi seseorang. Adapun potensi-
potensi yang dimiliki manusia dapat dikembangkan dengan adanya pendidikan. Pendidikan
pada dasarnya memberikan kesempatan kepada potensi- potensi yang dimilikinya untuk
berkembang kea rah kesempurnaan serta mencegah atau mengendalikan kemungkinan-
kemungkinan terjadinya perubahan yang mengarah kejelekan.
Suatu proses pendidikan akan berlangsung dengan baik apabila terdapat pada suatu
lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan di antaranya, lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pergaulan. Di mana masing- masing lingkungan
pendidikan mempunyai karakteristik serta cara pembelajaran pendidikan yang berbeda- beda.
Suatu lingkungan pendidikan dapat mencetak potensi anak didik dengan baik apabila
lingkungan pendidikan yang ada benar- benar baik. Dari beberapa lingkungan pendidikan, yang
saling berpengaruh terhadap pendidikan yaitu pendidikan padal ingkungan keluarga serta
pendidikan di sekolah.
Perilaku anak- anak pada dewasa ini, belum banyak yang mencerminkan kepribadian
yang kokoh dan cerdas. Kebanyakan belum menanamkan karakter pada diri mereka sendiri.
Karakter seorang anak pertama kali dibentuk dalam lingkungan keluarga. Di mana dalam
lingkungan kelaurga inilah semua karakter seorang anak pertama kali diciptakan dan dibentuk
seperti keinginan orang tua. Oleh karena itu, penanaman karakter yang baik dan efektif dimulai
dari lingkungan keluarga dan dimulai sejak dini. Adapun penanaman karakter seorang anak
pada lingkungan keluarga melalui pendidikan keluarga.
Di samping lingkungan keluarga, karakter seorang anak dipengaruhi juga oleh temna-
teman serta masyarakat. Pengaruh inilah yang dapat ditemukan pada lingkungan sekolah. Pada
lingkungan sekolah terdapat komponen- komponen aktif pembentuk karakter seorang anak,
diantaranya pendidik, teman sebaya, serta lingkungan sekitar sekolah atau lebih tepatnya
lingkungan masyarakat.
Integrasi antara pendidikan kelaurga dengan pendidikan sekolah ini bertujuan untuk
mensinergikan peran komponen- komponen aktif pembentuk karakter pada masing- masing
lingkungan kelaurga dan lingkungan sekolah. Implementasi dari integrasi pendidikan keluarga
dan pendidikan sekolah dapat dilakukan dengan adanya transparasi dalam proses pendidikan
serta komunikasi aktif antara orang tua dengan pendidik. Pada integrasi antara pendidikan
keluarga dan pendidikan sekolah dapat dioptimalisasikan dalam bentuk forum diskusi antar
orang tua seorang siswa serta pendidik. Jadi dengan adanya forum tersebut orang tua siswa
dapat mengutarakan berbagai persoalan mengenai perkembangan anaknya kepada para
pendidik.
Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan utama yang sangat penting dan
sangat besar pengaruhnya bagi perjalanan hidup anak. Di lingkungan keluarga, anak disiapkan
kelahirannya, di lingkungan keluarga, anak dididik penuh kasih sayang, tumbuh dan
berkembang. Dalam komunikasi dan interaksi dalam berkeluarga, proses pendidikan baik
disengaja ataupun tidak sengaja, baik direncanakan ataupun tidak direncanakan, baik disadari
ataupun tidak disadari. Namun demikian, terjadinya proses pendidikan yang tidak disengaja,
tidak direncanakan, dan tidak disadari itu ternyata dari segi waktu lebih lama, dari segi
frekwensi lebih tinggi, dan dari segi pengaruhnya jika dibandingkan dengan proses pendidikan
yang disengaja, deprogram secara matang, dan di sadari yang berlangsung di institusi
pendidikan formal seperti sekolah/madrasah.
Sinergi dengan sekolah penting. Jika anak baik di lingkungan keluarga, semoga juga
baik di sekolah dan lingkungan yang dilalui anak antara keluarga dan sekolah. Karenanya,
tugas guru menjadi berat, diperberat dengan stigma kalangan tertentu yang menyalahkan guru.
Jika anak nakal sering kali guru yang disalahkan. Padahal, jika orang tua jujur, mestinya harus
jujur mengakui bahwa pendidik utama anak- anak kita adalah orang tuanya sendiri, bukan guru,
karena guru hanyalah membantu kewajiban orang tua, setelah mereka menerahkan pendidikan
anak- anak mereka ke sekolah. Yang tidak kalah penting dari problem sinergi pengawalan
pendidikan anak- anak kita adalah merubah mindset kita, bahwa pendidikan tidak sama dengan
persekolahan, pendidikan bisa berlangsung di mana saja, di sekolah maupun di luar sekolah.
Sekolah bukan satu- satunya lembaga pendidikan, tetapi hanya salah satu saja. Penegasan ini
penting, karena selama ini sekolah telah mendominasi persepsi masyarakat tentang dunia
pendidikan, kalau tidak belajar di sekolah seolah- olah menjadi tidak terdidik. Mendidik
tidaklah cukup hanya dipelajari dengan otak dan tenaga. Mengawal pendidikan anak tidak
cukup jika hanya dikawal orang tua atau guru, tetapi harus dikawal bersama- sama dan harus
selalu dimohonkan dengan doa.
Di era globalisasi dan informasi pendidikan tidak akan lepas adanya peran kelaurga,
dan peran kelaurga tersebut merupakan kategori kebutuhan khusus atau kebutuhan primer.
Karena begitu hebatnya pengaruh globalisasi dan informasi yang saat ini sedang begitu
booming, sehingga akan memberikan pengaruh signifikan terhadap keluarga kita. Banyaknya
pengaruh negatif yang terjadi dampak dari teknologi dan informasi saat ini pada anak- anak
kita, yang mampu memberikan solusi hanyalah pendidikan pada keluarga.
Rendahnya pendidikan dan peran keluarga akan berdampak pada kehancuran generasi
yang akan datang. Banyak perilaku negatif pada anak- anak yang terjadi di tengah- tengah
masyarakat dampak dari rendahnya ilmu yang dimiliki masyarakat tentang peran keluarga
dalam pendidikan. Masyarakat tidak menyadari bahwa pendidikan yang pertama dan utama
adanya pada lingkungan pendidikan keluarga.
Pendidikan karakter merupakan langkah strategis merupakan dalam membangun
kembali jati diri bangsa dan menggalang pembentukan masyarakat Indonesia baru. Pendidikan
karakter haruslah melibatkan semua pihak; rumah tangga dan keluarga: sekolah dan lingkungan
sekolah lebih luas (masyarakat). Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menyambung kembali hubungan dan educational networks yang nyaris terputus antara ketiga
lingkungan pendidikan ini. Pembentukan watak dan pendidikan karakter tidak akan berhasil
selama antara ketiga lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan harmonisasi.
Di abad digital seperti sekarang ini, internet sangat mudah diakses oleh siapa saja,
termasuk para murid. Materi- materi pelajaran bisa didapatkan secara mandiri. Sehingga
seharusnya belajar tidak harus di sekolah. Maka semestinya, yang difokuskan pada peserta
didik bukan lagi sekolah (schooling) tetapi belajar (learning). Karena pada dasarnya semua
anak yang dilahirkan sehat, jujur, amanah, peduli dan cerdas. Sehingga sekolah yang terlalu
lama mengikat dengan banyaknya aturan, kurikulum yang rumit, dan sebagainya hanya akan
menghamabt tumbuh kembang semua potensi anak. Padahal mendidik adalah memberi ruang
yang longgar bagi tumbuh kembang tersebut. Maka focus ke belajar (bukan sekolah) ini akan
membuka akses pendidikan yang melimpah di laur sekolah, terutama di rumah. Di sinilah peran
rumah untuk belajar. Seluruh anggota keluarga di rumah seharusnya merupakan perangkat
sekolah, yang siap untuk memfasilitasi kebutuhan belajar bersama.

Anda mungkin juga menyukai