Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : ILHAM FIRDAUS

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 857112001

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDK4001/ Pengantar Pendidikan

Kode/Nama UPBJJ : JAKARTA 21

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1. Amalia adalah guru yang baru lulus sebagai CPNS dan di tugaskan untuk mengajar di salah
satu SMP negeri Pangkal Pinang. Ia mulai mengenali dan memperhatikan murid-muridnya untuk
mengetahui metode mengajar yang paling pas untuk di terapkan dikelas. Sultan sang ketua kelas
memiliki perawakan yang tinggi, berkulit sawo matang, dan sangat aktif dikelas. Prima salah
seorang siswinya yang berbadan mungil, berwajah bulat tak kalah aktifnya. Ada salah satu siswa
yang sangat pendiam, namun sangat memperhatikan proses pembelajaran. Ada juga siswa yang
tidak memperhatikan dalam proses belajar namun sangat aktif saat pelajaran olahraga dan
ekstrakulikuler.
Amalia memiliki murid kembar identik dikelasnya yang bernama Randa dan Rendi. Mereka
sangat sulit untuk dikenali dari segi fisik, perbedaannya hanya terletak pada lesung pipi, ada yang
dikanan dan ada yang dikiri namun dari segi sifat dan kegemaran mereka berbeda. Randa anak yang
sedikit berbicara, jarang memperhatikan proses pembelajaran dan sibuk dengan kertas yang ia
gambar. Sedangkan Rendi anak yang sangat aktif berbicara, tidak menyukai kesenian dan menyukai
pembelajaran yang bersifat hitungan

Berdasarkan kasus tersebut, analisislah aspek hakikat manusia yang paling dominan, berikan alasan
Anda.

 Pada kasus ini aspek hakikat yang paling dominan adalah manusia sebagai makhluk
individu, karena manusia sebagai individu atau sebagai pribadi merupakan kenyataan
yang paling ril dalam kesadaran manusia, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat
dibagi, memiliki perbedaan dengan manusia yang lain, walaupun mereka kembar indentik
pasti memiliki perbedaan entah itu di segi sifat, kegemaran, dan potensi yang lebih
menonjol, sehingga bersifat unik dan merupakan subjek yang otonom.

2. Secara yuridis, pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa "Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan
zaman.
Jika pendidikan tidak berakar pada nilai-nilai agama, pendidikan tidak dapat, meningkatkan
kualitas hidup dan kehidupan manusia, masyarakat atau bangsa dalam artian seutuhnya. Demikian
pula, jika pendidikan dilaksanakan dengan berakar pada kebudayaan masyarakat atau bangsa lain,
akibatnya akan menimbulkan sosio-kultural, bahkan mungkin akan mengikis identitas bangsa dan
muncul masyarakat baru yang terputus dari dimensi kesejarahan kebudayaan bangsanya. Dengan
pernyataan ini, tidak berarti bahwa kita tidak boleh menerima kebudayaan bangsa lain. Dalam
rangka mengembangkan, memajukan, dan memperkaya kebudayaan melalui pendidikan, boleh saja
kita mengadopsi kebudayaan bangsa lain sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
kebudayaan nasional Indonesia.

Berdasarkan wacana tersebut analisislah pentingnya nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional
Indonesia sebagai landasan yuridis pendidikan.

 Berdasarkan wacana tersebut dapat di simpulkan bahwa Pendidikan nasional harus


berakar pada nilai – nilai agama, hal ini dilandasi oleh isi “ pembukaan” UUD 1945 yang
menegaskan bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara
menjamin kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk dan beribadah sesuai
agama dan kepercayaannya, selain beharus berakar pada nilai – nilai agama pendidikan
juga harus berakar pada kebudayaan nasional Indonesia. Jadi dengan pernyataan tersebut
tidak berarti bahwa kita tidak boleh menerima kebudayaan bangsa lain, dalam rangka
mengembangkan, memajukan dan memperkaya kebudayaan boleh saja kita mengadopsi
kebudaan bangsa lain sepanjang tidak bertentangan dengan nilai – nilai kebudayaan
nasiona Indonesia.

3. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar tanggung jawab kodrati dan atas dasar
kasih sayang yang secara naluriah muncul pada diri orang tua. Pelaksanaan pendidikan berlangsung
secara alamiah atau berlangsung secara wajar. Oleh karena itu, pendidikan dalam keluarga disebut
pendidikan informal. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam
masyarakat karena dalam keluarga manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa.
Pola asuh menentukan keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga, keberhasilan keluarga
dalam menanamkan nilai-nilai kebijakan pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang
diterapkan orang tua pada anaknya. Beberapa pola asuh yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan
permisif. Pada pola asuh otoriter kekuasaan orang tua dominan, anak tidak diakui secara pribadi,
kontrol terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orang tua menghukum anak yang tidak patuh.
Pada pola asuh demokratis terdapat kerja sama antara orangtua-anak, anak diakui sebagai pribadi,
ada bimbingan dan pengarahan dari orang tua, kontrol orang tua tidak kaku. Pola asuh permisif
didominasi olehh anak, sikap longgar atau kebebasan dari orang tua, kontrol dan perhatian orang
tua sangat kurang.
Salah asuh pada anak dapat memberikan dampak negatif pada kepribadian atau kecerdasan
emosi yang rendah. Anak akan menjadi acuh, rasa tidak percaya pada orang lain, berprilaku agresif,
menjadi minder, emosi tidak stabil dan lain sebagainya.
Berdasarkan wacana tersebut dapat diketahui bahwa keluarga sebagai lingkungan
pendidikan formal memiliki peran penting dalam keberhasilan anak, Analisislah lingkungan dan pola
asuh mana yang paling sesuai diterapkan kepada anak?

 Pola Asuh yang paling sesuia dengan pendidikan anak dirumah di pengaruhi Berbagai
factor yang ada dan terjadi di dalam keluarga akan turut menentukan kualitas hasil
pendidikan anak, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama
dalam masyarakat, bentuk dan isi serta cara –cara pendidikan didalam keluarga akan
selalu mempengaruhi tumbuh kembangnya, watak, kribadian, dan budi pekerti tiap – tiap
manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga akan digunakan oleh anak sebagai
dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Oleh karena itu POLA ASUH
DEMOKRATIS yang sesuai, untuk diterapkan karena pola asuh demokratis mencakup
bagaimana kerja sama antara orang tua dan anak, ada bimbingan dan penngarahan dari
orang tua ada kontrol orang tua, agar anak dapat menjadi orang yang berguna bagi bangsa
, agama dan negara, selain itu dengan pola asuh ini akan mempengaruhi kecerdasan emosi
anak yang lebih baik di banding dengan metode pola asuh yang lain, karena dengan pola
asuh ini anak dan orang tua saling melengkapi dan saling menghargai satu sama lain
sehingga terjadi keharmonisan di dalam keluarga dan akhirnya akan mempengaruhi
psikologinya lebih baik serta timbul rasa percaya diri, dan kecerdasan emosi yang baik
pula.

4. Proses pendidikan menurut pedagogik berlangsung sejak lahir sampai anak mecapai dewasa.
Proses pendidikan merupakan interaksi antarberbagai unsur pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. maksudnya, proses pendidikan merupakan kegiatan social atau pergaulan antar
pendidik dengan peserta didik dengan menggunakan isi atau materi pendidikan, metode, dan alat
pendidikan tertentu yang berlangsung dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
Pendidikan memiliki berbagai unsur yang saling mendukung dalam prosesnya yaitu : tujuan
pendidikan (berfungsi sebagai pemberi arah bagi semua kegiatan dalam proses pendidikan),
pendidik (membantu merumuskan tujuan pendidikan, menciptakan situasi dan kondisi lingkungan
belajar yang kondusif, memfasilitasi peserta didik untuk mendapatkan materi pendidikan serta
menyelenggarakan proses pendidikan), peserta didik (untuk mendidik diri belajar), materi
pendidikan (sebagai apa yang dipelajari peserta didik), metode dan alat berfungsi sebagai cara
memperlancar proses pendidikan. dan lingkungan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses
pendidikan.
Berdasarkan wacana tersebut analisislah proses pendidikan yang ideal!

 Berdasarkan wacana tersebut proses pendidikan yang ideal adalah pertama memiliki
tujuan yang jelas kemana arahnya, lalu adanya pendidik yang dapat merumuskan tujuan
pendidikan serta menciptakan situasi dan kondisi yang nyaman untuk belajar untuk
peserta didik dan melaksanakan proses pendidikan yang baik serta menyenangkan,
adanya materi pendidikan sebagai apa yang akan di pelajari peserta didik, serta adanya
metode dan alat yang tepat, menyenangkan dan mudah dicerna peserta didik untuk
mempermudah proses belajar mengajar. Dan didukung dengan adanya peserta didik yang
mau di didik. Sehingga terciptalah proses pendidikan yang ideal dan menyenangkan
5. Filsafat progresivisme telah memberikan kontribusi besar di dunia pendidikan yang telah
meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik. Peserta didik diberikan
kebebasan secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat, kreativitas dan
kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan. Hal ini menjadikan
peserta didik memiliki kualitas dan terus maju sebagai generasi yang akan menjawab tantangan
zaman.
Perkembangan teknologi membuat informasi dapat tersebar dengan luas. Guru bukan lagi
sebagai sumber satu-satunya dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Pengetahuan dapat diperoleh
melalui teknologi informasi maupun melalui pengalaman ketika peserta didik kontak langsung
dengan realita. Peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki kemampuan untuk berpikir,
mampu menjelajahi kebutuhan, masalah dan minatnya sendiri maka guru seharusnya berperan
sebagai fasilitator. Guru berperan untuk memimpin dan membimbing pengalaman belajar tanpa
ikut campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan peserta didik, sedangkan peserta didik berperan
sebagai organisme rumit yang mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh.

Berdasarkan wacana tersebut analisislah pandangan aliran pendidikan progresivisme dalam


menolak pendidikan tradisonal dalam upaya menghadapi tantangan zaman.

 Berdasarkan wacana tersebut upaya kita dalam menghadapi tantangan zaman adalah
menjadi guru yang bisa mendidik anak jangan hanya dari segi materi karena jika kita
hanya bisa mendidik dari segi materi maka kita akan kehilangan fungsi sebagai guru,
namun kita harus mampu menjadi guru/seorang pendidik yang dimana teknologi tidak
dapat menggantikannya seperti mendidik dari segi adab, akhlak serta karakter karena hal
ini tidak akan bisa di gantikan oleh teknologi. Serta guru dapat membimbing memberikan
pengetahuan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk diri si peserta didik, dan
terus menggali bakat serta potensi peserta didik. Sehingga guru tetap memiliki fungsi dan
tidak tergantikan posisinya dengan teknologi-teknologi canggih sekarang yang memiliki
berbagai macam ilmu di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai