PENGELOLAAN LIMBAH
(Limbah Kehutanan dan Aplikasinya)
Disusun oleh :
Kelompok 1
Muh. Ihsan (1713042014)
Marwah Thalib (1713040006)
Andi Nurfauziah (1713042010)
Nur Ummul Khairin (1713042006)
Resty fauziah (1713042004)
St. Nurbina (1713042026)
Widyastuti (1713042018)
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah pengelolaan limbah ini,
dan juga kiranya patut saya ucapkan terima kasih kepada dosen yakni Bapak Dr.
Mohammad Wijaya, M.Si dalam makalah ini saya membahas tentang ‘’Limbah
Kehutanan dan aplikasinya’’dengan ini, saya menyadari bahwa dalam tugas ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang saya miliki sebagai mahasiswa.
Namun demikian, banyak pula pihak yang telah membantu saya dan memberikan
pemikiran serta solusi untuk pemecahan masalah saya. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki tugas ini di waktu yang akan
datang. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I. Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................. 2
D. Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II. Pembahasan .............................................................................................. 3
A. Definisi dari Limbah Kehutanan ......................................................... 3
B. Fungsi dari limbah kehutanan............................................................... 5
C. Macam-Macam limbah kehutanan ....................................................... 6
D. Potensi dari limbah kehutanan ....................................................... 6
E. Persentasi dari limbah kehutanan ................................................... 14
F. Solusi permasalahan limbah kehutanan ............................................. 15
G. Aplikasi
BAB III. Penutup...................................................................................................17
A. Kesimpulan .........................................................................................17
B. Saran....................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena
pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah
jugamerupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita
tidakmengetahui bahwa limbah bisa menjadi sesuatu yang berguna dan
bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa
berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka
menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu
lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah
secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.
Bagi masyarakat Indonesia limbah merupakan sesuatu yang sangat kurang
pengelolaannya, kesalahan dalam mengelola akan menyebabkan limbah semakin
berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat, sehingga menyebabkan kerusakan
lingkungan dan bahaya penyakit bagi masyarakat, contohnya pencemaran
lingkungan terutama pencemaran pada air yang pada akhirnya menyebabkan
banjir disaat musim penghujan tiba. Limbah yang biasanya muncul dari industri
mebel antara lain adalah limbah kayu, limbah bahan pelitur, dan limbah tiplek
yang berasal dari bahan dasar pohon.
Akhir-akhir ini semakin banyak masalah yang timbul disebabkan oleh
antropogenik, khususnya tentang lingkungan. Antropogenik adalah istilah yang
umum dipakai untuk menyatakan
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari limbah hutan ?
2. Apa saja fungsi dari limbah hutan ?
3. Apa saja macam macam limbah hutan ?
4. Apa saja potensi dari limbah hutan ?
5. Bagaimana persentase dari limbah hutan
6. Bagaimana solusi permasalahan limbah hutan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari limbah hutan ?
2. Untuk mengetahui fungsi dari limbah hutan ?
3. Untuk mengetahui macam macam limbah hutan ?
4. Untuk mengetahui potensi dari limbah hutan ?
5. Untuk mengetahui persentase dari limbah hutan
6. Untuk mengetahui solusi permasalahan limbah hutan ?
D. Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan salah satu solusi
penanganan limbah padat industri kehutanan sehingga meminimalisir terjadinya
kerusakan lingkungan oleh limbah limbah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LIMBAH KEHUTANAN
Menurut Pratiwi (2006) Limbah hutan merupakan bagian-bagian pohon
atau tumbuhan sebagai hasil dari sistem pemanenan hutan. Limbah ini sebagian
masih layak dimanfaatkan seperti untuk arang maupun produk produk olahan
yang lain (balok,papan,dan sebagainya). Sedangkan ranting-ranting kecil maupun
serasah seringkali diabaikan pemanfaatannya. Padahal bagian-bagian ini masih
dapat dimanfaatkan khususnya dalam upaya konservasi tanah dan air. Limbah
kehutanan di Indonesia sangat besar jumlahnya dan perlu dimanfaatkan seoptimal
mungkin. Saat ini sebagian besar malah belum dimanfaatkan. Berbagai skenario
diajukan sesuai karakteristik limbah kehutanan (forest residue) tersebut,
kebutuhan pasar dan teknologi pengolahannya. Teknologi pemadatan biomasa
(biomass densification) seperti pemelletan dan pembriketan adalah salah satu
skenario yang menarik untuk diimplementasikan. Secara visual pellet dan briket
berbeda karena dimensinya.
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang
tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi
lingkungan ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat
dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan
pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
Dimensi wood pellet bervariasi dengan diameter antara 6 dan 25 mm
dan panjangnya rata-rata sekitar 40 mm, sedangkan bila diameter produknya lebih
dari 25 mm disebut sebagai briket. Secara pemanfaatan limbah hutan
menjadi briket lebih disarankan, karena ukuran partikel dari pengecilan ukuran
(size reduction), kadar air, dan kadar abu persyaratan pembuatan briket lebih
longgar. Sedangkan untuk pellet khususnya A1 class pellet (premium pellet) harus
menggunakan batang kayu dan dilakukan debarking. A1 class pellet atau premium
pellet adalah pellet dengan kadar abu terendah, dan nilai kalor tertinggi.
Tetapi jika hanya untuk produksi pellet kualitas standard tidak menjadi masalah.
Pellet seperti halnya briket hampir semua bisa untuk konsumsi industri
sebagai bahan bakar ramah lingkungan subtitusi batubara.
Sedangkan apabila lokasi limbah kehutanan tersebut berdekatan dengan
industri-industri yang membutuhkan banyak bahan bakar seperti pabrik
semen, pembangkit listrik dan sebagainya, maka limbah hutan tersebut bisa
langsung di chipping (dikecilkan ukuran menjadi seukuran beberapa cm) untuk
langsung dipakai menjadi bahan bakar industri tersebut. Sedangkan apabila lokasi
limbah kehutanan tersebut juga masih kekurangan listrik ataupun perlu sumber
energi atau panas lain, maka cara lain yang lebih baik adalah dengan
menggunakan teknologi pirolisis kontinyu. Dengan teknologi ini akan
dihasilkan produk berupa arang, biooil dan syngas, yang ketiganya bisa digunakan
sebagai sumber energi. Arang bisa dijual ke pabrik semen atau pembangkit listrik
sebagai bahan bakar ataupun meningkatkan kesuburan tanah dengan diperkaya
berbagai nutrisi untuk tanah yang untuk aplikasi ini arang biasa
disebut biochar. Biooil juga bisa langsung sebagai bahan bakar walaupun nilai
kalorinya hanya sekitar setengah minyak diesel dan syngas yang kaya akan
metanaini berlebih dari sebagian yang dipakai untuk proses pirolisis itu sendiri,
sehingga bisa digunakan salah satunya untuk pembangkit listrik dengan lebih
mudah dengan Internal Combustion (IC) engine seperti gas engine generator.Data
tersebut menunjukkan bahwa potensi limbah kayu cukup besar dan ternyata hanya
sebagian (35-49%) kayu yang diekploitasi dapat digunakan secara maksimal dan
selebihnya berupa limbah kayu. Jika tidak dilakukan pemanfaatansecara optimal
dikhawatirkan hal tersebut akan mencemari lingkungan sekitarnya. Menghadapi
krisis bahan bakar saat ini, energi alternative merupakan salah satu solusi sebagai
penggantian BBM (bahan Bakar Minyak) yaitu dengan melakukan konversi
energi. Sejalan dengan usaha dalam meningkatkan nilai tambah ( value) hasil
hutan dan menghemat penggunaan bahan baku kayu guna menjaga kelangsungan
hutan serta mengurangi ketergantungan akan energi minyak bumi dan gas, maka
perlu dipikirkan bagaimana memanfaatkan potensi limbah kayu sehingga menjadi
barang yang mempunyai nilai jual ekonomis. Berdasarkan permasalahan di
atas, kami akan memaparkan tentang penerapan konsep 3R ( Reduce,
Reuse, and Recycle) dalam memanfaatkan limbah kayu untuk pembuatan briket
arang. 3R merupakan salah satu metode yang bertujuan untuk mendaur ulang
limbah, sehingga dapat digunakan kembali baik dalam proses produksi maupun
untuk dipergunakan di luar industri.
B. FUNGSI LIMBAH HUTAN
Limbah hutan (serasah) berfungsi sebagai (Siregar dan Pratiwi,
1999; Pratiwi, 2000):
1. Limbah hutan yang dimasukkan dalam saluran, akan
terdekomposisi dan menghasilkan unsur-unsur hara penting
bagi tanaman. Aktivitas mikroba meningkat dalam proses
penghancuran unsur-unsur hara penting bagi tanaman. Aktivitas
mikroba meningkat dalam proses penghancuran atau
dekomposisi bahan organic.
2. Biomas segar yang telah terdekomposisi tersebut merupakan
media yang dapat menyerap dan memegang massa air dalam
jumlah besar, sehingga penyimpanan air dalam tanah dapat
berjalan efisien.
3. Bahan organik yang telah terdekomposisi di dalam saluran dapat
diangkat dan digunakan sebagai kompos. Kompos ini akhirnya
dapat memperbaiki kesuburan tanah
4. Dapat meningkatkan keragaman biota tanah, karena mulsa
merupakan niche ecology bagi berbagai jenis biota tanah. Biota
ini akan memanfaatkan energy dan unsur hara didalam mulsa
dan akan menghasilkan senyawa organic yang dapat
memantapkan agregat tanah
5. Limbah hutan yang dimasukkan dalam saluran dapat
berfungsi sebagai penghambat penyumbatan pori makro
dinding saluran oleh sedimen sehingga air akan mudah meresap
ke dalam saluran.
C. MACAM MACAM LIMBAH HUTAN
Limbah utama dari kayu yang jelas adalah potongan-potongan
kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk
gergaji. Limbah tersebut sangat sulit dikurangi, hanya bias dimanfaatkan
seoptimal mungkin menjadi barang lain yang memiliki nilai ekonomis.
Beberapa limbah lain dari sebuah industri furniture sebenarnya memiliki
peran yang besar pada sebuah 'costing' serta dampak lingkungan sehingga
akan sangat bermanfaat apabila bias dikurangi.
Sastrodimedjo dan Simarmata (1981) mengklasifikasikan limbah
berdasarkan tempat terjadinya, sebagai berikut:
1. Limbah yang terjadi di areal penebangan yang berupa
kelebihan tunggak, bagian batang dari pohon yang rusak, sisa
cabang dan ranting.
2. Limbah yang terjadi di tempat pengumpulan kayu sementara
(TPn) yang berupa batang yang tidak memenuhi syarat baik
kualitas maupun ukurannya.
3. Limbah yang terjadi di tempat penimbunan kayu (TPK) yang
umumnya terjadi karena penolakan oleh pembeli karena log
sudah terlalu lama disimpan sehingga busuk, pecah dan
terserang jamur.
Limbah pemanenan kayu yang diamati pada penelitian ini berada
di petak tebang dan TPn. Limbah yang dihitung adalah limbah di bawah
cabang pertama yang berupa limbah tunggak dan sortimen potongan
pendek serta limbah perpanjangan batang utama. Volume limbah yang
didapatkan dari 69 pohon yang ditebang adalah 185.48 m³ dengan rata-rata
volume limbah 2.69 m³/pohon atau 18.55 m³/ha.
D. POTENSI LIMBAH HUTAN
Di Indonesia ada tiga macam industri yang secara dominan
mengkonsumsi kayu alam dalam jumlah relatif besar, yaitu: Industri kayu
lapis, industri penggergajian dan industri Pulp/kertas. Sebegitu jauh
limbah biomassa dari industri tersebut sebahagian telah dimanfaatkan
kembal dalam proses pengolahannya sebagai bahan bakar guna memenuhi
kebutuhan energi industri kayu lapis dan Pulp/kertas.
Hal yang menimbulkan permasalahan menurut Pari. G (2002)
adalah limbah industri penggergajian yang kenyataannya dilapangan
masih ada yang ditumpuk, sebagian besar dibuang ke aliran sungai
mengakibatkan penyempitan alur dan pendangkalan sungai serta
pencemaran air, bahkan ada yang dibakar secara langsung sehingga ikut
menambah emisi gas karbon di atmosfir.
Data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan untuk tahun
1999/2000 menunjukkan bahwa produksi kayu lapis Indonesia mencapai
4,61 juta m³, sedangkan kayu gergajian mencapai 2,6 juta m³ per tahun.
Dengan asumsi bahwa jumlah limbah kayu yang dihasilkan mencapai
61%, maka diperkirakan limbah kayu yang dihasilkan mencapai lebih dari
4 juta m³ (BPS. 2000).
Apabila hanya limbah industri penggergajian yang dihitung maka
dihasilkan limbah sebanyak 1,4 juta m³ per tahun. Angka ini cukup
besar karena mencapai sekitar separuh dari produksi kayu gergajian.
Produksi kayu gergajian dan perkiraan jumlah limbahnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini