Anda di halaman 1dari 6

Pratama Widya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

Volume 6, No. 2, Oktober 2021


pISSN: 25284037 eISSN: 26158396
https://www.ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PW/issue/archive

PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


BERBASIS PENDEKATAN KI HAJAR DEWANTARA
Oleh :
Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
e-mail: sriekusuma58@gmail.com

Diterima 6 September 2021, direvisi 20 September 2021, diterbitkan 1 Oktober 2021

Abstrak
Pendidikan anak usia dini sesungguhnya adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Sekolah sebagai pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga,
sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Keluarga
sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan
pertama, dalam arti keluarga merupakan lingkungan yang paling bertanggung jawab mendidik
anak-anaknya. Pendidikan yang diberikan orang tua seharusnya memberikan dasar bagi
pendidikan, proses sosialisasi dan kehidupannya di masyarakat. Metode dalam Penelitian ini
merupakan Metode Kajian Pustaka yang bertujuan untuk menelaah pendekatan Pembelajaran
yang digunakan pada Ki Hadjar Dewantara. Hasil dari telaah Pustaka menunjukkan bahwa
menurut Ki Hadjar Dewantara, Sistem among yaitu metode pembelajaran dan pendidikan yang
berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love). Sistem Among
tersebut dijelaskan dalam tiga kalimat sebagai berikut: Ing Ngarso Sing Tulodo, Ing Madya
Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, Sistem among yang dikemukakan sangat cocok untuk
diterapkan pada anak – anak yang sudah masuk dalam pendidikan sekolah dasar antara kelas 1
sampai dengan kelas 3. karena pada tahapan ini anak harus diberikan motivasi dan
membangkitkan kemauan sehingga anak terpacu untuk mandiri. Konsep ini juga dapat
digunakan dalam membangun rasa percaya diri dan pembentukan karakter anak.

Kata Kunci: Pendekatan Ki Hadjar Dewantara, Proses Pembelajaran Pendidikan Anak Usia
Dini.

Abstract
Early childhood education is actually a shared responsibility between families,
communities and governments. School as a continuation of education in the family, because
the first and foremost education children get is in the family. The family as the smallest social
unit is the most important and first educational environment, in the sense that the family is the
environment most responsible for educating their children. The education provided by parents
should provide the basis for education, the socialization process and life in society. The method
in this study is a library study method that aims to examine the learning approach used in Ki
Hadjar Dewantara. The results of the literature review show that according to Ki Hadjar
Dewantara, the Among system is a method of learning and education based on care and
dedication based on love. The among system is explained in three sentences as follows: Ing
ngarso sing tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani, The among system is very
suitable to be applied to children who have entered elementary school education between
grades 1 to grade 3. because at this stage the child must be motivated and aroused the will so
that the child is encouraged to be independent. This concept can also be used in building self-
confidence and character building for children.

PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS


PENDEKATAN KI HAJAR DEWANTARA 159
Keywords: Ki Hadjar Dewantara's Approach, Early Childhood Education Learning Process.

I. PENDAHULUAN mental anak. Terbentuknya kepribadian dan


Usia dini (0-8 tahun) merupakan usia kreativitas anak merupakan modal bagi
yang sangat menentukan, dalam penyesuaian diri anak dan lingkungannya,
pembentukan karakter dan kepribadian dan tentunya memberikan dampak bagi
seorang anak. Usia dini sangat menentukan kesejahteraan keluarga secara menyeluruh.
pertumbuhan dan perkembangan manusia Manusia adalah entitas yang akan terus
selanjutnya. Sebab, di usia ini dasar-dasar bertumbuh dan berkembang tanpa henti,
kepribadian anak telah terbentuk. Pada sebab salah satu tanda atau kriteria dari
masa itu juga, anak-anak mengalami salah makhluk hidup adalah tumbuh dan
satu krisis yang disebut krisis pembentukan berkembang. Dengan kata lain dalam
dasar kepribadian. Jika mereka mendapat konteks pengertian ini, manusia tidak
pendidikan yang benar akan terbentuk memiliki pilihan untuk berhenti
dasar-dasar kepribadian yang kuat. berkembang dalam kondisi apapun. Pilihan
Sebaliknya, jika mendapat pendidikan yang kehidupan hanya mengenal dua istilah
salah maka akan terbentuk dasar tumbuh atau mati, berkembang atau tidak
kepribadian yang tidak baik. berkembang; sebagaimana semboyan para
Pendidikan anak usia dini pejuang kemerdekaan mengatakan
sesungguhnya adalah tanggung jawab “merdeka atau mati”. Realitas ini
bersama antara keluarga, masyarakat dan mendorong manusia untuk berusaha
pemerintah. Sekolah sebagai pembantu menjaga kemampuan bertahan hidupnya
kelanjutan pendidikan dalam keluarga, dengan berbagai cara dan metode yang
sebab pendidikan yang pertama dan utama berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai
diperoleh anak ialah dalam keluarga. dengan stimulus dan kontekstualisasi
Keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil stimulus tersebut. Langkah awal yang harus
merupakan lingkungan pendidikan yang dilakukan untuk menghadapi semua
paling utama dan pertama, dalam arti masalah itu harus dipersiapkan sejak
keluarga merupakan lingkungan yang manusia kecil hingga dewasa nanti.
paling bertanggung jawab mendidik anak- Pendidikan anak usia dini merupakan tahap
anaknya. Pendidikan yang diberikan orang awal yang sangat penting untuk diterapkan
tua seharusnya memberikan dasar bagi dan dilaksanakan. Inilah peletak dasar
pendidikan, proses sosialisasi dan pentingnya pendidikan usia dini. Sejak dini
kehidupannya di masyarakat. Dikatakan anak harus diberikan berbagai ilmu (dalam
demikian karena sejak kelahirannya anak bentuk berbagai rangsangan/ stimulan).
berada pada lingkungan dan di bawah Mendidik anak pada usia ini ibarat
asuhan orangtuanya. Pola sikap, perilaku, membentuk ukiran di batu yang tidak akan
dan nilai-nilai yang ditanamkan orangtua mudah hilang, bahkan akan membekas
kepada anak melalui pengasuhannya itu selamanya. Artinya, pendidikan pada anak
merupakan landasan fundamental bagi usia dini akan sangat membekas hingga
perkembangan kepribadian dan tingkah anak dewasa. Pendidikan pada usia dini
laku anak selanjutnya. Dalam hal ini adalah peletak dasar pendidikan
keluarga tetap menjadi kelompok pertama selanjutnya. Keberhasilan pendidikan pada
(primary group) tempat meletakkan dasar usia dini ini sangat berperan besar bagi
kepribadian di dalam keluarga. Orang tua keberhasilan anak di masa – masa
memegang peranan membentuk sistem selanjutnya.
interaksi yang intim dan berlangsung lama Sehingga, dalam membuat Model
ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta kasih Pendidikan yang tepat bagi anak usia dini
dan hubungan yang penuh kasih sayang. pembelajaran harus berpusat pada anak.
Peran orangtua adalah dengan membenahi Artinya, proses pembelajaran disesuaikan

160 Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani


dengan perkembangan dan keadaan anak dari PAUD adalah Budi Pekerti dan Sistem
usia dini. Maka dalam tulisan ini akan Among.
dibahas mengenai proses pembelajaran 1. Budi Pekerti, Materi yang paling
Pendidikan anak usia dini berbasis penting diberikan kepada anak usia dini
pendekatan dari Ki Hajar Dewantara. adalah pendidikan Budi Pekerti. Bentuknya
bukan mata pelajaran budi pekerti, tetapi
II. METODE menanamkan nilai, harkat,dan martabat
Metode Penelitian yang dugunakan kemanusiaan, nilai moral watak, dan pada
merupakan Metode Kajian Pustaka, dimana akhirnya pembentukan manusia yang
data diperoleh melalui telaah Pustaka dari berkepribadian. Budi Pekerti bertujuan
berbagai buku mengenai Konsep dan untuk mengatur kehidupan manusia.
pendekatan Pembelajaran Menurut Ki Pendekatan yang baik dan tepat dalam
Hadjar Dewantara. Adapun Tujuan dari menanamkan budi pekerti pada PAUD
Penelitian ini adalah menelaah Pendekatan menurut aliran ini adalah dengan
pembelajaranan dan Metode Pendidikan memberikan contoh teladan, cerita atau
yang dikemukakan oleh Ki Hadjar dongeng, dan permainan. Dengan
Dewantara dan aplikasinya di sekolah atau pendekatan tersebut kita dapat mendidik
di dunia Pendidikan. anak tentang budi pekerti sedangkan sang
anak tidak merasa bahwa sikapnya sedang
III. PEMBAHASAN dibentuk. Kreativitas dan inovasi guru
Menurut Ki Hajar Dewantara, metode dituntut dalam proses pembelajaran untuk
pendidikan yang sesuai dengan sistem mendidik, khususnya pembentukan sikap
pendidikan ini adalah sistem among yaitu melalui pelajaran yang sedang diberikan.
metode pembelajaran dan pendidikan yang 2. Sistem Among, inti dari sistem among
berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care yang dikemukakan oleh Ki Hajar
and dedication based on love). Yang Dewantara dalam Napitupulu
dimaksud dengan manusia merdeka adalah (2001;15-16) adalah :
seseorang yang mampu berkembang secara - Ing ngarso sing tulodo,
utuh dan selaras dari segala aspek artinya jika pendidik berada
kemanusiaannya dan yang mampu di depan wajib memberikan
menghargai dan menghormati kemanusiaan teladan bagi anak didik.
setiap orang. Selain itu, pembelajaran yang Posisi ini sebaliknya lebih
diberikan kepada anak didik tidak bersifat banyak diberikan kepada
paksaan bahkan perilaku memimpin anak usia dini, tidak perlu
kadang tidak perlu dilakukan. Sebagai banyak nasehat, petuah dan
gantinya, para pendidik harus bersikap ceramah.
ngemong atau among. Para guru - Ing madya mangun karso,
seharusnya tidak membelajarkan artinya jika pendidik berada
pengetahuan mengenai dunia secara di tengah – tengah harus
dogmatik. Sebaliknya, mereka hanya lebih banyak membangun
berada dibelakang anak didik sambil atau membangkitkan
memberi dorongan untuk maju, secara kemauan sehingga anak
halus mengarahkan ke jalan yang benar, mempunyai kesempatan
dan mengawasi kalau – kalau anak didik untuk mencoba berbuat
menghadapi bahaya atau rintangan. Anak sendiri. Anak usia dini
didik harus memiliki kebebasan untuk maju sudah dapat mengerjakan,
menurut karakter masing – masing dan namun lebih tepat setelah
untuk mengasah hati nuraninya. taman kanak-kanak teladan
Pemahaman tentang PAUD menurut pendidik masih diperlukan.
Ki Hajar Dewantara, yang menjadi ciri khas

PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS


PENDEKATAN KI HAJAR DEWANTARA 161
- Tut Wuri Handayani, Sedangkan sistem among yang
artinya jika pendidik di dikemukakan sangat cocok untuk
belakang wajib memberi diterapkan pada anak – anak yang sudah
dorongan dan memantau masuk dalam pendidikan sekolah dasar
agar anak mampu bekerja antara kelas 1 sampai dengan kelas 3.
sendiri. karena pada tahapan ini anak harus
Pada sistem among pendidik haruslah diberikan motivasi dan membangkitkan
mengikuti dari belakang, tetapi kemauan sehingga anak terpacu untuk
memberikan arahan atau bimbingan juga. mandiri. Konsep ini juga dapat digunakan
Anak di beri kebebasan, tetapi di ikuti dalam membangun rasa percaya diri dan
perkembangannya. pembentukan karakter anak.
Penerapan dalam Pendidikan, Ki Hajar Pendekatan dalam PAUD yang dapat di
Dewantara mengutarakan tentang alat gunakan terkait dengan model pendidikan
pendidikan yang dapat digunakan dalam dia atas yaitu (1) Berorientasi pada
mendorong keberhasilan proses pendidikan Kebutuhan anak, sesuai dengan
yaitu : Motivasi (dorongan), memberikan perkembangan jaman saat ini, dibutuhkan
dorongan kepada anak baik dari luar kegiatan pembelajaran yang memberikan
maupun dari dalam agar anak memiliki kemampuan (skill) anak dari segi IPTEK
keinginan untuk melakukan kegiatan baik serta dapat menguasai lebih dari satu
verbal maupun non verbal. Reinforcement bahasa. Kegiatan pembelajaran pada anak
(penguatan), memberikan pengulangan usia dini juga senantiasa berorientasi
kepada anak baik dari luar maupun dari kepada kebutuhan anak untuk mendapatkan
dalam agar anak mengetahui dan layanan pendidikan, kesehatan dan gizi
memahami tentang sesuatu yang diberikan yang dilaksanakan secara integratif dan
oleh guru dalam proses pembelajaran. holistik. Contoh kegiatan kemandirian,
Reward (penghargaan), ketika anak sudah seperti : makan sendiri, mengenakan dan
mampu menyelesaikan tugas lebih dulu melepaskan pakaian, mengeluarkan dan
dengan baik, maka pendidik memberikan menyimpan mainan, dan berkomunikasi
penghargaan kepada anak dengan dengan guru untuk menyampaikan
memberikan acungan jempol atau maksudnya. Setiap anak memiliki potensi
memberikan tanda bintang dan lingkaran yang berbeda, baik potensi diri ataupun
penuh. Punishment (sangsi sosial), ketika lingkungannya. Selain itu, tingkat
anak membuang sampah sembarangan kebutuhannya pun berbeda. Contohnya,
sebagai sangsinya anak disuruh mengambil anak yang memiliki kemampuan diatas rata
sampah dan membuangnya ketempat – rata dapat diberikan pengayaan untuknya,
sampah. sedangkan anak yang memiliki kemampuan
Selain itu, atas dasar keluhuran budi, di bawah rata – rata diberikan bimbingan
tugas pendidik yang utama adalah sesuai dengan kemampuan yang akan
mengembangkan cipta, yaitu dicapainya. (2) Berorientasi pada
pengembangan kognitif atau daya pikir, Perkembangan Anak, perkembangan
mengembangkan rasa, yaitu merupakan suatu proses yang bersifat
pengembangan sikap perilaku/ afektif. kumulatif, artinya perkembangan terdahulu
Mengembangkan karsa, yaitu akan menjadi dasar bagi perkembangan
pengembangan psikomotorik/ ketrampilan. selanjutnya. Oleh sebab itu, apabila terjadi
Pembelajaran pada anak dilakukan hambatan pada perkembangan terdahulu
secara terus menerus/ berkesinambungan, maka perkembangan selanjutnya
menerapkan konsep belajar melalui cenderung akan mendapat hambatan.
bermain, menerapkan konsep belajar Berdasarkan teori perkembangan anak,
dengan cara pemberian contoh atau teladan diyakini bahwa setiap anak lahir dengan
dengan metode bercerita atau mendongeng. lebih dari satu bakat. Bakat tersebut bersifat

162 Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani


potensial dan ibaratnya belum muncul di generasi yang mampu menghasilkan
atas permukaan air. Untuk itulah anak sesuatu untuk kepentingan dirinya dan
perlu diberikan pendidikan yang sesuai orang lain. Efektif, pembelajaran yang
dengan perkembangannya dengan cara efektif terujud karena pembelajaran yang
memperkaya lingkungan bermainnya. Itu dilaksanakan dapat menumbuhkan daya
berarti orang dewasa perlu memberi kreatif bagi anak sehingga dapat membekali
peluang kepada anak untuk menyatakan anak dengan berbagai kemampuan.
diri, berekspresi, berkreasi, dan menggali Menyenangkan, perlu tercipta suasana
sumber-sumber terunggul yang pembelajaran yang menyenangkan
tersembunyi dalam diri anak. (3) AUD sehingga anak memusatkan perhatiannya
Belajar melalui Bermain, bermain adalah secara penuh pada belajar sehingga waktu
kegiatan yang mereka lakukan sepanjang curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil
hari karena bagi anak bermain adalah hidup penelitian, tingginya perhatian anak
dan hidup adalah permainan. Anak Usia terbukti dapat meningkatkan hasil belajar.
Dini tidak membedakan antara bermain, Kondisi yang menyenangkan, aman, dan
belajar, dan bekerja. Anak – anak umumnya nyaman akan mengaktifkan bagian neo-
sangat menikmati permainan dan akan terus cortex (otak berpikir) dan mengoptimalkan
melakukannya di manapun mereka proses belajar dan meningkatkan
memiliki kesempatan. Bermain adalah kepercayaan diri anak. Suasana kelas yang
dunia anak melalui kegiatan bermain anak kaku, penuh beban, guru galak akan
mengembangkan berbagai aspek menurunkan fungsi otak menuju batang
kecerdasannya jamak. Permainan edukatif otak dan anak tidak bisa berpikir efektif,
dapat membantu mengoptimalkannya. reaktif, atau agresif.
Melalui bermain anak juga dapat mengenal Penerapan sembilan pilar yang harus
siapa diri dan lingkungannya, dan tak kalah dilakukan oleh pendidik sebagai pengganti
penting anak dikenalkan kepada Tuhannya keluarga. Sembilan pilar itu adalah,
melalui mahluk ciptaannya. (4) pertama, cinta kepada Tuhan dan semesta
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan beserta isinya. Hal ini bisa diwujudkan
Menyenangkan (PAKEM), menurut UU dengan sering mengajak anak bepergian ke
RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem alam bebas sambil menerangkan dan
Pendidikan Nasional, Pasal 4, ayat 4 menjelaskan seluruh benda-benda yang ada
menyatakan bahwa : pendidikan di alam. Pastikan juga anak mengerti kalau
diselenggarakan dengan memberi semua benda-benda itu ada yang
keteladanan, membangun kemauan, dan menciptakan dan mengatur keadaan
mengembangkan kreativitas peserta didik mereka, yaitu Tuhan. Pilar kedua,
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menumbuhkan rasa tanggung jawab,
yang aktif, dimaksudkan bahwa dalam kedisiplinan, dan kemandirian. Cara
proses pembelajaran guru harus pendidikan ini tidak perlu seperti
menciptakan suasana sedemikian rupa pendidikan militer yang diterapkan dengan
sehingga anak aktif bertanyam keras dan penuh paksaan. "Biarkan anak
mempertanyakan, dan mengemukakan memahami sifat-sifat dari hal-hal yang
gagasan. Belajar harus merupakan suatu kecil, seperti membereskan mainan mereka
proses aktif dari anak dalam membangun sendiri setelah selesai digunakan atau
pengetahuannya, bukan hanya proses pasif belajar sikat gigi sendiri sejak kecil,". Pilar
yang hanya menerima penjelasan dari guru ketiga, yaitu kejujuran. Ajak anak berkata
tentang pengetahuan. Kreatif, artinya apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi
memiliki daya cipta, memiliki kemampuan dan berani mengatakan apa yang dipikirkan
untuk berkreasi (Silberman,1996:9). Peran atau dirasakannya. Pilar keempat adalah
aktif anak dalam proses pembelajaran akan hormat dan santun. Sikap ini bisa dimulai
menghasilkan generasi yang kreatif, artinya dengan mengajarkan cara memperlakukan

PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS


PENDEKATAN KI HAJAR DEWANTARA 163
adik atau kakak atau teman main anak-anak sendiri. Anak usia dini
sesuai dengan keadaan dan kondisi yang sudah dapat mengerjakan,
dihadapi. Kemudian pilar kelima yaitu namun lebih tepat setelah
kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama. taman kanak-kanak teladan
Dapat dirangsang dengan bermain pendidik masih diperlukan.
bersama-sama anggota keluarga dengan - Tut wuri handayani, artinya
model permainan membangun bangunan jika pendidik di belakang
pasir atau membuat rumah-rumahan dari wajib memberi dorongan
mainan plastik. Pilar keenam melingkupi dan memantau agar anak
percaya diri, kreatif, kerja keras, dan mampu bekerja sendiri.
pantang menyerah. Implementasi aspek ini Sistem among yang dikemukakan sangat
bisa dikembangkan dengan permainan yang cocok untuk diterapkan pada anak – anak
dilakukan seperti membentuk karakter pada yang sudah masuk dalam pendidikan
pilar kelima. Pilar ketujuh adalah keadilan sekolah dasar antara kelas 1 sampai dengan
dan kepemimpinan. Bisa juga diajarkan kelas 3. karena pada tahapan ini anak harus
melalui membaca atau dibacakan cerita- diberikan motivasi dan membangkitkan
cerita para raja yang mencerminkan sikap kemauan sehingga anak terpacu untuk
adil dalam memimpin. Pilar kedelapan dan mandiri. Konsep ini juga dapat digunakan
kesembilan, yaitu sikap baik dan rendah dalam membangun rasa percaya diri dan
hati serta toleransi, cinta damai, dan pembentukan karakter anak.
persatuan, dapat dipatrikan kepada anak
melalui kegiatan bersifat kompetitif dan DAFTAR PUSTAKA
kreatif yang mengajarkan anak bersikap Abidin, Zainal, 2000. Filsafat Manusia:
sportif terhadap apa pun hasil kegiatan Memahami Manusia Melalui
tersebut. Filsafat, Bandung: Remaja
Rosdakarya,
IV. SIMPULAN Dewantara, Ki Hadjar. 1977. Bagian
Sistem among yaitu metode Pertama: Pendidikan. Cetakan
pembelajaran dan pendidikan yang kedua. Yogyakarta: Majelis Luhur
berdasarkan pada asih, asah dan asuh Persatuan Taman Siswa.
(care and dedication based on love). Sistem Roopnarine, Jaipul L. James E. Johnson.
among tersebut dijelaskan dalam tiga 2005. Approach to Early Childhood
kalimat sebagai berikut: Education 4th Edition. Ohio: Merrill
- Ing ngarso sing tulodo, Prentice Hall.
artinya jika pendidik berada Sardy, Martin, 1985.Pendidikan Manusia,
di depan wajib memberikan Bandung: Alumni
teladan bagi anak didik. Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep
Posisi ini sebaliknya lebih Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
banyak diberikan kepada Jakarta: PT. Indeks.
anak usia dini, tidak perlu http://parenting.pustaka-lebah.Model
banyak nasehat, petuah dan Pendidikan Anak Usia Dini.com
ceramah. (diambil pada hari Selasa, 29 Januari
- Ing madya mangun karso, 2021).
artinya jika pendidik berada
di tengah – tengah harus
lebih banyak membangun
atau membangkitkan
kemauan sehingga anak
mempunyai kesempatan
untuk mencoba berbuat

164 Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani

Anda mungkin juga menyukai